Selesai mereka mandi bersama dan mengenakan pakaian mereka pun menuju halaman belakang. Di samping kolam renang telah tersedia santapan makan malam kambing guling yang telah selesai dibakar oleh para pekerja pak Donny. Pak Donny memang telah menyiapkan hidangan istimewa untuk makan malam mereka. Pak Donny mengajak seluruh pekerja menikmati makan malam bersama. Dan Tara melihat pak Donny sebagai seorang yang sangat murah hati serta seorang yang sangat menghargai orang lain. Dengan mengajak makan malam seluruh pekerja disana berikut keluarga mereka sungguh suatu pemandangan yang jarang terlihat di kota besar. Dimana seorang majikan sangat menghargai pekerjaannya. Dan hal inilah yang membuat Tara jatuh cinta pada pak Donny.
Mereka pun makan malam bersama dan tertawa bersama-sama membuat hawa dingin di sekitar mereka agak menghangat. Selesai makan malam Tara dan pak Donny segera masuk ke dalam villa, karena diluar hawanya semakin dingin padahal mereka telah memakai sweater yang tebal.
“Hmmmmm dingin sekali yaa mas,” ucap Tara.
“Iyaa....nanti mas nyalakan pemanasnya,” jawab pak Donny.
Sekitar sepuluh menit kemudian ruangan yang ada di bagian tengah itu sudah terasa hangat setelah dinyalakan penghangat disana. Tara pun duduk di sofa dan pak Donny mengambil satu botol wine di sebuah lemari yang terletak tidak jauh dari sofa.
“Tara....kamu bisa minum wine kan?” tanya pak Donny ketika menuangkan wine di gelas mereka.
“Bisa mas....tapi sedikit aja yaa,” jawab Tara.
Lalu mereka pun duduk di sofa itu sambil menikmati wine. Pak Donny memberikan wine pada Tara agar tubuhnya terasa lebih hangat, karena hawa disana sangat dingin. Karena rasa cinta yang telah tumbuh di hati Tara membuat ia berani bermanja-manjaan pada pak Donny dengan cara tidur di pangkuan pak donny ketika mereka berada di sofa.
“Hmmmm masih pengen lagi?” tanya pak Donny sambil mencium kening Tara.
Seketika Tara merasa keinginan hasratnya tiba-tiba muncul dihati dan pikirannya. Tetapi Tara hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan pak Donny.
“Tara sayang koq diam, masih pengen lagi apa masih lelah?” tanya pak Donny kembali sambil mengusap-usap rambut Tara.
Lalu secara spontan Tara mengambil tangan pak Donny yang tadi mengusap rambutnya, dan menaruh tangan itu persis di selakangannya sambil membuka kedua kakinya agak melebar.
“Hmmmmm Sayang...koq jadi malu-malu seperti itu,” ucap pak Donny seraya meraba vagina Tara.
Dengan pengalamannya jemari pada bagian telunjuknya kini memutar daerah klitoris Tara sambil mencium bibir tara yang kala itu persis ada di pangkuannya. Kini tangan pak Donny telah melepaskan celana dalam Tara dengan mudah, karena hari ini Tara hanya memakai baju terusan sweater. Pak Donny pun terus memutar-mutar klitoris itu dengan perlahan dan itu membuat Tara tidak tahan, lalu tangan Tara memegang tangan pak Donny sambil memutar klitorisnya lebih kencang.
“Mas putar lebih cepat udah terasa enak,” ucap Tara.
“Iyaa sayang....tapi di tahan yaa,” jawab pak Donny sambil menggoda Tara.
Donny kemudian memakai ke empat jemarinya memutar dan menekan dengan lebih keras pada klitorisnya hingga Tara mengoyangkan bokongnya di atas sofa itu. Ketika gesekan yang dilakukan pada keempat jemari pak Donny semakin keras, Tara pun mengangkat bokongnya naik turun, naik turun dengan desahan yang membuat pak Donny terangsang.
“Aaarrhhh udah eenaak mas, terus mas...,” ucap Tara diantara desah napasnya yang semakin tidak beraturan.
Kini semakin bertambah kencang dan semakin keras lagi keempat jemari pak Donny bermain di daerah klitoris sampai membuat Tara seperti cacing kepanasan. Dan bertambah kencang juga ia mengoyangkan bokongnya naik turun naik turun.
“Aduuh.... Oooouuuhhh mas Eeenaaak sekali, saya ingin yang lebih mas...Ouauhhh,” Ucap Tara.
Kini hasrat pak Donny pun kian bertambah setelah mendengarkan rengekan Tara yang minta lebih, lalu pak Donny pun melepaskan celana dalamnya dan langsung berada di atas Tara dengan posisi kepala pak Donny menghadap ke arah area sensitif Tara, begitu pun dengan Tara berada di bawah area sensitifl pak Donny. Tanpa diminta Tara pun telah menghisap batang kemaluan pak Donny yang sudah menegang di hadapan bibirnya. Kemudian pak Donny pun langsung menghisap klitoris Tara dengan lembut dan secara perlahan. Menghisapnya dan melepaskannya hingga Tara tidak tahan lagi dengan gaya yang dilakukan oleh pak Donny.
“Mas....tolong isap teruss mas, Eeenaak sekali itu mas...Aaarrhhh.,” pinta Tara sambil mengangkat bokongnya ke arah mulut pak Donny.
“Ouuouaah....Eeenak mas, Eeenaak....Aauuooh...,” ucap Tara di tengah isapannya pada batang kemaluan Pak Donny.
Pak Donny pun sama, tidak membiarkan sedikitpun batang kemaluannya keluar dari kuluman dan isapan mulut Tara.
“Aaaarrrrhhhh....nikmatnya...terus tarik lebih dalam...Aaooourrrhhh...Enaak sekali Tara,” ucap pak Donny.
Setelah dua puluh menit mereka saling menghisap sampai pada akhirnya mereka bersama-sama mencapai klimaks dengan menyemprotkan cairan kenikmatan itu pada mulut mereka masing-masing.
Setelah puas dengan hasrat yang mencapai puncaknya , mereka pun masuk kedalam kamar untuk membersihkan diri mereka.
Setelah mereka selesai membersihkan diri dari permainan yang telah dinikmati bersama, pak Donny mengambilkan wine dan menuangkan ke gelas mereka berdua. Tara akhirnya minum sampai tiga gelas wine. Di tengah sadarnya ia berbicara pada pak Donny.
“Mas..., saya ingin batang kemaluan itu bisa masuk ke area sensitif saya,” ucap Tara sambil menyetuh batang kemaluan pak Donny.
Seketika pak Donny terdiam dan bertanya lagi pada Tara.
“Yakin kamu ingin punya mas masuk ke sini,” jawab Pak Donny sambil memegang area sensitif Tara.
Kala itu mereka sedang berdiri berhadap-hadapan setelah masing-masing meminum tiga gelas wine.
“Iyaaa mas, saya ingin tahu rasanya,” ucap Tara sambil mengigit pelan puting susu pak Donny.
“Tara.... sebelumnya apa kamu pernah melakukannya?” tanya pak Donny.
“Belum pernah sih mas, tapi saya bener-bener pengen mas...,” ucap Tara sambil menghisap puting susu pak Donny secara terus menerus.
Karena hisapan pada puting susu dan kehangatan wine yang mereka minum, pak Donny pun tidak ingin meninggalkan kesempatan untuk mencoba keperawan Tara. Ia lalu mengangkat Tara ke tempat tidur yang sangat empuk dan lembut. Pak Donny hanya membuka sweater tebal yang di pakai Tara saja, karena saat ini Tara memang sudah tidak mengunakan celana dalam. Terlihat sekali bentuk tubuh Tara yang terlihat seksi dan masih kencang. Baik payudaranya ataupun bagian bokongnya. Area sensitifnya masih terlihat agak membengkak karena dalam satu hari sudah dua kali mencapai klimaks. Lalu pak Donny kembali menanyakan hal yang sama. Karena ia tidak ingin Tara menyesali perbuatannya. Walaupun kesempatan ini jarang terjadi dalam hidupnya tetap saja pak Donny harus meminta izin pada Tara.
“Yakin kamu ingin melepas keperawanan kamu bersama mas?” tanya pak Donny.
“Iyaa mas.... saya pengen sekali batang kemaluan mas masuk ke sini,” jawab Tara sambil menunjuk area sensitifnya.
Lalu pak Donny pun mulai mencium kening Tara. Dilanjutkan dengan mencium dengan lembut kedua matanya, lehernya, kupingnya lalu setiap jengkal dari tubuh Tara dengan di jilat dan di cium, seolah-olah pak Donny tidak akan membiarkan sejengkal tubuh dari Tara yang tidak ia nikmati. Itu membuat Tara terus saja memegang area sensitifnya dan mengoyang-goyangkan bokongnya. Sebelum sampai pada area sensitif Tara, pak Donny terlebih dulu menjilat dan mencium seluruh bagian belakang Tara termasuk bokongnya dan hal itu membuat Tara kembali mendesah.
“Ououoh mas, badan saya terasa panas...geli dan eeenaak sekali mas...,” ucap Tara ketika pak Donny masih terus menjilati seluruh tubuhnya.
Setelah selesai dengan bagian belakang tubuh Tara, kini lidah pak Donny menjilati seluruh selangkangan dari Tara secara terus menerus hingga membuat Tara merintih merasakan kenikmatan yang sedikit demi sedikit diberikan oleh Pak Donny.
‘Mas...Ououh...Aaarhh...Ououaahhh nikmat sekali mas...terasa geli,” ucap Tara sambil meliuk-liukan tubuhnya seperti seekor ular yang akan menyantap mangsanya.
Akhirnya Pak Donny sampai pada klitoris daerah tersensitif Tara. Dengan lembut ia menjilati seluruh dinding area sensitifnya Tara, hingga membuka klitorisnya untuk bisa dijilat dan di isapnya dengan lembut. dan itu membuat erangan dari Tara semakin menjadi.
“Eeenaakk mas, masukin mas...Ououhhh eenaak mas,” jerit kecil Tara ketika dengan lembut di isap klitorisnya.
