'Apa maksudnya coba. ' ujar Ajeng didalam hati. "Mister, maaf saya tidak mau menerima uang yang Anda kirim, saya masih sanggup kalau hanya membayar Mas Ardi. Cukup anda siapkan pengacara saja, saya sudah sangat berterimakasih. " Ucap Ajeng. "Tapi uang itu bukan untukmu, saya memberi untuk Kaisar, kamu bisa gunakan uang itu untuk diberikan pada mantan suamimu. " ucapa Allard. "Uang apa sih Jeng?. " tanya Mama Maya. "Ini Mah, Mister Allard mengirimkan sejumlah uang ke rekening Ajeng. " ucap Ajeng sambil memperlihatkan isi rekening di M-Banking miliknya. Bu Maya melotot melihat nominalnya, bahkan Beliau sampai tidak berkedip, ini jumlah yang sangat besar, apa tujuan orang bule itu memberikan uang yang begitu banyak. Pak Teguh yang melihat istrinya seperti orang syok, segera menghampiri untuk ikut melihat. 500.000.000 itu yang dia lihat di HP Ajeng, timbul rasa curiga dihatinya, tidak mungkin seorang pria memberikan uang sebanyak itu tanpa ada niat apa apa. Setelah melihat Pak Te
Setelah kepergian Allard dan pengacaranya, keluarga Ajeng masih duduk diruang tamu, mereka masih binggung dengan situasi yang terjadi tadi. "Jeng, beneran kalian tidak ada hubungan apapun?. " tanya Pak Teguh. "Ya Allah, Ayah, beneran kami nggak ada apa apa, pertemanan itu terjadi antara Kaisar dan Allard Yah, bukan dengan Ajeng. " "Tapi aneh lho, seorang pria sampai rela memberikan uang sebanyak itu kepada wanita tanpa ada ikatan apapun. " "Nggak tau Yah, itu urusan Mister Allard sendiri. " "Baiklah, lupakan dulu soal itu, sekarang lebih baik kamu telpon Ardi untuk kesini, kita segera selesaikan hal ini biar kamu hidup dengan tenang kembali. " Setelah mendapat saran dari sang Ayah, Ajeng segera menghubungi Ardi, sedangkan Ardi saat ini sedang berkonsultasi dengan seorang pengacara untuk melaporkan Ajeng ke kantor polisi. "Gimana Pak? kira kira saya bisa memenangkan kasus ini tidak, dengan semua bukti yang ada? saya ingin mengambil hak asuh anak saya, saya tidak terima
"Kalau saya setuju, berapa yang bisa saya dapatkan?. " tanya Ardi. "Kurang dari 90 juta, sekitar 89,4 juta. " ucap Joseph. "Saya minta 100 juta, dengan begitu saya tidak akan membawa kasus ini keranah hukum, bagaimana?. " tanya Ardi. Pak Joseph melihat ke arah Ajeng, seakan mengerti arti tatapan itu, Ajeng setuju. Joseph mengeluarkan surat yang tadi sudah diperiksa oleh Ajeng. "Baiklah, kami akan berikan tapi anda harus menandatangani surat ini dulu. " ucap Joseph sambil memberikan surat itu kepada Ardi. Ardi menerimanya, dan membaca tulisan yang ada disana. "Apa apaan ini, kenapa ada poin jika saya tidak boleh menganggu Kaisar lagi, sampai Kaisar berumur 17 tahun, kalian mau memisahkan Ayah dan Anak?. " ucap Ardi. "Hallah, sekarang aku tanya, apa kontribusimu sebagai Ayah Kaisar? bahkan saat Kaisar sakit kamu lebih memilih menjaga istrimu daripada menjenguk anakmu, padahal kalian ada di rumah sakit yang sama. Tapi kamu tidak mau meluangkan waktumu sedikit saja!. " ucap Ajeng.
