Share

Cinta Lama Belum Kelar
Cinta Lama Belum Kelar
Penulis: Elpit

1. Pertemuan Tak Terduga

"Sayang, udahlah kamu nggak usah kerja. Kita kan juga udah mau nikah, sementara kamu istirahat aja di rumah." Seorang laki-laki berperawakan atletis dan tubuh tegap, sedang membujuk kekasihnya yang baru saja diterima di perusahaan ternama setelah kontrak kerjanya usai di perusahaan yang sama dengan laki-laki itu bekerja.

Dia adalah Eza, yang sedang membujuk Naura—kekasihnya, agar tidak usah bekerja lagi.

Mereka telah menjalin hubungan selama tiga tahun lamanya. Eza cukup mapan dan sudah sangat ingin menikahi Naura, tetapi Naura terus menghindar, Naura terus menunda. Dan Eza hanya bisa bersabar sampai kekasihnya itu siap untuk menikah dengannya.

"Nggak mau, aku nggak terbiasa nggak ada kegiatan, nanti yang ada malah aku bosan. Biarin aku kerja ya, Sayang, please ...." Naura memperlihatkan puppy eyesnya memohon.

"Lagipula kita kan masih belum menikah, aku masih ingin punya penghasilan sendiri," lanjut Naura.

Eza tersenyum kecut, namun dia bisa apa? Kekasihnya itu memiliki sifat keras kepala yang kental. Sangat sulit untuk tidak menuruti kemauannya.

"Iya, ya udah, terserah kamu saja."

Naura tersenyum, sambil meraih satu tangan Eza yang bebas Naura berkata, "makasih ya, Sayang." Sedangkan tangan Eza yang satunya sibuk menyetir.

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan, pagi ini Eza mengantarkan Naura pergi ke kantor barunya, sebelum ia sendiri pergi ke kantor juga.

"Tapi sebenarnya aku kurang setuju kamu kerja di perusahaan itu, Naura, apalagi aku dengar bossnya itu angkuh dan arogan. Suka seenaknya sama karyawan-karyawannya. Dan sialnya kamu malah jadi sekretaris dia." Eza mengutarakan ketidaksukaannya.

"Jangan gitu dong, Sayang. Aku cuma niat bekerja aja, asalkan aku patuh aku yakin bossnya nggak akan nyusahin aku kok."

"Haih ... ya ya ya, semoga saja begitu." Eza hanya bisa mengalah dan mengiyakan saja.

Dan mereka pun akhirnya telah sampai di depan gedung yang bertuliskan Dynamite, perusahaan yang akan menajdi tempat Naura bekerja mulai sekarang.

"Sudah sampai, aku turun dulu, kamu hati-hati ya," kata Naura sembari membuka sabuk keamanan.

"Iya. Pokoknya kamu harus jauh-jauh dari boss kamu ya, jangan dekat-dekat. Aku nggak mau kalau sampai dia nyusahin kamu."

"Iya, Sayang, aku paham."

"Ya udah, nanti aku jemput kamu," kata Eza dengan nada yang lebih bersahabat, tidak sedatar tadi.

"Iya. Aku masuk dulu, sampai nanti."

"Sampai nanti."

***

"Selamat pagi," sapa seorang pada Naura yang baru saja sampai di lobby.

"Selamat pagi," balas Naura sedikit canggung. Naura adalah pegawai baru dan dia di sapa seperti ini, apa semua karyawan baru akan diperlakukan seperti ini?

"Kamu Naura Aswangga kan?" tanya seorang itu yang berperawakan tinggi dan ramping. Kacamata yang menutupi matanya sama sekali tak menutupi kecantikannya.

"Iya, benar. Apakah ada tugas untuk saya?"

"Perkenalkan, namaku Yessy. Kamu cukup panggil aku Yessy saja. Aku diperintahkan oleh pak Alfa untuk menjemput kamu. Ayo ikut aku ke ruangan pak Alfa," kata Yesay sangat sopan. Yessy sudah berjalan lebih dulu, mau tidak mau Naura mengekor di belakangnya.

"Pak Alfa?" gumam Naura bertanya-tanya.

"Iya, CEO kita. Kamu yang akan jadi sekretaris pak Alfa kan?"

Naura tahu dia akan menjadi sekeretaris CEO, tapi namanya ... Alfa? Kenapa namamya harus sama dengan seseorang dari masa lalunya? Ah mungkin hanya kebetulan namanya saja yang sama, tidak mungkn orangnya yang sama kan?

"Ah, i-iya. Ta-tapi, kalau boleh tahu, siapa nama panjang pak Alfa, Yessy?"

"Namanya Alfarezi Kavindra. Jangan sampai lupa namanya, atau mungkin kamu akan mendapat masalah.

'Nggak mungkin! Itu nggak mungkin dia kan?' tiba-tiba Naura terbengong dan berhenti berjalan.

"Naura, kenapa kamu berhenti disana? Ayo cepat! Pak Alfa bisa murka kalau dia terlalu lama menunggu." Yessy berseru membuat Naura tersadar dari lamunanya. Pikirannya yang tadi sempat berkelana jauh kini telah kembali pada kenyataan.