Kedua kaki Tara pun di buka agak melebar oleh pak Donny, sebelum ia memasukan batang kemaluannya ia pun menghisap berkali-kali klitoris itu hingga membuat Tara menaik turunkan bokongnya ditambah rasa sensasi yang sebelumnya masih terasa berdenyut di seputar area sensitifnya. Akhirnya secara perlahan-lahan pak Donny pun memasukan batang kemaluannya yang bertambah besar. Baru saja setengah batang kemaluan itu masuk kedalam area sensitif Tara, ia telah merintih kenikmatan.
“Ouououohhhh Eeenaakk sekali batangnya mas, agak sedikit sakit mas...tapi Eeenaak mas, terus masukin sampai habis mass...Ouuoouhh Eennakkk,” ucap Tara sambil mengoyang-goyangkan bokongnya dan memegang bokong dari Pak Donny.
Pak Donny pun merasakan sempit pada area sensitif Tara ketika ia mulai memasukan setengah dari batang kemaluannya dengan cara keluar dan masuk untuk beberapa kali secara perlahan sampai akhirnya pak Donny pun memasukan batang kemaluannya seluruhnya secara perlahan ke dalam area sensitif Tara.
“Aaarrrhhhh Eeennaaak sekali mas...Ouuhh...Ououhhh,” desah Tara di tengah rintihannya ketika pak Donny mengenjot area sensitif Tara dengan sangat perlahan naik dan turun secara beraturan.
“Masss Eeennaak Ooouuooouuh terasa hangat sekali dan penuh di dalam mas,” Tara merintih kenikmatan setelah batang kemaluan pak Donny masuk semua dalam area sensitifnya.
Pak Donny yang telah berpengalaman jelas merasakan perbedaannya. Area sensitif yang belum pernah terjamah oleh siapapun terasa sangat keset, sangat hangat di dalamnya dan ia sangat merasakan batang kemaluannya terhisap ke dalam area sensitif Tara. Walaupun ia dengan perlahan mengenjotnya tapi rasa nikmatnya terasa sangat beda dari beberapa wanita yang pernah ia nikmati.
“Aaaooouhhh....Eeennaaak sekali punya mu Tara,” terdengar bergetar desahan pak Donny disaat terus mengenjot area sensitif Tara dengan perlahan naik dan turun.
Demikian pun dengan Tara yang dengan sekuat tenaganya mengoyangkan bokongnya naik dan turun walaupun terasa agak nyeri tapi ia terus saja mencari kenikmatan pada batang yang telah masuk penuh ke dalam area sensitifnya.
Ketika pak Donny melepas batang kemaluannya dari area sensitif Tara, terlihat darah keperawanan Tara menempel pada batang kemaluannya. Lalu ia pun mengambil tissu basah untuk membasuh batang kemaluannya sambil meminum satu gelas wine. Di lihat darah pada tissu yang ia pakai untuk membasuh batangnya. Diciumnya bibir Tara sambil mengatakan kalau dirinya memang masih perawan,
“Terima kasih sayang....kamu memang belum pernah terjamah,” ucap pak Donny lembut di telinga Tara.
Selesai minum segelas wine, pak Donny pun beranjak kembali ke tempat tidur dan dilihatnya Tara sudah tidak tahan dengan hasratnya. Hal itu bisa dilihat dari jemari tangannya yang terus memutar-mutar area klitorisnya sambil mengoyangkan bokongnya sendiri.
“Sabar sayang....mas akan berikan kenikmatan berulang kali malam ini,” ucap pak Donny sambil membuka kedua kaki dari Tara lalu ia mencium dan menghisap lembut klitorisnya.
“Ooouooouuuh mas, masukin...Eeenaaakk sekali tadi mas...,” rengek Tara sambil terus memainkan klitorisnya sendiri.
Lalu pak Donny secara perlahan-lahan memasukan batang kemaluannya dengan naik dan turun hingga masuk penuh kedalam area sensitif Tara.
“Eeeennnaaak mas....Ouoooouuuhhhh,” desah Tara sambil mengoyangkan bokongnya.
Pak Donny yang awalnya mengejot area sensitif itu secara perlahan, lama-lama karena sempitnya area sensitif itu di tambah rasa nikmat yang ia rasa demikian enaknya, pak Donny pun mulai mempercepat naik turun batangnya ke area sensitif Tara dan membuat Tara semakin mengoyangkan bokongnya. Serta menekan-nekan bokong pak Donny dengan kedua kakinya.
“Aaaarrhhhh....OouoUoohh....Eeenaaak sekali punyamu Tara,” desah pak Donny merasakan nikmat pada saat batang kemaluannya berada di dalam area sensitifnya serta merasakan goyangan didalam area sensitif Tara.
“Ooouuoooh....nikmatnya masss....Ouououhhhhh, terus tekan mass...,” jerit Tara sambil terus mengoyangkan bokongnya.
