Share

Cinta Tulus Istri Pengganti
Cinta Tulus Istri Pengganti
Author: Ucing Ucay

Bab 1. Salah Orang

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2023-08-01 14:12:57

Prok! Prok! Prok!

Senyum manis Zara mengembang ketika mendengar suara tepuk tangan yang sangat meriah dari pengunjung Cafe tempatnya bekerja. Sebuah lagu berhasil dia nyanyikan dengan sangat merdu sampai semua pengunjung memberinya tepuk tangan meriah.

"Terima kasih semuanya," ucap Zara sembari melempar ciuman jarak jauh dengan tangannya. Kemudian dia turun dari panggung karena memang jam kerjanya sudah habis.

Seorang manager Cafe menghentikan langkah Zara ketika dia hendak pulang.

"Seseorang ingin bertemu dengan kamu, Ra," ucapnya.

Kening Zara menyernyit, "Siapa?" balasnya melontarkan pertanyaan.

"Pelanggan setia cafe dan selalu membayar bill dengan nominal dua kali lipat setiap dia datang."

"Apa aku mengenalnya?"

"Kamu tidak kenal dia tapi dia kenal kamu, Ra."

"Benarkah?"

"Benar." Suara bariton menyela percakapan Manager Cafe dan Zara.

Zara berbalik dan menatap siapa pemilik suara bariton itu.

Pria itu mengulurkan tangannya, "Perkenalkan, saya salah satu penggemar Anda Nona Zara, bisa kita bicara sebentar?"

Zara membalas uluran tangan kekar itu, mereka bersalaman.

"Bisa ikut saya?" ajak pria bertubuh atletis itu saat Zara mengangguk.

Sebuah ruang VIP menjadi tempat yang dia pilih untuk mengajak Zara.

"Silahkan duduk," ucap pria itu mempersilahkan Zara duduk di sofa.

Gadis itu menurut dan duduk di sofa. Di susul penggemar Zara di sebelahnya. Sontak Zara bergeser sedikit agar tidak terlalu dekat dengan pria yang baru di kenalnya itu tapi pria itu malah ikut bergeser. Gadis cantik itu tersenyum getir.

"Kenapa? Kamu takut?" tebaknya.

"Tidak, Tuan, saya hanya merasa risih jika terlalu dekat dengan pria yang baru saya kenal," tutur Zara jujur.

Pria itu mengangguk-angguk.

"Tidak usah takut, Sayang, saya bukan pria yang baru kamu kenal. Saya sering datang ke Cafe ini masa kamu gak kenal siapa saya?" Tangannya mulai bergerilya dengan merangkul bahu Zara dan mengusap lengannya.

"Saya ingin kamu temani saya karaoke," pintanya.

"Tapi jam kerja saya sudah selesai, Tuan," kelit gadis itu.

"Ck! Saya akan bayar kamu dua kali lipat dari gaji kamu kalau kamu temani saya sekarang."

Siapa yang tidak mau uang? Hanya dengan menemani karaoke saja pria itu rela memberi dua kali lipat. Zara mengangguk setelah beberapa saat berpikir.

"Good girl," puji sang penggemar.

Sebuah lagu berhasil Zara nyanyikan berdua dengan pria bertubuh tinggi besar itu. Pelanggan Cafe itu puas dan ingin lagu selanjutnya. Lagu romantis membuat dia ingin juga berdansa dengan Zara. Gadis itu mengikuti apa mau pelanggannya, tapi ternyata keinginan tidak hanya di sana saja. Saat berdansa tangan kekar itu meremas bagian belakang Zara hingga gadis itu memekik.

Beberapa kali Zara menarik tangan itu agar tidak meremas bagian belakang tubuhnya, tapi pria  itu tetap melakukannya.

"Maaf, Tuan! Kalau Anda tidak berhenti melakukan hal ini, dengan berat hati saya pulang," ancam Zara, melepas diri dari sang pria bejat.

Tapi baru beberapa langkah tangannya mencekal tangan Zara dengan kencang.

"Ouch! Lepaskan!" pinta Zara, mengerang karena pergelangan tangannya terasa sakit.

