Share

Cinta Wanita Matre
Cinta Wanita Matre
Author: Ayyu S

Bab 1

Author: Ayyu S
last update Last Updated: 2022-02-01 04:00:00

London, 2021

Blitz

Blitz

Blitz

Tubuhnya bergonta-ganti gaya seiring dengan kilatan blitz kamera yang menyrot ke arahnya. Mimik wajah, sorot mata, gerak tubuh, semua berkolaborasi agar menjadi pose yang apik.

Fotografer dengan telaten mengarahkan gerakannya agar terlihat pas di kamera.

"Oke, Grace bisa istirahat sebentar."

Dia Grace Wyne, seorang model berkebangsaan Indonesia yang sudah lama meniti karir di dunia modeling. Model tidak hanya sekedar profesi, namun juga napas bagi Grace. Ia memasuki dunia modeling hanya dengan alasan sederhana, ia menyukai kesempurnaan.

Bagi Grace tampil sempurna di depan semua orang adalah hal yang wajib ia lakukan. Ia tidak menyukai cela. Dan disini, dibawah naungan agensi selama bertahun-tahun, Grace selalu mengupayakan dirinya menjadi lebih dari orang lain.

"Elle baru saja menelpon, katanya dia terlalu sibuk menyiapkan konsernya selama tiga minggu ini, jadi dia belum sempat mengabarimu."

Grace hanya memutar bola matanya malas menanggapi. Dia Gabby, teman sekaligus personal assistant-nya, yang telah setia jatuh bangun bersama dalam membangun karirnya.

"Aku merasa tenang tidak mendapatkan kabar darinya."

Gabby menyodorkan sebotol air mineral. Dia tahu Grace pasti kehausan karena sudah satu jam menjalani photoshoot di bawah terik matahari.

"Sayangnya ketenangan mu sebentar lagi usai. Besok kita harus kembali ke Indonesia, dan yang pasti kau akan bertemu dengannya."

Grace menghela napas panjang. "Hah, kepalaku langsung berdenyut mendengar ucapanmu." keluhnya.

Mau tidak mau Gabby terkekeh. "Terima saja nasibmu, memiliki sepupu sempurna seperti dia."

Ya, Elle adalah sepupu Grace. Namun sejak ia mengetahui fakta itu, tidak sekalipun ia menyukak Elle. Karakter dan kepribadian mereka terlalu bertolak belakang. 8 tahun bersama di Landon, tidak membuat kebencian Grace menghilang. Setidaknya hanya satu bulan terakhir ini ia merasa bebas dan bernapas lega ketika Elle harus pulang lebih dulu ke Indonesia untuk menyiapkan konser.

Kedua orang tua Elle telah meninggal sejak gadis itu kecil dalam sebuah kecelakaan. Orang tua Grace memutuskan untuk merawat Elle, mengingat Ibu Elle adalah saudara kandung satu-satunya.

Mendapatkan saudara yang selalu sempurna tidak selalu menjadi berkah. Setidaknya itu yang Grace rasakan.

"By, sudah dapat tinggal untukku?"

Gabby yang sedang meneguk minumannya terasa ingin tersedak. Tiap kali membicarakan kepulangan mereka ke Indonesia, Grace selalu mengungkit tentang tempat tinggal baru.

"Mencari tempat tinggal tidak semudah yang kau bayangkan. Kemarin aku sudah memberimu 10 pilihan, tapi semua kau tolak."

Grace selalu ingin yang sempurna. Tidak hanya dalam hal penampilan, melainkan juga dalam pemilihan tempat tinggal. Sedikitpun tidak ada toleransi. Agen properti sudah mengirimkan 10 pilihan tempat tinggal yang menurut Gabby sudah sangat istimewa, namun di mata Grace semua bercelah.

Dia ingin rumah di kawasan pusat kota yang dekat dengan berbagai fasilitas umum, namun dia ingin tempat yang asri banyak pepohonan dan tidak banyak rumah di sekitarnya. Belum lagi dia ingin rumah minimalis dengan ruangan terbuka. Tak lupa memiliki halaman dan taman yang luas. Gabby sudah menghubungi berbagai agen properti. Setelah mendapatkan rumah yang sesuai dengan kualifikasi, namun ditolak karena tahu bahwa di depan rumahnya suka dijadikan tempat nongkrong ibu-ibu rumpi dengan tukang sayur.

"Cari agen properti lain!"

Gabby hanya bisa menghembuskan napas pasrah.

"Daripada mencari tempat tinggal baru, lebih baik tinggal dengan orang tuamu, Grace. Kalaupun kita punya agen properti terbaik sekalipun, tetap tidak akan bisa. Besok kita sudah kembali ke Indonesia. Kau kira akan cukup waktunya?"

"Tinggal bersama mereka hanya membuat kulitku cepat keriput." gumam Grace.

"Atau.. tinggal bersama ku?"

Untuk sejenak Grace menahan napasnya. "Itu pilihan lebih buruk. Orang tuamu sangat galak."

Grace bergidik ngeri. Ia masih ingat terakhir kali berlibur ke rumah Gabby, dia di sana selalu mendapatkan omelan. Tidak boleh memakai rok pendek, tidak boleh menor, tidak boleh memakai atas dengan belahan rendah, tidak boleh ini, tidak boleh itu.

Gabby hanya tertawa melihat ekspresi Grace yang bergidik ngeri. Segalak-galaknya Grace, sepemilih-pemilihnya Grace, Grace menjadi kucing kecil yang penurut jika sudah berhadapan dengan Ibu Gabby.

"Bertahanlah sampai bulan depan, akan aku usahakan mencari tempat baru untukmu."

"Akan aku tagih."

Grace tidak mau kehilangan kebebasannya.

šŸ’µšŸ’µšŸ’µ

Di apartemennya, Grace tengah mengemas barang-barang. Sebagian telah lebih dulu ia kirim, meski masih banyak.

"Gabby, apa ini semua bajuku?"

Bahu Grace melorot. Ia baru sadar seberapa banyak baju-bajunya. Tenaganya tidak akan cukup jika harus mengemas semuanya. Apalagi tadi seharian ia melakukan pemotretan di luar. Tubuhnya sudah lelah.

"Sekarang baru sadar? Aku sudah berulang kali mengingatkan kalau bajumu sudah banyak, namun emang dasarnya keras kepala." ejek Gabby.

"Heh, aku punya uang banyak, jadi nggak masalah membeli beberapa pakaian."

"Semua ini kau bilang hanya beberapa?" Gabby melotot.

"Ya, beberapa dan beberapa." gumamnya.

"Mentang-mentang.. "

"Mentang-mentang aku kaya, cantik, sukses, makanya aku membeli banyak baju, Gabby." cengir Grace, "Anggap saja aku sedang membantu orang lain."

"Semua yang kau beli itu pakaian bermerk, siapa disini yang kau bantu kalau bukan keinginan berfoya-foya mu sendiri." sindir Gabby.

"Lalu biarkan saja apa yang aku lakukan, aku menggunakan uangku sendiri."

Grace kesal mendapat omelan dari sahabatnya itu. Tubuhnya sudah lelah, dan kata-kata sarkastik Gabby membuat sisa tenaganya hilang begitu saja. Ia memilih untuk ke dapur, mengambil minuman dingin dari dalam kulkas. Perutnya sedikit lapar, namun tidak ada makanan sama sekali. Mereka sengaja tidak belanja minggu ini, hanya menghabiskan stok yang tersisa karena hari ini hari terakhir mereka di London.

Dengan bahu melorot, Grace kembali ke kamarnya untuk membantu Gabby berkemas. Tiba-tiba matanya melotot melihat kotak kecil hitam berbahan dasar kaca, yang selama ini selalu di simpan rapi dibuka oleh Gabby.

"Jangan!"

Teriakannya tidak dapat mencegah gerakan Gabby. Kotak kaca itu sudah terbuka lebar, membuat si pembuka mengernyit tidak percaya.

"Untuk apa kau menyimpan ini semua?"

Tanpa ada keinginan menjawab, Grace merebut kotak kaca itu dengan satu kali gerakan.

"Ini urusan pribadiku. Jangan sekali-sekali membukanya lagi. Mengerti?"

TBC..

Selamat datang di cerita "Love a Million Dollars"

Novel cinta satu juta dolar ini hadir dengan suguhan cerita ringan yang berporos pads hidup Grace Wyne. Seorang Model profesional yang sudah lama mengembangkan karirnya di dunia modeling London. Ia seorang yang selalu ingin tampil sempurna di hadapan semua orang, namun siapa sangka ada luka yang selama ini dia sembunyikan, alih-alih tampil sempurna dengan penuh arogansi.

Ikuti terus cerita ini dari awal hingga akhir, dan jangan lupa dukung author dengan cara memberikan like dan komentar sebanyak-banyaknya.

See u part 2 ā¤

Related chapters

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 2

    Setelah 16 jam 20 menit, Grace dan Gabby akhirnya sampai di kota tujuan dengan selamat. Punggungnya terasa kaku, pun pantatnya yang hampir mati rasa. Ia tidak suka melakukan perjalanan yang terlalu jauh meski itu menggunakan pesawat.Sementara Gabby memasukkan koper ke dalam bagasi, ia memilih membuka kacamata hitamnya, mengamati lalu lalang orang. Langit yang biru cerah itu ia pandangi cukup lama. Sudah lama ia tidak datang ke Ibukota. Setidaknya nyaris 10 tahun. Selama itu ia hanya kembali jika ada urusan penting, itupun tidak pernah lama. Seringkali orang tuanya yang pergi ke London dan menginap hingga berbulan-bulan.Ada rasa aneh, mengingat ini adalah awal baru untuk menetap di Indonesia. Tidak hanya sekedar berkunjung terlebih berlibur. Ia akan menetap lama sampai batas waktu yang tidak ditentukan."Yuk!"

    Last Updated : 2022-02-01
  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 3

    "Saya kira itu hanya gosip. Jadi begini, beberapa waktu lalu tersebar berita di sebuah akun media sosial yang menyebutkan bahwa, Drew pernah ditolak seseorang karena orang tua Drew adalah seorang petani. Mungkin ini sekalian dapat digunakan untuk mengklarifikasi berita tersebut, apakah hoax atau nyata. Sebab kemarin-kemarin juga lumayan menggemparkan, banyak orang yang tidak percaya.""Benar, saya memang pernah ditolak karena berasal dari keluarga petani, namun justru hal itu yang memotivasi saya hingga sampai dititik ini, sekarang."Jawaban Drew membuat kagum banyak orang. Terkadang motivasi datang dari patah hati, seperti Drew."Kalau boleh tau siapa perempuan yang berani menolak seorang Drew itu?""Dia hanya seseorang yang tidak penting. Cinta monyet yang sudah terlupakan sejak lama."&

    Last Updated : 2022-02-02
  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 4

    7 hari telah berlalu, sudah saatnya Grace kembali bekerja. Uang tidak akan datang dengan sendirinya. Demi kehidupan mewah yang ia jalani, ia harus bekerja keras, mengumpulkan pundi-pundi uang.Beberapa waktu lalu, sebelum kepulangannya ke Indonesia, Grace dihubungi oleh salah satu desainer ternama untuk ikut serta dalam Java's Fashion Week. Tentu saja ia langsung setuju tanpa pikir panjang. Ia sangat pandai dalam melihat peluang.Desainer itu adalah Ananta Lazuardi, desainer muda yang berhasil merambah pasar Asia sejak 3 tahun yang lalu. Beberapa kali ia memesan gaun musim semi darinya, sehingga ia cukup mengenal Ananta Lazuardi. Ini salah satu bukti bahwa koneksi sangat penting dalam dunia karir."Grace, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama." sapa Ananta dengan begitu akrab."Baru 5 bulan

    Last Updated : 2022-02-02
  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 5