Akhirnya pak Donny pun memutar batang kemaluannya yang berada di dalam area sensitifnya dengan menekannya lebih dalam. Dan pak Donny merasakan batang kemaluannya menyentuh bagian yang terasa sangat enak ketka didalam area sensitif Tara. Hingga selain mendesah enak, pak Donny pun memutar lebih kencang lagi pada batang kemaluannya yang masih tetap tertancap di area sensitif Tara.
Hanya erangan-erangan kenikmatan mereka berdua saja yang terdengar ditengah malam ini. Setelah hampir tiga puluh menit mereka berpacu dalam birahi. Mereka sama-sama menekan area sensitif mereka dan mengoyangkan bokong mereka masing-masing, akhirnya cairan kenikmatan pun keluar secara bersamaan.
“Aaarrrhhhhhh Eeenaaak nya Tara,” ucap pak Donny ketika mencapai puncaknya dengan menekan batang kemaluannya pada area sensitif Tara.
“Ooouuuuahhhhh Eeennaaakkkk sekali ini mas,” ucap Tara dengan napas tersengal-sengal di tengah rasa klimaks yang terasa ke seluruh tubuhnya sambil mengangkat dan mengoyangkan bokongnya untuk lebih dalam lagi merasakan batang kemaluan dari pak Donny.
Mereka akhirnya terkapar malam ini ditempat tidur yang empuk dan nyaman. Mereka pun berpelukan dan saling berciuman masih dalam keadaan tidak mengenakan pakaian. Hingga akhirnya Tara mengatakan sesuatu pada pak Donny.
“Mas....saya merasa jatuh cinta pada mas,” ucap Tara lirih sambil memeluk tubuh pak Donny.
“Aku juga jatuh cinta pada mu Tara, sejak pertemuan kedua kita,” ucap pak Donny sambil terus memeluk tubuh Tara.
“Terima kasih sayang...kamu telah mempercayaka kesucian mu pada mas,” ucap pak Donny.
Mereka pun terus saja masih berpelukan. Lalu pak Donny dalam keadaan masih telanjang bulat berjalan ke arah minuman wine dan menuangkan dua gelas wine. Pak Donny membawakan wine pada Tara yang masih berada ditempat tidur. Mereka minum wine di tempat tidur dengan kondisi masih dalam keadaan tidak mengunakan apapun.
“Tara....sekarang belajar di atas mas yaa....,” ucap pak Donny sambil menggoyang-goyangkan batang kemaluannya dan menyiramkan sisa dari wine digelasnya ke batang kemaluannya.
Melihat pak Donny mengoyang-goyangkan batang kemaluannya membuat hasrat Tara yang masih merasakan denyutan-denyutan di area sensitifnya kembali ingin merasakan kenikmatan itu dan mencoba berada di atas tubuh pak Donny.
“Yaaa mas, saya pengen coba di atas tubuh mas,” ucap Tara dengan manja sambil mengosok klitorisnya dengan sangat keras.
“Aaauuooh... udah terasa enak ini mas,” ucap Tara sambil menunjuk bagian klitorisnya yang telah ia gosok-gosokan sendiri dengan jemarinya.
Pak Donny pun mulai merebahkan tubuhnya, dan meminta Tara langsung naik ke atas tubuhnya, walaupun dengan keraguan Tara pun duduk di atas tubuh pak Donny.
Atas permintaan pak Donny, Tara pun mulai mengosok-gosokan area sensitifnya ke bagian dada pak Donny hingga pusarnya lalu ke atas. Pak Donny juga meminta Tara berjongkok persis di atas bibir pak Donny. Dengan hawa napsu kedua yang luar biasa ia pun melumat klitoris dengan hisapan yang kuat hingga membuat tubuh Tara bergetar. Pak Donny tidak membiarkan sedikitpun klitoris itu lepas dari hisapannya.
“Ooooouuuhhhhhh mas....Eeenaaaakkk sekali,” desah Tara sambil meronta-ronta meminta Pak Donny melepaskan klitorisnya.
Kemudian karena rasa enak yang sangat luar biasa, Tara pun mengangkat area sensitifnya dari bibir pak Dony dan menutup batang kemaluan pak Donny yang telah berdiri tegak.
“Aaaarrrhhhhhhhh,” jerit Tara ketika merasakan batang kemaluan pak Donny langsung masuk penuh ke dalam area sensitifnya.
Lalu pak Donny pun bangun dari posisi tidurnya dengan posisi duduk berhadap-hadapan hingga membuat seluruh batang kemaluan itu masuk tak tersisa. Ketika Tara mulai memutar bokongnya pak Donny pun meremas-remas payudaranya sambil sesekali dihisap dan menggigitnya perlahan.
“Eeenaak...Eeenaak...Eenaak....Ououuhhh....,” jerit Tara seiring genjotannya pada batang kemaluan pak Donny.
Tara seperti seorang kusir yang terus menghentak-hentakan bokongnya, naik turun serta mengoyangkan bokongnya dengan menekan area sensitifnya untuk tetap mencengkram batang kemaluan milik pak Donny. Goyangan naik turun Tara yang demikian menggila membuat pak Donny pun tidak tahan.
“Aaaarrrhhhhhh Eeennakk....niikkmaaattt sekali Tara,” desahnya di tengah isapan pada puting Tara.
