Setelah sampai didalam Shafiyah dan Khumairah dibawah ke kamar mereka untuk beristirahat dan tidak lama terdengar bunyi sirine ambulance membawah 2 jenazah.
Para tetangga be rombongan datang untuk melihat sang jenazah yang tidak lain adalah pak Marwan dan Bu Rossa. Arman dan Reno bekerjasama dibantu dengan beberapa warga menyiapkan acara pemakaman yang akan dilakukan esok hari. Shafiyah berlari keluar begitu mendengar sirine ambulance. "Ibu Kumohon jangan tinggalin aku!! ". Jangan tinggalin aku!! ". Shafiyah meraung-raung dihadapan jenazah ibunya. " Ibu bangun!! ". Aku tidak akan jahat lagi sama ibu, aku akan ajak ibu tinggal bersamaku!! ". Shafiyah masih saja tidak menerima kenyataan yang dialaminya. " Istigfar dek, istigfar!! ". Reno memeluk istrinya yang terus mengguncang jenazah ibunya. " Kakak tolong bilangin ibu untuk bangun!!", bilangin kalau kita sayang sama dia!!". kita akan membawanya tinggal bersama kita!! ". Shafiyah menggoyangSetelah kepergian keluarga Maya dan keluarga Raya. Shafiyah merapikan rumah dibantu Khumairah dan Reno. Ya setelah makan Khumairah keluar membawa anak-anak nya dan akan membersihkan rumah. "Kalau begitu kami pulang dulu Khumairah, Shafiyah karena bundaku kelihatannya agak capek!! ". Arman mendekati mereka dan berpamitan. " Benar bunda, bunda pulang saja istirahat. Kalau bisa bawahlah dulu anak-anak karena aku akan disini sementara karena akan membersihkan rumah karena akan dijadikan rumah tahfidz!! ". Khumairah mwmwluk bunda Arman itu dan menatap ketiga anaknya. " Kami boleh disini Ummi?? Kami ingin menemani dan membantu Ummi beberes karena Ummi juga masih lemah!! ". Afif berbicara lembut kepada Umminya itu untuk meminta izin. " Baiklah nak, terimakasih atas pengertian dan perhatian kalian. Khumairah memeluk dan mencium kening sang anak secara bergantian. "Kalau begitu kami pulang dulu Khumairah bsok pagi kami akan kesini lagi. Nanti aku akan meminta izin kesekolah anak
Setelah pemakaman selesai mereka semua kembali kerumah kecuali Shafiyah dan Khumairah yang memang tidak ikut ke pemakaman. Saat mereka berkumpul mereka melihat bagaimana sayangnya ketiga anak itu kepada Khumairah begitupun dengan Shafiyah yang tengah menggendong anaknya dan menggandeng putrinya. Mereka semua duduk bersama di karpet dan memandang serta mendengar pembicaraan anak-anak itu dengan ibunya. "Kalian doakan kedua orangtua, mumpung masih ada nak!! ". Kalian beruntung karena memiliki orangtua lengkap sampai kalian sebesar ini!! ". Raya kembali menangis mengingat dirinya yang sejak kecil tak memiliki orangtua. " Yang diucapkan Mommy kalian benar, kalian sungguh beruntung karena kami bahkan tak memiliki orangtua sejak kecil jadi selagi ada perlakukan dengan baik!! ". Maya menambahkan penjelasan Raya dengan mata berkaca-kaca. Sedangkan Arman langsung memeluk ibunya dengan sayang dan mengucapkan kata maaf karena tak pernah mengikuti kata ibunya. Dia juga seakan takut
Setelah pembicaraan itu kesepakatan pun telah dicapai karena Shafiyah akan kembali ke kalimantan karena cuti suaminya hanya seminggu. "Bagaimana dengan rumah paman Rasya apakah kamu masih mau mengontrakkannya??". Khumairah bertanya karena masa kontrak untuk rumah itu sudah mau habis. " Aku belum tahu kak, kata suamiku dia akan kembali menetap disini karena dia juga ingin menjaga ibunya, dia tidak mau jika nanti ada apa-apa dia tidak bisa melihat ibunya!! ". Shafiyah menjelaskan keinginan suaminya. " Itu lebih baik dek jika suami mau dia bisa mengelolah usaha cabang kak kebetulan kakak butuh orang yang bisa dipercaya!! ". Khumairah memandang adiknya dengan sayang " Kakak serius!! ". Tanya Shafiyah dengan wajah berbinar. Dia senang karena jika mereka mengelolah cabang usaha khumairah otomatis mereka akan menetap disini ditambah lagi dia bisa menyalurkan hobbynya memasak. " Kalian bisa mengelolanya, tentu saja kakak akan memberi gaji yang lebih dari cukup bagaimana?? ".
