Hari ini Dian rencananya akan melakukan pemeriksaan rutin kerumah sakit, karena ada indikasi kista atau tumor di rahimnya, jadi Dian harus melakukan Cek setiap seminggu sekali. "Mas, kamu nggak lupakan? hari ini jadwal ku cek kandungan ke rumah sakit. " tanya Dian. "Iya Di, Mas ingat, tapi nanti agak siangan, soalnya banyak mesin yang trouble jadi Mas banyak kerjaan, nggak bisa ijin pagi pagi. ""Baiklah, nanti kalau Mas pulang kita segera berangkat."Ardi meninggalkan Dian di rumah, dia harus segera berangkat kerja. Risa, anak sambung Ardi untungnya anak yang mandiri. Ditinggal oleh ibunya kerja dikota dan diasuh oleh neneknya dikampung membuat gadis kecil itu terbiasa melakukan apapun sendiri. Jadi jika meninggalkan bocah itu sendirian di rumah, itu tidak membuat cemas hanya yang penting ada makanan, maka dia akan mencari sendiri jika lapar. Siang sekitar jam setengah 1,Ardi dan Dian berangkat kerumah sakit, rumah sakit yang sama dengan Bu Maya dirawat. Saat mereka sedang du
Hari ini karena Bu Maya semakin membaik, maka dia diperbolehkan pulang. Mereka pulang dengan naik Taksi onlen, karena tidak mungkin meminta Ayah untuk menjemput, sedangkan Pak Teguh sendiri sedang menjaga cucunya di rumah. Mereka tiba di rumah sekitar jam 5 sore, dan ternyata semua teman teman Ajeng sudah berkumpul di rumah. Pak Teguh yang memberitahu Yuli, karena memang semua teman Ajeng sudah sangat merindukan Ajeng. Kaisar yang terlihat tidak bersemangat, karena dia merindukan Uncle bule-nya, dia bahkan tidak bisa menelpon karena Mama-nya tidak di rumah, tapi di rumah sakit menunggu Neneknya. "Hei, ponakan Tante yang ganteng maksimal, kenapa cemberut begitu?" tanya Ayu, dia heran karena melihat Kai hanya diam dan manyun. Semua atensi berpindah kepada Kai, setelah mendengar pertanyaan Ayu. Ayu sudah berkenalan dengan teman teman Ajeng yang lainnya. Ajeng kemudian berjalan mendekati anaknya, duduk didekat Kai. "Kenapa sayang? kok mukanya masam begitu?." tanya Ajeng.
Setelah menyelesaikan makan malamnya, Ajeng pergi keruang tamu untuk menemui mantan suaminya itu. "Mau kita temenin Jeng?. " tanya Yuli. "Nggak perlu Yul, nanti kalau aku sudah nggak kuat, aku lambaiin tangan di kamera deh. " ucap Ajeng. "Cck, bercandanya nggak lucu!. "Ajeng berjalan menuju ruang tamu, dibawah tatapan semua orang. Mereka semua duduk diruang keluarga sambil bermain bersama Kaisar dan memantau keadaan Ajeng diruang tamu sana. "Ada apa Mas? kata Ayah kamu mencariku?. " tanya Ajeng. "Iya, ini soal yang kemarin aku bicarakan waktu dirumah sakit, soal uang hasil endorse Kaisar. ""Mas, apa kamu nggak punya malu? itu uang Kaisar, bahkan aku tidak memakainya untuk kebutuhan kami, semua aku simpan untuk masa depan Kaisar. Kenapa Mas tega mengusiknya?. ""Aku tidak bisa membuktikan kebenaran dari ucapan mu, bisa saja itu hanya alasan mu, sudahlah sebaiknya berikan yang menjadi hak ku sebagai Ayah Kaisar. "Gemuruh didalam hati Ajeng seakan membuatnya ingin melempar Ardi
