Share

Bab 205

Author: Sierra
Wenny menolak, "Nggak boleh!"

Sambil berkata begitu, Wenny berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya.

Saat itu, tanpa sengaja Wenny justru mendorong bagian tangan kirinya. Hendro tiba-tiba mengerang pelan karena rasa sakit.

Wenny pun terdiam dan berhenti bergerak. "Kamu kenapa?"

Hendro menatapnya, lalu berkata, "Wenny, tanganku sakit."

Hendro mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkannya di depan Wenny.

Wenny tahu tangan kirinya memang terluka cukup parah, tetapi dia tidak tahu waktu itu tangan Hendro sampai harus dijahit sebanyak 23 jahitan. Meski benangnya kini sudah dilepas, bekas luka yang dalam masih tertinggal di telapak tangannya. Bentuknya seperti ulat bulu yang menempel.

Lorong rumah sakit itu hanya ada mereka berdua. Lampu di atas kepala menyala temaram dan memancarkan cahaya hangat. Jarak di antara mereka terasa makin dekat, bahkan detak jantung masing-masing bisa terdengar jelas di telinga. Hendro menatapnya, lalu sekali lagi berucap, "Wenny, kamu lihat sendiri, 'kan? Tan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 206

    Meskipun sudah berbaring, Wenny tetap tidak bisa tertidur. Tidak lama kemudian, suara ketukan kembali terdengar. Seseorang datang lagi.Siapa lagi kali ini?Wenny membuka pintu bangsal. Di luar pintu, berdiri Sutinah yang terlihat tergesa-gesa. "Nyonya Wenny."Wenny keluar dari bangsal sambil bertanya, "Sutinah, kenapa kamu ke sini?"Wajah Sutinah dipenuhi kekhawatiran. "Nyonya Wenny, Pak Hendro kena efek dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia. Tolong Nyonya ke Taman Baloi untuk lihat keadaan Pak Hendro.""Bukankah tadi dia sendiri yang suruh kamu cari gadis muda yang masih perawan dan antar ke sana? Aku nggak akan ke sana." Wenny berniat kembali ke dalam."Nyonya Wenny!" Sutinah buru-buru memanggilnya. Dia melanjutkan, "Pak Hendro bilang semua itu cuma karena emosi. Dia sengaja bilang seperti itu biar kamu dengar. Masa kamu nggak sadar?"Tangan Wenny yang sedang memegang gagang pintu refleks terhenti sesaat."Nyonya Wenny, hari itu waktu di resor, Pak Steve memang jadi tameng dan me

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 207

    Hendro mengangkat kepalanya. Dia melihat sosok yang anggun dan bersih. Wenny datang!Hendro pun menekan bibir tipisnya. "Untuk apa kamu datang ke sini? Siapa yang menyuruhmu datang?"Wenny melangkah masuk ke ruang tamu dan berjalan ke hadapannya."Sutinah!" panggil Hendro. Dia melanjutkan, "Sutinah, orang yang kusuruh kamu siapkan kenapa masih belum datang?"Namun, tidak ada suara yang membalasnya.Tak ada satu pun orang yang menjawab.Wenny pun tetap diam tanpa berkata apa-apa.Hendro mengangkat tangannya, lalu menarik longgar kancing kerah kemejanya. Dia memandang Wenny sambil mengusir, "Keluar!"Wenny menurunkan bulu matanya yang lentik dan indah. Dia menatapnya sambil berkata pelan, "Kalau gitu, aku benar-benar keluar ya."Wenny langsung berbalik dan hendak pergi.Namun saat berikutnya, tangan seorang pria yang ramping dan kuat tiba-tiba meraih lengannya dan mencengkeramnya erat. Gigi Hendro terkatup rapat saat menyebut namanya, "Wen ... ny!"Hendro memanggil namanya karena terlalu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 208

