“Mobil yang mana Mas?”
“Mobil sedan dua pintu warna perak, Aston Martin, bawel banget sih!”
“Siap Mass…Mang Acan segera ke sana!”
Salman sendiri tak bawa mobil atau motor ke kafe tempat dia bertemu Vanya, karena usai balapan dia ikut numpang mobil Bang Jagor, sedangkan motornya di antar ke apartemen oleh seorang mekaniknya.
Salman kini hanya duduk termenung seorang diri di kursi yang ada di dekat ranjang hanya pake handuk, dia menunggu Vanya yang pergi tanpa pamit.
Pintu kos terbuka dan Vanya datang dengan sebuah bungkusan, ternyata bungkusan itu adalah nasi berikut lauknya.
“Lho kok abis mandi masih pake handuk, kenapa ga pake baju?”
“Kamu sendiri darimana, pergi ga bilang-bilang?” Salman malah balik bertanya.
“Dasar ni orang, di tanya balik nanya, aku beli nasi di warung, perutku lapar tau ga, nih satu bungkus buat kamu, kalau ga suka gapapa, aku ga tahu
“Rey kan kuliah, Bella tadi bilang ada tugas kampus!” sahut Cynthia, istri pertamanya.“Shania udah berangkat kerja belum Mi?” kali ini Radin mengalihkan pandangan ke istrinya yang nomor 2, Priscilla.“Udah pi, tu anak pagi-pagi bener udah ngantor ajahh, mami sering nasehatin dia kapan bawa jodoh untuk di kenalin ke kita-kita, umurnya udah hampir 24 tahunan lohh, masih jomblo aja!” sahut Priscilla.“Anak kesayangan Mami Sherin kemana…masih bandel ga dia ikut balapan motor?” Radin menatap istri ketiganya.“Ga tau tuh anak, dari tadi malam telpon mami ga dia angkat-angkat, entah nginap di mana dia usai balapan di Sentul!” sungut Sherin.Priscilla sendiri tak heran, anak kandungnya ini justru lebih dekat dengan madunya ini ketimbang dia.“Hmmm…keras kepala juga dia…!” sahut Radin.Orang yang baru diomongin tiba-tiba keliatan dari jauh sedang berj
Apalagi badannya sangat berotot, berkat rajin nge gym dan dia juga rutin latihan tinju bebas. Rey memang bercita-cita ingin jadi petarung, namun cita-cita itu terpaksa di pendam, karena larangan keras dari Mami Cynthia, ibu kandungnya.Namun diam-diam dia sudah 5X bertarung, 3 kali menang, 1 kali seri dan 1 kali kalah, pernah Rey tak berani pulang selama 3 hari, gara-gara wajahnya babak belur habis bertarung, dia bohong dengan Maminya dan bilang sengaja tak pulang, tapi tidur di apartemen, karena lagi ada tugas kuliah.Dengan tinggi badan melebihi ayahnya, serta rambut gondrong yang diikat di tambah cambang bawuknya yang lumayan lebat, Rey lebih cocok jadi bodyguard.Wajah Rey mirip bintang Film Aquaman, Jason Mamoa. Benar-benar laki habis, sampai Mami Priscilla memuji wajah Rey itu lama-lama bikin wanita susah move on, Priscilla sangat dekat dengan Rey ini.“Eh badan kamu kok kurus gitu bro…latihan gym lahhh, masa tampan-tampan kurus!”
Vanya sangat kaget, tidak dia kira kalau hari ini juga dia bakal langsung kerja, padahal dia belum sempat pamit dengan manajer kafe.Dipikirnya paling hari ini wawancara, lalu menunggu panggilan berikutnya.Saat jalan mengikuti Femi ke ruangan yang nantinya akan jadi tempat kerjanya, barulah dia sadar kalau Salman itu bukan orang sembarangan, titahnya tak ada yang berani membantah.“Bodohnya aku…Salman kan anak konglomerat dan pemilik perusahaan ini, direktur yang genit itu mana berani membantah perintahnya!” kata Vanya dalam hati.Setelah ditunjukan ruang kerjanya dan dikenalkan dengan atasannya di bagian itu, Vanya sempai terdiam dan bingung melihat meja kerja dan komputer di depannya.Ruang kerjanya lumayan mewah dan di ruangan itu ada 5 pegawai lainnya, satu pria dan 4 wanita rata-rata seumuran dia.Darma yang melihat kekakuan Vanya lewat CCTV, lalu menelpon kepala bagian di ruangan itu, dia memaklumi kalau Vanya pasti
“Kan kemarin aku udah beli 2 steel pakaian kerja, pake uang pemberian kamu yang udah aku rupiahkan, kok beli lagi?”“Ambil aja lagi…mana cukup dua steel itu, ambil selusin atau lebih, jangan lupa sepatunya, mana boleh ke kantor pake sepatu kets!” nada suara Salman lebih mirip perintah daripada bujukan, Vanya sampai melongo mendengarnya.Saat melihat harganya yang tidak ada di bawah 3 jutaan, Vanya terlihat ragu, Salman langsung tersenyum dan memanggil seorang pelayan.“Kamu layani dia, dia bakal beli 12 pasang pakaian kerja, plus sepatunya dan juga baju-baju harian!” kata Radin, pelayan itu langsung membungkukan tubuh dalam-dalam dan dia paham, hanya orang-orang kaya yang sanggup berbelanja di gerai mereka, apalagi sampai berniat ngeborong.“Ini pasti sultan ama pacarnya…!” batin se pelayan kesenangan.Kini dia memanggil 3 kawannya yang lain dan ke empatnya kemudian sibuk melayani Vanya.