Hanya sepuluh menit saja mereka mampu menahan puncak kenikmatan mereka. Akhirnya mereka pun bersama-sama mengeluarkan cairan kenikmatan itu dengan saling bergoyang dan menekan sampai mencapai titik klimaks mereka dengan desahan rasa nikmat dan napas tersengal mereka berdua. Akhirnya untuk kesekian kalinya mereka terkapar di tempat tidur.
Jam sembilan pagi pak Donny terbangun dari tidurnya tanpa mengenakan busana dan dilihatnya wanita muda yang tanpa busana masih tertidur nyenyak di sisinya. Pemandangan yang indah disisinya tidak disia-siakan untuk dilihatnya kembali. Bagaimana tidak, hari ini pak Donny masih bisa menatap seluruh bagian tubuh dari seorang gadis berusia dua puluh tahun dengan lengkuk tubuhnya yang sintal, payudara yang masih kencang, serta kulitnya yang putih bersih dan mulus membuat tidak bosan-bosannya pak Donny memandangi tubuh gadis cantik yang masih terlelap nyenyak disampingnya. Pak Donny sangat berbahagia, karena di usianya yang telah menginjak empat puluh lima tahun masih bisa merasakan jatuh cinta pada seorang gadis yang mencintai dirinya juga.Pak Donny berjanji dalam hatinya untuk bisa membahagiakan diri Tara bukan hanya dalam bentuk materi tetapi dalam hal yang menjadi kesenangan Tara. Dan ia tahu Tara mempunyai libido yang sangat besar, maka dirinya pun harus mampu memuaskan hasrat
Pagi ini sama seperti hari yang lain, seperti biasa Tara bangun pagi dan melakukan tugasnya sebagai seorang anak perempuan dengan membantu pekerjaan rumah sebelum dirinya pergi ke kantor. Dan seperti yang di bicarakan pada mamanya kemarin kalau semua keputusan pindah bekerja adalah keputusan drinya. Maka hari ini Tara sudah merasa mantap atas keputusan yang akan di ambil.“Maa...hari ini Tara akan mengajukan pengunduran diri,” ucap Tara ketika mereka telah berada di meja makan untuk melakukan sarapan pagi.“Yaa...nak apapun keputusan mu, mama akan selalu mendukung kamu,” jawab mama dengan tersenyum sambil mengusap tangan Tara.Mereka pun menikmati sarapan pagi mereka dengan sesuatu keputusan besar bagi Tara untuk kehidupannya kelak. Seperti biasa setelah Tara menikmati sarapannya ia pun langsung melakukan persiapan untuk pergi ke kantor, dimana hari ini adalah hari terakhir dirinya ke kantor.“Maa...Tara berangkat dulu yaa sa
Ini adalah hari pertama Tara dan mamanya tinggal di sana, dan mamanya Tara pun sudah tahu siapa pemilik dari rumah tersebut. Pagi ini adalah hari pertama Tara ke kantor barunya, seperti yang dikatakan oleh pak Donny kalau kehadiran dirinya sebagai sekretaris pribadinya sudah disampaikan ke bagian penerimaan karyawan, jadi Tara hanya perlu bertemu dengan bagian penerimaan karyawan.Tepat pukul delapan pagi Tara sudah sampai di perusahaan milik pak Donny. Lalu ia pun diantar oleh bagian resepsionis untuk bertemu dengan bagian penerimaan karyawan.“Selamat pagi ibu, saya Tara,” ucap Tara mengulurkan tangannya.“Pagi Tara silakan duduk, saya ibu Riri. “Seperti yang telah disampaikan oleh bapak Donny, Tara nanti bekerja sebagai sekretaris pribadi yang bertugas mengurusi segala kepentingan bapak Donny. “Untuk Job Desk nya akan dikirim lewat email,” sambil mengatakan hal itu Bu Riri menyodorkan surat perjanjian kerja yang harus di tanda tangani oleh Tara.Kemudian ibu Rir
Pagi-pagi mama melihat rantang yang kemarin dibawa oleh Tara ke rumah Hendra saat ini telah ada diruang tamu. Mamanya berpikir mungkin baru tadi pagi di letakkan di atas ruang tamu. Tapi mama tadi pagi tidak melihat Hendra ada di halaman, karena biasanya mama melihat dirinya sedang menyapu dan menyiram tanaman.“Pagi Tara, mari kita sarapan dulu. Oh ya kapan Hendra mengembalikan rantang itu,” ucap mamanya ketika dilihatnya putri kesayangannya baru bangun tidur dan langsung menanyakan perihal rantang yang telah ada di ruang tamu.Lalu Tara menjelaskan pada mamanya, kalau Hendra mengembalikan rantang itu semalam. Setelah itu mama pun tidak menanyakan hal lain, karena semalam dirinya sangat terlelap dari tidurnya.Mama lalu bertanya pada Tara “Tumben hari ini tidak membantu mama, apa kerja disana sangat melelahkan?”“Ya begitulah maa, namanya saja pekerjaan baru,” jawab Tara menjelaskan dengan rinci pekerjaannya.Padahal hal