    "Ada apa?"Gabby mengikuti arah pandang Grace yang tertuju ke pintu masuk. Ia melihat seorang pria yang tak asing. Rasanya ia pernah melihat pria itu di suatu tempat.Pria itu tersenyum ramah ke arah pegawai yang menyambut di pintu masuk. Garis bibirnya tertarik ke atas begitu manis. Tak lama dari itu, seorang pria lain masuk dan merangkul pria pertama.Pria yang memiliki senyuman manis itu menoleh ke arah Grace, namun senyumannya tiba-tiba luntur. Tatapan mereka terkunci pada satu titik dalam sepuluh detik. Tanpa disangka, pria itu maju menghampiri Grace."Sungguh tidak menyangka akan bertemu denganmu disini." ucapnya dengan senyuman miring.Grace tetap diam dengan ekspresi yang tidak berubah sejak awal."Benar, mungkin ini hari s

    Last Updated : 2022-02-03
  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 6

    Hoam.. Grace menggeliat dibalik selimut tebalnya. Tubuhnya berganti posisi. Nyaman. Ia ingin tidur setidaknya untuk 30 menit lagi. Kelopak matanya masih terasa lengket, dan tidak mau dibuka. Namun perlahan ia paksa matanya melirik jam dinding putih yang sudah mengarah pada pukul 5.30.Gagal.Ia tidak bisa melanjutkan tidurnya. Pukul 8 ia harus bertemu dengan Mark Lee. Alih-alih sarapan bersama, mereka hendak membicarakan kerja sama yang sudah sempat mereka bicarakan via e-mail.Meski jam menunjukkan pukul setengah 6, namun ia memilih untuk sejenak mengumpulkan kesadaran. Ia menoleh ke arah gorden. Sinar mulai masuk meski masih redup. Napasnya yang berat keluar kasar. Matanya bergerak, menolah ke nakas yang terletak di samping meja riasnya. Sudut bibirnya bergerak naik.Kemarin ia melihat ada ikan cupang yang bagus. Warnanya menarik, gabungan antara hitam, biru muda

    Last Updated : 2022-02-06
  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 7

    Grace memejamkan matanya rapat. Mendapat tepukan di wajah membuatnya merasakan kantuk. Makeup artists itu mengaplikasikan bedak pada wajahnya. Kiranya, sudah hampir satu jam ia duduk dikelilingi MUA dan hairstyles, pantatnya sudah cukup panas. Bagian yang tidak terlalu ia suka saat akan menjalani pemotretan adalah bagian make up yang harus berjalan lama. Menurutnya, natural atau tidak, sama-sama lama.Hari ini ia akan menjalani pemotretan untuk sebuah majalah fashion bersama 5 model dan 2 aktris. Gilirannya masih cukup lama. Tim mendahulukan 2 aktris, yang katanya hendak ada jadwal shooting. Ia tidak terlalu mengenal kedua aktris itu, sejujurnya ia tidak terlalu suka melakukan pemotretan bersama dengan aktris atau aktor, kadang kala ada diskriminasi, seakan hanya mereka yang penting dan sibuk. Mungkin tidak semua begitu, namun dari pengalaman yang pernah ia alami, dan begitu kenyataannya. Seperti halnya hari ini, k

    Last Updated : 2022-02-11
  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 8

    Ia hanya duduk kurang dari 15 menit sebelum pertunjukkan Elle berakhir. Semakin cepat, semakin baik untuk kesehatan telinga dan hatinya. Di saat orang lain memberikan standing applause, ia hanya menyilangkan kedua tangannya sambil memutar bola mata, malas.Memangnya apa yang bisa ia lakukan?Turut bertepuk tangan dengan bangga?Tentu saja tidak. Ia datang bukan karena kebenciannya pada Elle habis, ia hanya tidak ingin memperburuk hubungan dengan Mamanya.Ia bahkan sudah berencana untuk tidak mengucapkan selamat pada Elle, demi mempertegas bahwa ia masih tidak menyukainya.Para penonton yang tadinya duduk rapi menikmati penampilan Elle, kini hulu hilir keluar dari teater. Ketika sudah sepi, ia masih menatap ke arah panggung, dimana Elle tengah berfoto dengan beberapa penggemarnya, sementara kedua orangtuanya tengah terlibat percakapan dengan beberapa orang ya