"Siapa yang mengijinkan kamu pergi? Saya sudah booking kami untuk 3 jam ke depan," gertak suara bariton itu keras.

"Baiklah, dengan satu syarat. Jangan seperti tadi lagi!"

3 jam, itu berarti setengah jam lagi dia harus bersama pria arogan itu. Makanya Zara setuju.

Pria itu merangkul pinggang Zara hingga tubuh mereka tidak berjarak.

"Tapi saya mau yang lain bukan hanya karaoke saja," bisiknya tepat di telinga Zara.

Sebagai orang dewasa yang bekerja di dunia malam tentu Zara  tahu apa yang pria itu inginkan.

Tidak, Zara tentu saja tidak akan mau melayani pria hidung belang seperti dia atau siapapun. Zara memang penyanyi di cafe-cafe malam tapi profesional hanya sebatas itu. Tidak lebih. Penghasilan dari menyanyi sudah cukup untuknya hidup bersama neneknya di sebuah rumah kontrakan kecil.

"Maaf, Tuan. Anda salah orang."

Zara mendorong kuat pria itu, kemudian dia lari dari sana.

"Shit! Dasar wanita gak tau di untung!" geram pria itu, mendengus kesal karena magsanya melarikan diri.

***

Bruk!

Karena tidak memperhatikan jalan, Zara sampai menabrak seseorang dan keduanya hampir jatuh jika tidak saling berpegangan tangan.

Beberapa saat keduanya terdiam dan saling pandang. Sama-sama terkejut karena keduanya seperti bercermin. Kemiripan yang hampir identik. Bagaimana  bisa?

"Ma-maaf, saya buru-buru sampai -"

"It's okay."

Keduanya kembali terdiam karena masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.

Kemudian Zara pergi tanpa mengucapkan sepatah kata lagi karena takut di kejar oleh pelanggannya atau anak buah pria itu.

Gina yang sudah membuka mulut hendak melontarkan pertanyaan menjadi urung karena Zara yang pergi  begitu  saja meninggalkannya. Dia juga sampai tidak jadi masuk ke dalam Cafe karena sebuah panggilan telpon.

"Iya, Mas Arham," sapa Gina lebih dahulu saat menerima panggilan telpon.

"Kamu sudah sampai rumah?" tanya Arham, khawatir.

Gina memutar bola matanya, dia malas menanggapi perhatian yang tunangannya berikan. Niatnya ingin menghabiskan malam dengan nongkrong di cafe bersama pria lain.

"Macet, Mas. Tapi sebentar lagi aku sampai rumah kok, nanti aku kabari lagi ya," kelit Gina.

"Oke, Sayang. Hati-hati ya."

"Iya, Mas. Bye."

Gina lebih dahulu mematikan panggilan itu tanpa menunggu ucapan pamit dari Arham.

"Arght!" gerutu Gina, menghentakan kaki karena kesal.

Dia kembali masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil, dengan bluetooth earphone-nya Gina menghubungi kekasih gelapnya.

"Halo, Sayang," sapa suara bariton di seberang sana.

"Sayang, maaf ya. Malam ini aku tidak bisa datang, entah kenapa tiba-tiba mas Arham hari ini posesif banget," gerutu Gina.

"Okay, besok malam bisa?"

"Aku usahain ya."

Tidak lama panggilan itu pun berakhir karena Gina harus konsentrasi menyetir.

***

Akhirnya Zara sampai di rumah.

"Assalamualaikum, Eyang," salamnya saat masuk ke dalam rumah. Zara membawa kunci cadangan jadi jam berapapun dia pulang tidak  akan membangunkan nenek-nya, tidak mengganggu jam istirahat orang tersayangnya.

Hening.

Benar 'kan! Eyang Ajeng yang merawat Zara sejak bayi sudah tidur buktinya dia tidak menyahut salam dari cucunya.

Zara masuk ke dalam setelah dia kembali mengunci pintu rumahnya.

Menjatuhkan dirinya di atas kasur yang dapat di katakan tidak ada empuk-empuknya karena terbuat dari kapuk yang sudah lama sekali dia pakai.

Zara menghela napas panjang. Selain mengingat kejadian pria kurangajar itu, dia juga mengingat pertemuannya dengan seorang gadis yang wajahnya mirip dengannya. Entah siapa namanya karena tergesa-gesa kabur dari pria berengsek itu, dia sampai lupa menanyakan nama gadis itu.

Apa gadis tersebut kembarannya? Bagaimana mungkin? Pasalnya, sejak bayi sekalipun tidak ada pembicaraan kalau dia memiliki saudara kembar. Ayah dan Ibu Zara sudah lama meninggal karena kecelakaan, hanya Eyang Ajeng yang tahu. Tapi beliau tidak pernah cerita. Apa si nenek lupa? Banyak pertanyaan di kepala Zara. Dia harus mendapat jawaban dari semuanya.

"Aku harus tanyakan ke Eyang nanti," gumam Zara.

Related chapters

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 2. Rencana Licik

    Esoknya Gina kembali ke cafe, bukan untuk bertemu dengan pria selingkuhannya melainkan mencari sosok yang semalam menabraknya. Gadis yang wajahnya mirip dengannya. "Zara!" panggil seorang pria bertubuh tinggi besar. Gina memekik ketika seseorang mencekal tangannya. "Akh! Sakit tau!" bentaknya. "Aku sudah bayar kamu mahal tapi kamu malah kabur!" "Aku? Kabur?" cicit Gina. "Ck! Tidak usah pura-pura lupa, Zara!" Gina langsung paham, pria yang saat ini marah padanya mungkin mengira Gina adalah Zara gadis yang kemarin menabraknya. "Nama Anda siapa?" tanya Gina. "Kamu salah makan atau kepala kamu terbentur sesuat, hah?!" bentak Demian. "Baiklah, saya akan ingatkan kamu. Saya Demian, salah satu penggemar berat kamu. Saya suka suara kamu, semalam saya meminta manager cafe agar kamu menemani saya karaoke, tapi kamu malah kabur, sudah ingat sekarang?" sambungnya. "Maafkan saya, kemarin mendadak ada urusan makanya saya pergi." Gina mencoba memainkan perannya menjadi Zara, pria di depa

    Last Updated : 2023-08-01
  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 3. Perjanjian Hitam Di Atas Putih

    "Tanda tangan di sini."Gina menyodorkan sebuah kertas bermaterai berisi surat perjanjian dirinya dan Zara.Perlahan Zara membaca setiap pasal yang tertera di sana.Pasal satu tertulis kalau Gina sebagai pihak pertama akan membiayai pengobatan dan perawatan Eyang Ajeng hingga sembuh di rumah sakit.Pasal kedua tertulis Zara sebagai pihak kedua menggantikan posisi Gina dalam waktu yang tidak di tentukan, dalam arti jika Gina ingin kembali maka perjanjian tersebut selesai dan Zara bisa kembali ke jatidirinya. Akan tetapi, dia tetap membiayai pengobatan dan perawatan Eyang Ajeng sampai sembuh.Kedua pasal tersebut sudah cukup untuknya. Zara langsung membubuhi tanda tangannya di atas materai."Terima kasih." Gina tersenyum lebar, memasukan kembali surat perjanjian itu kedalam tasnya."Kamu bisa kembali ke rumah sakit, cari seseorang yang bisa kamu andalkan untuk merawat nenek kamu. Karena saya tidak mau penyamaran kamu terbongkar karena wara wiri ke rumah sakit," terang Gina menjelaskan.

    Last Updated : 2023-08-02
  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 4. Hari Pertama

    Gina sudah pergi bersama kekasihnya, Zara sendiri yang mengantar sampai ke Bandara.Jujur pria yang bersama Gina tadi cukup tampan dan gagah, apakah dia lebih baik dari pria bernama Arham? Mengapa Gina lebih memilih Anton dari pada Arham?TIN!!!bunyi klakson mobil di belakang Zara membuyarkan lamunan gadis itu. Dia langsung menjalankan mobilnya karena lampu lalu lintas sudah berubah warna menjadi hijau.Zara kembali fokus menyetir tujuannya adalah rumah pria yang bernama Arham itu.***Menurut peta online dia sudah berada di titik yang tepat. Perlahan Zara melajukan mobilnya di tepi jalan karena yang sejak tadi dia lihat hanya tembok berlapis tanaman merambat."Dimana gerbang rumahnya ya?" gumam Zara di balik kemudinya.TIN!!!Zara tersentak, kaget. Ini kedua kalinya gadis itu dikejutkan karena bunyi klakson mobil. Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti didepannya.Kemudian, seorang pria bertubuh tinggi gagah keluar dari mobil mewahnya dan menghampiri mobil Zara.Tok! Tok! Tok!

    Last Updated : 2023-08-04
  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 5. Perubahan Sikap

    "Mas Arham," gumam Zara pelan."Apa yanng kamu lakukan di sini, Gina?""Heum, a-aku tadi kebetulan lewat dan lihat taman di sini cantik sekali," jawab Zara takut-takut.Mata Arham menyipit, "Sejak kapan kamu suka bunga?" selidiknya."Aku memang suka bunga, kamu saja yang tidak tahu," kelit Zara seraya membuang pandangannya asal."Kamu di cari ibu, ada yang mau dia bicarakan," ujar Arham memberitahu Zara bahwa calon mertuanya mencari dirinya.Zara mengangguk dan dia pergi lebih dahulu lewat depan Arham begitu saja. Pria itu menghela napas panjang setelah Zara berlalu. Dengan kedua tangan di dalam saku celana dia mengekor Zara."Ini dia calon menantu, Ibu, kamu gak nyasar kan?" seru Lusi ketika Zara datang bersama Arham."Maaf, Bu, tadi aku lihat taman belakang, bunganya cantik-cantik," jawab Zara.Lusi dan Arham saling tatap, keduanya bingung dengan perubahan sikap Gina, tidak seperti biasanya wanita itu peduli dengan sekelilingnya. Biasanya taman itu mau berbunga atau tidak Gina tidak

    Last Updated : 2023-08-08
  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 6. Zara Sakit

    Menikmati lumatan bibir Arham yang memabukan, Zara terlena hingga akhirnya dia menyadari sesuatu. Pria yang saat ini tengah menciumnya bukan miliknya melakukan milik wanita lain, meski dia adalah peran pengganti tetap saja Arham milik Gina bukan dirinya.Sekuat tenaga Zara mendorong tubuh Arham hingga pria itu melepas tautan bibirnya."Kenapa?" tanya Arham, serak."Sudah malam, Mas, aku harus pulang," kelit Zara.Arham menggedikan kedua pundaknya, "Kamu bisa menginap di sini malam ini, Sean dan ibu pasti senang."Zara menggigit bibir bawahnya, berpikir sesaat hingga akhirnya di menjawab lewat gelengan kepalanya."Besok aku ada kelas, Mas. Dan dosennya galak kalau aku gak masuk nanti aku gak lulus mata kuliahnya." Entah dari mana ide bohong itu, karena kebohongannya membuat perannya hampir terbongkar."Sejak kapan kamu kuliah?" tanya Arham menyelidik, matanya memincing tajam.Zara menelan saliva-nya melihat tatapan Arham seperti itu."Kamu terlalu sibuk, aku sampai tidak ada waktu membi

    Last Updated : 2023-08-25
  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 7. Merawat Zara

    Zara menolak lagi ajakan Arham."Aku sudah minum obat, Mas. Istirahat sebentar lagi juga sembuh," ucap Zara menolak ajakan calon suaminya ke rumah sakit.Arham menghela napas pendek, pasrah."Baiklah, tapi kalau nanti sore tidak turun juga panasnya, aku akan gendong kamu ke rumah sakit," ancam Arham.Zara terkekeh, "Iya, iya.""Kamu sudah makan?" tanya Arham.Kepala Zara menggeleng pelan."Bagaimana mau sehat kalau makan aja belum!" singgung Arham.Pria itu melepas jas dan dasi yang melekat di tubuhnya. Menggulung tangan panjangnya hingga ke lengan membuat Zara terpesona dengan penampilan Arham."Tunggu sebentar di sini, saya akan buatkan kamu bubur," titah Arham."Mas mau masak? Bisa?""Kamu meragukan saya?"Arham langsung keluar kamar, menuju ke dapur. Sedikit kesulitan karena dia tidak hapal dimana Zara menyimpan alat-alat masaknya.Dengan tubuh yang masih lemas Zara menguatkan diri untuk keluar kamar, melihat apa yang Arham lakukan jangan sampai pria itu membakar unit apartementn