Saat keluar dari mall mewah itu dan kini mereka sudah di jalanan, hujan mulai turun, awalnya rintik-rintik, lama-lama makin deras. Salman terpaksa membelokan motornya ke arah apartemennya, bukan jalan pulang ke kos Vanya.Karena apartemennya lebih dekat, sedangkan kos Vanya masih sangat jauh, Salman berencana akan mengantar Vanya dengan mobilnya yang berada di apartemen.Sampai apartemen, badan keduanya basah kuyup, saking lebatnya hujan. Seorang satpam tergopoh-gopog datang dan ketika melihat siapa yang datang, dia langsung bersikap hormat.“Siappp pa bosss…nanti motornya biar Aceng cuci dan taruh di garasi!” Salman mengambil duit 500 ribu lalu dikasih ke Aceng, yang terbungkuk-bungkuk menerima uang itu saking senangnya.“Nihh simpan buat kamu, cuci dan lap yang bersih yaa!” lalu Salman menarik tangan Vanya dan menuju lift apartemen, dia tak peduli tetesan air hujan membasahi lantai apartemen mewah ini, siapa juga yang berani mati menegur Salman.“Ini apartemen kamu yaa..?”“Iya…dulu
Sampai tengah malam mereka terus bercakap-cakap dan akhirnya mengulang lagi sampai subuh percintaan mereka.Paginya Vanya yang terbiasa bangun subuh dan jarang meninggalkan sholat subuh, kaget karena hari ini hari kedua dia masuk kantor di PT Turangga, diapun buru-buru mandi.Namun dia kebingungan, karena dia tak bawa baju kantor, sedangkan baju tadi malam masih basah dan teronggok di kamar mandi.“Sayangg…bangunnn…!” Vanya mengguncang tubuh Salman, hingga terbangun dan kaget karena dia selama ini tak terbiasa bangun pagi, salah satu kebiasaannya yang selalu kena omelin ketiga Mami nya.“Boro-boro belajar sholat subuh, bangun saja selalu kesiangan!” begitulah omelin Mami Priscilla, ibu kandungnya yang kini mulai religius dan tak pernah lagi meninggalkan kewajiban sholat 5 waktu.“Kenapa sayang…ini masih subuh…ngantukkk banget!” Salman malas-malasan bangun.“Aku harus masuk
Salman hanya berucap ohhh…karena dia sudah tahu cerita masalalu papinya terkait musuh-musuh keluarganya. Vanya terdiam mendengar hal ini, dia sebetulnya sudah tahu sedikit soal masalalu keluarganya dengan keluarga kekasihnya ini.Diam-diam kini dia mulai mengkeret, agaknya hubungan dia dengan Salman berat untuk di restui, Vanya hanya menghela nafas tanpa dia sadari.“Kenapa Vanya…kamu kok kayak sedih begitu…ingat ibu kamu yaa…?” Vanya kaget sendiri, helaan nafasnya tadi ternyata di dengar Radin.“E-ee ya Om…ingat Mama ajahh..!” sahut Vanya untuk meredakan hatinya yang tak enak, Vanya lupa, Radin memiliki mata batin yang kuat, dia merasakan kalau Vanya ini agaknya sangat mencintai puteranya.“Vanya…dulu Om ada kirim dana ke tante kamu…apakah tante kamu pernah cerita? Tadi kamu bilang kini tante kamu tinggal di kos sederhana…berarti...uang itu habis ya?”Vanya mengangguk pelan, dia pikir tak ada gunanya berbohong, dia takut bohong nanti seolah-olah ikut menghabiskan uang itu. Akhirnya V
Dimas langsung mengantar Rey ke sebuah apartemen mewah yang ada di jantung kota Paris. Menurut Dimas, apartemen ini milik ayahnya dan ada dua pelayan yang kerja di sana, karena apartemen ini lumayan luas dan juga ada 3 buah mobil mewah tersedia di garasi, sehingga Rey tinggal pakai saja, walaupun setirannya di kiri, tapi Rey tak masalah, karena dia sudah sering bawa mobil setiran kiri.Baru juga merebahkan badannya di kasur apartemennya, Rey sudah menerima vidcall dari kekasihnya di Jakarta, sang selebgram yang ternyata baru mau chek out dari hotel.“Lho kok kamu nginap lagi ya satu malam?” tanya Rey“Iyalah…kamunya ganas banget, masih berasa tau ga abis kamu kerjain dua malam nonstop!” kata Dea, sang selebgram cantik ini.Rey tertawa, setelah saling merayu di vidcall, Rey pun mandi-mandi membersihkan tubuh dan bermaksud cari makan malam. Dua pelayannya malah bingung mau siapkan apa, yang satu berasal dari Phillipina dan sat
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami