Sesampai di rumah jam sudah menunjukan pukul jam sebelas lewat empat puluh menit. Tara masuk ke rumah setelah mamanya membukakan pintu rumah. Sesampai di dalam rumah Tara langsung masuk ke kamarnya dan langsung menuju kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci wajahnya.
“Tara, tadi mama lihat koq mobil yang mengantar kamu berbeda dengan mobil yang biasanya mengantar kamu pulang ke rumah?” tanya mama pada Tara ketika dilihatnya Tara sedang menuju ruang tamu.
Tara sangat paham sekali dengan karakter dan sifat mamanya. Oleh karena itu ketika dilihat mamanya masih berada di ruang tamu, ia pun menghampiri mamanya. Agar kekuatiran mamanya terjawab.
“Maaa... tadi itu supir dari bos kantor, karena hari ini penjualan seluruh mobil mencapai target maka bos besar mengajak kami makan bersama di restaurant,” Jawab Tara.
Setelah mereka bercakap-cakap sebentar, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat. Ketika berada di atas tempat tidurnya, Tara tidak bisa sedikitpun memejamkan matanya. Bagaimana tidak, hari ini selain ia berbohong perihal mobil yang mengantarnya. Ia pun masih mengingat segala kejadian yang terjadi di rumah Pak Donny. Ketika menyadari hal itu, Tara merasa sangat malu kalau mengingatnya. Dan yang ditakutkan nya saat ini, pandangan dari pak Donny kepadanya jadi berubah. Ia tidak ingin pak Donny menganggap dirinya sebagai gadis murahan.
Karena tidak bisa memejamkan matanya Tara mencoba mandi di tengah malam ini, walaupun tadi mamanya tidak mengizinkan dirinya untuk mandi sepulang kerja. Mamanya melarang Tara mandi karena waktu telah sangat larut. Mamanya tidak ingin Tara kedinginan dan sakit. Tetapi karena tidak bisa memejamkan matanya maka Tara pikir dengan mandi dirinya akan lebih gampang mengantuk dan tidur. Akhirnya Tara masuk ke kamar mandi dan melakukan aktifitas mandinya. Tetapi ketika ia menyentuh area sensitifnya, teringat ia dengan apa yang dilakukan oleh pak Donny pada area tersebut.
Seketika Tara merasakan gejolak yang sama. Dan ketika ia mencoba memainkan area sensitifnya dengan jemarinya, ia merasa hasratnya semakin bergelora. Awalnya Tara memainkan area sensitif itu dengan perlahan, ia merasa ada kenikmatan yang dirasakan ketika mulai memainkan area sensitifnya dengan mengosok-gosokkan bagian tengah yang menonjol pada area itu lebih kencang. Semakin kencang dirinya memutar-mutar area itu dengan sedikit menekanya ia merasakan kenikmatan yang kian bertambah pada area sensitifnya, akhirnya dirinya tidak kuat lagi mengosok-gosokan jemarinya pada area tersebut hingga dirinya pun mendesah nikmat dibarengi dengan keluarnya cairan pada area sensitifnya. Terbersit dalam hati Tara, kegilaan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Karena dengan demikian Tara sudah mengetahui cara dirinya mencapai kepuasan sex nya sendiri, tanpa harus menodai keperawanannya.
Setelah dirinya selesai dengan aktifitas di kamar mandi. Ia pun dapat tidur dengan nyenyak. Dan ketika pagi tiba dilihatnya Tara masih menikmati tidurnya sampai mamanya membangunkan dirinya.
“Tara....Bangun, tumben kamu tidak bangun pagi seperti biasa,” ucap mamanya sembari mengoyang-goyangkan tubuh Tara untuk bangun pagi.
“yaaa maa....Maaf, sepertinya Tara kecapean sampai tidak bisa bangun pagi,” jawab Tara ketika tersadar mamanya telah membangunkan dirinya.
Selesai mandi dan sarapan, Tara pun langsung menuju kantornya. Untung saja mamanya membangunkan dirinya. Kalau tidak bisa jadi dirinya akan terlambat ke kantor pikirnya saat itu ketika ia telah sampai kekantornya.
“Pagi Tara....,” ucap seniornya yang kemarin bersama-sama ke rumah pak Donny.
“Pagi buu....,” jawab Tara sambil menghampiri seniornya.
“Bagaimana acara makan malamnya dengan pak Donny?” tanya seniornya kepada Tara.
Lalu Tara pun menceritakan pada seniornya perihal makan malam dan perayaan ulang tahun pak Donny. Tara sedikit berbohong mengatakan bahwa sebenarnya pak Donny inginnya mereka termasuk seniornya merayakan ulang tahunnya. Ada perasaan bersalah dari seniornya perihal keinginan dari customer ViP nya yang tak sengaja ditolak. Seniornya berpikir, kalau saja atasannya tahu hal itu pasti dirinya mendapatkan surat peringatan.
“Tara....tolong jangan ceritakan hal itu pada siapapun yaa...,” ucap seniornya sambil memberikan penjelasan alasan dirinya meminta hal itu untuk tidak dikatakan pada rekan mereka di kantor. Tara pun mengiyakan segala yang dikatakan oleh seniornya. Dalam hati Tara saat itu, ia pun tidak menginginkan semua rekan-rekan mereka tahu tentang kejadian hal itu. senyum-senyum tara memikirkan hal itu.
Menjelang makan siang, ada seseorang membawakan buket bunga yang ditujukan untuk Tara. Semua teman-temannya meledek Tara dan berharap ia memberitahu perihal lelaki romantis yang telah mengirimkan buket bunga ke Tara siang itu. tetapi Tara tetap merahasiakan lelaki itu dari rekan-rekannya. Walaupun dihatinya saat itu juga masih bertanya-tanya perihal pengirim baket bunga itu. sambil berpikir dan mengira-gira siapa yang mengirimkan dirinya buket itu, tiba-tiba telpon selulernya berbunyi. Dilihat nama pak Donny yang menghubungi dirinya. Beberapa saat Tara tidak berani mengangkatnya. Tetapi karena sudah tiga kali pak Donny menghubunginya maka, Tara pun mengangkat telpon itu dengan agak menjauh dari rekan-rekannya.
“Selamat siang pak Donny, ada yang bisa saya bantu,” Tara mengatakan hal itu ketika mengangkat telponnya.
“Selamat siang Tara, koq panggil bapak lagi...Apa memang sudah terlihat tua yaa?” jawab pak Donny ketika Tara memanggilnya dengan sebutan bapak lagi.
“Ooh... Maaf, bukan begitu pak, eeh... mas, hanya saja saya masih belum terbiasa,” jawab Tara.
“Bagaimana dengan bunga yang mas kirim ke kamu, apa kamu suka?” tanya pak Donny.
“Ooh... yaa, Terimakasih mas... Suka, tadi saya sampai bingung siapa yang mengirimi saya bunga,” jawab Tara dengan polosnya mengatakan hal itu pada pak Donny.
Dan inilah yang membuat pak Donny bersimpatik pada Tara. Kejujurannya atas apa yang akan diucapkan itu yang membuat pak Donny semakin memberikan nilai plus pada diri Tara. Kepolosan wajah dan tutur katanya membuat pak Donny semakin menyukai Tara.
“Mas senang mendengarnya,” jawab pak Donny sambil memutus hubungan telponnya.
Setelah mendapatkan telpon dari pak Donny, sejenak Tara berpikir. Apa yang sebenarnya terjadi antara mereka berdua.
Sejauh ini Tara merasa pak Donny adalah seorang customer VIP di perusahaannya jadi sudah seharusnya dirinya berlaku sopan. Semakin di pikirkan ia semakin bingung dengan apa yang telah dilakukan pak Donny. Perihal buket bunga yang dikirim ke kantor dengan inisial “D”. Dan sungguh ia tidak menyangka kalau pak Donny mengirimkan buket bunga padanya. Dan Tara juga sampai lupa menanyakan perihal mengapa pak Donny mengirimkan buket bunga itu. ya, mungkin karena rasa gugup dan bingungnya atau karena hal yang semalam terjadi antara mereka berdua pikir Tara ketika begitu banyak pertanyaan yang ada dikepala nya tidak bisa dijawab olehnya.
Waktu telah menunjukan pukul enam sore. Dan Tara saat ini telah bersiap-siap untuk kembali ke rumah. Seperti biasa pekerjaan seorang sales, ketika target telah terpenuhi maka mereka tidak terlalu stress dalam mencari customer lagi. Begitu pula dengan Tara, sisa waktu dari bulan ini yang tersisa dua minggu lagi membuatnya santai dalam menjalankan pekerjaannya.
Ketika ia keluar dari gedung kantornya untuk menunggu angkutan umum, tiba-tiba ada mobil mewah yang menghampiri dirinya. Ia sempat berpikir, kalau itu adalah om nakal yang sengaja untuk merayunya. Tetapi ketika namanya di panggil seseorang dari mobil mewah itu, ia pun kaget bukan kepalang. Karena yang memanggil dirinya adalah pak Donny yang berada di dalam mobil itu. ketika itu pak Donny mengendarai sendiri mobilnya. Biasanya pak Donny selalu membawa supir, pikir Tara.
“Ayoo....Tara masuk,” ucap pak Donny sambil membukakan pintu mobilnya.
Tara seperti terkena hipnotis. Ia pun masuk ke dalam mobil tersebut dan Setelah masuk, Tara merasa seperti orang yang bodoh karena mau menerima tawaran pak Donny. Dalam hatinya ia mengumpat dengan keputusannya. Teringat ia akan peristiwa semalam, dan hatinya serasa dingin sekali ketika mengingat hal itu. ada penyesalan dalam hatinya tetapi Tara adalah seorang yang mempunya jiwa lebih kuat ketika menerima tekanan seperti ini. Memang dia merasa bersalah atas kejadian semalam tetapi untuk terus menyalahkan dirinya atas persoalan kemarin malam pun tidak akan merubah apapun. Jadi ia sekarang lebih rilex ketika merasa tidak ada yang bisa ia lakukan selain menjalani segalanya.
“Kenapa Tara diam saja?” tanya pak Donny pada tara.
“Tidak kenapa koq mas, hanya sedikit lelah saja,” jawab Tara.
“Kalau begitu hari ini kita mencari tempat makan yang searah menuju rumah kamu yaa,” ucap pak Donny.
Tara hanya menganggukan kepala saja tanda setuju dengan keputusan pak Donny. Apalagi saat ini perutnya telah terasa lapar. Dalam perjalanan menuju tempat makan, Tara menyempatkan diri untuk bisa menghubungi mamanya yang pastinya akan menunggunya untuk makan malam.
“Maa...Tara hari ini jalan keluar sama teman, jadi mama makan dulu aja ya,” ucap Tara ketika berbicara dengan mamanya lewat sambungan telpon.
Setelah menghubungi mamanya. Pak Donny menanyakan sesuatu pada Tara.
“Apa kesukaan mamanya Tara?’’ tanya pak Donny.
“Untuk buah-buahan mama suka mangga, untuk kue mama suka kue sus, kalau untuk makanan berat mama suka sop iga mas,” jawab Tara dengan lugunya menjawab pertanyaan dari Pak Donny.
Terlihat pak Donny tersenyum mendengarkan jawaban dari Tara. Terlihat sekali wanita yang ada disisinya ini adalah wanita baik-baik. Karena dilihat dari jawabannya saja, ia terlihat sangat jujur dengan apapun yang ia katakan. Dan semua pertanyaan dijawab dengan spontan tanpa mau menutupi ataupun berpura-pura manis.
“Kenapa mas tersenyum?” tanya Tara, karena melihat pak Donny tersenyum-senyum sendiri.
“Memang ada yang lucu yaa mas dengan jawaban saya?” tanya Tara kembali kepada pak Donny.
“Mas tersenyum, karena kalau mas lihat kamu itu seorang wanita yang lugu jadi tidak ada yang lucu koq, hanya saja wajah kamu itu memang terlihat lucu.” Jawab pak Donny.
“Serius mas, wajah saya lucu?” tanya Tara sambil mengambil kaca didalam tas make-up nya.
Seketika pak Donny malah tertawa terpingkal-pingkal melihat keluguan yang teramat sangat dari Tara. Dan hal itu malah membuat Tara bingung. Lalu secara reflek, tangan pak Donny mengelus beberapa kali rambut Tara sebagai tanda rasa sayang. Sungguh hal ini membuat pak Donny merasa bahagia karena bisa tertawa lepas melihat keluguan Tara.
Ketika tangan pak Donny mengelus beberapa kali kepalanya, Tara diam sesaat. Ia merasa ada yang berbeda dalam perasaan nya. Hanya saja dirinya tidak dapat memastikan kenapa dengan dirinya. Akhirnya mereka pun sampai pada sebuah restaurant yang menyediakan makanan western. Mereka pun dipersilakan masuk oleh pramusaji disana dan mengikuti hingga mereka mendapatkan tempat duduk. Mereka duduk di bagian pojok di dekat aquarium ikan. Setelah mereka memesan makanan, mereka pun berbincang-bincang. Hingga akhirnya makanan yang mereka pesan datang dan mereka mulai menyantap makanan itu.
Setelah kurang lebih satu jam mereka pun kembali ke mobil mereka. Dalam perjalanan menuju rumah Tara yang masih berjarak satu kilo meter ada sebuah toko kue, mereka pun mampir untuk membeli kue kesukaan dari mama Tara. Lalu mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Tara. Dalam perjalanan, Tara teringat akan pertanyaan yang akan ia tanyakan langsung pada pak Donny.
“Mas mau tanya, dalam rangka apa mas mengirim buket bunga tadi?” tanya Tara pada Pak Donny.
Sesaat pak Donny terdiam mendengar pertanyaan Tara. Dan saat itu Tara juga hanya terdiam sambil menunggu jawaban dari Pak Donny.