"I-i-iya, aku segera kesana."

***

Naura berjalan keluar dari lift dengan kaki gemetar. Seluruh tubuhnya tiba-tiba terasa lemas hanya karena ia mendengar nama Alfarezi Kavindra. Tidak mungkin seseorang akan memiliki nama yang sama persis, kecuali itu adalah orang itu sendiri.

"Naura, kamu baik-baik saja kan? Kenapa kamu tiba-tiba pucat? Apa kamu sakit?" tanya Yessy menyelidik.

"Ah, tidak, aku tidak apa-apa, Yessy, aku baik-baik saja."

Kebohongan besar! Bagaimana bisa dikatakan baik-baik saja, padahal sebenarnya Naura sedang diserang perasaan takut yang luar biasa.

"Kalau begitu ayo kita temui pak Alfa."

Naura mengangguk lemah. "Iya."

Tok tok tok!

"Masuk!" seru seorang pria dengan suara baritonnya.

Astaga! Mendengar suara itu membuat Naura semakin kehilangan nyali.

Yessy masuk ke dalam ruangan lebih dulu.

"Selamat pagi, Pak, saya datang mengantar sekretaris baru bapak," ujar Yessy.

"Oh, dia sudah datang? Suruh dia masuk." Alfa berkata tanpa menatap lawan bicaranya, ia sibuk membaca lembaran kertas yang kini ada di tangannya.

"Baik."

"Naura, ayo masuk!" lanjut Yessy.

Naura pun harus masuk ke dalam ruangan itu. Sambil terus menundukkan kepalanya dalam-dalam, Naura menyapa, "selamat pagi, Pak Alfa."

Alfa langsung mengangkat kepalanya. Ia memperhatikan seorang yang baru saja menyapanya tanpa berkata-kata.

"Yessy, kamu boleh pergi," kata Alfa yang merupakan sebuah perintah.

"Baik, saya permisi." Yessy membungkuk sopan lalu undur diri.

"Jangan lupa tutup pintunya!"

Tanpa menjawab dengan kata-kata, Yessy melakukan perintah Alfa.

Brakk!

Di dalam ruangan ber-AC itu entah mengapa masih terasa panas. Terjadi keheningan cukup lama diantara keduanya, bahkan tak ada yang bergerak dari tempatnya sedikitpun.

Hingga akhirnya Alfa yang lebih dulu mengambil inisiatif. Dia bangkit dari kursi kebesarannya dan perlahan melangkah mendekati Naura.

Tuk tuk tuk!

Suara alas kaki Alfa yang semakin mendekat, seakan menjadi bom waktu bagi Naura. Ia ketakutan, entah apa yang ia takutkan. Yang jelas Naura tidak siap bertemu dengan Alfa untuk saat ini. Dan Naura sama sekali tidak menyangka ia akan bertemu dengan Alfa kembali.

"Naura." Alfa menyebutkan nama Naura dengan cukup keras namun terdengar samar di telinga Naura.

Alfa merasa tidak sabar. Dengan berani Alfa meraih tangan Naura dan menggenggamnya erat, dan hal itu membuat Naura terpaksa mendongak.

Alfa menatap Naura dengan tatapan tajam namun sendu. "Kemana kamu pergi selama lima tahun ini, Naura?"

Naura mengatur napas dengan susah payah, lalu dengan suara yang dia buat senormal mungkin Naura menjawab, "aku pergi ke tempat yang seharusnya aku datangi untuk meninggalkan tempat yang seharusnya aku tinggalkan."

"Apa maksudmu, Naura? Kamu ninggalin aku tanpa alasan dan sekarang jawaban itu yang kamu kasih ke aku?"

"Memangnya jawaban apa yang seharusnya aku berikan, Alfa? Kalau kamu lebih bahagia dengan wanita lain maka pergilah dengan wanita itu. Akupun akan mundur."

Alfa terbelakak mendengar kalimat Naura yang sama sekali tak ia mengerti. "Wanita lain?"

***

Komen (3)
goodnovel comment avatar
SetyaAiWidi
Baru baca bab awal aja udah ikutan jedag jedug kek yang dirasain Naura. Padahal aku juga belum tau, Alfa ngapain Naura di waktu dulu, kenapa Naura sampe setakut itu? Jadi, Eza tuh kayak udah ada feeling kalo Naura gak akan baik² aja di tempat kerjanya. Makanya dia coba ngelarang Naura kerja.
goodnovel comment avatar
Deema Raindu
Naura belum siap buat menikah, sedangkan Eza udah siap buat menikah :( disaat hubungan mereka sedang rumit, Naura malah ketemu mantan kekasihnya lagi duhhhh😢 godaan kalo mau ke jenjang yang lebih serius ada aja yaaa...
goodnovel comment avatar
Na Raeni
bab awal sudah menggambarkan isi judulnya. cinta lama belum kelar🤧🤧🤧 Naura kenapa kamu pergi ninggalin Alfa tanpa kasih kepastian. terus setelah 5 tahun dipertemukan kembali disituasi seperti ini. status Alfa adalah Bos bagi Naura. ga sanggup gaes🙈🙈🙈
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status