Share

Karena Catra Bukan Kamu

“Busui, nih pesenannya.”

Padma tersenyum senang melihat kotak dari Luna’s Doughnuts yang dibawakan oleh Badai sore ini. Sejak kemarin ia memang menginginkan donat dari gerai yang baru buka di Kota Kasablanka tersebut.

“Thank you.” Sebagai bonus, begitu duduk di sampingnya, Padma langsung mencium pipi Badai.

Badai sendiri langsung berdecak pelan. “Begitu ya, giliran dibawain donat langsung dicium.”

“Gede ambek,” ledek Padma sambil membuka kotak donatnya.

Badai mengamati sekelilingnya dan baru sadar kalau hanya ada mereka berdua di ruang tengah. “Yang lain ke mana?”

“Mama, Bunda, Ilana, sama Asa lagi di halaman belakang. Biasa deh, quality time sama oma-oma.”

“Oh, pantes berani cium aku.” Badai mengangguk pelan. “Kalau gitu, sekali lagi dong, tapi di bibir. Gimana?”

“Kamu pikir kita lagi rapat dan kamu bisa mengajukan tawaran?”

“Anggap aja begitu.” Badai tak menyerah. “One more kiss, please.”

Padma melirik ke arah Badai dan lelaki itu tengah menatapnya dengan cengiran yang mirip seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status