Setelah menyelesaikan makan malamnya, Ajeng pergi keruang tamu untuk menemui mantan suaminya itu. "Mau kita temenin Jeng?. " tanya Yuli. "Nggak perlu Yul, nanti kalau aku sudah nggak kuat, aku lambaiin tangan di kamera deh. " ucap Ajeng. "Cck, bercandanya nggak lucu!. "Ajeng berjalan menuju ruang tamu, dibawah tatapan semua orang. Mereka semua duduk diruang keluarga sambil bermain bersama Kaisar dan memantau keadaan Ajeng diruang tamu sana. "Ada apa Mas? kata Ayah kamu mencariku?. " tanya Ajeng. "Iya, ini soal yang kemarin aku bicarakan waktu dirumah sakit, soal uang hasil endorse Kaisar. ""Mas, apa kamu nggak punya malu? itu uang Kaisar, bahkan aku tidak memakainya untuk kebutuhan kami, semua aku simpan untuk masa depan Kaisar. Kenapa Mas tega mengusiknya?. ""Aku tidak bisa membuktikan kebenaran dari ucapan mu, bisa saja itu hanya alasan mu, sudahlah sebaiknya berikan yang menjadi hak ku sebagai Ayah Kaisar. "Gemuruh didalam hati Ajeng seakan membuatnya ingin melempar Ardi
Hari telah berganti, sore harinya Ardi pergi ke rumah sakit bersama Dian, karena hari ini Dian harus menjalani rawat inap, ada serangkaian tes yang harus dia lakukan sebelum menjalani prosedur operasi cesar. Orang tua Dian sudah tiba di rumah Ardi sejak tadi pagi, mereka akan menginap di sana, Bapaknya Dian besok menyusul Ardi dan Dian ke rumah sakit, sedangkan Ibunya Dian di rumah menjaga Risa. Keesokan harinya sekitar jam 9 pagi, Dian dibawa ke ruang operasi untuk mengeluarkan anak didalam kandungannya. Ardi dan Bapaknya Dian menunggu dikursi tunggu didepan ruang operasi. Entah apa yang terjadi, tapi Ardi melihat suster berlari larian membawa berbagai macam alat dan kantong darah, entah siapa yang memerlukan semua itu, Ardi hanya berharap anak dan istrinya selamat. Setelah tiga jam menunggu akhirnya seorang dokter yang selama ini memeriksa Dian keluar. "Bapak Ardi, bisakah anda ikut keruangan saya? untuk anggota keluarga yang lain nanti bisa mengikuti suster yang membaw
Sekitar jam 7 malam, Allard mendarat di bandara Adi Sumarmo Solo, dia bergegas menuju sebuah hotel yang sudah dipesan oleh asisten pribadinya, karena tidak mungkin dia bertamu malam malam begini. Saat ini, Allard dan Eddie sang asisten sedang menikmati makan malam di restoran hotel, Eddie selain menjadi asisten juga merupakan sahabat Allard waktu kuliah dulu. "Ed, bantu saya menyelidiki tentang Daddynya Kaisar. " ucap Allard. "Jangan ikut campur urusan orang Al, nanti kamu malah kena masalah. " Kata Eddie. "Tapi aku sudah sayang terhadap Kaisar, dan saat ini mereka sedang dalam masalah. " "Baiklah, besok akan aku selidiki, sepertinya kamu sudah menemukan penganti Casey?. " "Apa maksudmu?. " "Bukankah Mommynya Kaisar itu janda? apa kamu tidak tertarik padanya?. " "Jangan bicara sembarangan, aku memang sayang pada Kaisar, tapi tidak berarti menjalin hubungan dengan Mommynya. Lakukan saja perintahku, dan jangan berpikir yang tidak tidak!. " "Ok, baiklah. " Pagi
'Apa maksudnya coba. ' ujar Ajeng didalam hati. "Mister, maaf saya tidak mau menerima uang yang Anda kirim, saya masih sanggup kalau hanya membayar Mas Ardi. Cukup anda siapkan pengacara saja, saya sudah sangat berterimakasih. " Ucap Ajeng. "Tapi uang itu bukan untukmu, saya memberi untuk Kaisar, kamu bisa gunakan uang itu untuk diberikan pada mantan suamimu. " ucapa Allard. "Uang apa sih Jeng?. " tanya Mama Maya. "Ini Mah, Mister Allard mengirimkan sejumlah uang ke rekening Ajeng. " ucap Ajeng sambil memperlihatkan isi rekening di M-Banking miliknya. Bu Maya melotot melihat nominalnya, bahkan Beliau sampai tidak berkedip, ini jumlah yang sangat besar, apa tujuan orang bule itu memberikan uang yang begitu banyak. Pak Teguh yang melihat istrinya seperti orang syok, segera menghampiri untuk ikut melihat. 500.000.000 itu yang dia lihat di HP Ajeng, timbul rasa curiga dihatinya, tidak mungkin seorang pria memberikan uang sebanyak itu tanpa ada niat apa apa. Setelah melihat Pak Te