    Last Updated : 2023-08-31
  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 8. Padam Tiba-Tiba.

    Manik hitam yang tiba-tiba terbuka dan mengejutkan Zara berhasil menghipnotisnya. Arham terbangun dan langsung menunduk, wajahnya kini sangat dekat dengan wajah Zara.Wajah pria yang ada di depannya membuat Zara menahan napasnya.Tangan Arham menyentuh kening Zara, memastikan kalau calon istrinya itu sudah tidak panas lagi. Dan benar dugaannya. Suhu di kening gadis itu sudah tidak tinggi dalam arti lain sudah normal. Tapi bukan hanya kening yang Arham sentuh, leher jenjang Zara pun ikut dia periksa. Normal juga."Kamu sudah tidak pusing?" tanya Arham."Gak, Mas." Zara hendak bangun tapi Arham menahan pundaknya, hingga Zara kembali keposisi semula, di pangkuan Arham.Siapa sangka tiba-tiba pria itu menarik dagu lancip Zara hingga bibirnya terbuka sedikit kemudian mencium bibir ranumnya dengan lembut, awalnya, lama kelamaan ciuman itu menjadi menuntut.Arham mengerang ketika Zara tidak membalas tautan indra mengecapnya yang menerobos masuk lebih dalam lagi. Pertama Zara bingung harus ba

    Last Updated : 2023-10-10

Latest chapter

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 8. Padam Tiba-Tiba.

    Manik hitam yang tiba-tiba terbuka dan mengejutkan Zara berhasil menghipnotisnya. Arham terbangun dan langsung menunduk, wajahnya kini sangat dekat dengan wajah Zara.Wajah pria yang ada di depannya membuat Zara menahan napasnya.Tangan Arham menyentuh kening Zara, memastikan kalau calon istrinya itu sudah tidak panas lagi. Dan benar dugaannya. Suhu di kening gadis itu sudah tidak tinggi dalam arti lain sudah normal. Tapi bukan hanya kening yang Arham sentuh, leher jenjang Zara pun ikut dia periksa. Normal juga."Kamu sudah tidak pusing?" tanya Arham."Gak, Mas." Zara hendak bangun tapi Arham menahan pundaknya, hingga Zara kembali keposisi semula, di pangkuan Arham.Siapa sangka tiba-tiba pria itu menarik dagu lancip Zara hingga bibirnya terbuka sedikit kemudian mencium bibir ranumnya dengan lembut, awalnya, lama kelamaan ciuman itu menjadi menuntut.Arham mengerang ketika Zara tidak membalas tautan indra mengecapnya yang menerobos masuk lebih dalam lagi. Pertama Zara bingung harus ba

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 7. Merawat Zara

    Zara menolak lagi ajakan Arham."Aku sudah minum obat, Mas. Istirahat sebentar lagi juga sembuh," ucap Zara menolak ajakan calon suaminya ke rumah sakit.Arham menghela napas pendek, pasrah."Baiklah, tapi kalau nanti sore tidak turun juga panasnya, aku akan gendong kamu ke rumah sakit," ancam Arham.Zara terkekeh, "Iya, iya.""Kamu sudah makan?" tanya Arham.Kepala Zara menggeleng pelan."Bagaimana mau sehat kalau makan aja belum!" singgung Arham.Pria itu melepas jas dan dasi yang melekat di tubuhnya. Menggulung tangan panjangnya hingga ke lengan membuat Zara terpesona dengan penampilan Arham."Tunggu sebentar di sini, saya akan buatkan kamu bubur," titah Arham."Mas mau masak? Bisa?""Kamu meragukan saya?"Arham langsung keluar kamar, menuju ke dapur. Sedikit kesulitan karena dia tidak hapal dimana Zara menyimpan alat-alat masaknya.Dengan tubuh yang masih lemas Zara menguatkan diri untuk keluar kamar, melihat apa yang Arham lakukan jangan sampai pria itu membakar unit apartementn

