Setelah kelulusan dengan nilai terbaik Tara tidak berpikir untuk mencari Universitas negeri ataupun Swasta. Saat ini dirinya sangat menikmati pekerjaannya setelah ia lakoni selama satu tahun ini. Tara sangat menikmati dan mencintai pekerjaan sebagai sales dari perusahaan ini.
Selain salary yang diterima cukup untuk dirinya dan mamanya. Bonusnya yang terbilang sangat lumayan, dapat membuat dirinya mengumpulkan pundi-pundi penghasilannya yang kelak akan ia gunakan untuk mencari sebuah rumah kecil untuk mamanya. ‘’Tara ... Apakabar, tegur seseorang dari belakang tubuhnya.’’ ucap seseorang lelaki tampan menyapa dirinya pada acara pameran mobil keluaran terbaru saat itu. Sambil membalikkan tubuhnya, Tara berusaha mengingat seseorang yang saat ini tepat di hadapannya. Seorang lelaki dewasa dengan usia berkisar empat puluh lima tahun dengan wajah tampan dan kulit nya yang terlihat bersih. ‘’Ooh ... Pak Donny yaa, baik pak, Apa kabar dengan bapak sendiri....’’ jawab Tara dengan menjabat tangan lelaki yang ada di hadapannya. ‘’ Apa kamu melanjutkan Kuliah ?’’ tanya pak Donny setelah menyalami Tara. ‘’ Belum ada minat pak....Lagi seneng cari duit ini,’’ sambil berkelakar Tara menjawab atas pertanyaan yang ditanyakan oleh pak Donny. Sebagai seorang sales, jelas saja kesempatan ia untuk menawarkan mobil keluaran baru ini tidak disia-siakan sama sekali. Maka ia pun merayu pak Donny untuk membeli satu dari beberapa jenis mobil yang saat itu sedang dipasarkan. Dengan kepiawaian ia sebagai seorang sales yang sudah bekerja selama satu tahun ini, membuat ia bertambah mahir dalam merayu calon pembeli. Banyak pembelajaran yang telah ia ambil dari senior-seniornya dalam melakukan penawaran pada customer yang datang. Dan memang dari beberapa seniornya ada yang mengajari cara kotor dengan mau kencan dengan customer tersebut. Tapi selama ini Tara tidak pernah mempraktekan hal kotor seperti itu. Ia cukup berkata-kata manis dengan paras wajahnya yang cantik telah membuat beberapa customer yang memang sedang membutuhkan mobil terpikat untuk membelinya. ‘’Gimana Pak Donny, jadikan membeli satu unit....,’’ rayu Tara setelah mengajak pak Donny mencoba beberapa mobil keluaran baru saat itu. ‘’Hmmmmm, Gimana yaa. Bingung milihnya, Coba kamu yang pilihkan untuk Bapak,’’ ucap pak Donny meminta Tara memilih satu dari beberapa mobil keluaran baru saat itu. Sebagai seorang sales, Ia akan memilihkan satu unit mobil yang memang menurut ia bagus dalam interior, sesuai dengan budget dan yang utama bagi Tara mobil itu mempunyai suspensi yang handal tentunya. ‘’ Serius yaa Pak, saya yang memilihkannya? Tapi, nanti sesuai selera saya looh pak,’’ ucap Tara meyakinkan pak Donny atas pilihan mobil untuk Pak Donny. ‘’Iyaa laah serius Tara ... Pokoknya bapak percaya dengan pilihan kamu,’’ jawab Pak Donny atas pertanyaan Tara sambil tersenyum dihadapan Tara. Tara hanya mengangguk sambil tersenyum kepada pak Donny. Terlihat kecantikan Tara terpancar lewat lesung pipinya ketika ia tersenyum pada pak Donny. Seketika membuat pak Donny yang melihat diri Tara semakin kesemsem dengan kecantikan dan keluguan diri Tara. Pertemuan pak Donny dengan Tara satu tahun lalu jelas terasa beda dengan penampilan Tara yang sudah semakin dewasa dengan usia yang hampir menginjak dua puluh tahun. Dimana Tara terlihat bertambah cantik, karena dirinya telah pandai dalam menghias dirinya. Setelah menyetujui pilihan Tara, akhirnya pak Donny pun melakukan transaksi di depan kasir penjualan dengan di dampingi Tara sebagai salesnya. Sesekali pak Donny mencuri pandang pada Tara. Dan sempat pula pandangan mereka beradu, Tara hanya tersenyum manis saja melihat pak Donny melihat ke arahnya. ‘’Baik pak Donny, satu unit mobil ini akan segera dkirimkan ke rumah bapak sekitar dua hari lagi. Dan untuk penyerahannya akan diserahkan ke Tara selaku sales. Karena kami akan mendokumentasikan penyerahan tersebut," ucap senior Tara menjelaskan tentang SOP penyerahan unit baru bagi customer saat ini. ‘’Baiklah kalau begitu, saya akan tunggu dua hari lagi,’’ ucap pak Donny sambil menuliskan alamat pengiriman atas satu unit mobil tersebut. ‘’Terimakasih banyak pak Donny,’’ ucap Tara menjabat tangan dari Pak Donny sambil membungkukkan tubuhnya. Saat ini Tara sangat bahagia dengan pencapaian penjualannya saat ini, karena mobil yang dibeli oleh pak Donny adalah mobil kelas satu dengan harga yang cukup lumayan besar. Hingga Tara pun telah menghitung-hitung komisi yang akan diterima dengan tersenyum bahagia. Dalam hatinya saat ini, mamanya pasti akan bahagia dengan pencapaiannya saat ini. Untuk bulan ini baru dua unit mobil yang dijual oleh Tara, itu pun belum mencapai target yang telah di tetapkan oleh perusahaan untuknya. Dengan adanya penjualan satu unit lagi dari pembelian yang dilakukan pak Donny saat ini membuat targetnya terpenuhi bahkan lebih. *** Dua hari kemudian tiba saatnya team dari perusahaan untuk menyerahkan satu unit mobil yang telah di beli oleh Pak Donny. Tara bersama seniornya tiba di rumah pak Donny sekitar pukul tiga sore. Sesuai dengan keinginan pak Donny via hubungan telpon ketika pagi hari di hubungi oleh bagian customer service. Tara sangat takjub dengan rumah yang di tempati oleh pak Donny. Karena rumah tersebut lebih tinggi sekitar satu setengah meter dari jalan. Jadi ketika mereka memasuki rumah tersebut seperti berada dalam jalan yang menuju ke sebuah bukit. Pada bagian depan sebelum mereka masuk ke rumah pak Donny, pintu gerbang yang mereka masuki telah dijaga oleh dua orang satpam dengan pos penjagaan yang ketat. ‘’Mari silakan masuk,” ucap pak Donny mengajak kedua orang tamunya memasuki rumahnya. Mereka memasuki ruang tamu yang cukup besar dengan bangku-bangku ukiran sehingga membuat lebih megah dan terkesan lebih mewah. Mereka pun duduk dan bersalaman dengan pak Donny yang kala itu memakai setelan kaos dan celana dari kesebelasan sepak bola terkenal. Terlihat lebih muda dari usianya. Pada rumah itu terlihat ada dua orang asisten rumah tangga, Satu supir yang menunggu di luar teras dan seorang tukang kebun yang saat mereka memasuki rumah pak Donny sedang menyiram tanaman yang tertata rapi dibagian kanan kiri rumah besar tersebut. “Silakan di minum dulu....,’’ucap Pak Donny. Mempersilakan mereka minum setelah asisten rumah tangganya menyuguhi minuman di ruangan tamunya. Mereka pun berbincang-bincang dengan pak Donny. Satu jam kemudian mereka meminta pak Donny untuk melakukan serah terima kunci yang akan dilakukan oleh Tara sebagai seorang sales dengan melakukan photo bersama pak Donny didepan mobil yang akan diserahkan sambil memberikan kunci mobil tersebut sebagai dokumentasi perusahaam. Selesai acara penyerahan mereka pun pamit pada pak Donny untuk bisa kembali ke kantor. Tetapi tiba-tiba pak donny mengatakan pada mereka. ‘’Maaf, kira-kira apa bisa saya mengajak kalian berdua untuk makan malam?’’ ucap pak Donny sambil mengatakan pada Tara dan seniornya. Karena seniornya ada acara keluarga maka, seniornya pun meminta maaf tidak bisa menemani pak Donny pada makan malam saat ini. Tara yang tidak memiliki kepentingan keluarga akhirnya menemani pak Donny untuk makan malam. Tara pun meminta izin pada pak Donny agar dirinya bisa menghubungi mamanya, kalau dirinya pulang terlambat. Setelah itu Tara menuju ruangan lain yang telah di tunjukan oleh pak Donny. Sebuah ruangan besar dan terlihat seperti ruangan menonton film. Sebuah layar lebar ada di dinding ruangan tersebut dengan peralatan menoton berserta beberapa DVD yang tertata rapi. Dengan sofa-sofa besar disisi kiri, kanan dan sebuah permadani yang terhampar ditengah sofa-sofa tersebut. Tara merasakan kelembutan dari permadani yang terhampar disana ketika kakinya menyentuh hamparan permadani tersebut. Tara duduk di sofa sisi kanan sambil menunggu meja makan yang sedang disiapkan oleh asisten rumah tangga pak Donny. Bunyi Dentang jam mengejutkan Tara, dilihat pada sisi pojok dariP pintu menuju ruangan menonton itu ada sebuah jam besar. Dilihat jam telah menunjukan pukul tujuh malam. “ Mari Tara ... Kita menuju meja makan,’’ ucap pak Donny. Pak Donny berjalan ke ruang makan dan Tara mengikutinya menuju ruang makan. Sesampai di ruang makan, Tara di persilakan duduk oleh pak Donny. Dilihat oleh Tara sekeliling ruangan makan tersebut. Hanya ada satu meja berbentuk kotak dengan empat buah kursi. Disisi kanan ada sebuah lemari es berukuran sedang dan sebuah mini bar yang terletak di depan meja