“Memangnya harus ada tujuannya yaa untuk mengirimkan buket bunga?” tanya pak Donny menanyakan kembali pertanyaan dari Tara.
“Looh... koq mas di tanya malah balik tanya,” ucap Tara sembil melihat ke arah pak Donny.
Hingga akhirnya pandangan mereka pun bertemu. Lalu secara perlahan pak Donny melambatkan mobilnya dan mencoba mencari tempat berhenti sementara. Sesaat setelah mobil tersebut terhenti. Lalu pak Donny melihat ke arah Tara. Dan tangan Tara di ambilnya lalu di ciumnya. Saat itu Tara hanya terdiam tidak bisa mengatakan apa-apa. Kembali sebuah kecupan mesra mendarat di dahi Tara. Dan Tara pun diam saja, walaupun jantung didalam dadanya berdetak dengan kencang. Dalam hati Tara terus mengingatkan kalau mas Donny itu usia nya lebih tua dua puluh lima tahun darinya. Jadi bisa saja pak Donny menganggapnya seperti anaknya sendiri. Demikian cara Tara menenangkan hatinya yang sedikit bergejolak.
Selesai mencium tangan dan kening Tara, pak Donny pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Tara. Sesampai di depan rumahnya, Tara meminta pak Donny untuk tetap didalam mobil agar mamanya tidak bertanya-tanya tentang dirinya. Pak Donny pun menyadari hal itu dan menyetujui permintaan Tara. Sebelum Tara membuka pintu mobil, tiba-tiba tangan pak Donny menarik tangannya sehingga membuat Tara mendekat padanya. Pada saat itu pak Donny memeluknya dan langsung mencium bibir Tara, tetapi Tara diam saja tidak merespon tindakan pak Donny. Dengan perlahan ia melepaskan diri dari pelukan pak Donny sambil mengucapkan terima kasih karena telah mengantarnya pulang ke rumah.
Akhirnya mobil pak Donny pun berlalu dari hadapannya. Setelah itu Tara mengetuk pintu rumahnya. Dilihat mamanya sedang mencari mobil yang mengantar dirinya. Tetapi Tara telah mengatakan bahwa temannya itu cepat-cepat untuk mengantar teman lainnya. Dan Tara pun mengatakan pada mamanya kalau dapat kiriman kue kesukaan mamanya.
“Ini maa... kue sus kesenangan mama,” ucap Tara sambil memberikan kue yang tadi dibeli oleh pak Donny.
“Makasih sayang...ingat sampaikan, ucapan terimakasih mama juga ya,” ucap mama mengingatkan Tara perihal rasa terima kasihnya.
Tara hanya tersenyum melihat mamanya bahagia menerima bingkisan kue dari pak Donny. Lalu Tara pun ke kamar mandi untuk membersihkan diri meninggalkan mamanya yang sedang menikmati kue titipan dari pak Donny. Kalau saja mamanya tahu akan hal itu, mungkin mamanya akan marah. Pikir tara ketika sedang berada di kamar mandi.
Sejak kejadian kemarin sore, Tara sudah dua kali ini melakukan gejolak hasratnya di kamar mandi. Hari ini pun dirinya melampiaskan hasratnya dengan memberikan busa pada bagian sensitifnya, lalu jemari tangannya mulai menekan dan memutar perlahan hingga ketika semakin terasa nikmat ia akan mulai memutar area tersebut lebih kencang dan meremas-remas sendiri payudaranya hingga membuat bokongnya sampai terangkat. Ketika rasa klimaksnya telah sampai di ujung ia pun bergoyang kekiri dan kekanan seolah sangat menikmati keluarnya cairan dari area sensitifnya. desahannya mengakhiri pemainannya dikamar mandi. Begitulah saat ini aktifitas yang dilakukan oleh Tara setiap mandi sepulang bekerja semenjak kejadian malam itu bersama pak Donny.