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 6. Zara Sakit

    Menikmati lumatan bibir Arham yang memabukan, Zara terlena hingga akhirnya dia menyadari sesuatu. Pria yang saat ini tengah menciumnya bukan miliknya melakukan milik wanita lain, meski dia adalah peran pengganti tetap saja Arham milik Gina bukan dirinya.Sekuat tenaga Zara mendorong tubuh Arham hingga pria itu melepas tautan bibirnya."Kenapa?" tanya Arham, serak."Sudah malam, Mas, aku harus pulang," kelit Zara.Arham menggedikan kedua pundaknya, "Kamu bisa menginap di sini malam ini, Sean dan ibu pasti senang."Zara menggigit bibir bawahnya, berpikir sesaat hingga akhirnya di menjawab lewat gelengan kepalanya."Besok aku ada kelas, Mas. Dan dosennya galak kalau aku gak masuk nanti aku gak lulus mata kuliahnya." Entah dari mana ide bohong itu, karena kebohongannya membuat perannya hampir terbongkar."Sejak kapan kamu kuliah?" tanya Arham menyelidik, matanya memincing tajam.Zara menelan saliva-nya melihat tatapan Arham seperti itu."Kamu terlalu sibuk, aku sampai tidak ada waktu membi

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 5. Perubahan Sikap

    "Mas Arham," gumam Zara pelan."Apa yanng kamu lakukan di sini, Gina?""Heum, a-aku tadi kebetulan lewat dan lihat taman di sini cantik sekali," jawab Zara takut-takut.Mata Arham menyipit, "Sejak kapan kamu suka bunga?" selidiknya."Aku memang suka bunga, kamu saja yang tidak tahu," kelit Zara seraya membuang pandangannya asal."Kamu di cari ibu, ada yang mau dia bicarakan," ujar Arham memberitahu Zara bahwa calon mertuanya mencari dirinya.Zara mengangguk dan dia pergi lebih dahulu lewat depan Arham begitu saja. Pria itu menghela napas panjang setelah Zara berlalu. Dengan kedua tangan di dalam saku celana dia mengekor Zara."Ini dia calon menantu, Ibu, kamu gak nyasar kan?" seru Lusi ketika Zara datang bersama Arham."Maaf, Bu, tadi aku lihat taman belakang, bunganya cantik-cantik," jawab Zara.Lusi dan Arham saling tatap, keduanya bingung dengan perubahan sikap Gina, tidak seperti biasanya wanita itu peduli dengan sekelilingnya. Biasanya taman itu mau berbunga atau tidak Gina tidak

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 4. Hari Pertama

    Gina sudah pergi bersama kekasihnya, Zara sendiri yang mengantar sampai ke Bandara.Jujur pria yang bersama Gina tadi cukup tampan dan gagah, apakah dia lebih baik dari pria bernama Arham? Mengapa Gina lebih memilih Anton dari pada Arham?TIN!!!bunyi klakson mobil di belakang Zara membuyarkan lamunan gadis itu. Dia langsung menjalankan mobilnya karena lampu lalu lintas sudah berubah warna menjadi hijau.Zara kembali fokus menyetir tujuannya adalah rumah pria yang bernama Arham itu.***Menurut peta online dia sudah berada di titik yang tepat. Perlahan Zara melajukan mobilnya di tepi jalan karena yang sejak tadi dia lihat hanya tembok berlapis tanaman merambat."Dimana gerbang rumahnya ya?" gumam Zara di balik kemudinya.TIN!!!Zara tersentak, kaget. Ini kedua kalinya gadis itu dikejutkan karena bunyi klakson mobil. Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti didepannya.Kemudian, seorang pria bertubuh tinggi gagah keluar dari mobil mewahnya dan menghampiri mobil Zara.Tok! Tok! Tok!