makan ini. Pada sisi pintu ruang makan ini terlihat sebuah dapur cukup besar. Yang pastinya dengan seluruh peralatan dapurnya, Pikir Tara saat itu sambil mengamati bagian dari ruang makan tersebut. Seorang asiten rumah tangga masuk ke ruang makan sambil membawakan satu buah kue ulang tahun. Sebuah kue ulang tahun yang berwarna coklat dengan hiasan buah ceri merah dan disana ada dua buah lilin. Dilihat dari lilin yang ada di kue ulang tahun yang berwarna coklat tersebut itu ada angka empat puluh lima. Terpikir oleh Tara kalau hari itu adalah hari ulang tahun pak Donny. ‘’Selamat ulang Tahun pak Donny," ucap Tara sambil menyalami pak Donny dan mencium kedua pipi pak Donny. “Terimakasih Tara,” jawab pak Donny ketika menerima ucapan Tara yang telah mencium pipi kanan dan kirinya. “Maaf yaa Pak, saya tidak tahu kalau hari ini bapak berulang tahun,” ucap Tara bersungguh-sungguh meminta maaf pada pak Donny. “Tidak apa-apa koq Tara....” jawab pak Donny atas permohonan maafnya. Lalu pak Donny pun mengatakan pada Tara, kalau dirinya berterimakasih karena saat ini Tara mau menemani perayaan ulang tahunnya. Lalu mereka pun makan malam bersama dan bercerita tentang banyak hal dari masalah politik serta masalah yang sedang terjadi saat itu. Tapi tidak sekali pun Tara ataupun pak Donny bercerita tentang keluarga mereka. Meraka masing-masing menjaga privasi. Setelah mereka makan malam dan makan sepotong kue ulang tahun, pak Donny mengajak ke ruang lain. Pak Donny mengajak Tara pergi ke ruangan menonton yang tadi sempat Tara sambangi sebelum menuju ruang makan. Pak Donny menjelaskan pada Tara kalau dirinya senang menonton film romance, tetapi karena kesibukannya maka tidak ada waktu untuk menonton di bioskop jadi diputuskan oleh pak Donny untuk membuat ruangan sendiri walaupun kecil yang terpenting dirinya bisa menonton film tanpa harus ke bioskop. “Tara ingin nonton film apa?” tanya pak Donny pada Tara. “Apa saja boleh koq pak, “jawab Tara ketika dilihatnya pak Donny memilih beberapa DVD yang tertata rapih disana. Tidak lama kemudian seorang asisten datang ke ruangan menonton kami sambil membawa minuman soft drink dan camilan atas perintah dari pak Donny. Asisten rumah tangga itupun berlalu dari hadapan Tara setelah menaruh berberapa minuman soft drink dan camilan di meja bundar disamping sofa yang ada disana. Pak Donny kemudian menutup pintu ruangan menonton itu dan meredupkan lampu yang ada di ruangan tersebut agar terlihat seperti bioskop pada umumnya. Setelah menyalakan vidio yang berisikan film romance terlihat pak Donny duduk di bagian tengah dari sofa itu yang di ikuti oleh Tara yang waktu itu duduk di sofa. Mereka pun duduk bersama di permadani yang terasa lembut pada saat pertama kali Tara ke ruangan tersebut. Terlilhat pak Donny mengambilkan minuman soft drink untuk Tara. Mereka menonton film romance itu dengan sesekali menghela nafas bersama karena ada beberapa adegan dewasa yang di pertontonkan disana. Tanpa disadari Pak Donny tiba-tiba telah memegang tangan Tara. Karena suasana romance dari film tersebut ditambah ada beberapa adegan dewasa pada film tersebut membuat Tara yang belum satu kalipun melihat film dengan adegan dewasa itu terbawa suasana. Tara membiarkan Pak Donny memegang tangan nya dan mencium tangannya. Dibiarkan hal itu terjadi karena suasana yang ada di dalam ruangan itu membuat mereka terhanyut dalam nuansa ruangan dan film yang mereka tonton. Sampai akhirnya sebuah ciuman mendarat di bibir Tara yang ketika itu tidak bisa menolak ciuman lembut dari pak Donny. Lalu, oleh Tara ciuman itu pun di balas dengan memberikan lidahnya untuk bisa di sedot oleh pak Donny. Ketika adegan yang ada di film itu semakin menjadi dengan adegan dewasa membuat Tara sudah tidak bisa lagi menahan gejolaknya. Selama ini Tara hanya mendengar dari cerita teman-temannya yang sudah menikah. Dan ia tidak pernah sekalipun melakukan hal itu. hanya sesekali membayangkannya. Maka ketika Pak Donny berusaha meraba bagian kedua gunung kembarnya, Tara pun hanya terdiam mencoba merasakan apa yang bisa ia rasakan. Sampai akhirnya pak Donny merundukan kepalanya melumat bagian hitam dari gunung kembar Tara yang terlihat putih mulus itu, Tara hanya dapat menahan