Sama seperti pagi hari sebelumnya, Tara bangun pagi untuk melakukan aktifitas. Membantu mamanya di dapur, mereka sarapan bersama berakhir dengan pamitnya Tara pada mamanya untuk bekerja. Setiap hari Tara selalu menunggu angkutan umum untuk bisa berangkat ke kantornya. Tapi hari ini ketika ia keluar dari rumahnya, dilihat nya sebuah mobil yang telah ia kenali siapa pemiliknya telah menunggu dirinya di seberang jalan. Ketika ia melihat arah ke mobil tersebut, sebuah lambaian tangan dilihat nya memanggil dirinya untuk bisa menyebrangi jalan itu. Tara pun menyebrangi jalan itu dan menghampiri mobil itu.“Pagi Tara....tadi mas lewat jalan ini, jadi mas pikir sekalian saja mas menunggu kamu disini,” kata pak Donny menjelaskan pada Tara mengapa sepagi ini dirinya telah ada di seberang jalan menunggu dirinya. “Iyaa Mas....malah saya yang merasa tidak enak kalau mas jemput seperti ini,” jawab Tara sambil membuka pintu mobil tersebut.Hari ini pak D
Pagi sekali Tara sudah bangun dan langsung menyiapkan sarapan pagi. Ia pun telah mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci serta mengepel lantai. Padahal jam baru menunjukan pukul enam lewat tiga puluh menit. Ketika mamanya terbangun dari tidurnya ia terheran-heran melihat putri cantiknya telah mengerjakan semua pekerjaan rumah.“Pagi maa....,” ucap Tara ketika mamanya memasuki dapur.“Hmmmm tumben anak mama rajin sekali, semua sudah rapih dan kamu juga sudah buat sarapan yaa,” mama mengatakan hal ini sembari mencium pipi putri cantiknya.“Terimakasih sayang, semakin lama kamu semakin bertambah dewasa,” ucap mama langsung duduk di meja makan.Lalu mereka pun sarapan pagi bersama. Di sela-sela sarapan pagi Tara mengatakan bahwa dirinya kemarin jalan bersama teman kantornya dan membelikan mamanya dua potong pakaian. Hari ini pun Tara mengatakan pada mamanya, kalau ia dan teman-teman kantornya akan menghad
Selesai mereka mandi bersama dan mengenakan pakaian mereka pun menuju halaman belakang. Di samping kolam renang telah tersedia santapan makan malam kambing guling yang telah selesai dibakar oleh para pekerja pak Donny. Pak Donny memang telah menyiapkan hidangan istimewa untuk makan malam mereka. Pak Donny mengajak seluruh pekerja menikmati makan malam bersama. Dan Tara melihat pak Donny sebagai seorang yang sangat murah hati serta seorang yang sangat menghargai orang lain. Dengan mengajak makan malam seluruh pekerja disana berikut keluarga mereka sungguh suatu pemandangan yang jarang terlihat di kota besar. Dimana seorang majikan sangat menghargai pekerjaannya. Dan hal inilah yang membuat Tara jatuh cinta pada pak Donny.Mereka pun makan malam bersama dan tertawa bersama-sama membuat hawa dingin di sekitar mereka agak menghangat. Selesai makan malam Tara dan pak Donny segera masuk ke dalam villa, karena diluar hawanya semakin dingin padahal mereka telah memakai sw
Jam sembilan pagi pak Donny terbangun dari tidurnya tanpa mengenakan busana dan dilihatnya wanita muda yang tanpa busana masih tertidur nyenyak di sisinya. Pemandangan yang indah disisinya tidak disia-siakan untuk dilihatnya kembali. Bagaimana tidak, hari ini pak Donny masih bisa menatap seluruh bagian tubuh dari seorang gadis berusia dua puluh tahun dengan lengkuk tubuhnya yang sintal, payudara yang masih kencang, serta kulitnya yang putih bersih dan mulus membuat tidak bosan-bosannya pak Donny memandangi tubuh gadis cantik yang masih terlelap nyenyak disampingnya. Pak Donny sangat berbahagia, karena di usianya yang telah menginjak empat puluh lima tahun masih bisa merasakan jatuh cinta pada seorang gadis yang mencintai dirinya juga.Pak Donny berjanji dalam hatinya untuk bisa membahagiakan diri Tara bukan hanya dalam bentuk materi tetapi dalam hal yang menjadi kesenangan Tara. Dan ia tahu Tara mempunyai libido yang sangat besar, maka dirinya pun harus mampu memuaskan hasrat