Setelah kepergian Allard dan pengacaranya, keluarga Ajeng masih duduk diruang tamu, mereka masih binggung dengan situasi yang terjadi tadi. "Jeng, beneran kalian tidak ada hubungan apapun?. " tanya Pak Teguh. "Ya Allah, Ayah, beneran kami nggak ada apa apa, pertemanan itu terjadi antara Kaisar dan Allard Yah, bukan dengan Ajeng. " "Tapi aneh lho, seorang pria sampai rela memberikan uang sebanyak itu kepada wanita tanpa ada ikatan apapun. " "Nggak tau Yah, itu urusan Mister Allard sendiri. " "Baiklah, lupakan dulu soal itu, sekarang lebih baik kamu telpon Ardi untuk kesini, kita segera selesaikan hal ini biar kamu hidup dengan tenang kembali. " Setelah mendapat saran dari sang Ayah, Ajeng segera menghubungi Ardi, sedangkan Ardi saat ini sedang berkonsultasi dengan seorang pengacara untuk melaporkan Ajeng ke kantor polisi. "Gimana Pak? kira kira saya bisa memenangkan kasus ini tidak, dengan semua bukti yang ada? saya ingin mengambil hak asuh anak saya, saya tidak terima
"Kalau saya setuju, berapa yang bisa saya dapatkan?. " tanya Ardi. "Kurang dari 90 juta, sekitar 89,4 juta. " ucap Joseph. "Saya minta 100 juta, dengan begitu saya tidak akan membawa kasus ini keranah hukum, bagaimana?. " tanya Ardi. Pak Joseph melihat ke arah Ajeng, seakan mengerti arti tatapan itu, Ajeng setuju. Joseph mengeluarkan surat yang tadi sudah diperiksa oleh Ajeng. "Baiklah, kami akan berikan tapi anda harus menandatangani surat ini dulu. " ucap Joseph sambil memberikan surat itu kepada Ardi. Ardi menerimanya, dan membaca tulisan yang ada disana. "Apa apaan ini, kenapa ada poin jika saya tidak boleh menganggu Kaisar lagi, sampai Kaisar berumur 17 tahun, kalian mau memisahkan Ayah dan Anak?. " ucap Ardi. "Hallah, sekarang aku tanya, apa kontribusimu sebagai Ayah Kaisar? bahkan saat Kaisar sakit kamu lebih memilih menjaga istrimu daripada menjenguk anakmu, padahal kalian ada di rumah sakit yang sama. Tapi kamu tidak mau meluangkan waktumu sedikit saja!. " ucap Ajeng.
"Tapi saya tidak keberatan, saya bayar sekarang, saya tranfer kemana uangnya?. " ucap Allard. "Ya jangan sekaranglah Mister, kita belum ada surat jual beli kok main tranfer aja uangnya. " ucap Pak Teguh. "Tidak masalah, kalian masih bisa tinggal disini selama yang kalian mau. " ucap Allard. "Eh, kalau gitu namanya bukan dibeli dong, nanti saja ya Mister kalau semuanya sudah siap, kami hubungi Mister. " ucap Pak Teguh. "Tidak perlu, saya sudah tranfer uangnya ke rekening Ajeng, 2 Milyar, nanti kalau semua siap, saya hanya tinggal tanda tangan saja. " ucap Allard. Semua orang terkejut dengan ucapan Allard, Ajeng bergegas melihat notifikasi diHPnya, dan benar saja ada uang masuk senilai 2 milyar kerekeningnya. "Yah, Ayah sudah tidak bisa mundur lagi, uang sudah ditransfer, jadi mau tidak mau Ayah harus menjual rumah ini. " ucap Ajeng. "Apa? wah, padahal tadi Ayah hanya bercanda, ya sudah berarti kamu harus segera mencari rumah di Bali untuk kita tinggal, karena kita s
Hari minggu siang, Ajeng, Kaisar dan Ayu kembali ke Bali. Karena seninnya mereka harus kembali bekerja. Mereka tiba di bandara sekitar pukul satu siang, dan bergegas mencari taksi yang bisa mengantar mereka pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Kaisar ternyata tertidur, untung mereka sempat makan siang dulu tadi.Setelah meletakkan Kaisar di dalam kamar, Ajeng keluar berniat untuk membuat minuman dingin, ternyata Ayu juga kedapur. " Kirain langsung istirahat Yu. "ucap Ajeng. " Panas Jeng, pengen yang seger seger. " ucap Ayu. "Sama, ya udah kamu duduk saja, sekalian aku buatin jus jambu, mau kan?. " ucap Ajeng. "Ya mau lah, dibuatin kok nggak mau. " ucap Ayu. Dua gelas jus jambu sudah terhidang dimeja, dihadapan mereka. "Yu, kira kira ada rumah dijual nggak ya?. " tanya Ajeng. "Nggak tau, nanti aku bantu tanya tanya ke teman temanku deh. " ucap Ayu. "Iya, thanks ya Yu. " ucap Ajeng. "Nggak usah buru buru lah Jeng, lagian kata Mister Allard, rumah itu boleh