Share

Bab 5 Hari pertama menjadi CEO

Galaksi menatap pantulan dirinya di cermin besar yang ada di kamarnya, celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru pertama kali ini ia liat mereknya yang jelas bukan dari desainer ternama.

Belumagi kacamata bulatnya,dan tompel di pipi yang dia buat sendiri “Oh my God, saya jadi terlihat seperti nerd kalau seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!!” gerutunya, sambil menghela nafas kasar sebelum menambah lagi rentetan gerutuanya.

“Dan jas ini, darimana kau mendapatkannya, saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas tidak berkualitas seperti ini” geram Galaksi kesal

“Astaga tuan ini hanya sementara saja sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu” timpal Kevin sambil mendecakan lidahnya

Galaksi langsung membalik badan dan memberikan tatapan tajam pada Kevin

“Apa yang saya dengar tadi adalah gerutuanmu, Kevin? Kau sudah bosen bekerja dengan saya, ajukan segera surat pengunduran dirimu” ujarnya dengan nada dingin

Kevin langsung terlihat panik “Tidak tuan, saya tidak berani menggerutu pada anda, tadi ada sisa makanan yang menyangkut di atas langit-langit mulu saya” elak Kevin

“Baiklah saya tidak akan menyuruh mu mengundurkan diri, tapi gaji mu akan tetap saya potong” tegas Galaksi sambil kembali melihat dirinya di pantulan cermin

Sementara Kevin menghitung berapa kali dalam bulan ini bosnya itu memotong gajinya, total potongan hampir setengah dari gajinya.

“Kapan saya kayanya tuan,kalau setiap bulan saya hanya menerima setengah dari gaji saya, kerena setengahnya habis anda potong setiap kali anda marah!” Rutuk Kevin pada diri sendiri, tapi Galaksi mendengarnya.

“Setengah gajimu sudah sebesar gaji CEO perusahaan lain, Kevin. Jadi berhentilah menggerutu atau saya akan benar-benar meminta surat pengunduran diri darimu!!” hardik Galaksi, kemudian Kevin menutup mulutnya rapat-rapat.

**********************************

A.Z group

“Appa sudah menyeleksi calon-calon asisten pribadi mu, Liza, sisanya appa serahkan padamu untuk memilihnya, coba kamu cek emailmu” Seru Jone dan Aliza langsung membuka emailnya, terlihatlah tiga resume dari tiga calon asistennya.

“Kenapa semuanya pria appa?” Tanya Aliza

“Itu karena selain mereka berpengalaman dalam bidangnya, mereka juga ahli bela diri, pemegang sabuk hitam lebih dari satu cabang bela diri,jadi bisa sekalian menjaga mu sayang” jawab Jone

“Aku sudah bisa karate appa,Eomma sendiri yang mengajarkan ku” desah Aliza pelan, ia merasa appanya terlalu mengkhawatirkannya

“Bahkan eomma mu pemegang sabuk hitam karate,masih bisa di jebak lelaki hidung belang di cafe saat masih di Paris” ujar Jone mengingatkan Aliza

“Ya appa aku mengerti sekarang”

“Ya sudah bekerjalah, jangan ragu tanya pada apa kalau ada trouble”

“Baik appa”

Setelah memutuskan sambungan telponnya, Aliza berdiri dari kursi kerjanya lalu beranjak menuju jendela besar yang memberikan pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang mendominasi area perkantoran ini.

“Pria ya, aku masih trauma jika berhubungan dengan pria, selain keluarga ku tentunya, tapi wajar apa mengkhawatirkan ku, mengingat apa sudah menipa diriku tiga tahun lalu” Guman Aliza dalam hati

Sejurus kemudian ada yang mengetuk pintu ruang kerjanya,dari jumlah ketukan Aliza tau bahwa sekertarisnya yang yang mengetuk pintu itu

Pintu langsung terbuka dan Cattlen masuk dengan membawa beberapa map di tangannya

“Ini ketiga data calon asisten pribadi anda, Bu Liza, apa bisa kita mulai proses interviewnya sekarang juga” tanya Cattlen

Aliza duduk kembali di kursi kerjanya, dan membuka lembar demi lembar catatan pengalaman panjang para pelamar Asprinya itu.

Job desk asisten pribadi atau personal asisten tidaklah mudah, dengan ruang lingkup yang lebih luas dari seorang sekretaris dan harus mengurus pelengkapan pribadi bosnya, seperti membaca dan membalas surat dari klien dan menghandle akun sosial media bosnya

Dan asisten pribadi harus mempunyai kualifikasi yang tidak boleh kalah jauh dari bosnya, itu makanya Aliza harus memilih sendiri asisten pribadinya, karena ia akan menghabiskan banyak waktu dengan asisten pribadi itu

“Panggil yang pertama datang terlebih dahulu” perintah Aliza

“Baik Bu”jawab Cattlen

Aliza tidak suka jika harus berteriak, maka dari itu setiap karyawan yang berhubungan langsung dengannya memiliki jumlah ketukan yang berbeda-beda tadi Aliza sudah mengintruksikan secara langsung pada mereka.