napasnya. Dan menahan gejolaknya yang selama ini tidak pernah di rasakan. Akhirnya kedua gunung kembar dilumat berganti, hingga Tara merasakan bagian bawahnya telah basah. Tetapi saat ini Tara masih malu-malu untuk mengungkapkan gejolak yang ia rasa. Maka ketika pak Donny semakin bergelora atas dirinya. Ia pun pasrah. Terlebih ketika tangan Pak Donny menjalar kebagian bawah milik Tara. Namun, denga cepat Tara menolak apa yang dilakukan Donny. “Jangan lakukan itu Pak, saya takut. Saya tidak pernah sekalipun melakukannya. Cukup sampai disini aja Pak.” ucap Tara mengingatkan pak Donny atas gelora jiwanya yang semakin menjadi-jadi. Lalu, Tara pun segera menarik dirinya dari pelukan pak Donny dan berusaha merapihkan bajunya yang telah terbuka pada bagian atasnya. Tara mencoba menghalau gejolak dalam dirinya. Ditambah usianya yang telah memasuki sembilan belas puluh tahun membuat hormon yang ada dalam dirinya bergejolak keras ketika menonton film adegan dewasa seperti itu. “Tara aku tidak akan merusak kehormatan dirimu, hanya saja aku ingin dirimu melepaskan gejolak itu, aku bisa membuat dirimu melayang jauh tanpa harus kehilangan kehormatan mu,” ucap pak Donny pada Tara yang berusaha melepas pelukan pak Donny. Tara akhirnya hanya terdiam ketika pak Donny dengan kelembutannya meraba area sensitifnya dan melepaskan pakaian dalamnya. Lalu dengan posisi Tara yang masih terduduk di hadapan pak Donny. Tara hanya bisa pasrah dan ingin tahu dengan apa yang akan dilakukan pak Donny. Masih dalam posisi terduduk dan tanpa pakaian dalamnya, pak Donny membuka kedua kaki Tara. Saat ini kedua kakinya telah terbuka dengan posisi masih terduduk perss di hadapan pak Donny. Tara hanya terdiam ketika pak Donny berusaha menyentuh bagian sensitifnya. Pak Donny melihat bagian senstif dari Tara yang agak basah. pak Donny tahu hal itu dikarenakan hisapan dirinya pada payu dara Tara. Dengan pengalamannya pak Donny mendekati area sensitif Tara dengan posisi dirinya membungkuk ke area sensitif itu dengan menarik halus bokong Tara agar agak turun dengan posisi kedua kaki Tara masih terbuka dan membuat area sensitifnya terlihat. Pak Donny pun langsung menjilati area sensitif seorang perawan yang belum pernah ia lakukan. Ketika hal itu dilakukan oleh Pak Donny, tubuh Tara serasa bergetar serta terasa hangat dirasakan seluruh tubuhnya. Dan pak Donny mulai menghisap area itu tanpa disadari Tara mengeliatkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri hingga tanpa disadarinya ia mengangkat bokongnya lebih tinggi dan lebih menekan ke arah bibir dari pak Donny yang terus menghisap area sensitifnya. “Ououooh enaak sekali Pak,” jerit Tara. Tanpa disadari ia sudah mengatakan hal ini pada pak Donny. Cairan dari area sensitif Tara telah membasahi bibir pak Donny . Walaupun dilihatnya kenikmatan itu belum tuntas diraih Tara, pak Donny menghentikan permainan itu. sesekali dilihatnya kedua mata Tara masih terpejam seperti sedang mencari kenikmatan yang tiba-tiba menghilang. “Tara.... Sudah jam sebelas malam, sudah seharusnya kamu pulang.” ucap pak Donny. Dengan malu-malu Tara membuka kedua matanya. Lalu merapihkan penampilannya yang sedikit acak-acakan. Setelah lampu di ruangan itu dinyalakan Tara merasakan rasa malu yang teramat sangat. Tetapi dengan sikap kedewasaan dan pengalaman yang di miliki oleh pak Donny suasana dan kekakuan krn rasa malu Tara akhirnya mencair. “Tara ... Sekarang ini, panggil aku dengan panggilan Mas yaa...” ucap pak Donny saat itu sambil mencium kening Tara. Tara saat itu hanya bisa mengangguk. Lalu pak Donny mengatakan pada Tara kalau hal itu adalah hal yang wajar ketika kita mempunyai hasrat. Dan itu yang membuat Tara merasa lebih baik. Dari awalnya sangat malu sekali dengan yang terjadi sampai akhirnya bisa merasa lega ketika pak Donny menyatakan hal itu. “Terimakasih yaa Mas... telah menjaga kehormatan ku.” ucap Tara pada pak Donny yang saat ini telah ia panggil dengan panggilan Mas. Saat itu pak Donny hanya tersenyum dan kembali memeluk tubuh Tara sambil mengatakan untuk tetap menjaga kehormatan tersebut sampai Tara memilih lelaki yang tepat untuk diberikan kesuciannya. Lalu dengan rasa tanggung jawab yang tinggi pak Donny pun, memerintahkan supir pribadinya untuk menghantarkan Tara ke rumahnya.Sesampai di rumah jam sudah menunjukan pukul jam sebelas lewat empat puluh menit. Tara masuk ke rumah setelah mamanya membukakan pintu rumah. Sesampai di dalam rumah Tara langsung masuk ke kamarnya dan langsung menuju kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci wajahnya.