Hari ini Ajeng dan Ayu harus berangkat sedikit lebih pagi. Akan ada event besar di hotel, karena itu semua staf dan pegawai hotel harus sudah standby sejak pagi. Kaisar yang sudah membaik, segera dibawa Ajeng ke rumah Bu Rukmi. Kaisar masih terus menanyakan soal Uncle bule temannya itu. "Mah, nanti kalau Mama ketemu Uncle bule, bilangin kalau Kai kangen ya Mah, suruh kesini menemui Kai, ya Mah?. " "Iya sayang, hotel tempat Mama dan Tante Ayu kerja sedang ada acara penting, Nah uncle bule itu lagi sibuk disana juga, jadi nanti kalau sudah selesai pasti dia akan menemui Kai, ya?. " "Iya Mama. " "Nah, sekarang Kai sama Nenek Umi dulu, Mama harus kerja, ingat tidak boleh nakal, dan menyusahkan Nenek, Oke?. " "Oke Mama. " *** Hari ini akan menjadi hari yang sangat sibuk di hotel. Ada acara pertemuan dan makan siang seluruh pejabat pemerintah di Indonesia dengan Bapak Presiden. Karena itu seluruh karyawan hotel terlibat dalam mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik
Ajeng dan Ayu segera keluar dari kamar setelah membersihkan diri, ternyata Kaisar dan Allard sudah berpindah ke ruang TV. Allard menemani Kau bermain dengan semua mainannya. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. "Sutts.. lihat, mereka sudah kayak Bapak dan Anak saja." Bisik Ayu. Ajeng langsung memberikan tatapan tajam setajam silet kepada Ayu. "Kalau ngomong jangan ngacau,mereka cuma berteman karena suatu kejadian beberapa minggu yang lalu. Kamu ingat tidak kalau Kai dan Bu Rukmi menolong seorang Bule dari preman? nah.. itu orangnya. "Ajeng mengangkat dagunya kearah Allard, seolah menunjuk kalau yang dia maksud adalah Allard. "Yang bener? wah beruntung sekali kita, dengan begini semoga kita bisa naik jabatan.. Amin. " ucap Ayu. Ajeng sudah menoyor kepala Ayu dan bersiap membalas ucapan sahabatnya itu. "Ehemmm.. "Deheman dari Allard menghentikan bisik bisik kedua wanita dibelakangnya, Allard sebenarnya menyadari kehadiran mereka, hanya saja dia heran kenapa mereka tidak se
Tak terasa sudah lima bulan Ajeng dan Kaisar menetap di pulau kebanggaan Indonesia ini. Dan dalam waktu lima bulan ini semuanya berubah, dengan banyaknya endors dan promosi hotel, sekarang rekening Ajeng benar benar gendut. Hotel tempatnya bekerja semakin terkenal saja, dan toko toko yang bekerja sama dengannya juga semakin rame. Gaji dan bonus yang diterima Ajeng tak tangung tangung hingga sekarang dia tidak kesulitan soal ekonomi. Pagi itu sebelum berangkat kerja, HPnya tiba tiba berdering, ada panggilan dari nomor Ayahnya, gegas Ajeng Mengangkatnya. "Assalamu'alaikum Yah. " "𝘞𝘢'𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘶𝘮𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮, 𝘑𝘦𝘯𝘨, 𝘨𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯?. " "Kami semua baik, bagaimana kabar Ayah dan Mama?. " "𝘈𝘺𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘕𝘢𝘬, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘔𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶, 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘭𝘦𝘱𝘰𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶, 𝘔𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘣𝘢𝘣𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶. 𝘔𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘢
Hari ini Dian rencananya akan melakukan pemeriksaan rutin kerumah sakit, karena ada indikasi kista atau tumor di rahimnya, jadi Dian harus melakukan Cek setiap seminggu sekali. "Mas, kamu nggak lupakan? hari ini jadwal ku cek kandungan ke rumah sakit. " tanya Dian. "Iya Di, Mas ingat, tapi nanti agak siangan, soalnya banyak mesin yang trouble jadi Mas banyak kerjaan, nggak bisa ijin pagi pagi. ""Baiklah, nanti kalau Mas pulang kita segera berangkat."Ardi meninggalkan Dian di rumah, dia harus segera berangkat kerja. Risa, anak sambung Ardi untungnya anak yang mandiri. Ditinggal oleh ibunya kerja dikota dan diasuh oleh neneknya dikampung membuat gadis kecil itu terbiasa melakukan apapun sendiri. Jadi jika meninggalkan bocah itu sendirian di rumah, itu tidak membuat cemas hanya yang penting ada makanan, maka dia akan mencari sendiri jika lapar. Siang sekitar jam setengah 1,Ardi dan Dian berangkat kerumah sakit, rumah sakit yang sama dengan Bu Maya dirawat. Saat mereka sedang du
Hari ini karena Bu Maya semakin membaik, maka dia diperbolehkan pulang. Mereka pulang dengan naik Taksi onlen, karena tidak mungkin meminta Ayah untuk menjemput, sedangkan Pak Teguh sendiri sedang menjaga cucunya di rumah. Mereka tiba di rumah sekitar jam 5 sore, dan ternyata semua teman teman Ajeng sudah berkumpul di rumah. Pak Teguh yang memberitahu Yuli, karena memang semua teman Ajeng sudah sangat merindukan Ajeng. Kaisar yang terlihat tidak bersemangat, karena dia merindukan Uncle bule-nya, dia bahkan tidak bisa menelpon karena Mama-nya tidak di rumah, tapi di rumah sakit menunggu Neneknya. "Hei, ponakan Tante yang ganteng maksimal, kenapa cemberut begitu?" tanya Ayu, dia heran karena melihat Kai hanya diam dan manyun. Semua atensi berpindah kepada Kai, setelah mendengar pertanyaan Ayu. Ayu sudah berkenalan dengan teman teman Ajeng yang lainnya. Ajeng kemudian berjalan mendekati anaknya, duduk didekat Kai. "Kenapa sayang? kok mukanya masam begitu?." tanya Ajeng.