Mendengar kata khumairah, Radit mengalihkan pandangannya kepada lelaki yang masih meringis kesakitan, dia sudah menebak jika lelaki ini kena pukul dari Khumairah. Dia tidak lupa jika seorang Khumairah yang ahli boxing dan bela diri dan jangan lupa dia juga mahir dalam karate. Tubuh dan wajahnya sangat perempuan sekali tapi jika dia menggunakan keahliannya itu bahkan sang kakak yang notabenya seorang tentara pun kalah jika bertarung dengan Khumairah. "Bawah dia ke kantor dan tahan dia karena sudah berani memukul anak dibawah umur dan membuat keonaran dirumah orang!! ". Perintahnya kepada anak buahnya itu. Anak buahnya langsung memborgol adik tiri Reno walau selalu memberontak. " Jangan bawah putra saya!! ". Jangan kurang ajar kalian!! ". Murka Pak Arfan tak terima putranya dibawah polisi. " lebih baik anda pergi jika tak mau menyusul putra anda masuk penjara karena membuat keonaran dirumah orang!! ". Khumairah melirik sinis ayah Reno tersebut." Reno lepaskan saudaramu itu, dia ad
Melihat keakraban dan rasa kasih sayang diantara ketiganya khumairah menikmati pemandangan dihadapannya dengan senyum mengambang. "Kalian tidak marah dan takut sama Ummi dan om Reno?? Tanya khumairah berhasil menghentikan candaan keduanya. " Tidak Ummi kami tentu saja tidak marah, hanya kaget dan tidak menyangka saja; Iyakan dek?? ". Arha mengalihkan pandangannya kepada kedua adiknya. " Iya Ummi yang dikatakan kakak itu benar, lagian kalian melakukannya untuk melindungi kami dan om Reno melindungi ibunya. Ucap Afif dengan tersenyum. "Terima kasih ya sayangnya Ummi atas pengertiannya. Khumairah beralih memeluk ketiganya dengan sayang. " Sama-sama Ummi!! ". Kompak ketiganya. Mereka berempat tidak menyadari jika percakapan mereka didengar oleh Shafiyah dan juga Reno. Mereka berdua merasa senang dan kagum dengan cara mendidik Khumairah kepada ketiga anaknya. Mereka harus banyak belajar dari cara parenting yang ditetapkan oleh Khumairah kepada ketiganya. " Ekhm.. ekhm.
Keesokan harinya Arman Semangat beserta sang bunda datang ke kediaman ibu Khumairah untuk melihat keadaan ketiga anaknya. Sekaligus menyampaikan maksudnya kembali meminang Khumairah berkat pencerahan dari sang ibu. Setelah Arman melakukan sholat itikhoroh dia memantapkan hatinya untuk meminang Khumairah menjadi belahan jiwanya dan kali ini untuk selama hidupnya. Dia susah berjanji dalam hatinya akan mencintai dan menjaga Khumairah dengan baik sampai maut memisahkan mereka kelak. "Apakah Khumairah akan menerima lamaran ku bu ditengah kesedihan hatinya saat ini. Apakah ini tidak terlalu buru-buru". Arman memberitahukan bundanya tentang kegelisahan hati yang dia alami sejak semalam. " Sepertinya jangan sekarang nak, takutnya nanti kamu ditolak karena salah suasana dan salah tempat!! ". Bu Aminah mengemukakan pendapatnya kepada sang anak. " Baiklah bu jika seperti itu, aku akan bersabar dan menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan niatku meminangny
Saking asyiknya mereka mengobrol sampai mereka tidak sadar jika khumairah sudah di dekat mereka membawa cemilan dan minuman. "kelihatannya kalian asyik sekali sampai tidak sadar ada ummi disni!! ". Khumairah berucap dan mengagetkan mereka " Astaghfirullah.. Ucap mereka serempak "Hahahaha".. Kaget ya?? ". Khumairah tertawa kencang melihat ekspresi mereka. " Ist ummi bikin kaget aja, bikin jantungan tahu!! ". Sungut Arha memegang dadanya yang kaget. " Ya Allah nak, bunda kaget ini!! ". Ucap Bu Aminah mengusap dadanya. " Maaf ya buat kaget kalian saking asyiknya sampai tidak sadar sejak tadi aku menyodorkan minuman tapi tak ada respon!! ". Khumairah masih tertawa kecil dan juga mengelus kepala anak-anaknya dengan sayang. " Tidak apa Ummi kami hanya terkejut saja!! ". Afif si pendiam menyerukan kekagetannya. Mendengar tawa khumairah yang selama ini dia rindukan hati Arman langsung berdesir hebat tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.. Dia seakan jatuh cinta kepada per
Mendengar ucapan khumairah, Arman menunduk seakan tersisihkan. Hidup dipenjara hampir 10 tahun membuatnya tak begitu mengenali bakat dan minat anak-anaknya, Apalagi dengan sifat mereka. Melihat putranya Bu Aminah seakan tahu bahwa Arman merasa kurang nyaman. "Bagaimana dengan yang lainnya nak, bunda tahu tapi jika kamu menikah akan lebih baiknya kamu fokus mengurus keluarga kecil kalian!! ". Bu Aminah memandang mantan menantunya itu dengan rasa sayang. " Aku akan mengelolanya dari jauh bunda, aku akan pergi ketika suamiku pergi kerja dan pulang sebelum dia pulang. Aku bukan tak mau full dirumah tapi bunda pasti tahu jika tanggung jawab itu berarti sekali untukku!! ". Khumairah berterus terang dengan keadaannya yang mungkin akan ada diluar rumah. " Kewajiban sesungguhnya seorang perempuan yaitu mengurus anak dan suaminya saja. Masalah perkara pembersihan rumah dan lainnya itu bukan sepenuhnya tugas istri. Hanya memang sebaiknya dilakukan tapi bukan mutlak dan wajib!! ". Khu