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 3. Perjanjian Hitam Di Atas Putih

    "Tanda tangan di sini."Gina menyodorkan sebuah kertas bermaterai berisi surat perjanjian dirinya dan Zara.Perlahan Zara membaca setiap pasal yang tertera di sana.Pasal satu tertulis kalau Gina sebagai pihak pertama akan membiayai pengobatan dan perawatan Eyang Ajeng hingga sembuh di rumah sakit.Pasal kedua tertulis Zara sebagai pihak kedua menggantikan posisi Gina dalam waktu yang tidak di tentukan, dalam arti jika Gina ingin kembali maka perjanjian tersebut selesai dan Zara bisa kembali ke jatidirinya. Akan tetapi, dia tetap membiayai pengobatan dan perawatan Eyang Ajeng sampai sembuh.Kedua pasal tersebut sudah cukup untuknya. Zara langsung membubuhi tanda tangannya di atas materai."Terima kasih." Gina tersenyum lebar, memasukan kembali surat perjanjian itu kedalam tasnya."Kamu bisa kembali ke rumah sakit, cari seseorang yang bisa kamu andalkan untuk merawat nenek kamu. Karena saya tidak mau penyamaran kamu terbongkar karena wara wiri ke rumah sakit," terang Gina menjelaskan.

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 2. Rencana Licik

    Esoknya Gina kembali ke cafe, bukan untuk bertemu dengan pria selingkuhannya melainkan mencari sosok yang semalam menabraknya. Gadis yang wajahnya mirip dengannya. "Zara!" panggil seorang pria bertubuh tinggi besar. Gina memekik ketika seseorang mencekal tangannya. "Akh! Sakit tau!" bentaknya. "Aku sudah bayar kamu mahal tapi kamu malah kabur!" "Aku? Kabur?" cicit Gina. "Ck! Tidak usah pura-pura lupa, Zara!" Gina langsung paham, pria yang saat ini marah padanya mungkin mengira Gina adalah Zara gadis yang kemarin menabraknya. "Nama Anda siapa?" tanya Gina. "Kamu salah makan atau kepala kamu terbentur sesuat, hah?!" bentak Demian. "Baiklah, saya akan ingatkan kamu. Saya Demian, salah satu penggemar berat kamu. Saya suka suara kamu, semalam saya meminta manager cafe agar kamu menemani saya karaoke, tapi kamu malah kabur, sudah ingat sekarang?" sambungnya. "Maafkan saya, kemarin mendadak ada urusan makanya saya pergi." Gina mencoba memainkan perannya menjadi Zara, pria di depa

  • Cinta Tulus Istri Pengganti   Bab 1. Salah Orang

    Prok! Prok! Prok!Senyum manis Zara mengembang ketika mendengar suara tepuk tangan yang sangat meriah dari pengunjung Cafe tempatnya bekerja. Sebuah lagu berhasil dia nyanyikan dengan sangat merdu sampai semua pengunjung memberinya tepuk tangan meriah."Terima kasih semuanya," ucap Zara sembari melempar ciuman jarak jauh dengan tangannya. Kemudian dia turun dari panggung karena memang jam kerjanya sudah habis.Seorang manager Cafe menghentikan langkah Zara ketika dia hendak pulang."Seseorang ingin bertemu dengan kamu, Ra," ucapnya.Kening Zara menyernyit, "Siapa?" balasnya melontarkan pertanyaan."Pelanggan setia cafe dan selalu membayar bill dengan nominal dua kali lipat setiap dia datang.""Apa aku mengenalnya?""Kamu tidak kenal dia tapi dia kenal kamu, Ra.""Benarkah?""Benar." Suara bariton menyela percakapan Manager Cafe dan Zara.Zara berbalik dan menatap siapa pemilik suara bariton itu.Pria itu mengulurkan tangannya, "Perkenalkan, saya salah satu penggemar Anda Nona Zara, bi

DMCA.com Protection Status