    Tubuh Wenny menegang. Dia langsung berusaha melepaskan diri. "Hendro, jangan!"Namun, Hendro malah memeluknya erat. Dia menarik Wenny kembali dan menindihnya lagi ke sofa, lalu menunduk dan langsung mencium bibir merah Wenny.Wenny terus-menerus memberontak. Justru karena gerakan itu, Hendro menjadi makin sulit menahan diri. Dorongan emosi yang menumpuk akhirnya membuatnya tak sengaja menyenggol sebuah vas bunga hingga jatuh. Koran dan majalah yang ada di atas meja pun berhamburan ke karpet ....Tak lama kemudian, Wenny berhenti bergerak. Kepalanya sempat terbentur pada sandaran atas sofa. Rasa sakit itu membuat air mata menetes dari ujung matanya.Tubuh pria di atasnya tiba-tiba menegang. Sepasang matanya yang hitam pekat penuh dengan ketidakpercayaan. Dia menatap Wenny sambil bertanya dengan terkejut, "Kenapa kamu masih ... perawan?"Hendro mengira Wenny sudah tidak perawan.Hendro tidak berani membayangkan dia masih perawan.Wenny perlahan bangkit, lalu langsung menggigit pundaknya

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 209

    Hendro masih belum terbangun. Jelas, dia tidak bisa memberi jawaban untuk pertanyaan itu.Di saat itulah, ponsel Wenny tiba-tiba menyala. Ada panggilan masuk.Mona yang meneleponnya.Wenny menekan tombol terima, lalu suara Mona yang terdengar cemas langsung terdengar dari seberang sana. "Halo, Wenny, kamu di mana? Cepat balik ke asrama. Terjadi sesuatu pada Yuvi!"Apa?Terjadi sesuatu pada Yuvi?Wenny langsung menutup telepon. Dengan hati-hati, dia melepaskan diri dari pelukan Hendro. Kemudian, dia memungut pakaian yang berserakan di atas karpet dan buru-buru mengenakannya. Tanpa buang waktu, dia cepat-cepat meninggalkan tempat itu.Begitu Wenny pergi, tak lama kemudian terdengar suara pelan. Pintu besar Taman Baloi terbuka dan seseorang melangkah masuk diam-diam tanpa suara.Orang itu adalah Mona!Mona datang!Begitu masuk, Mona langsung melihat sosok Hendro yang masih tertidur lelap di atas sofa, serta pakaian-pakaian yang berserakan di atas karpet. Siapa pun yang melihatnya pasti ta

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 210

    Sutinah menjelaskan, "Setelah Nyonya Wenny masuk ke bangsal, aku cuma bisa mengikuti perintahmu untuk mencari seorang gadis muda yang masih perawan dan membawanya kemari."Orang yang dimaksud adalah Mona.Wajah Hendro sama sekali tidak memperlihatkan emosi apa pun ketika berujar "Oke, aku sudah paham."Hendro lalu melangkah masuk ke kamar mandi dan mulai mandi air dingin.Air sedingin es mengguyur kepalanya dan membasahi seluruh tubuhnya. Dia menundukkan wajah tampannya, lalu membiarkan air terus menyiram dirinya dan membersihkan semua jejak di tubuhnya.Di tubuhnya, ada beberapa bekas cakaran. Di bahunya, bahkan ada satu bekas gigitan kecil yang dalam. Tadi malam, Hendro mengira semua bekas itu adalah jejak yang ditinggalkan oleh Wenny.Namun nyatanya, bukan.Tadi malam, semua itu hanyalah mimpi.Hendro hanya mengalami mimpi penuh gairah tentang dirinya dan Wenny.Akan tetapi, Wenny sama sekali tidak pernah datang.Yang tidur bersama Hendro ternyata adalah teman kuliah Wenny.Hendro m

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 211

    Wenny buru-buru kembali ke asrama putri. Begitu sampai di sana, dia langsung melihat Yuvi yang sedang duduk dengan kaki terluka."Wenny, aku nggak apa-apa kok. Cuma tadi pas jalan kakinya keseleo. Pergelangan kakiku jadi bengkak. Tapi, aku sudah oleskan minyak urut. Sebentar lagi pasti akan membaik. Kenapa Mona sampai telepon dan suruh kamu pulang? Padahal ini bukan masalah besar."Ternyata Yuvi hanya keseleo.Di telepon tadi, Mona memang bilang terjadi sesuatu pada Yuvi, tetapi tidak jelas menyebutkan kejadian pastinya. Jadi, Wenny sempat sangat khawatir."Kalau gitu, kamu duduk diam di sini saja. Jangan banyak bergerak.""Aku tahu kok."Wenny memeriksa pergelangan kaki Yuvi yang bengkak dan memerah. Setelah memastikan memang tidak terlalu parah, barulah dia merasa tenang. Dia lalu mengambil piyama dan masuk ke kamar mandi untuk mandi air hangat.Tubuhnya terasa pegal-pegal dan nyeri. Di kulitnya, masih ada bekas-bekas cupang yang ditinggalkan Hendro semalam, begitu banyak dan rapat.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 212

