Share

Tapi Aku Sayang Kamu

“Aku udah sembuh.”

“Terus?”

“Mana ciumnya?”

Padma mencubit pipi Badai dengan keras hingga lelaki itu meringis, tapi tak berani bersuara lebih keras karena takut Asa yang tengah bermain dengan Ilana di bawah pengawasan Lita dan ibu Padma, memergoki ulah mereka.

“Sembarangan. Aku kan nggak janji.”

“Kamu nggak bales chat aku waktu itu.” Badai mengingatkan Padma pada pesannya untuk Padma yang tidak dibalas perempuan itu dua hari yang lalu. “Jadi kalau diam artinya iya.”

“Itu kan kamu aja yang asal menetapkan standar,” kilah Padma dengan tenang seperti biasanya.

Perempuan itu berdiri dan menggandeng Badai, menariknya ke arah pintu. “Udah sana, kerja. Nanti telat kalau kena macet.”

“Iya, Bu Bos.”

“Biaya pendidikan anak mahal.”

“Iya, makanya aku rajin kerja.” Badai mengangguk setuju pada kata-kata Padma. “Tapi cium dulu.”

“Dasar mesum,” gerutu Padma yang tiba-tiba menarik Badai ke sebuah ruangan yang pintunya kebetulan terbuka.

Badai terkejut, tapi ia langsung menyeringai jahil ketika Padma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status