Sekitar jam sebelas lebih Tara baru sampai di rumah, sengaja mamanya menunggu dirinya oleh karena itu ketika bel berbunyi mamanya langsung membukakan pintu pagar rumah itu.“Tumben selarut ini baru pulang kerja Tara,” tegur mamanya.“Iya Ma,” jawab Tara singkat langsung beranjak ke dalam rumah.Setelah itu mama menghangatkan makanan malam yang telah dingin itu. Dan ia pun menghidangkannya di meja makan. Sedangkan saat ini, Tara sedang menaruh tas dan mengganti pakaian kerjanya untuk beranjak ke meja makan.“apakah banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan hari ini?” tanya mamanya.“Lumayan, Ma. Apalagi pak Donny baru mulai ngantor hari ini,” jawab Tara sambil mengunyah makanannya.Melihat hal itu membuat mama kasihan padanya. Dielus-elus kepala anaknya, sebagai rasa kasih sayang dan bangga akan pengorbanan dirinya. Karena seharusnya saat ini ia sedang menikmati masa indahnya di Perguruan Tinggi.“Hmmmm banyak juga makanmu hari ini,” senyum mama mengatakan hal
Hari ini setelah percintaan sesaat yang dilakukan olehnya bersama Tara, kini pak Donny sudah berada di acara peresmian sebuah badan amal yang didirikan oleh istrinya, Tiara bersama beberapa teman-temannya. Ia langsung menemui istrinya, dilihatnya Tiara sedang mengobrol dengan beberapa teman sosialitanya. Donny pun memeluk Tiara dengan mesra di hadapan teman-teman Tiara. Mengucapkan selamat pada Tiara dengan mencium bibirnya di hadapan teman-teman mereka. Lalu Donny juga memberikan selamat kepada teman-teman Tiara lainnya dengan memeluk dan mencium pipi mereka.“Kalau tadi mami tidak telepon pasti papi lupa ya,” ujar Tiara dengan nada manja bergelayut di lengan Donny di hadapan teman-temannya.“Maaf sayang, tadi memang baru saja selesai rapat. “jadi pikirannya itu hanya memikirkan hasil rapat itu sendiri,” Donny mengatakan hal itu sambil mengelus-ngelus lengan istrinya.Tiara adalah seorang wanita cantik dengan kulit yang bersih, postur tu
Tara segera merapikan seluruh berkas yang baru diterimanya. Dan membawa beberapa berkas yang telah ia ceking terlebih dahulu ke ruang pak Donny. Ia keluar ruangannya dan menaruh berkas pada meja pak Donny, dan mengunci ruangan itu. Sepuluh menit lagi Tara akan pulang kantor, dan mumpung pak Donny tidak di kantor, jadi ia pulang kerja tepat waktu.“Tara, pulang cepat ya hari ini,” ucap temannya sambil memberikan berkas yang sudah di tanda tangani oleh atasannya.Tara pun mengatakan pada temannya, “Rita, sudah tahu mau pulang cepat, malah dikasih lagi berkasnya ke aku.”“Ini ambil, besok pagi saja bawa ke ruanganku,” pintanya pada temannya yang juga seorang sekretaris pribadi pada divisi lain.Berkas itu pun diambil oleh Rita. Sesaat mereka pun mengobrol untuk menghabiskan waktu yang tersisa dengan beberapa teman yang lainnya. Karena beberapa diantara mereka juga tinggal menunggu jam pulang kantor. Tanpa terasa waktu jam pulang kantor telah tiba, dan mereka pun bubar jalan
Setelah mendekati jadwal makan siangnya, dilihat pak Donny dan pak Alex keluar dari ruangan. Dan mereka pun berlalu dari hadapan Tara, sesaat kemudian dilihat pak Alex kembali dan menuju ruangannya.“Tara, bisa kamu berikan nomor ponselmu agar saya lebih mudah menghubungi kamu,” pintanya pada Tara untuk menuliskan nomornya pada selembar memo.Tara yang terkejut dengan kehadiran pak Alex ke ruangannya, langsung menuliskan nomor ponselnya pada selembar kertas memo tanpa mengatakan apapun. Setelah itu pak Alex berlalu tanpa mengatakan apapun. Dan itu yang membuat Tara membenci perilaku orang semacam pak Alex yang sulit sekali mengatakan kata terima kasih. Berbeda dengan pak Donny yang mempunyai jiwa dan sifat yang lembut. Tara tersenyum ketika mengingat kebersamaan dirinya bersama pak Donny, ketika mereka berada dipuncak. Tara merasakan kebahagiaan bukan karena hasratnya yang terpuaskan hingga beberapa kali, tetapi pada sikap lembut dan kebaikan hati dari pak Donny yang mem
Setelah melewati masa kritis pasca operasi, Tara terbangun dari tidurnya di pagi hari, anestesi yang dilakukan semalam dengan memberikan suntikan pada bagian tulang belakangnya membuat setengah bagian tubuhnya tidak merasakan apa-apa, ketika Dokter kandungan memberikan torehan pada bagian perutnya, yang dirasakan oleh Tara hanya rasa dingin, dan Alex yang terus mengajaknya berbicara banyak hal agar kesadarannya tetap terjaga. Dan ketika Dokter mengambil satu persatu bayinya, Tara melihat bagaimana kedua bayi itu satu persatu menangis.Dirinya melihat kedua bayinya yang terlihat mungil kemerahan. Setelah selesai melihat kedua bayinya itu, Tara terlelap dalam tidurnya, hingga di pagi ini terbangun. Tara bersyukur operasi cecar yang dijalankan berjalan dengan lancar. Awalnya Tara sempat berputus asa ketika Dokter Kandungannya mengatakan jenis darah yang dipunyai, termasuk golongan darah yang langka. Sempat terpikir oleh Tara untuk mencari Tiara, ketika seminggu sebelum dirinya melak