    Last Updated : 2022-02-14
  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 9

    Hari libur lebih suka Drew habiskan untuk melakukan gym ataupun bersantai di kamarnya, namun berbeda dengan hari ini. Ben dan Idris memaksanya untuk ikut mengunjungi pameran lukisan. Bukan karena mereka benar-benar menyukai seni, mereka hanya sedang mencari tahu sedikit hal tentang seni untuk dijadikan bahan pembicaraan dengan wanita yang tengah mereka dekati. Kata mereka, ini cara tercepat. Membaca buku lebih rumit dan menyita waktu untuk sekedar memahami."Kami hanya memerlukan informasi secara garis besar, dan satu atau dua nama pelukis.""Jika wanita yang tengah kalian dekati tahu bahwa kalian tidak sungguh-sungguh menyukai seni, mereka akan segera menjauhi mu.""Suka bisa berjalan seiring waktu. Ketika kami bergaul dengan seorang yang mencintai seni, tidak akan sulit untuk kami menyukainya nanti." ujar Idris."Mereka adalah alasan untuk kami menyukai seni, apa itu saja tidak cukup?" Ben tidak mau mengambil pusing.Percuma. Sebanyak apapun ucap

    Last Updated : 2022-02-14

Latest chapter

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 27

    "Benar, semua desainmu sangat bagus. Aku mengusulkan Nate untuk mengambil beberapa.""Benarkah?" senyum Lenny, tipis. "Menurutku kalian berdua yang luar biasa, bisa mengamati baju rancangan Lenny meski sibuk berpose." sindiran Grace membuat ketiga pasang mata itu menatap ke belakang. Di sana Grace hanya tersenyum manis tanpa rasa bersalah."Apa maksudmu?" reflek salah satu wanita yang terlihat lebih sederhana, yang kini ia ketahui sebagai asisten pribadinya. "Siapa kau? berani sekali masuk ke pembicaraan kami.""Suaramu cukup keras untuk di dengar satu gedung, bukankah itu sama artinya dengan memberikan hal kepada orang lain untuk menanggapi ucapan mu?" sarkas Grace, membuat wanita sombong di depannya tak berani berkutik. Di sana, Lenny Tan menatap tak suka dengan kedua wanita yang tadi berusaha menjilatnya. "Ka.. Kau!"Grace tersenyum menang sebelum mengalihkan pandangannya kepada Lenny Tan, yang belum semp

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 26

    Grace tiba di fashion show temannya sedikit terlambat. Tidurnya terlampau nyenyak seperti terpengaruh oleh obat tidur. Menurut Gabby ia terlalu lelah perjalanan, namun kemungkinan ia juga kelelahan karena menangis terlalu lama. Dan karena hal itu, ia harus berlama-lama di depan kaca untuk menutup mata sembabnya. Ia dan Gabby memilih tempat duduk paling belakang. Rasanya akan memalukan jika ia memilih bangku depan di waktu pertunjukan yang sudah setengah perjalanan. Temannya adalah seorang desainer. Dia sudah lama masuk dunia fashion, namun baru kali ini berani melakukan fashion show. Mereknya tidak cukup terkenal, namun produknya berkualitas, setara dengan merek-merek terkenal lainnya. Grace mengambil satu potret model yang tengah berjalan dengan anggun, kemudian ia mengirimnya ke temannya -Lenny Tan. Tak jauh dari tempat duduknya, dua orang wanita telah menyita perhatiannya. Salah satu yang berpenampilan elegan dan mewah bergaya, menunggu wanita satuny