“Tara, tadi mama lihat koq mobil yang mengantar kamu berbeda dengan mobil yang biasanya mengantar kamu pulang ke rumah?” tanya mama pada Tara ketika dilihatnya Tara sedang menuju ruang tamu.Tara sangat paham sekali dengan karakter dan sifat mamanya. Oleh karena itu ketika dilihat mamanya masih berada di ruang tamu, ia pun menghampiri mamanya. Agar kekuatiran mamanya terjawab.“Maaa... tadi itu supir dari bos kantor, karena hari ini penjualan seluruh mobil mencapai target maka bos besar mengajak kami makan bersama di restaurant,” Jawab Tara.Setelah mereka bercakap-cakap sebentar, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat. Ketika berada di atas tempat tidurnya, Tar
Sama seperti pagi hari sebelumnya, Tara bangun pagi untuk melakukan aktifitas. Membantu mamanya di dapur, mereka sarapan bersama berakhir dengan pamitnya Tara pada mamanya untuk bekerja. Setiap hari Tara selalu menunggu angkutan umum untuk bisa berangkat ke kantornya. Tapi hari ini ketika ia keluar dari rumahnya, dilihat nya sebuah mobil yang telah ia kenali siapa pemiliknya telah menunggu dirinya di seberang jalan. Ketika ia melihat arah ke mobil tersebut, sebuah lambaian tangan dilihat nya memanggil dirinya untuk bisa menyebrangi jalan itu. Tara pun menyebrangi jalan itu dan menghampiri mobil itu.“Pagi Tara....tadi mas lewat jalan ini, jadi mas pikir sekalian saja mas menunggu kamu disini,” kata pak Donny menjelaskan pada Tara mengapa sepagi ini dirinya telah ada di seberang jalan menunggu dirinya. “Iyaa Mas....malah saya yang merasa tidak enak kalau mas jemput seperti ini,” jawab Tara sambil membuka pintu mobil tersebut.Hari ini pak D
Pagi sekali Tara sudah bangun dan langsung menyiapkan sarapan pagi. Ia pun telah mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci serta mengepel lantai. Padahal jam baru menunjukan pukul enam lewat tiga puluh menit. Ketika mamanya terbangun dari tidurnya ia terheran-heran melihat putri cantiknya telah mengerjakan semua pekerjaan rumah.“Pagi maa....,” ucap Tara ketika mamanya memasuki dapur.“Hmmmm tumben anak mama rajin sekali, semua sudah rapih dan kamu juga sudah buat sarapan yaa,” mama mengatakan hal ini sembari mencium pipi putri cantiknya.“Terimakasih sayang, semakin lama kamu semakin bertambah dewasa,” ucap mama langsung duduk di meja makan.Lalu mereka pun sarapan pagi bersama. Di sela-sela sarapan pagi Tara mengatakan bahwa dirinya kemarin jalan bersama teman kantornya dan membelikan mamanya dua potong pakaian. Hari ini pun Tara mengatakan pada mamanya, kalau ia dan teman-teman kantornya akan menghad
Selesai mereka mandi bersama dan mengenakan pakaian mereka pun menuju halaman belakang. Di samping kolam renang telah tersedia santapan makan malam kambing guling yang telah selesai dibakar oleh para pekerja pak Donny. Pak Donny memang telah menyiapkan hidangan istimewa untuk makan malam mereka. Pak Donny mengajak seluruh pekerja menikmati makan malam bersama. Dan Tara melihat pak Donny sebagai seorang yang sangat murah hati serta seorang yang sangat menghargai orang lain. Dengan mengajak makan malam seluruh pekerja disana berikut keluarga mereka sungguh suatu pemandangan yang jarang terlihat di kota besar. Dimana seorang majikan sangat menghargai pekerjaannya. Dan hal inilah yang membuat Tara jatuh cinta pada pak Donny.Mereka pun makan malam bersama dan tertawa bersama-sama membuat hawa dingin di sekitar mereka agak menghangat. Selesai makan malam Tara dan pak Donny segera masuk ke dalam villa, karena diluar hawanya semakin dingin padahal mereka telah memakai sw
Jam sembilan pagi pak Donny terbangun dari tidurnya tanpa mengenakan busana dan dilihatnya wanita muda yang tanpa busana masih tertidur nyenyak di sisinya. Pemandangan yang indah disisinya tidak disia-siakan untuk dilihatnya kembali. Bagaimana tidak, hari ini pak Donny masih bisa menatap seluruh bagian tubuh dari seorang gadis berusia dua puluh tahun dengan lengkuk tubuhnya yang sintal, payudara yang masih kencang, serta kulitnya yang putih bersih dan mulus membuat tidak bosan-bosannya pak Donny memandangi tubuh gadis cantik yang masih terlelap nyenyak disampingnya. Pak Donny sangat berbahagia, karena di usianya yang telah menginjak empat puluh lima tahun masih bisa merasakan jatuh cinta pada seorang gadis yang mencintai dirinya juga.Pak Donny berjanji dalam hatinya untuk bisa membahagiakan diri Tara bukan hanya dalam bentuk materi tetapi dalam hal yang menjadi kesenangan Tara. Dan ia tahu Tara mempunyai libido yang sangat besar, maka dirinya pun harus mampu memuaskan hasrat
Pagi ini sama seperti hari yang lain, seperti biasa Tara bangun pagi dan melakukan tugasnya sebagai seorang anak perempuan dengan membantu pekerjaan rumah sebelum dirinya pergi ke kantor. Dan seperti yang di bicarakan pada mamanya kemarin kalau semua keputusan pindah bekerja adalah keputusan drinya. Maka hari ini Tara sudah merasa mantap atas keputusan yang akan di ambil.“Maa...hari ini Tara akan mengajukan pengunduran diri,” ucap Tara ketika mereka telah berada di meja makan untuk melakukan sarapan pagi.“Yaa...nak apapun keputusan mu, mama akan selalu mendukung kamu,” jawab mama dengan tersenyum sambil mengusap tangan Tara.Mereka pun menikmati sarapan pagi mereka dengan sesuatu keputusan besar bagi Tara untuk kehidupannya kelak. Seperti biasa setelah Tara menikmati sarapannya ia pun langsung melakukan persiapan untuk pergi ke kantor, dimana hari ini adalah hari terakhir dirinya ke kantor.“Maa...Tara berangkat dulu yaa sa
Ini adalah hari pertama Tara dan mamanya tinggal di sana, dan mamanya Tara pun sudah tahu siapa pemilik dari rumah tersebut. Pagi ini adalah hari pertama Tara ke kantor barunya, seperti yang dikatakan oleh pak Donny kalau kehadiran dirinya sebagai sekretaris pribadinya sudah disampaikan ke bagian penerimaan karyawan, jadi Tara hanya perlu bertemu dengan bagian penerimaan karyawan.Tepat pukul delapan pagi Tara sudah sampai di perusahaan milik pak Donny. Lalu ia pun diantar oleh bagian resepsionis untuk bertemu dengan bagian penerimaan karyawan.“Selamat pagi ibu, saya Tara,” ucap Tara mengulurkan tangannya.“Pagi Tara silakan duduk, saya ibu Riri. “Seperti yang telah disampaikan oleh bapak Donny, Tara nanti bekerja sebagai sekretaris pribadi yang bertugas mengurusi segala kepentingan bapak Donny. “Untuk Job Desk nya akan dikirim lewat email,” sambil mengatakan hal itu Bu Riri menyodorkan surat perjanjian kerja yang harus di tanda tangani oleh Tara.Kemudian ibu Rir
Pagi-pagi mama melihat rantang yang kemarin dibawa oleh Tara ke rumah Hendra saat ini telah ada diruang tamu. Mamanya berpikir mungkin baru tadi pagi di letakkan di atas ruang tamu. Tapi mama tadi pagi tidak melihat Hendra ada di halaman, karena biasanya mama melihat dirinya sedang menyapu dan menyiram tanaman.“Pagi Tara, mari kita sarapan dulu. Oh ya kapan Hendra mengembalikan rantang itu,” ucap mamanya ketika dilihatnya putri kesayangannya baru bangun tidur dan langsung menanyakan perihal rantang yang telah ada di ruang tamu.Lalu Tara menjelaskan pada mamanya, kalau Hendra mengembalikan rantang itu semalam. Setelah itu mama pun tidak menanyakan hal lain, karena semalam dirinya sangat terlelap dari tidurnya.Mama lalu bertanya pada Tara “Tumben hari ini tidak membantu mama, apa kerja disana sangat melelahkan?”“Ya begitulah maa, namanya saja pekerjaan baru,” jawab Tara menjelaskan dengan rinci pekerjaannya.Padahal hal
Setelah melewati masa kritis pasca operasi, Tara terbangun dari tidurnya di pagi hari, anestesi yang dilakukan semalam dengan memberikan suntikan pada bagian tulang belakangnya membuat setengah bagian tubuhnya tidak merasakan apa-apa, ketika Dokter kandungan memberikan torehan pada bagian perutnya, yang dirasakan oleh Tara hanya rasa dingin, dan Alex yang terus mengajaknya berbicara banyak hal agar kesadarannya tetap terjaga. Dan ketika Dokter mengambil satu persatu bayinya, Tara melihat bagaimana kedua bayi itu satu persatu menangis.Dirinya melihat kedua bayinya yang terlihat mungil kemerahan. Setelah selesai melihat kedua bayinya itu, Tara terlelap dalam tidurnya, hingga di pagi ini terbangun. Tara bersyukur operasi cecar yang dijalankan berjalan dengan lancar. Awalnya Tara sempat berputus asa ketika Dokter Kandungannya mengatakan jenis darah yang dipunyai, termasuk golongan darah yang langka. Sempat terpikir oleh Tara untuk mencari Tiara, ketika seminggu sebelum dirinya melak