Setelah menyelesaikan makan malamnya, Ajeng pergi keruang tamu untuk menemui mantan suaminya itu. "Mau kita temenin Jeng?. " tanya Yuli. "Nggak perlu Yul, nanti kalau aku sudah nggak kuat, aku lambaiin tangan di kamera deh. " ucap Ajeng. "Cck, bercandanya nggak lucu!. "Ajeng berjalan menuju ruang tamu, dibawah tatapan semua orang. Mereka semua duduk diruang keluarga sambil bermain bersama Kaisar dan memantau keadaan Ajeng diruang tamu sana. "Ada apa Mas? kata Ayah kamu mencariku?. " tanya Ajeng. "Iya, ini soal yang kemarin aku bicarakan waktu dirumah sakit, soal uang hasil endorse Kaisar. ""Mas, apa kamu nggak punya malu? itu uang Kaisar, bahkan aku tidak memakainya untuk kebutuhan kami, semua aku simpan untuk masa depan Kaisar. Kenapa Mas tega mengusiknya?. ""Aku tidak bisa membuktikan kebenaran dari ucapan mu, bisa saja itu hanya alasan mu, sudahlah sebaiknya berikan yang menjadi hak ku sebagai Ayah Kaisar. "Gemuruh didalam hati Ajeng seakan membuatnya ingin melempar Ardi
Hari telah berganti, sore harinya Ardi pergi ke rumah sakit bersama Dian, karena hari ini Dian harus menjalani rawat inap, ada serangkaian tes yang harus dia lakukan sebelum menjalani prosedur operasi cesar. Orang tua Dian sudah tiba di rumah Ardi sejak tadi pagi, mereka akan menginap di sana, Bapaknya Dian besok menyusul Ardi dan Dian ke rumah sakit, sedangkan Ibunya Dian di rumah menjaga Risa. Keesokan harinya sekitar jam 9 pagi, Dian dibawa ke ruang operasi untuk mengeluarkan anak didalam kandungannya. Ardi dan Bapaknya Dian menunggu dikursi tunggu didepan ruang operasi. Entah apa yang terjadi, tapi Ardi melihat suster berlari larian membawa berbagai macam alat dan kantong darah, entah siapa yang memerlukan semua itu, Ardi hanya berharap anak dan istrinya selamat. Setelah tiga jam menunggu akhirnya seorang dokter yang selama ini memeriksa Dian keluar. "Bapak Ardi, bisakah anda ikut keruangan saya? untuk anggota keluarga yang lain nanti bisa mengikuti suster yang membaw
Sekitar jam 7 malam, Allard mendarat di bandara Adi Sumarmo Solo, dia bergegas menuju sebuah hotel yang sudah dipesan oleh asisten pribadinya, karena tidak mungkin dia bertamu malam malam begini. Saat ini, Allard dan Eddie sang asisten sedang menikmati makan malam di restoran hotel, Eddie selain menjadi asisten juga merupakan sahabat Allard waktu kuliah dulu. "Ed, bantu saya menyelidiki tentang Daddynya Kaisar. " ucap Allard. "Jangan ikut campur urusan orang Al, nanti kamu malah kena masalah. " Kata Eddie. "Tapi aku sudah sayang terhadap Kaisar, dan saat ini mereka sedang dalam masalah. " "Baiklah, besok akan aku selidiki, sepertinya kamu sudah menemukan penganti Casey?. " "Apa maksudmu?. " "Bukankah Mommynya Kaisar itu janda? apa kamu tidak tertarik padanya?. " "Jangan bicara sembarangan, aku memang sayang pada Kaisar, tapi tidak berarti menjalin hubungan dengan Mommynya. Lakukan saja perintahku, dan jangan berpikir yang tidak tidak!. " "Ok, baiklah. " Pagi