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 25

    Seperti biasanya, Grace harus kembali menjalani kehidupannya. Berpura-pura tidak terjadi apapun, bahagia tanpa masalah. Hampir semua orang yang dikenalnya mengira ia hidup tanpa beban. Lebih dari berkecukupan, cantik, sukses. Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijauIa rasa peribahasa itu yang pantas untuk situasinya. Orang lain menganggap hidupnya lebih baik dari mereka, akan tetapi yang sebenarnya Grace rasa justru hidup mereka yang lebih bahagia. Mengadu nasib dengan orang lain tidak akan ada habisnya. Setiap orang memiliki standar bahagia masing-masing. Bahagia untuk Grace belum tentu bahagia menurut orang lain. Misal saja mendapatkan sebuah tepukan hangat di pucuk kepalanya, atau yang lebih ringan mendapatkan senyuman dari orang tuanya. Grace tahu standar kebahagiaannya terlalu rendah jika dibandingkan orang lain, namun itu yang hatinya inginkan. Hal kecil yang mungkin orang lain akan mengatakan bahwa ia terlalu berlebihan -lebay. Itulah salah sa

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 24

    Drew menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dengan cukup keras. Kedua tangannya telentang, matanya mengarah pada langit-langit yang putih bersih tanpa noda. Berbeda dengan pikirannya yang melayang membayangkan kejadian beberapa waktu lalu di rumah keluarga Wayne. Lagi, ia menyaksikan Grace dengan Ibunya bertengkar. Sejahat-jahatnya Grace dulu yang telah menolaknya mentah-mentah dengan dalih miskin, ia rasa tidak cukup jahat dibandingkan dengan permusuhan wanita itu dengan Ibunya. Ia baru tahu Grace memiliki sifat seburuk itu. "Tante menyesal, kamu terpaksa melihat pertengkaran tante dengan Grace."Drew hanya tersenyum canggung, "Tidak apa-apa tante.""Hubungan tante dengan Grace memang tidak baik. Tante yakin, Grace terkena pengaruh buruk ketika tinggal di London."Drew rasa sekedar pengaruh dari luar tidak akan menjadikan Grace sejahat itu. Indonesia dan luar negeri hanya berbeda kultur. Di luar negeri juga diajarkan menghormati kedua orang tua, s

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 23

    "Grace, kembali!" perintah Papanya. Ia tidak peduli dengan permintaan Papanya. Kakinya terus berjalan tak acuh. Wajahnya yang tajam perlahan mengendur. Kedua ujung bibirnya ditekuk ke dalam dengan kedua kelopak mata yang bergetar. Rahangnya ikut mengeras menahan gejolak yang hendak meledak dalam dirinya. Ia terus berjalan menuju mobilnya tanpa ada fokus. Matanya menatap ke depan, namun tidak ada yang ia perhatikan. Kakinya seolah otomatis berjalan. Sudah bisa ditebak bahwa pertengkaran tidak mungkin terelakkan, namun ketika tebakannya terbukti hatinya justru merasa perih. Hanya karena terbiasa rupanya tidak dapat menghalau sakit. Pandangannya semakin mengabur tertutupi oleh air mata yang ingin merembes. Sebelum itu benar-benar terjadi Grace sudah menghapus dengan punggung tangan kirinya. Ia tidak rela air matanya keluar. Terlihat lemah adalah hal yang paling tidak ia sukai. Mobilnya melaju kencang membelah malam. Suasana hatinya yang buruk mem

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 22

    "Ups, ada pertemuan keluarga rupanya. Apa aku mengganggu kalian?" ujarnya dengan nada merendahkan. Senyuman miring itu masih menghiasi wajahnya sementara langkahnya kian mendekat. "Apa kabar, Ma.. Pa?" sapanya sembari mengamati perubahan mimik Mamanya yang terlihat tidak suka. "Ayo, ikut makan dengan kami!" ajak Ayahnya. Grace tidak bodoh untuk menangkapnya sebagai kata basa-basi. Jelas di sana hanya ada 4 kursi dan semuanya penuh. Apa ia harus duduk di lantai? Lagi, yang membuatnya urung adalah ekspresi Mamanya yang masih melihat tidak suka. Apakah sebegitu tidak sudinya untuk berbagi meja. "Aku tidak ingin merusak acara kalian, silahkan dilanjutkan!"Sebelum melangkah pergi, lirikannya bertemu dengan tatapan Drew yang datar. Sama sekali tidak ada emosi apapun di sana. Jika dilihat dari pertemuan terakhir mereka yang cukup buruk, seharusnya tatapan kebencian yang pria itu berikan padanya. Awalnya Grace i