~ Tujuh Bulan Kemudian ~Setelah melewati waktu selama hampir enam bulan menjalani pengobatan, melawan kesedihan dan keputusasaannya, kini Tiara menjadi orang yang lebih menerima dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup. Bagi dirinya, kini...membagi kebahagiaan untuk anak-anak yang kurang beruntung dalam kehidupan mereka lebih penting, dibandingkan dirinya harus berkutat dengan masa lalu, serta memaksakan keegoan nya untuk mendapatkan kembali putrinya.Saat ini Tiara sedang berada di sebuah panti asuhan. Dirinya saat ini banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak yang kurang beruntung. Disana dirinya membacakan dongeng, jadi teman bercerita bagi anak-anak remaja putri, dan terkadang dirinya bermain dan bersenda gurau bersama mereka.“Mama Tiara, besok datang lagi yaa,” ujar seorang anak perempuan sambil bergelayut pada tangan Tiara.“Dua hari lagi, mama Tiara baru akan kesini yaa Ita manis,” Tiara menjawab permintaan dari anak perempuan berusia lima tahun.Lalu T
Kesibukan dalam perhelatan pernikahan yang diadakan dengan sederhana kemarin, membuat mereka semua tidak ada yang bangun pagi, bahkan beberapa pekerja pun baru saja terbangun pada pukul tujuh pagi ini. Mereka tergopoh- gopoh membersihkan ruangan yang kemarin di pakai untuk acara pernikahan. Di pagi ini pula, bagian pemilik tenda telah datang untuk membuka tenda-tenda dan kursi yang kemarin di sewa.Dan pemilik katering pun telah datang untuk merapikan perabot yang belum mereka rapikan. Sedangkan pekerja di rumah itu, sedang merapikan beberapa ruangan dengan mengerjakannya secara bersama-sama. Memang pekerjaan yang sangat melelahkan. Sementara itu, di dalam kamar tidur, Tara dan pak Alex mereka masih berpelukan dalam selimut yang menghangatkan mereka.“Selamat pagi istriku sayang,” kecup Alex pada istrinya Tara.Tara yang mendengarkan sambutan pagi pertama setelah pengesahan dirinya menjadi nyonya Alex hanya tersenyum manis. Dirinya malah semakin memeluk erat suaminya,
Seminggu setelah pertemuan dengan Tara, membuat Tiara dan keluarga kembali ke rumah keluarga Tara, alangkah terkejutnya, ketika mereka kesana, dilihat mereka sekeluarga telah tidak ada disana. Melihat kenyataan itu, membuat Tiara terpukul hati dan perasaannya hingga membuat dirinya teriak-teriak memanggil nama Tara, seperti orang yang kehilangan akal.“Tara... ini mama sayang, bukankan pintunya sayang....maafkan mama sayang.....”“Tara...... maafkan mama sayang, tolong bukakan pintu nya... Bukaaaa.”“Tiara, sudah nak... mereka sudah pergi ikhlaskan mereka,” ajak papanya Tiara untuk meninggalkan rumah itu.Tetapi Tiara semakin menangisi kepergian Tara dari rumah itu. Mendengar lirih suara Tiara membuat hati orang yang mendengarkannya seperti tersayat sembilu. Sampai-sampai tetangga di sebelah rumah Tara datang ke rumah itu, bahkan dikarenakan Tiara yang terus menjerit memanggil-manggil nama Tara sambil duduk dilantai depan pagar itu. Beberapa tetangga menghampiri me
Segala persiapan untuk pernikahan telah di lakukan. Dari bunga-bunga segar yang telah di kirim oleh beberapa toko-toko bunga yang terbaik. Bagian dekorasi tempat bersanding kedua mempelai telah di hias. Tempat bersanding kedua mempelai di lakukan di ruang keluarga yang cukup luas. Besok adalah hari pernikahan mereka, dan pak Alex hanya mengundang beberapa teman dekatnya. Hanya ada dua puluh lima orang yang di undang. Untuk katering juga telah disiapkan. Untuk keluarga Tara, papa dan mamanya Tara hanya mengundang dua orang saja, adik papanya Tara dan kakak mamanya Tara.“Sayang, nanti kita akan fiting bajunya yaa.”“Kita berdua saja, apa mama dan papa juga ikut?”“Punya papa dan mama sudah pas ukurannya, beda dengan baju pengantin,” Alex memberikan penjelasan pada Tara sambil memeluk dirinya.“Seperti mimpi,” ucap Tara sambil bergelayut mesra pada tangan pak Alex.“Ini hal nyata sayang.”Pak Alex mengelus-ngelus rambut dari Tara, sebagai rasa sayangnya juga.
Setelah pak Dendy mendapatkan foto dari istri pak Wisnu yang tak lain adalah mama angkat dari Tara, dirinya langsung melaporkan hal itu pada papanya Tiara. Ibu Mia selaku kepala pantiasuhan yang pertama kali di perlihatkan oleh papanya Tiara, mengenai foto dari mamanya Tara. Setelah beberapa lama mengamati wajah dari mamanya Tara. Ibu Mia pun berkata.“Yaa! Saya sangat yakin, wanita ini yang menerima bayi itu dari saya, tidak ada yang berubah dari wajah wanita itu,” sedikit berteriak Ibu Mia menyatakan memang benar wanita itu yang menggendong bayi mungil Tiara, pada saat diserahkannya.Mendengar kesaksian dari ibu Mia, membuat jantung Tiara hampir berhenti berdetak. Ia sama sekali tidak menyadari kalau selama ini, putrinya yang hilang sangat dekat padanya. Dan Dia juga yang membuat dirinya menahan malu karena hinaan dirinya. Dia telah mengusir putrinya sendiri di kantornya bagaikan seekor binatang. Kalau saja hari itu tidak ada Alex mungkin dirinya telah memukul wajah gadis mu
Setelah dari Dokter, mereka berdua hanya terdiam di dalam mobil. Bahkan mereka hampir saja lupa membelikan makanan siang untuk mama dan papanya Tara. Mereka teringat ketika mamanya Tara menghubungi dirinya.“Iya Ma, sebentar lagi kami sampai.”“Papa minta kopi ya Tara, bisa di belikan di warung pinggir jalan .“Baik Ma, Tara belikan kopi.”Mendengar hubungan ponsel antara Tara dan mamanya, membuat pak Alex, kembali memutar mobil nya untuk membelikan makanan siang mereka. Tetapi Tara tetap terdiam, tidak mengatakan apapun. Sepanjang perjalanan dia hanya terdiam, bingung akan keputusan yang akan di ambilnya.“Sayang, pengen makan apa?”Tara hanya menggelengkan kepalanya. Yang di rasakannya hanya rasa mual dan dia kesal dengan kondisi seperti itu.Pak Alex lalu membelikan makan siang untuk mereka, dan kopi serta minuman mineral. Sedangkan Tara tidak ingin membeli makanan apapun.“Gugurkan saja pak, saya tidak siap untuk menjadi seorang ibu.”Mendengar a
Di hari minggu yang cerah ini, Tiara mendapatkan berita kalau kepala panti asuhan akan ke rumahnya. Ia berharap kepala panti asuhan itu ingat, ketika dia dulu menitipkan putrinya. Papanya meminta orang suruhannya membawa wanita itu. Semua itu demi sebuah titik terang atas sebuah tabir masa lalu Tiara. Di ruang keluarga yang besar itu, Tiara berjalan hilir mudik tidak tenang.“Tiara, kendalikan diri mu sayang.”“Pa, bagaimana caranya menemukan bayi itu, kalau surat adopsinya tidak ketemu.”Terliat kesal di wajah Tiara, karena untuk menemukan seseorang di kota besar bukan suatu hal yang mudah. Tidak berapa lama orang suruhan dari papanya Tiara yang bernama Dendy sampai di rumah mereka dengan seorang wanita berusia sekitar enam puluh tahun. Mereka berdua memasuki ruang keluarga. Setelah papanya Tiara menyalami pak Dendy dan wanita itu dan mempersilakan wanita itu duduk.“Siang pak, saya Mia.”“Silakan duduk, terima kasih ibu sudah datang ke rumah kami.”Pak Dendy adal
Selama satu jam Tara menunggu Alex terbangun dari tidurnya. Dan Alex terbangun karena rasa lapar yang dirasakan. Dilihat jam pada dinding kamarnya telah menunjukkan pukul delapan malam, berarti hampir tiga jam, dia tidur sore ini. Sesaat didengarnya lagi suara perutnya yang menyanyikan lagu lapar. Lalu ia pun bermalas-malasan berjalan ke meja makan.Alex terkejut, ketika dilihatnya Tara ada disana. Sambil tersenyum dia menghampiri Tara yang masih menunggu di meja makan.“Sayang, kapan datang, Sudah lama?”“Lumayan, gimana enak tidurnya?”Melihat nada suara Tara yang agak menyindirnya, Alex langsung mencium pipi Tara.“Jangan marah, tumben hari ini aku lelah, lapar lagi,” ujar pak Alex pada Tara.Terlihat Tara langsung mengambilkan nasi ke piring dan mengambilkan beberapa lauk dan sayur setelah mendengar kalau pak Alex lapar.“Yaa sudah makan dulu saja pak, nanti kita ngobrolnya,”“Terima kasih, kamu makan juga yaa,” tersenyum Alex meli