    Saat itu, suara dering ponsel yang merdu tiba-tiba berbunyi. Wenny mendapat panggilan, lebih tepatnya dari Steve.Pria itu berujar, "Wenny, hari ini aku keluar dari rumah sakit. Kalau kamu nggak datang, aku bakal pulang sendiri lho."Wenny langsung menepuk keningnya. Dia bisa-bisanya lupa kalau hari ini Steve akan pulang dari rumah sakit.Wenny pun buru-buru berangkat ke rumah sakit.....Di sisi lain, Hendro juga sudah sampai di rumah sakit. Dia masuk ke bangsal VIP dan melihat Hana di sana.Hana terbaring di ranjang dengan mengenakan baju pasien yang kebesaran. Wajahnya pucat pasi seperti selembar kertas dan dia masih dalam kondisi tidak sadarkan diri.Hendro melangkah mendekat ke sisi ranjang, lalu bertanya, "Ada apa dengan Hana?""Pak Hendro, semalam kamu meninggalkan Hana sendirian. Dia terlalu sedih sampai akhirnya jatuh pingsan di tempat, lalu langsung dilarikan ke ruang operasi rumah sakit untuk diselamatkan.""Walaupun Hana berhasil diselamatkan, sampai sekarang dia belum sada

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 213

    Hendro mengatakan, hubungannya dengan Wenny sudah berakhir.Hana merasa sangat gembira. Dia langsung menerjang ke dalam pelukan Hendro dan memeluknya erat-erat. "Hendro, aku tahu Wenny memang pandai goda pria. Aku nggak menyalahkanmu karena sempat sedikit menyukainya. Aku tahu kamu nggak mungkin meninggalkanku. Orang yang paling kamu cintai tetap aku, 'kan?"Hendro memang sempat punya sedikit perasaan pada Wenny. Hanya saja, satu-satunya orang yang benar-benar dia cintai dari dulu hingga sekarang tetaplah gadis kecil yang pernah bersamanya di dalam gua. Orang itu adalah Hana.Hendro pun merentangkan kedua tangannya dan memeluk Hana.Andy terlihat sangat senang. Selama Hana bisa bahagia, sebagai ayah dia pun ikut merasa lega.Landy juga terlihat sangat gembira. Namun begitu teringat pada Wenny, sepasang matanya langsung dipenuhi kebencian yang dalam.Landy benar-benar tidak menyangka, Wenny si orang kampungan itu ternyata bisa membuat Hendro sampai sedikit menyukainya.‘Dasar jalang itu

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 225

    Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 224

    “Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 223

    Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 222

    Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 221

    Wenny mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Yuvi, aku baik-baik saja.”Wenny mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi telepon rumah lama Keluarga Jamil.Bu Lisa merasa sangat gembira. “Wenny, akhirnya kamu bersedia telepon Nenek. Nenek kangen sekali sama kamu ….”Wenny mengangkat kelopak matanya, lalu melihat bayangan mobil mewah itu. “Nenek, malam ini aku nggak ada kelas. Aku bisa temani kamu makan malam di rumah.”“Bagus sekali. Kebetulan malam ini Hendro juga pulang. Nenek tunggu kepulanganmu.”“Oke.”Setelah panggilan ditutup, Wenny melihat ke sisi Yuvi. “Yuvi, aku mesti pulang ke rumah lama.”“Oke, kamu temani Bu Lisa makan malam sana.”Wenny menatap Yuvi. “Bukan, aku pergi untuk cari tahu siapa sebenarnya sugar daddy di belakang Mona.”‘Apa?’Yuvi terbengong.…Mobil mewah edisi panjang Rolls-Royce melaju kencang di jalan raya. Sutinah mengendarai mobil di depan, sedangkan Mona duduk di baris belakang. Dia sedang menatap pria di sampingnya.Hendro mengenakan setelan jas hitam