Hari telah berganti, sore harinya Ardi pergi ke rumah sakit bersama Dian, karena hari ini Dian harus menjalani rawat inap, ada serangkaian tes yang harus dia lakukan sebelum menjalani prosedur operasi cesar. Orang tua Dian sudah tiba di rumah Ardi sejak tadi pagi, mereka akan menginap di sana, Bapaknya Dian besok menyusul Ardi dan Dian ke rumah sakit, sedangkan Ibunya Dian di rumah menjaga Risa. Keesokan harinya sekitar jam 9 pagi, Dian dibawa ke ruang operasi untuk mengeluarkan anak didalam kandungannya. Ardi dan Bapaknya Dian menunggu dikursi tunggu didepan ruang operasi. Entah apa yang terjadi, tapi Ardi melihat suster berlari larian membawa berbagai macam alat dan kantong darah, entah siapa yang memerlukan semua itu, Ardi hanya berharap anak dan istrinya selamat. Setelah tiga jam menunggu akhirnya seorang dokter yang selama ini memeriksa Dian keluar. "Bapak Ardi, bisakah anda ikut keruangan saya? untuk anggota keluarga yang lain nanti bisa mengikuti suster yang membaw
Sekitar jam 7 malam, Allard mendarat di bandara Adi Sumarmo Solo, dia bergegas menuju sebuah hotel yang sudah dipesan oleh asisten pribadinya, karena tidak mungkin dia bertamu malam malam begini. Saat ini, Allard dan Eddie sang asisten sedang menikmati makan malam di restoran hotel, Eddie selain menjadi asisten juga merupakan sahabat Allard waktu kuliah dulu. "Ed, bantu saya menyelidiki tentang Daddynya Kaisar. " ucap Allard. "Jangan ikut campur urusan orang Al, nanti kamu malah kena masalah. " Kata Eddie. "Tapi aku sudah sayang terhadap Kaisar, dan saat ini mereka sedang dalam masalah. " "Baiklah, besok akan aku selidiki, sepertinya kamu sudah menemukan penganti Casey?. " "Apa maksudmu?. " "Bukankah Mommynya Kaisar itu janda? apa kamu tidak tertarik padanya?. " "Jangan bicara sembarangan, aku memang sayang pada Kaisar, tapi tidak berarti menjalin hubungan dengan Mommynya. Lakukan saja perintahku, dan jangan berpikir yang tidak tidak!. " "Ok, baiklah. " Pagi
'Apa maksudnya coba. ' ujar Ajeng didalam hati. "Mister, maaf saya tidak mau menerima uang yang Anda kirim, saya masih sanggup kalau hanya membayar Mas Ardi. Cukup anda siapkan pengacara saja, saya sudah sangat berterimakasih. " Ucap Ajeng. "Tapi uang itu bukan untukmu, saya memberi untuk Kaisar, kamu bisa gunakan uang itu untuk diberikan pada mantan suamimu. " ucapa Allard. "Uang apa sih Jeng?. " tanya Mama Maya. "Ini Mah, Mister Allard mengirimkan sejumlah uang ke rekening Ajeng. " ucap Ajeng sambil memperlihatkan isi rekening di M-Banking miliknya. Bu Maya melotot melihat nominalnya, bahkan Beliau sampai tidak berkedip, ini jumlah yang sangat besar, apa tujuan orang bule itu memberikan uang yang begitu banyak. Pak Teguh yang melihat istrinya seperti orang syok, segera menghampiri untuk ikut melihat. 500.000.000 itu yang dia lihat di HP Ajeng, timbul rasa curiga dihatinya, tidak mungkin seorang pria memberikan uang sebanyak itu tanpa ada niat apa apa. Setelah melihat Pak Te
Setelah kepergian Allard dan pengacaranya, keluarga Ajeng masih duduk diruang tamu, mereka masih binggung dengan situasi yang terjadi tadi. "Jeng, beneran kalian tidak ada hubungan apapun?. " tanya Pak Teguh. "Ya Allah, Ayah, beneran kami nggak ada apa apa, pertemanan itu terjadi antara Kaisar dan Allard Yah, bukan dengan Ajeng. " "Tapi aneh lho, seorang pria sampai rela memberikan uang sebanyak itu kepada wanita tanpa ada ikatan apapun. " "Nggak tau Yah, itu urusan Mister Allard sendiri. " "Baiklah, lupakan dulu soal itu, sekarang lebih baik kamu telpon Ardi untuk kesini, kita segera selesaikan hal ini biar kamu hidup dengan tenang kembali. " Setelah mendapat saran dari sang Ayah, Ajeng segera menghubungi Ardi, sedangkan Ardi saat ini sedang berkonsultasi dengan seorang pengacara untuk melaporkan Ajeng ke kantor polisi. "Gimana Pak? kira kira saya bisa memenangkan kasus ini tidak, dengan semua bukti yang ada? saya ingin mengambil hak asuh anak saya, saya tidak terima
"Kalau saya setuju, berapa yang bisa saya dapatkan?. " tanya Ardi. "Kurang dari 90 juta, sekitar 89,4 juta. " ucap Joseph. "Saya minta 100 juta, dengan begitu saya tidak akan membawa kasus ini keranah hukum, bagaimana?. " tanya Ardi. Pak Joseph melihat ke arah Ajeng, seakan mengerti arti tatapan itu, Ajeng setuju. Joseph mengeluarkan surat yang tadi sudah diperiksa oleh Ajeng. "Baiklah, kami akan berikan tapi anda harus menandatangani surat ini dulu. " ucap Joseph sambil memberikan surat itu kepada Ardi. Ardi menerimanya, dan membaca tulisan yang ada disana. "Apa apaan ini, kenapa ada poin jika saya tidak boleh menganggu Kaisar lagi, sampai Kaisar berumur 17 tahun, kalian mau memisahkan Ayah dan Anak?. " ucap Ardi. "Hallah, sekarang aku tanya, apa kontribusimu sebagai Ayah Kaisar? bahkan saat Kaisar sakit kamu lebih memilih menjaga istrimu daripada menjenguk anakmu, padahal kalian ada di rumah sakit yang sama. Tapi kamu tidak mau meluangkan waktumu sedikit saja!. " ucap Ajeng.
Selama dua minggu ini, Ajeng disibukkan dengan persiapan pernikahannya, meskipun semua sudah diatur oleh calon suaminya tapi tetap saja ada hal hal yang membutuhkan dirinya untuk terjun langsung, seperti gaun pernikahan. Entah konsep pernikahan seperti apa yang disiapkan oleh Allard hingga Ajeng mendapatkan banyak sekali model gaun pengantinnya, tak tanggung tanggung total ada enam gaun termasuk baju yang akan dia pakai saat akad nikah. Ajeng harus melakukan fitting ke enam baju itu agar nanti muat saat dia kenakan di moment sakral itu. Dan bisa dilihat dimana butik yang membuat gaun itu, pasti semua gaun itu berharga mahal. Semua pernak perniknya sangat detail disiapkan, bahkan ada sebuah tiara yang akan dia pakai nantinya. Ajeng sudah pernah mengatakan jika hanya ingin mengadakan pernikahan yang sederhana, tapi tentu saja Allard menolaknya, karena Allard yang seorang pembisnis, maka dia pasti ingin mengenalkan istrinya kepada semua rekan bisnisnya. Allard juga mengatakan aka
Sudah dua minggu berlalu setelah hari lamaran, dan Ajeng sekarang sudah libur dari segala aktifitas kerjaannya, Allard yang memintanya. Saat ini, mereka sedang berkumpul dirumah Ajeng, tapi orang tua Allard tidak hadir. Mereka sedang berada di Solo, menyiapkan sesuatu untuk resepsi pernikahan. "Ajeng, apa yang kamu inginkan sebagai mahar?. " tanya Allard. "Apapun akan aku terima Mister, selama tidak memberatkan Mister. " ucap Ajeng. "Jeng, kenapa panggilannya masih Mister, diganti dong, apa kek. " ucap Ayu. "Apa dong Yu?. " ucap Ajeng. "Ya nggak tau, kok tanya saya!. " ucap Ayu mengikuti ucapan Pak Presiden. "Cck..!" "Jeng, Ayu benar. Ganti panggilannya, Masa sama calon suami manggilnya masih Mister. 'Mas' gitu, atau yang lainnya. " ucap Bu Maya. "Em, Mister maunya dipanggil apa?. " tanya Ajeng. "Untuk sekarang 'Mas' juga tidak masalah, tapi nanti setelah menikah saya mau dipanggil 'Papa', Kaisar sudah saya ajari agar tidak memanggil uncle bule lagi, tapi l
Setelah diterimanya lamaran Allard, mereka melanjutkan dengan pemasangan tanda lamaran, bukan cincin yang didapat Ajeng, tapi sebuah gelang dan kalung berhiaskan berlian asli. Setelah itu mereka menikmati makan malam, hasil masakan Bu Maya, Ajeng dan Ayu. Masakan sederhana dan untungnya keluarga Allard bisa menikmatinya, yang penting tidak pedas, jika ingin pedas tinggal tambahkan sambal saja. Pernikahan Allard dan Ajeng rencananya akan diadakan satu bulan lagi dihitung dari hari lamaran ini. Dan Allard meminta keluarga Ajeng untuk tidak repot repot melakukan apapun, karena semua dia yang akan menyiapkannya. Mulai dari akad nikah sampai resepsi semua Allard yang akan menyiapkan, jika ditanya akan dilakukan akad dan resepsi dimana, maka Allard akan menjawab, nanti juga tau. Ajeng hanya menyiapkan dokumen dokumen untuk mengesahkan pernikahan mereka baik secara agama maupun negara saja. "Allard, dalam agamamu saat akan menikah bukannya harus ada mahar? kenapa kamu tidak bertany
Dan setelah ditentukan jika seminggu lagi acara lamaran resmi untuk Ajeng, Allard sudah memberitahu keluarganya, dan hari ini seluruh keluarga Allard tiba di Indonesia. Ada Daddy, Mommy, adiknya Allard dan Neneknya. Allard memberitahu keluarga tentang rencana pernikahannya dengan wanita Indonesia, dan wanita yang sama dengan Agama yang baru saja dia yakini. Tuan William Harold Wycliffe adalah Daddy dari Allard, Nyonya Julia adalah Mommynya sedangkan adik perempuannya bernama Sydney Harold Wycliffe. Grany nya bernama Maria Belleza. Mereka sangat antusias dalam menyambut kabar gembira dari Allard yang sudah bisa move on dari mantan istrinya. Dan sore ini, rencananya acara lamaran resmi itu akan dilakukan, baik dari keluarga Allar maupun Ajeng saat ini sedang sibuk dengan berbagai macam persiapannya. Seperti yang terjadi di rumah Ajeng, perbedaan kulture dan kebiasaan serta selera makan, membuat Ibu Maya heboh sendiri. "Ini kira kira sudah sesuai belum dengan selera mereka ya
"Surat Perjanjian Pra Nikah?? memangnya harus banget ya pakai begituan?. " tanya Ayu. "Nak Allard, apa harus pakai seperti itu? memang apa yang harus diperjanjikan?" tanya Pak Teguh. "Surat itu hanya untuk pengukuhan hak dan kewajiban antaran suami dan istri, saya akan membuatnya, nanti kita sah kan surat itu disini, dibawah saksi kuasa hukum saya, jadi surat itu ada perlindungan hukumnya. " ucap Allard. "Nggak perlu Mister, saya percaya dengan anda kok. Jadi kita tidak memerlukan surat itu. " ucap Ajeng. "Sudah saya putuskan, kita akan membuat surat Perjanjian Pra Nikah. Nanti kamu tinggal menambah Poin poin yang lain jika dirasa tidak sesuai dengan keinginanmu. Apakah masih ada yang ingin kamu tanyakan lagi? tanyakan saja semuanya, jadi tidak ada beban yang akan mengganjal dihatimu. "ucap Allard. " Baiklah, terserah Mister saja. Pertanyaan terakhir saya, Mister tidak akan merubah keyakinan Mister kan, setelah kita menikah?. "tanya Ajeng. " InsyaAllah tidak akan, karena
Selama seminggu ini, baik Ajeng dan Allard tidak pernah saling bertemu, Allard akan datang menemui Kaisar saat Ajeng bekerja, dan saat jam pulang kerja, Allard akan kembali ke hotel. Bukan karena mereka saling menghindar, tapi memang mereka sedang memantapkan hati, dan mendalami perasaan masing masing jika lama tidak bertemu apakah sudah tumbuh rindu. Dan memang benar, Allard sudah merasakan perasaan ingin menemui Ajeng, tapi tidak dia lakukan karena dia benar benar ingin agar Ajeng juga memahami perasaannya sendiri. Ajeng pun juga mulai merasakan hal yang sama, tapi dia masih ingin lebih memahami keinginan hatinya, karena dia merasa jika ingin bersama Allard rintangan yang harus dia hadapi akan semakin lebih besar. Allard, pria sejuta pesona, tampan dan kaya. Serta perbedaan karakter dan kebudayaan negara, semua itu juga menjadi bahan pertimbangan Ajeng. Apalagi dia sama sekali tidak mengetahui bagaimana tanggapan keluarga Allard mengenai dirinya dan Kaisar, sanggup kan dia be
Ajeng dan Ayu ikut bergabung dengan keluarga dan Allard. Ada sedikit rasa canggung yang Ajeng rasakan setelah mendengar pengakuan Allard, dan Allard menyadarinya. Mereka sedang berbincang santai dan bermain dengan Kaisar sambil menunggu waktu Maghrib tiba. "Ajeng, apa tadi kamu sudah mendengar percakapan ku dengan orang tuamu?. " tanya Allard. Ajeng yang ditanya seperti itu mendadak diam, dia bingung ingin menjawab apa. Ayu yang mengerti situasi Ajeng dengan jahilnya menjawab. "Ya, kami berdua mendengar dengan sangat jelas Mister. " ucap Ayu. Ajeng menoleh dan menatap Ayu dengan melotot, seakan bola matanya ingin melompat keluar, berharap temannya ini diam dan tidak membuatnya lebih malu lagi. "Bagus kalau kalian sudah mendengar, jadi aku bisa mengatakan tujuanku dengan jelas. " ucap Allard. "Memang Mister punya tujuan apa?. " ucap Ayu. "Ayu udah deh, kamu ini apa apaan sih. " ucap Ajeng. "Lohh, ya harus ditanya dong, kita ngga mau kalau ternyata si Mister punya maksud dan tu
Sudah hampir tiga bulan Allard meninggalkan Indonesia, meskipun begitu berita tentang Kaisar dan keluarga semua diketahui olehnya. Ajeng dan keluarganya sudah resmi pindah kerumah Bu Rahmi, karena pembangunannya sudah selesai, rumah dua tingkat dengan empat buah kamar. Uang penjualan rumah di Solo sudah sangat cukup untuk mereka membeli dan membangun rumah di Bali. Dan untungnya Bu Rahmi memberikan harga yang murah untuk Ajeng. Meskipun tiga bulan tidak berada di Indonesia, Allard selalu berkomunikasi dengan Kaisar, hanya seminggu waktu dia dirawat Paul saja, Allard tidak menghubungi Kaisar. Hari ini, Allard sudah mendarat kembali ke Indonesia, dia sudah sangat merindukan bocah ganteng itu. Dan dia sudah menyiapkan semua hal yang dia butuhkan nanti untuk memulai misinya. Allard tiba dihotel sekitar jam 2 siang, saat ini dia sedang beristirahat sebentar karena rencananya nanti sore akan berkunjung kerumah baru Kaisar. Sore hari sekitar jam 4, Allard tiba didepan rumah baru Ajeng,
Dan nun jauh disana, di negara Jerman seorang pria sedang belajar Agama yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya akan mempelajarinya. Disela sela kesibukannya mengurus bisnisnya, dia selalu menyempatkan diri membaca sebuah buku yang mengupas tentang Agama Islam, entah kenapa dia melakukannya. Apakah ucapannya waktu itu terhadap Ajeng memang sebenar benarnya keluar dari dalam hatinya sehingga dia melakukan hal sampai sejauh ini. "Bos, bos yakin ingin belajar agama itu?. " ucap Eddie. "Kenapa?. " ucap Allard. "Agama itu susah lho, banyak sekali larangannya, dan semua hal yang dilarang adalah kegemaran Bos semua. " ucap Eddie. "Kan baru belajar, tidak semua harus diikuti kan?. " ucap Allard. "Bos salah, karena dalam Agama itu tidak ada yang namanya setengah setengah. Jika memang yakin mau mengikuti Agama itu ya harus mau meninggalkan semua kebiasaan Bos yang bertentangan dengan ajaran dalam Agama itu. " ucap Eddie. "Benarkah harus begitu? tidak bisa sedikit