Sampai pada akhirnya masuklah peserta ketiga, yang terlihat berbeda sekali dengan kedua pemuda yang sebelumnya, yang terlihat tampan dan gagah seperti pada umumnya

Pria ketiga ini jauh lebih lebih tinggi dari kedua peserta sebelumnya, hanya saja pdiaIni menggunakan kacamata,dengan gaya rambut belah pinggir seperti jaman dulu, hingga seperti orang kutu buku,tapi pengalaman pria ini jauh lebih banyak dari kedua pemuda sebelumnya.

Dan kalau kedua pria tadi tidak mengalihkan pandangan dari Aliza, pria ini malah justru asik mengamati ruang kerja Aliza seperti team appraisal saja.

“Aku akan memilih pria ini,memang terlihat nerd dan kurang menarik,tapi setidaknya matanya tidak jelalatan seperti kedua pria tadi, justru pria seperti inilah yang akan fokus jika di kasih kerjaan dan cenderung pendiam,Jadi tidak akan membuat ku pusing tentunya” guman dalam hati Aliza

“Baiklah hemm..”Aliza kembali melihat data diri itu, “Ricko Vanderberg, apa kamu ada keturunan Belanda” tanya Aliza

Pria itu membetulkan letak kacamatanya sebelum menjawab Aliza “Ibu saya Indonesia dan ayah saya Belanda” jawabnya singkat

“Bagus menjawab sesuai dengan apa yang aku tanyakan,tanpa berbelit-belit, berarti dia hanya mengerjakan apa yang aku perintahkan, tanpa harus banyak drama” guman Aliza dalam hati

“Saya tidak akan meragukan mu dengan pengalamanmu yang banyak ini,saya hanya akan bertanya, siapkan kau bekerja sehari dua puluh empat jam? Seminggu tujuh hari dan tidak mengenal tanggal merah,karena kamu harus tetap standby jika sewaktu-waktu saya memerlukanmu, itupun hanya bersiap-siap saja,jika ada pekerjaan dadakan nantinya”

Pria itu mengangguk-angguk dengan antusias “Ya saya setuju”

“Baiklah kalau begitu, besok kamu sudah bisa mulai bekerja,dan disanalah letak mejak kerjamu” Seru Aliza sambil menunjuk meja kerja yang akan di tempati pria itu

“Baik nona”

Aliza membereskan map data diri pria tersebut,lalu menyerahkan padanya, “Serahkan data diri ini pada bagian HRD dan kamu sudah bisa langsung pulang” perintah Aliza

Sekilas Aliza mendengar desahan kesal pria itu, tapi saat melihat wajah itu yang sedang tertunduk sambil mengambil map yang Aliza berikan, Aliza jadi merasa pendengarannya yang sedang bermasalah

“Saya permisi dulu kalau begitu nona, sampai jumpa besok dan bisa saya pastikan anda tidak akan pernah menyesal memilih saya Sebagai asisten pribadi anda” seru pria itu dengan semangat

Aliza mengibaskan tangannya “Iya segera serahkan data itu segera ke HRD atau kamu tidak akan pernah menerima gaji” kata Aliza dengan nada setengah mengusir

Pria itu langsung balik badan, dan baru saja melangkahkan kakinya dua langkah Aliza kembali memangilnya

“Rickoo..”

Pria itu balik badan dan langsung menghadap Aliza kembali “Ya nona”

“Ketuk pintu dua satu dua tiap kali kamu masuk ke ruangan ini supaya aku tau kalau itu adalah kamu” tegas Aliza

“Dua satu dua?” tanya pria itu dengan kening berkerut bingung

“Ketuk pintu dua kali, kemudian jeda sebentar ketuk satu kali, lalu jeda sebentar lagi dan ketuk kembali dua kali” jelas Aliza

“Oh, I see, saya akan selalu mengingat kode saya itu, nona” sahut pria itu sambil melanjutkan lagi langkahnya hingga keluar dari ruangan Aliza

“Kenapa aku melihat pria itu seperti orang yang angkuh ya,ada kesan berkuasa dalam dirinya,tapi mana mungkin pria itu berkuasa, kalau iya kenapa orang itu melamar alih-alih menjadi asisten pribadi harusnya dia yang memiliki asisten pribadi dan ya tuhan pria itu tidak mengucapkan terima kasih sedikitpun saat di terima kerja disini” guman Aliza dalam hati dengan rasa dongkol.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status