Pagi ini sama seperti hari yang lain, seperti biasa Tara bangun pagi dan melakukan tugasnya sebagai seorang anak perempuan dengan membantu pekerjaan rumah sebelum dirinya pergi ke kantor. Dan seperti yang di bicarakan pada mamanya kemarin kalau semua keputusan pindah bekerja adalah keputusan drinya. Maka hari ini Tara sudah merasa mantap atas keputusan yang akan di ambil.“Maa...hari ini Tara akan mengajukan pengunduran diri,” ucap Tara ketika mereka telah berada di meja makan untuk melakukan sarapan pagi.“Yaa...nak apapun keputusan mu, mama akan selalu mendukung kamu,” jawab mama dengan tersenyum sambil mengusap tangan Tara.Mereka pun menikmati sarapan pagi mereka dengan sesuatu keputusan besar bagi Tara untuk kehidupannya kelak. Seperti biasa setelah Tara menikmati sarapannya ia pun langsung melakukan persiapan untuk pergi ke kantor, dimana hari ini adalah hari terakhir dirinya ke kantor.“Maa...Tara berangkat dulu yaa sa
Ini adalah hari pertama Tara dan mamanya tinggal di sana, dan mamanya Tara pun sudah tahu siapa pemilik dari rumah tersebut. Pagi ini adalah hari pertama Tara ke kantor barunya, seperti yang dikatakan oleh pak Donny kalau kehadiran dirinya sebagai sekretaris pribadinya sudah disampaikan ke bagian penerimaan karyawan, jadi Tara hanya perlu bertemu dengan bagian penerimaan karyawan.Tepat pukul delapan pagi Tara sudah sampai di perusahaan milik pak Donny. Lalu ia pun diantar oleh bagian resepsionis untuk bertemu dengan bagian penerimaan karyawan.“Selamat pagi ibu, saya Tara,” ucap Tara mengulurkan tangannya.“Pagi Tara silakan duduk, saya ibu Riri. “Seperti yang telah disampaikan oleh bapak Donny, Tara nanti bekerja sebagai sekretaris pribadi yang bertugas mengurusi segala kepentingan bapak Donny. “Untuk Job Desk nya akan dikirim lewat email,” sambil mengatakan hal itu Bu Riri menyodorkan surat perjanjian kerja yang harus di tanda tangani oleh Tara.Kemudian ibu Rir
Pagi-pagi mama melihat rantang yang kemarin dibawa oleh Tara ke rumah Hendra saat ini telah ada diruang tamu. Mamanya berpikir mungkin baru tadi pagi di letakkan di atas ruang tamu. Tapi mama tadi pagi tidak melihat Hendra ada di halaman, karena biasanya mama melihat dirinya sedang menyapu dan menyiram tanaman.“Pagi Tara, mari kita sarapan dulu. Oh ya kapan Hendra mengembalikan rantang itu,” ucap mamanya ketika dilihatnya putri kesayangannya baru bangun tidur dan langsung menanyakan perihal rantang yang telah ada di ruang tamu.Lalu Tara menjelaskan pada mamanya, kalau Hendra mengembalikan rantang itu semalam. Setelah itu mama pun tidak menanyakan hal lain, karena semalam dirinya sangat terlelap dari tidurnya.Mama lalu bertanya pada Tara “Tumben hari ini tidak membantu mama, apa kerja disana sangat melelahkan?”“Ya begitulah maa, namanya saja pekerjaan baru,” jawab Tara menjelaskan dengan rinci pekerjaannya.Padahal hal
Sekitar jam sebelas lebih Tara baru sampai di rumah, sengaja mamanya menunggu dirinya oleh karena itu ketika bel berbunyi mamanya langsung membukakan pintu pagar rumah itu.“Tumben selarut ini baru pulang kerja Tara,” tegur mamanya.“Iya Ma,” jawab Tara singkat langsung beranjak ke dalam rumah.Setelah itu mama menghangatkan makanan malam yang telah dingin itu. Dan ia pun menghidangkannya di meja makan. Sedangkan saat ini, Tara sedang menaruh tas dan mengganti pakaian kerjanya untuk beranjak ke meja makan.“apakah banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan hari ini?” tanya mamanya.“Lumayan, Ma. Apalagi pak Donny baru mulai ngantor hari ini,” jawab Tara sambil mengunyah makanannya.Melihat hal itu membuat mama kasihan padanya. Dielus-elus kepala anaknya, sebagai rasa kasih sayang dan bangga akan pengorbanan dirinya. Karena seharusnya saat ini ia sedang menikmati masa indahnya di Perguruan Tinggi.“Hmmmm banyak juga makanmu hari ini,” senyum mama mengatakan hal
Setelah melewati masa kritis pasca operasi, Tara terbangun dari tidurnya di pagi hari, anestesi yang dilakukan semalam dengan memberikan suntikan pada bagian tulang belakangnya membuat setengah bagian tubuhnya tidak merasakan apa-apa, ketika Dokter kandungan memberikan torehan pada bagian perutnya, yang dirasakan oleh Tara hanya rasa dingin, dan Alex yang terus mengajaknya berbicara banyak hal agar kesadarannya tetap terjaga. Dan ketika Dokter mengambil satu persatu bayinya, Tara melihat bagaimana kedua bayi itu satu persatu menangis.Dirinya melihat kedua bayinya yang terlihat mungil kemerahan. Setelah selesai melihat kedua bayinya itu, Tara terlelap dalam tidurnya, hingga di pagi ini terbangun. Tara bersyukur operasi cecar yang dijalankan berjalan dengan lancar. Awalnya Tara sempat berputus asa ketika Dokter Kandungannya mengatakan jenis darah yang dipunyai, termasuk golongan darah yang langka. Sempat terpikir oleh Tara untuk mencari Tiara, ketika seminggu sebelum dirinya melak