~ Tujuh Bulan Kemudian ~Setelah melewati waktu selama hampir enam bulan menjalani pengobatan, melawan kesedihan dan keputusasaannya, kini Tiara menjadi orang yang lebih menerima dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup. Bagi dirinya, kini...membagi kebahagiaan untuk anak-anak yang kurang beruntung dalam kehidupan mereka lebih penting, dibandingkan dirinya harus berkutat dengan masa lalu, serta memaksakan keegoan nya untuk mendapatkan kembali putrinya.Saat ini Tiara sedang berada di sebuah panti asuhan. Dirinya saat ini banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak yang kurang beruntung. Disana dirinya membacakan dongeng, jadi teman bercerita bagi anak-anak remaja putri, dan terkadang dirinya bermain dan bersenda gurau bersama mereka.“Mama Tiara, besok datang lagi yaa,” ujar seorang anak perempuan sambil bergelayut pada tangan Tiara.“Dua hari lagi, mama Tiara baru akan kesini yaa Ita manis,” Tiara menjawab permintaan dari anak perempuan berusia lima tahun.Lalu T
Kesibukan dalam perhelatan pernikahan yang diadakan dengan sederhana kemarin, membuat mereka semua tidak ada yang bangun pagi, bahkan beberapa pekerja pun baru saja terbangun pada pukul tujuh pagi ini. Mereka tergopoh- gopoh membersihkan ruangan yang kemarin di pakai untuk acara pernikahan. Di pagi ini pula, bagian pemilik tenda telah datang untuk membuka tenda-tenda dan kursi yang kemarin di sewa.Dan pemilik katering pun telah datang untuk merapikan perabot yang belum mereka rapikan. Sedangkan pekerja di rumah itu, sedang merapikan beberapa ruangan dengan mengerjakannya secara bersama-sama. Memang pekerjaan yang sangat melelahkan. Sementara itu, di dalam kamar tidur, Tara dan pak Alex mereka masih berpelukan dalam selimut yang menghangatkan mereka.“Selamat pagi istriku sayang,” kecup Alex pada istrinya Tara.Tara yang mendengarkan sambutan pagi pertama setelah pengesahan dirinya menjadi nyonya Alex hanya tersenyum manis. Dirinya malah semakin memeluk erat suaminya,
Seminggu setelah pertemuan dengan Tara, membuat Tiara dan keluarga kembali ke rumah keluarga Tara, alangkah terkejutnya, ketika mereka kesana, dilihat mereka sekeluarga telah tidak ada disana. Melihat kenyataan itu, membuat Tiara terpukul hati dan perasaannya hingga membuat dirinya teriak-teriak memanggil nama Tara, seperti orang yang kehilangan akal.“Tara... ini mama sayang, bukankan pintunya sayang....maafkan mama sayang.....”“Tara...... maafkan mama sayang, tolong bukakan pintu nya... Bukaaaa.”“Tiara, sudah nak... mereka sudah pergi ikhlaskan mereka,” ajak papanya Tiara untuk meninggalkan rumah itu.Tetapi Tiara semakin menangisi kepergian Tara dari rumah itu. Mendengar lirih suara Tiara membuat hati orang yang mendengarkannya seperti tersayat sembilu. Sampai-sampai tetangga di sebelah rumah Tara datang ke rumah itu, bahkan dikarenakan Tiara yang terus menjerit memanggil-manggil nama Tara sambil duduk dilantai depan pagar itu. Beberapa tetangga menghampiri me
Segala persiapan untuk pernikahan telah di lakukan. Dari bunga-bunga segar yang telah di kirim oleh beberapa toko-toko bunga yang terbaik. Bagian dekorasi tempat bersanding kedua mempelai telah di hias. Tempat bersanding kedua mempelai di lakukan di ruang keluarga yang cukup luas. Besok adalah hari pernikahan mereka, dan pak Alex hanya mengundang beberapa teman dekatnya. Hanya ada dua puluh lima orang yang di undang. Untuk katering juga telah disiapkan. Untuk keluarga Tara, papa dan mamanya Tara hanya mengundang dua orang saja, adik papanya Tara dan kakak mamanya Tara.“Sayang, nanti kita akan fiting bajunya yaa.”“Kita berdua saja, apa mama dan papa juga ikut?”“Punya papa dan mama sudah pas ukurannya, beda dengan baju pengantin,” Alex memberikan penjelasan pada Tara sambil memeluk dirinya.“Seperti mimpi,” ucap Tara sambil bergelayut mesra pada tangan pak Alex.“Ini hal nyata sayang.”Pak Alex mengelus-ngelus rambut dari Tara, sebagai rasa sayangnya juga.
Setelah pak Dendy mendapatkan foto dari istri pak Wisnu yang tak lain adalah mama angkat dari Tara, dirinya langsung melaporkan hal itu pada papanya Tiara. Ibu Mia selaku kepala pantiasuhan yang pertama kali di perlihatkan oleh papanya Tiara, mengenai foto dari mamanya Tara. Setelah beberapa lama mengamati wajah dari mamanya Tara. Ibu Mia pun berkata.“Yaa! Saya sangat yakin, wanita ini yang menerima bayi itu dari saya, tidak ada yang berubah dari wajah wanita itu,” sedikit berteriak Ibu Mia menyatakan memang benar wanita itu yang menggendong bayi mungil Tiara, pada saat diserahkannya.Mendengar kesaksian dari ibu Mia, membuat jantung Tiara hampir berhenti berdetak. Ia sama sekali tidak menyadari kalau selama ini, putrinya yang hilang sangat dekat padanya. Dan Dia juga yang membuat dirinya menahan malu karena hinaan dirinya. Dia telah mengusir putrinya sendiri di kantornya bagaikan seekor binatang. Kalau saja hari itu tidak ada Alex mungkin dirinya telah memukul wajah gadis mu
Setelah dari Dokter, mereka berdua hanya terdiam di dalam mobil. Bahkan mereka hampir saja lupa membelikan makanan siang untuk mama dan papanya Tara. Mereka teringat ketika mamanya Tara menghubungi dirinya.“Iya Ma, sebentar lagi kami sampai.”“Papa minta kopi ya Tara, bisa di belikan di warung pinggir jalan .“Baik Ma, Tara belikan kopi.”Mendengar hubungan ponsel antara Tara dan mamanya, membuat pak Alex, kembali memutar mobil nya untuk membelikan makanan siang mereka. Tetapi Tara tetap terdiam, tidak mengatakan apapun. Sepanjang perjalanan dia hanya terdiam, bingung akan keputusan yang akan di ambilnya.“Sayang, pengen makan apa?”Tara hanya menggelengkan kepalanya. Yang di rasakannya hanya rasa mual dan dia kesal dengan kondisi seperti itu.Pak Alex lalu membelikan makan siang untuk mereka, dan kopi serta minuman mineral. Sedangkan Tara tidak ingin membeli makanan apapun.“Gugurkan saja pak, saya tidak siap untuk menjadi seorang ibu.”Mendengar a
Di hari minggu yang cerah ini, Tiara mendapatkan berita kalau kepala panti asuhan akan ke rumahnya. Ia berharap kepala panti asuhan itu ingat, ketika dia dulu menitipkan putrinya. Papanya meminta orang suruhannya membawa wanita itu. Semua itu demi sebuah titik terang atas sebuah tabir masa lalu Tiara. Di ruang keluarga yang besar itu, Tiara berjalan hilir mudik tidak tenang.“Tiara, kendalikan diri mu sayang.”“Pa, bagaimana caranya menemukan bayi itu, kalau surat adopsinya tidak ketemu.”Terliat kesal di wajah Tiara, karena untuk menemukan seseorang di kota besar bukan suatu hal yang mudah. Tidak berapa lama orang suruhan dari papanya Tiara yang bernama Dendy sampai di rumah mereka dengan seorang wanita berusia sekitar enam puluh tahun. Mereka berdua memasuki ruang keluarga. Setelah papanya Tiara menyalami pak Dendy dan wanita itu dan mempersilakan wanita itu duduk.“Siang pak, saya Mia.”“Silakan duduk, terima kasih ibu sudah datang ke rumah kami.”Pak Dendy adal
Selama satu jam Tara menunggu Alex terbangun dari tidurnya. Dan Alex terbangun karena rasa lapar yang dirasakan. Dilihat jam pada dinding kamarnya telah menunjukkan pukul delapan malam, berarti hampir tiga jam, dia tidur sore ini. Sesaat didengarnya lagi suara perutnya yang menyanyikan lagu lapar. Lalu ia pun bermalas-malasan berjalan ke meja makan.Alex terkejut, ketika dilihatnya Tara ada disana. Sambil tersenyum dia menghampiri Tara yang masih menunggu di meja makan.“Sayang, kapan datang, Sudah lama?”“Lumayan, gimana enak tidurnya?”Melihat nada suara Tara yang agak menyindirnya, Alex langsung mencium pipi Tara.“Jangan marah, tumben hari ini aku lelah, lapar lagi,” ujar pak Alex pada Tara.Terlihat Tara langsung mengambilkan nasi ke piring dan mengambilkan beberapa lauk dan sayur setelah mendengar kalau pak Alex lapar.“Yaa sudah makan dulu saja pak, nanti kita ngobrolnya,”“Terima kasih, kamu makan juga yaa,” tersenyum Alex meli