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 21

    Setelah dari kedai kopi, Drew pindah ke kediaman keluarga Wayne. Elle memaksanya untuk ikut makan malam, sesuai dengan janjinya tempo hari. Sembari menunggu Nyonya Wayne dan Elle menyiapkan makan malam, ia bersama dengan Tuan Wayne tengah berbincang tentang bola di ruang tamu. Diam-diam Papa Grace itu sangat menyukai bola, namun karena ia cukup sibuk terkadang ia tidak sempat untuk menyalurkan hobinya itu. "Sepertinya Om harus nonton pertandingan kamu secara langsung. Selama ini Om hanya melihat kamu di berita." "Saya akan merasa sangat senang. Minggu depan ada pertandingan CBT liga 1, jika Om berkenan untuk datang.""Oh ya? Tapi sayang sekali, lusa Om harus berangkat ke Paris untuk shooting. Ada film baru yang akan Om garap untuk penayangan pertengahan tahun depan.""Mungkin lain kali kalau Om ada waktu.""Om usahakan untuk nonton streamingnya." "... Setiap ada tim yang tanding, terutama tim kamu, semua tim minta br

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 20

    Grace mengobrak-abrik isi kamar Gabby untuk mencari paspornya. Besok ia harus ke Singapura untuk menghadiri fashion show yang diadakan oleh temannya sewaktu di London. Hanya sebentar, maka dari itu ia tidak memerlukan banyak persiapan, akan tetapi ia tetap saja memerlukan paspornya. "Sebenarnya dimana kau meletakkannya?" tanya Gabby kesal. "Aku tidak ingat." balas Grace sama kesalnya, "Coba ingat lagi, mungkin saja kau yang membawanya." "Paspor adalah barang pribadimu, aku tidak mungkin membawanya.""Terakhir kali kau datang dari London, tas mana yang kau pakai?"Grace menoleh ke seluruh tasnya yang sudah berserakan di lantai kamar. Jajaran tasnya ia absen satu persatu. Waktu itu ia memakai tas ransel kulit berwarna coklat, namun tidak ada tas itu di sana. "Aku rasa tasnya tertinggal di rumahmu." tebak Gabby. Kala itu, Grace langsung menuju rumahnya sendiri. Kemungkinan terbesar, tas itu berada di rumah keluarg

  • Cinta Wanita MatreĀ Ā Ā Bab 19

    Kini Drew sudah menjadi Drew seperti sebelumnya. Fokusnya saat latihan telah kembali. Entah mengapa, saat melihat keburukan Grace tempo hari justru membuat dirinya lebih baik. Ia mensugesti dirinya sendiri bahwa Grace memang memiliki sifat buruk seperti itu, dia selalu melukai harga diri semua orang. Ia hanya harus maklum. Kemarahan tidak mungkin tidak ada, namun cukup bisa dikendalikan. Ia pikir, karirnya lebih penting daripada dendam pribadinya pada Grace. Sifat buruk Grace tidak akan mampu membuatnya menghancurkan karir dirinya sendiri. "Drew!" panggil Ben sambil menunjuk seseorang yang tengah duduk di tribun dengan dagunya. Drew mengikuti arah pandang Ben. Seorang wanita berbaju putih dengan rambut terurai tengah melambaikan tangannya. Sekali lihat, Drew langsung bisa mengenali wanita itu. Elle. Tempo hari ia menyuruh Elle untuk mampir ke tempat latihannya saat tahu bahwa Elle sering ada acara di sekitar sana. Drew berlari kecil menghampiri Elle. Se

DMCA.com Protection Status