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 220

    Tadi, Wenny sudah mencoba suhu airnya. Air itu hanya hangat dan sama sekali tidak panas.Tatapan mata Wenny yang jernih perlahan menatap wajah Mona. "Kamu sengaja tuduh Fany, sebenarnya targetmu dari awal adalah aku, 'kan?"Mona malah mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Ya."Yuvi yang berdiri di samping benar-benar dibuat kesal. "Mona, kamu gila ya? Selama ini, Wenny selalu menganggapmu sebagai teman. Apa kamu lupa waktu di Hotel Gosan, siapa yang nekat datang menyelamatkanmu setelah kamu dibawa paksa sama Pak Melvin? Nggak masalah kalau kamu menjauhi kami setelah sukses, tapi kamu malah balas kebaikan Wenny dengan kejahatan? Apa kamu masih punya hati nurani?"Mona sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah membalas sambil tersenyum sinis, "Akhirnya kalian jujur juga. Selama ini, sebenarnya kalian cuma iri sama aku. Kalian iri karena aku punya pacar yang kaya raya. Kalian iri karena aku bisa jadi artis terkenal."Iri?Yuvi sampai kehabisan kata. "Kalau berani, coba sebut nama p

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 219

    Fany dibawa ke kantor polisi?Ekspresi Wenny langsung berubah setelah mendengar kabar itu. Dia segera menutup telepon, lalu berkata pada Yuvi, "Yuvi, aku harus pergi ke kantor polisi.""Wenny, aku ikut kamu."....Di kantor polisi, Wenny dan Yuvi akhirnya bertemu dengan Fany yang kini sedang ditahan di ruang tahanan. Wenny menggenggam sepasang tangan Fany yang terasa dingin. "Fany, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa sampai ditahan di sini?"Wajah Fany terlihat pucat dan linglung. "Wenny, ini semua ada hubungannya sama Mona si artis terkenal itu."Kemudian, Fany menceritakan semuanya dari awal, "Tadi, Nona Mona datang ke Ella untuk sesi pemotretan majalah. Dalam prosesnya dia perlu pakai sling pengaman, tapi ternyata talinya sudah dipotong duluan. Saat sesi pemotretan berlangsung, talinya putus dan dia langsung jatuh. Waktu itu, Nona Mona tiba-tiba menunjukku di hadapan semua orang. Dia bilang, dia lihat aku potong tali itu dengan mata kepalanya sendiri. Akhirnya, polisi data

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 218

    Mona langsung menghentikan langkahnya. "Wenny, Yuvi, kebetulan banget. Kalian juga di sini."Wenny dan Yuvi berniat melangkah mendekati Mona.Namun, para pengawal berbaju hitam langsung berdiri di depan mereka. "Berhenti!"Mona pun melambaikan tangan, lalu berucap sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, mereka ini teman kuliahku."Begitu mendengar ucapan Mona, para pengawal pun segera mundur. Wenny dan Yuvi baru bisa melangkah maju dan berdiri di depan Mona."Mona, kamu sudah jadi artis terkenal?" Yuvi menatap ke arah Mona.Mona mengangkat alis, lalu menjawab santai, "Ya, aku sudah punya pacar. Pacarku yang membantuku jadi artis terkenal.""Pacar? Mona, kamu sudah pacaran? Kenapa sebelumnya kami nggak pernah dengar kamu punya pacar?"Mona tersenyum sangat manis. "Pacarku ganteng dan kaya raja. Dia juga sayang banget padaku."Sambil berkata begitu, Mona melangkah lebih dekat. Dia meraih tangan kecil Wenny sambil berujar, "Wenny, sekarang hidupku sangat bahagia. Kamu pasti ikut senang, 'kan? K

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 217

    Wenny berbaring membelakangi Hendro, sementara pria itu duduk di tepi ranjang. Keduanya seperti sepasang suami istri yang baru saja bertengkar.Hendro mengepalkan tangannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya mengucapkan satu kata, "Oke."Setelah itu, Hendro bangkit dan pergi.Dia benar-benar pergi.Air mata yang sejak tadi coba Wenny tahan kembali jatuh tanpa bisa dikendalikan. Dia menarik selimut, lalu menutup rapat wajah mungilnya yang sudah penuh air mata di baliknya. Tidak ada yang perlu dianggap serius. Lagi pula, mereka hanya melakukannya sekali. Berhubung Hendro tidak menyukainya, anggap saja semalam dirinya telah digigit anjing.Akan tetapi, hati Wenny tetap terasa sangat sakit.Wenny tahu betul, dia masih mencintai Hendro.Dia masih sangat mencintai pria itu.....Setelah hari itu, Wenny dan Hendro tidak pernah lagi saling menghubungi. Selama beberapa waktu terakhir, orang yang paling sering menjadi perbincangan adalah Mona.Mona tiba-tiba mengikuti sebuah program varie

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status