Tak terasa sudah lima bulan Ajeng dan Kaisar menetap di pulau kebanggaan Indonesia ini. Dan dalam waktu lima bulan ini semuanya berubah, dengan banyaknya endors dan promosi hotel, sekarang rekening Ajeng benar benar gendut. Hotel tempatnya bekerja semakin terkenal saja, dan toko toko yang bekerja sama dengannya juga semakin rame. Gaji dan bonus yang diterima Ajeng tak tangung tangung hingga sekarang dia tidak kesulitan soal ekonomi. Pagi itu sebelum berangkat kerja, HPnya tiba tiba berdering, ada panggilan dari nomor Ayahnya, gegas Ajeng Mengangkatnya. "Assalamu'alaikum Yah. " "𝘞𝘢'𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘶𝘮𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮, 𝘑𝘦𝘯𝘨, 𝘨𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯?. " "Kami semua baik, bagaimana kabar Ayah dan Mama?. " "𝘈𝘺𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘕𝘢𝘬, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘔𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶, 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘭𝘦𝘱𝘰𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶, 𝘔𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘣𝘢𝘣𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶. 𝘔𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘢
Hari ini Dian rencananya akan melakukan pemeriksaan rutin kerumah sakit, karena ada indikasi kista atau tumor di rahimnya, jadi Dian harus melakukan Cek setiap seminggu sekali. "Mas, kamu nggak lupakan? hari ini jadwal ku cek kandungan ke rumah sakit. " tanya Dian. "Iya Di, Mas ingat, tapi nanti agak siangan, soalnya banyak mesin yang trouble jadi Mas banyak kerjaan, nggak bisa ijin pagi pagi. ""Baiklah, nanti kalau Mas pulang kita segera berangkat."Ardi meninggalkan Dian di rumah, dia harus segera berangkat kerja. Risa, anak sambung Ardi untungnya anak yang mandiri. Ditinggal oleh ibunya kerja dikota dan diasuh oleh neneknya dikampung membuat gadis kecil itu terbiasa melakukan apapun sendiri. Jadi jika meninggalkan bocah itu sendirian di rumah, itu tidak membuat cemas hanya yang penting ada makanan, maka dia akan mencari sendiri jika lapar. Siang sekitar jam setengah 1,Ardi dan Dian berangkat kerumah sakit, rumah sakit yang sama dengan Bu Maya dirawat. Saat mereka sedang du
Hari ini karena Bu Maya semakin membaik, maka dia diperbolehkan pulang. Mereka pulang dengan naik Taksi onlen, karena tidak mungkin meminta Ayah untuk menjemput, sedangkan Pak Teguh sendiri sedang menjaga cucunya di rumah. Mereka tiba di rumah sekitar jam 5 sore, dan ternyata semua teman teman Ajeng sudah berkumpul di rumah. Pak Teguh yang memberitahu Yuli, karena memang semua teman Ajeng sudah sangat merindukan Ajeng. Kaisar yang terlihat tidak bersemangat, karena dia merindukan Uncle bule-nya, dia bahkan tidak bisa menelpon karena Mama-nya tidak di rumah, tapi di rumah sakit menunggu Neneknya. "Hei, ponakan Tante yang ganteng maksimal, kenapa cemberut begitu?" tanya Ayu, dia heran karena melihat Kai hanya diam dan manyun. Semua atensi berpindah kepada Kai, setelah mendengar pertanyaan Ayu. Ayu sudah berkenalan dengan teman teman Ajeng yang lainnya. Ajeng kemudian berjalan mendekati anaknya, duduk didekat Kai. "Kenapa sayang? kok mukanya masam begitu?." tanya Ajeng.
Setelah menyelesaikan makan malamnya, Ajeng pergi keruang tamu untuk menemui mantan suaminya itu. "Mau kita temenin Jeng?. " tanya Yuli. "Nggak perlu Yul, nanti kalau aku sudah nggak kuat, aku lambaiin tangan di kamera deh. " ucap Ajeng. "Cck, bercandanya nggak lucu!. "Ajeng berjalan menuju ruang tamu, dibawah tatapan semua orang. Mereka semua duduk diruang keluarga sambil bermain bersama Kaisar dan memantau keadaan Ajeng diruang tamu sana. "Ada apa Mas? kata Ayah kamu mencariku?. " tanya Ajeng. "Iya, ini soal yang kemarin aku bicarakan waktu dirumah sakit, soal uang hasil endorse Kaisar. ""Mas, apa kamu nggak punya malu? itu uang Kaisar, bahkan aku tidak memakainya untuk kebutuhan kami, semua aku simpan untuk masa depan Kaisar. Kenapa Mas tega mengusiknya?. ""Aku tidak bisa membuktikan kebenaran dari ucapan mu, bisa saja itu hanya alasan mu, sudahlah sebaiknya berikan yang menjadi hak ku sebagai Ayah Kaisar. "Gemuruh didalam hati Ajeng seakan membuatnya ingin melempar Ardi
Hari telah berganti, sore harinya Ardi pergi ke rumah sakit bersama Dian, karena hari ini Dian harus menjalani rawat inap, ada serangkaian tes yang harus dia lakukan sebelum menjalani prosedur operasi cesar. Orang tua Dian sudah tiba di rumah Ardi sejak tadi pagi, mereka akan menginap di sana, Bapaknya Dian besok menyusul Ardi dan Dian ke rumah sakit, sedangkan Ibunya Dian di rumah menjaga Risa. Keesokan harinya sekitar jam 9 pagi, Dian dibawa ke ruang operasi untuk mengeluarkan anak didalam kandungannya. Ardi dan Bapaknya Dian menunggu dikursi tunggu didepan ruang operasi. Entah apa yang terjadi, tapi Ardi melihat suster berlari larian membawa berbagai macam alat dan kantong darah, entah siapa yang memerlukan semua itu, Ardi hanya berharap anak dan istrinya selamat. Setelah tiga jam menunggu akhirnya seorang dokter yang selama ini memeriksa Dian keluar. "Bapak Ardi, bisakah anda ikut keruangan saya? untuk anggota keluarga yang lain nanti bisa mengikuti suster yang membaw
Sekitar jam 7 malam, Allard mendarat di bandara Adi Sumarmo Solo, dia bergegas menuju sebuah hotel yang sudah dipesan oleh asisten pribadinya, karena tidak mungkin dia bertamu malam malam begini. Saat ini, Allard dan Eddie sang asisten sedang menikmati makan malam di restoran hotel, Eddie selain menjadi asisten juga merupakan sahabat Allard waktu kuliah dulu. "Ed, bantu saya menyelidiki tentang Daddynya Kaisar. " ucap Allard. "Jangan ikut campur urusan orang Al, nanti kamu malah kena masalah. " Kata Eddie. "Tapi aku sudah sayang terhadap Kaisar, dan saat ini mereka sedang dalam masalah. " "Baiklah, besok akan aku selidiki, sepertinya kamu sudah menemukan penganti Casey?. " "Apa maksudmu?. " "Bukankah Mommynya Kaisar itu janda? apa kamu tidak tertarik padanya?. " "Jangan bicara sembarangan, aku memang sayang pada Kaisar, tapi tidak berarti menjalin hubungan dengan Mommynya. Lakukan saja perintahku, dan jangan berpikir yang tidak tidak!. " "Ok, baiklah. " Pagi
'Apa maksudnya coba. ' ujar Ajeng didalam hati. "Mister, maaf saya tidak mau menerima uang yang Anda kirim, saya masih sanggup kalau hanya membayar Mas Ardi. Cukup anda siapkan pengacara saja, saya sudah sangat berterimakasih. " Ucap Ajeng. "Tapi uang itu bukan untukmu, saya memberi untuk Kaisar, kamu bisa gunakan uang itu untuk diberikan pada mantan suamimu. " ucapa Allard. "Uang apa sih Jeng?. " tanya Mama Maya. "Ini Mah, Mister Allard mengirimkan sejumlah uang ke rekening Ajeng. " ucap Ajeng sambil memperlihatkan isi rekening di M-Banking miliknya. Bu Maya melotot melihat nominalnya, bahkan Beliau sampai tidak berkedip, ini jumlah yang sangat besar, apa tujuan orang bule itu memberikan uang yang begitu banyak. Pak Teguh yang melihat istrinya seperti orang syok, segera menghampiri untuk ikut melihat. 500.000.000 itu yang dia lihat di HP Ajeng, timbul rasa curiga dihatinya, tidak mungkin seorang pria memberikan uang sebanyak itu tanpa ada niat apa apa. Setelah melihat Pak Te
Setelah kepergian Allard dan pengacaranya, keluarga Ajeng masih duduk diruang tamu, mereka masih binggung dengan situasi yang terjadi tadi. "Jeng, beneran kalian tidak ada hubungan apapun?. " tanya Pak Teguh. "Ya Allah, Ayah, beneran kami nggak ada apa apa, pertemanan itu terjadi antara Kaisar dan Allard Yah, bukan dengan Ajeng. " "Tapi aneh lho, seorang pria sampai rela memberikan uang sebanyak itu kepada wanita tanpa ada ikatan apapun. " "Nggak tau Yah, itu urusan Mister Allard sendiri. " "Baiklah, lupakan dulu soal itu, sekarang lebih baik kamu telpon Ardi untuk kesini, kita segera selesaikan hal ini biar kamu hidup dengan tenang kembali. " Setelah mendapat saran dari sang Ayah, Ajeng segera menghubungi Ardi, sedangkan Ardi saat ini sedang berkonsultasi dengan seorang pengacara untuk melaporkan Ajeng ke kantor polisi. "Gimana Pak? kira kira saya bisa memenangkan kasus ini tidak, dengan semua bukti yang ada? saya ingin mengambil hak asuh anak saya, saya tidak terima