~ Tujuh Bulan Kemudian ~Setelah melewati waktu selama hampir enam bulan menjalani pengobatan, melawan kesedihan dan keputusasaannya, kini Tiara menjadi orang yang lebih menerima dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup. Bagi dirinya, kini...membagi kebahagiaan untuk anak-anak yang kurang beruntung dalam kehidupan mereka lebih penting, dibandingkan dirinya harus berkutat dengan masa lalu, serta memaksakan keegoan nya untuk mendapatkan kembali putrinya.Saat ini Tiara sedang berada di sebuah panti asuhan. Dirinya saat ini banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak yang kurang beruntung. Disana dirinya membacakan dongeng, jadi teman bercerita bagi anak-anak remaja putri, dan terkadang dirinya bermain dan bersenda gurau bersama mereka.“Mama Tiara, besok datang lagi yaa,” ujar seorang anak perempuan sambil bergelayut pada tangan Tiara.“Dua hari lagi, mama Tiara baru akan kesini yaa Ita manis,” Tiara menjawab permintaan dari anak perempuan berusia lima tahun.Lalu T
Kesibukan dalam perhelatan pernikahan yang diadakan dengan sederhana kemarin, membuat mereka semua tidak ada yang bangun pagi, bahkan beberapa pekerja pun baru saja terbangun pada pukul tujuh pagi ini. Mereka tergopoh- gopoh membersihkan ruangan yang kemarin di pakai untuk acara pernikahan. Di pagi ini pula, bagian pemilik tenda telah datang untuk membuka tenda-tenda dan kursi yang kemarin di sewa.Dan pemilik katering pun telah datang untuk merapikan perabot yang belum mereka rapikan. Sedangkan pekerja di rumah itu, sedang merapikan beberapa ruangan dengan mengerjakannya secara bersama-sama. Memang pekerjaan yang sangat melelahkan. Sementara itu, di dalam kamar tidur, Tara dan pak Alex mereka masih berpelukan dalam selimut yang menghangatkan mereka.“Selamat pagi istriku sayang,” kecup Alex pada istrinya Tara.Tara yang mendengarkan sambutan pagi pertama setelah pengesahan dirinya menjadi nyonya Alex hanya tersenyum manis. Dirinya malah semakin memeluk erat suaminya,
Seminggu setelah pertemuan dengan Tara, membuat Tiara dan keluarga kembali ke rumah keluarga Tara, alangkah terkejutnya, ketika mereka kesana, dilihat mereka sekeluarga telah tidak ada disana. Melihat kenyataan itu, membuat Tiara terpukul hati dan perasaannya hingga membuat dirinya teriak-teriak memanggil nama Tara, seperti orang yang kehilangan akal.“Tara... ini mama sayang, bukankan pintunya sayang....maafkan mama sayang.....”“Tara...... maafkan mama sayang, tolong bukakan pintu nya... Bukaaaa.”“Tiara, sudah nak... mereka sudah pergi ikhlaskan mereka,” ajak papanya Tiara untuk meninggalkan rumah itu.Tetapi Tiara semakin menangisi kepergian Tara dari rumah itu. Mendengar lirih suara Tiara membuat hati orang yang mendengarkannya seperti tersayat sembilu. Sampai-sampai tetangga di sebelah rumah Tara datang ke rumah itu, bahkan dikarenakan Tiara yang terus menjerit memanggil-manggil nama Tara sambil duduk dilantai depan pagar itu. Beberapa tetangga menghampiri me
Segala persiapan untuk pernikahan telah di lakukan. Dari bunga-bunga segar yang telah di kirim oleh beberapa toko-toko bunga yang terbaik. Bagian dekorasi tempat bersanding kedua mempelai telah di hias. Tempat bersanding kedua mempelai di lakukan di ruang keluarga yang cukup luas. Besok adalah hari pernikahan mereka, dan pak Alex hanya mengundang beberapa teman dekatnya. Hanya ada dua puluh lima orang yang di undang. Untuk katering juga telah disiapkan. Untuk keluarga Tara, papa dan mamanya Tara hanya mengundang dua orang saja, adik papanya Tara dan kakak mamanya Tara.“Sayang, nanti kita akan fiting bajunya yaa.”“Kita berdua saja, apa mama dan papa juga ikut?”“Punya papa dan mama sudah pas ukurannya, beda dengan baju pengantin,” Alex memberikan penjelasan pada Tara sambil memeluk dirinya.“Seperti mimpi,” ucap Tara sambil bergelayut mesra pada tangan pak Alex.“Ini hal nyata sayang.”Pak Alex mengelus-ngelus rambut dari Tara, sebagai rasa sayangnya juga.
Setelah pak Dendy mendapatkan foto dari istri pak Wisnu yang tak lain adalah mama angkat dari Tara, dirinya langsung melaporkan hal itu pada papanya Tiara. Ibu Mia selaku kepala pantiasuhan yang pertama kali di perlihatkan oleh papanya Tiara, mengenai foto dari mamanya Tara. Setelah beberapa lama mengamati wajah dari mamanya Tara. Ibu Mia pun berkata.“Yaa! Saya sangat yakin, wanita ini yang menerima bayi itu dari saya, tidak ada yang berubah dari wajah wanita itu,” sedikit berteriak Ibu Mia menyatakan memang benar wanita itu yang menggendong bayi mungil Tiara, pada saat diserahkannya.Mendengar kesaksian dari ibu Mia, membuat jantung Tiara hampir berhenti berdetak. Ia sama sekali tidak menyadari kalau selama ini, putrinya yang hilang sangat dekat padanya. Dan Dia juga yang membuat dirinya menahan malu karena hinaan dirinya. Dia telah mengusir putrinya sendiri di kantornya bagaikan seekor binatang. Kalau saja hari itu tidak ada Alex mungkin dirinya telah memukul wajah gadis mu
Setelah dari Dokter, mereka berdua hanya terdiam di dalam mobil. Bahkan mereka hampir saja lupa membelikan makanan siang untuk mama dan papanya Tara. Mereka teringat ketika mamanya Tara menghubungi dirinya.“Iya Ma, sebentar lagi kami sampai.”“Papa minta kopi ya Tara, bisa di belikan di warung pinggir jalan .“Baik Ma, Tara belikan kopi.”Mendengar hubungan ponsel antara Tara dan mamanya, membuat pak Alex, kembali memutar mobil nya untuk membelikan makanan siang mereka. Tetapi Tara tetap terdiam, tidak mengatakan apapun. Sepanjang perjalanan dia hanya terdiam, bingung akan keputusan yang akan di ambilnya.“Sayang, pengen makan apa?”Tara hanya menggelengkan kepalanya. Yang di rasakannya hanya rasa mual dan dia kesal dengan kondisi seperti itu.Pak Alex lalu membelikan makan siang untuk mereka, dan kopi serta minuman mineral. Sedangkan Tara tidak ingin membeli makanan apapun.“Gugurkan saja pak, saya tidak siap untuk menjadi seorang ibu.”Mendengar a
Di hari minggu yang cerah ini, Tiara mendapatkan berita kalau kepala panti asuhan akan ke rumahnya. Ia berharap kepala panti asuhan itu ingat, ketika dia dulu menitipkan putrinya. Papanya meminta orang suruhannya membawa wanita itu. Semua itu demi sebuah titik terang atas sebuah tabir masa lalu Tiara. Di ruang keluarga yang besar itu, Tiara berjalan hilir mudik tidak tenang.“Tiara, kendalikan diri mu sayang.”“Pa, bagaimana caranya menemukan bayi itu, kalau surat adopsinya tidak ketemu.”Terliat kesal di wajah Tiara, karena untuk menemukan seseorang di kota besar bukan suatu hal yang mudah. Tidak berapa lama orang suruhan dari papanya Tiara yang bernama Dendy sampai di rumah mereka dengan seorang wanita berusia sekitar enam puluh tahun. Mereka berdua memasuki ruang keluarga. Setelah papanya Tiara menyalami pak Dendy dan wanita itu dan mempersilakan wanita itu duduk.“Siang pak, saya Mia.”“Silakan duduk, terima kasih ibu sudah datang ke rumah kami.”Pak Dendy adal
Selama satu jam Tara menunggu Alex terbangun dari tidurnya. Dan Alex terbangun karena rasa lapar yang dirasakan. Dilihat jam pada dinding kamarnya telah menunjukkan pukul delapan malam, berarti hampir tiga jam, dia tidur sore ini. Sesaat didengarnya lagi suara perutnya yang menyanyikan lagu lapar. Lalu ia pun bermalas-malasan berjalan ke meja makan.Alex terkejut, ketika dilihatnya Tara ada disana. Sambil tersenyum dia menghampiri Tara yang masih menunggu di meja makan.“Sayang, kapan datang, Sudah lama?”“Lumayan, gimana enak tidurnya?”Melihat nada suara Tara yang agak menyindirnya, Alex langsung mencium pipi Tara.“Jangan marah, tumben hari ini aku lelah, lapar lagi,” ujar pak Alex pada Tara.Terlihat Tara langsung mengambilkan nasi ke piring dan mengambilkan beberapa lauk dan sayur setelah mendengar kalau pak Alex lapar.“Yaa sudah makan dulu saja pak, nanti kita ngobrolnya,”“Terima kasih, kamu makan juga yaa,” tersenyum Alex meli