"Tapi saya tidak keberatan, saya bayar sekarang, saya tranfer kemana uangnya?. " ucap Allard. "Ya jangan sekaranglah Mister, kita belum ada surat jual beli kok main tranfer aja uangnya. " ucap Pak Teguh. "Tidak masalah, kalian masih bisa tinggal disini selama yang kalian mau. " ucap Allard. "Eh, kalau gitu namanya bukan dibeli dong, nanti saja ya Mister kalau semuanya sudah siap, kami hubungi Mister. " ucap Pak Teguh. "Tidak perlu, saya sudah tranfer uangnya ke rekening Ajeng, 2 Milyar, nanti kalau semua siap, saya hanya tinggal tanda tangan saja. " ucap Allard. Semua orang terkejut dengan ucapan Allard, Ajeng bergegas melihat notifikasi diHPnya, dan benar saja ada uang masuk senilai 2 milyar kerekeningnya. "Yah, Ayah sudah tidak bisa mundur lagi, uang sudah ditransfer, jadi mau tidak mau Ayah harus menjual rumah ini. " ucap Ajeng. "Apa? wah, padahal tadi Ayah hanya bercanda, ya sudah berarti kamu harus segera mencari rumah di Bali untuk kita tinggal, karena kita s
Hari minggu siang, Ajeng, Kaisar dan Ayu kembali ke Bali. Karena seninnya mereka harus kembali bekerja. Mereka tiba di bandara sekitar pukul satu siang, dan bergegas mencari taksi yang bisa mengantar mereka pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Kaisar ternyata tertidur, untung mereka sempat makan siang dulu tadi.Setelah meletakkan Kaisar di dalam kamar, Ajeng keluar berniat untuk membuat minuman dingin, ternyata Ayu juga kedapur. " Kirain langsung istirahat Yu. "ucap Ajeng. " Panas Jeng, pengen yang seger seger. " ucap Ayu. "Sama, ya udah kamu duduk saja, sekalian aku buatin jus jambu, mau kan?. " ucap Ajeng. "Ya mau lah, dibuatin kok nggak mau. " ucap Ayu. Dua gelas jus jambu sudah terhidang dimeja, dihadapan mereka. "Yu, kira kira ada rumah dijual nggak ya?. " tanya Ajeng. "Nggak tau, nanti aku bantu tanya tanya ke teman temanku deh. " ucap Ayu. "Iya, thanks ya Yu. " ucap Ajeng. "Nggak usah buru buru lah Jeng, lagian kata Mister Allard, rumah itu boleh
"Benarkah? wah selamat ya Mita, semoga sakinah, mawaddah, warohmah. Langeng hingga kakek nenek. " ucap Ayu. "Selamat ya Mbak Jani, kalau nikahnya disana, kami nggak bisa datang dong Bu. " ucap Ajeng. "Nggak apa apa Mbak Ayu, Mbak Ajeng, cukup doakan saja saya sudah sangat berterimakasih. " ucap Anjani. "Oh ya Bu, kalau rumah Ibu mau dijual, biar saya yang beli, kebetulan saya lagi nyari rumah, karena orang tua saya ingin pindah kemari, biar dekat dengan anak cucu. Kan pas banget, jadi saya tidak perlu susah nyari orang yang bisa jagain Kaisar. " ucap Ajeng. "Benarkah Mbak, sebenarnya Ibu juga berat ninggalin Kaisar, dia sudah saya anggap sebagai cucu sendiri. Tapi kalau nanti diasuh Neneknya malah Alhamdulillah ya Mbak. " ucap Bu Rukmi. "Nah, karena itu, biar rumah Ibu saya yang beli saja. " ucap Ajeng. "Oh iya Mbak, iya saya setuju, lagian kalau saya kangen Kaisar saya bisa nginep disini, jadi ngga sungkan. Eh, tapi bolehkan Mbak saya suatu saat nginep disini?. " tanya Bu Rukm
"Kai, sayang, em, Uncle bule-nya sudah pulang ke nengara-nya karena sedang ada kerjaan disana. " Ucap Ajeng mencoba memberi pengertian kepada Kaisar. "Terus uncle tidak kembali kesini lagi?. " tanya Kaisar. "Em, untuk hal itu Mama tidak tau sayang. " ucap Kaisar. "Kalau gitu Mama telpon aja, biar Kai yang tanya langsung. " ucap Kaisar. "Eh.. " Ajeng terkejut dengan permintaan Kaisar. Ayu hanya tertawa saja, melihat interaksi Ibu dan Anak itu. "Biar tante yang telponin, mau?. " ucap Ayu. "Mau tante, mau. " ucap Kaisar. Ajeng merasa lega setelah mendengar ucapan Ayu, dia tidak berani menghubungi Allard karena entah kenapa dia merasa sungkan. Tak berapa lama, panggilan yang dilakukan Ayu terhubung. Dan Ayu menyalakan mode loudspeaker. "Hallo Mister, ini Kaisar mencari anda. " "𝘒𝘢𝘪𝘴𝘢𝘳? 𝘰𝘩 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘔𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘣𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘒𝘢𝘪𝘴𝘢𝘳?. ""sebentar.. "Dan telepon sudah berpindah ke tangan Kaisar, entah apa yang mereka bicarakan karena Kaisar
Bab 1: Awal Ajeng Wulandari, perempuan berusia 25 tahun, adalah seorang istri dari pria bernama Ardian Pratama, 28 tahun. Ia juga ibu dari seorang bocah lucu dan cerdas bernama Kaisar Putra Pratama. Keduanya bekerja di sebuah pabrik tekstil yang sama, namun dengan jabatan yang berbeda. Ajeng hanya seorang karyawan biasa yang mendapat giliran masuk atau shift, sementara suaminya adalah kepala mekanik yang hanya masuk kerja setiap pagi. Karena perbedaan jam kerja dan pembagian shift, mereka jarang bertemu, kecuali pada hari Minggu yang menjadi quality time bagi mereka. Hari ini Sabtu, sejak subuh Ajeng sudah disibukkan dengan persiapannya untuk berangkat kerja. Waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi. "Mas, aku berangkat dulu ya? Aku nggak siapin bekal karena kamu nantikan setengah hari, karena hari ini pendek," kata Ajeng kepada suaminya. "Iya, Dek, nggak usah siapin bekal. Eh, tapi nanti aku kayaknya lembur, Dek, tapi Tio mau traktir kita semua karena kemarin dia dap