“Cape-cape ngontrak pembalap luar negeri, mehong lagi, start hanya dari posisi tujuh, udah 5 balapan naik kagak pernah podium, lagaknya doank selangit. Beda dengan Salman yang selalu naik podium, tapi selalu bikin aku sport jantung, datang telat mulu…ada aja alasannya, padahal balapan bentar lagi di mulai,” sungut Bang Jagor terus bergumam sendiri.
Wajah bang Jagor akhirnya bisa ceria, dari kejauhan dia melihat seorang lelaki muda berkulit putih, rambut sebahu dibiarkan tergerai, badan tinggi kurus.
Cambang dan kumisnya dibiarkan tumbuh di wajahnya yang sangat ganteng ini, sehingga menambah kejantanannya, dia mengenakan jaket kulit hitam dan celana jeans yang sobek di kedua lututnya di topang sepatu kulit boot.
Namun sayangnya, walaupun tampan dia jarang senyum, bawaannya selalu terlihat serius. Bicara pun kadang seperlunya saja.
“Maaf bang Jagor…motor saya tadi nabrak mobil seseorang lalu ngurus itu dulu sampai
Salman pun juara di seri ke 6 dan tetap bertengger di posisi pertama klasemen sementara. Seri selanjutnya akan dilangsungkan di Sirkuit Jakabaring Palembang, Sumatera Barat, 3 minggu dari sekarang.Bang Jagor dan seluruh tim mekanik bersorak sorai merayakan kemenangan Salman Durangga.“Bang Jagor, motor ini perlu di rombak, payah sekali di trik lurus!” ceplos Salman biasa-biasa saja, setelah melepas helm dan bersiap naik podium.Salman sudah terbiasa tidak merayakan berlebihan kemenangannya di arena balapan. Coy Michael rekan Salman hanya mampu finish di urutan 8, sehingga tak begitu mendapatkan respon berlebihan dari tim mekanik.“Siap bosss…kita punya waktu 3 minggu sebelum seri berikutnya di gelar!” sahut Bang Jagor sambil berdiri dengan lagak hormat.Seperti biasa, setelah menerima piala dan tim sudah merapikan semua peralatan balapan hingga motor yang dimasukan ke sebuah mobil khusus.Salman dan tim mekani
Kenapa orang tuanya setuju menolak, hal itu dipicu ketika suatu hari mereka ikut menonton langsung Salman latihan di arena balap, kedua mami sambungnya bilang ngeri liat balapan, terlebih saat meliat betapa nekat dan gilanya Salman saat di lintasan.Mami Sherin sampai menutup matanya ketika meliat Salman meng overlap pembalap-pembalap yang ada di depannya.Selesai balapan, Mami Sherin langsung mendatangi paddock Salman dan saking gemesnya, sampai menjewer kuping anak sambungnya ini, sesaat setelah usai balapan, hingga jadi bahan tertawaan pembalap lain.“Uhuyyyyy….anak mami…cantik banget maminya….jewerrr teruss tanteee!” teriak beberapa pembalap rekan Salman, mereka menertawakan ulah Sherin yang masih tetap cantik di usia 40 an ini.Salman sendiri hanya mesem-mesem saja diperlakukan bak anak kecil oleh mami sambungnya ini. Sejak itulah, bila mendengar Salman akan turun balapan, telinganya harus menerima omelan dan ke
Selepas SMU Vanya pun kerja serabutan membantu ekonomi tante nya yang mempunyai 3 orang anak, apesnya dua anak Doria malah kelakuannya tak ada yang benar.Darman anak tertua tertangkap karena terlibat perampokan dan di vonis 8 tahun penjara. Adik wanitanya malah ikutan berurusan dengan pihak berwajib, gara-gara ketahuan jualan narkoba dan telah di vonis 6 tahun.Adik bungsunya inilah yang agaknya berbeda, si bungsu laki-laki yang seumuran dengan Vanya memilih masuk pesantren sejak lulus SD dan sampai kini jadi pengajar di pesantren yang ada di Jawa Barat.Dua tahun setelah lulus SMU, Doria tanpa bertanya dengan Vanya, menerima pinangan seorang pria yang sudah lama naksir Vanya.Doria menerima pinangan itu, karena si pria tadi ortunya lumayan tajir dan berjanji akan membantu hutang-hutang Doria pada rentenir.Doria berhutang dengan bunga mencekik itu tujuannya untuk keperluan sehari-hari, juga memberikan sogokan pada oknum jaksa dan hakim, aga
“Wah wahhh…masih muda udah hebat nge gombal…jangan-jangan banyak punya kekasih diluaran nihh…!” Vanya lagi-lagi tertawa berderai hingga memperlihatkan giginya yang putih bersih dan rata.“Ahhh bisa aja kamu nih…kamu sendiri paling yang banyak punya kekasih, kan masih muda, cantik lagi, pasti banyak yang menyukai kamu kan?”“Banyak yang mau…tapi aku ga mau…ngapain melayani laki-laki yang datang ke kafe yang rata-rata punya masalah, entah itu dengan istri, bini simpanan atau pacar…seperti kamu ini!” Vanya kembali tertawa sambil menunjuk wajah Salman, pemuda ini hanya tersenyum mesem.“Vanya, sekali lagi aku minta maaf, ketiduran di ranjang kamu yang enak ini, hingga kamu terpaksa tidur di lantai yang dingin!” kata Salman lagi, setelah tawa Vanya mereda.“Enaknya minta maaf, aku terpaksa nyuci sprei itu dan bawa ke laundry!” sungut Vanya dengan wajah
“Mobil yang mana Mas?”“Mobil sedan dua pintu warna perak, Aston Martin, bawel banget sih!”“Siap Mass…Mang Acan segera ke sana!”Salman sendiri tak bawa mobil atau motor ke kafe tempat dia bertemu Vanya, karena usai balapan dia ikut numpang mobil Bang Jagor, sedangkan motornya di antar ke apartemen oleh seorang mekaniknya.Salman kini hanya duduk termenung seorang diri di kursi yang ada di dekat ranjang hanya pake handuk, dia menunggu Vanya yang pergi tanpa pamit.Pintu kos terbuka dan Vanya datang dengan sebuah bungkusan, ternyata bungkusan itu adalah nasi berikut lauknya.“Lho kok abis mandi masih pake handuk, kenapa ga pake baju?”“Kamu sendiri darimana, pergi ga bilang-bilang?” Salman malah balik bertanya.“Dasar ni orang, di tanya balik nanya, aku beli nasi di warung, perutku lapar tau ga, nih satu bungkus buat kamu, kalau ga suka gapapa, aku ga tahu
“Rey kan kuliah, Bella tadi bilang ada tugas kampus!” sahut Cynthia, istri pertamanya.“Shania udah berangkat kerja belum Mi?” kali ini Radin mengalihkan pandangan ke istrinya yang nomor 2, Priscilla.“Udah pi, tu anak pagi-pagi bener udah ngantor ajahh, mami sering nasehatin dia kapan bawa jodoh untuk di kenalin ke kita-kita, umurnya udah hampir 24 tahunan lohh, masih jomblo aja!” sahut Priscilla.“Anak kesayangan Mami Sherin kemana…masih bandel ga dia ikut balapan motor?” Radin menatap istri ketiganya.“Ga tau tuh anak, dari tadi malam telpon mami ga dia angkat-angkat, entah nginap di mana dia usai balapan di Sentul!” sungut Sherin.Priscilla sendiri tak heran, anak kandungnya ini justru lebih dekat dengan madunya ini ketimbang dia.“Hmmm…keras kepala juga dia…!” sahut Radin.Orang yang baru diomongin tiba-tiba keliatan dari jauh sedang berj
Apalagi badannya sangat berotot, berkat rajin nge gym dan dia juga rutin latihan tinju bebas. Rey memang bercita-cita ingin jadi petarung, namun cita-cita itu terpaksa di pendam, karena larangan keras dari Mami Cynthia, ibu kandungnya.Namun diam-diam dia sudah 5X bertarung, 3 kali menang, 1 kali seri dan 1 kali kalah, pernah Rey tak berani pulang selama 3 hari, gara-gara wajahnya babak belur habis bertarung, dia bohong dengan Maminya dan bilang sengaja tak pulang, tapi tidur di apartemen, karena lagi ada tugas kuliah.Dengan tinggi badan melebihi ayahnya, serta rambut gondrong yang diikat di tambah cambang bawuknya yang lumayan lebat, Rey lebih cocok jadi bodyguard.Wajah Rey mirip bintang Film Aquaman, Jason Mamoa. Benar-benar laki habis, sampai Mami Priscilla memuji wajah Rey itu lama-lama bikin wanita susah move on, Priscilla sangat dekat dengan Rey ini.“Eh badan kamu kok kurus gitu bro…latihan gym lahhh, masa tampan-tampan kurus!”
Vanya sangat kaget, tidak dia kira kalau hari ini juga dia bakal langsung kerja, padahal dia belum sempat pamit dengan manajer kafe.Dipikirnya paling hari ini wawancara, lalu menunggu panggilan berikutnya.Saat jalan mengikuti Femi ke ruangan yang nantinya akan jadi tempat kerjanya, barulah dia sadar kalau Salman itu bukan orang sembarangan, titahnya tak ada yang berani membantah.“Bodohnya aku…Salman kan anak konglomerat dan pemilik perusahaan ini, direktur yang genit itu mana berani membantah perintahnya!” kata Vanya dalam hati.Setelah ditunjukan ruang kerjanya dan dikenalkan dengan atasannya di bagian itu, Vanya sempai terdiam dan bingung melihat meja kerja dan komputer di depannya.Ruang kerjanya lumayan mewah dan di ruangan itu ada 5 pegawai lainnya, satu pria dan 4 wanita rata-rata seumuran dia.Darma yang melihat kekakuan Vanya lewat CCTV, lalu menelpon kepala bagian di ruangan itu, dia memaklumi kalau Vanya pasti
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami