Dimas langsung mengantar Rey ke sebuah apartemen mewah yang ada di jantung kota Paris. Menurut Dimas, apartemen ini milik ayahnya dan ada dua pelayan yang kerja di sana, karena apartemen ini lumayan luas dan juga ada 3 buah mobil mewah tersedia di garasi, sehingga Rey tinggal pakai saja, walaupun setirannya di kiri, tapi Rey tak masalah, karena dia sudah sering bawa mobil setiran kiri.
Baru juga merebahkan badannya di kasur apartemennya, Rey sudah menerima vidcall dari kekasihnya di Jakarta, sang selebgram yang ternyata baru mau chek out dari hotel.
“Lho kok kamu nginap lagi ya satu malam?” tanya Rey
“Iyalah…kamunya ganas banget, masih berasa tau ga abis kamu kerjain dua malam nonstop!” kata Dea, sang selebgram cantik ini.
Rey tertawa, setelah saling merayu di vidcall, Rey pun mandi-mandi membersihkan tubuh dan bermaksud cari makan malam. Dua pelayannya malah bingung mau siapkan apa, yang satu berasal dari Phillipina dan sat
“Kamu pasti punya pacar donkk…?” tanya Kirana langsung saja.“Di sini…ga ada…!” Kirana tertawa mendengar jawaban Rey. Baginya tak aneh lelaki macam Rey punya banyak pacar di Indonesia.“You're a crocodile…!” Kirana tergelak sendiri, Rey sampai melongo melihat Kirana tertawa, kok malah mirip Bella kalau lagi tertawa begini, pikirnya merasa aneh sendiri.“Buaya…tapi saya buaya bertanggung jawab…belum pernah hamilin anak orang lohhh!” sahut Rey, kini dia yang tertawa.“Crazyyyyy…kalau sampai hamil lo ga tanggung jawab, kalau gue jadi ceweknya, gue tembak pala lohh, enak ajahh udah bikin hamil langsung ngilang!” keduanya akhirnya tertawa berderai.Tak lama kemudian mereka sengaja jalan-jalan di pantai itu, sambil melihat banyaknya warga Perancis bahkan juga pelancong lainnya yang berlalu lalang.“Kapan terakhir kamu putus dengan boy
Di Jakarta, Radin bergegas kembali pulang ke rumahnya batinnya benar-benar tak tenang dan dia perlu mediasi di rumah untuk menenangkan hatinya.Sejak Kakek Zainul meninggal dunia 15 tahunan yang lalu, dia kini selalu jalin komunikasi secara batin dengan ayah angkatnya, Marhan yang tinggal di pedalaman Kalimantan yang juga makin renta, karena usianya kini sudah hampir 90 tahunan lebih.“Kenapa Radin…pikiranmu agaknya lagi kusut!” ujar kakek Marhan.“Iya Bah…entah kenapa sejak siang tadi pikiranku benar-benar ga focus, seakan ada masalah berat yang akan terjadi dalam beberapa hari atau beberapa bulan ke depan!” terdengar helaan nafas berat Marhan, dia seakan tahu akan ada kembali masalah berat menimpa anak angkat dan keluarganyanya ini.“Iya Radin…agaknya masalah kali ini lebih berat…dan akan melibatkan anak-anak kamu…!”“Anak-anak memang sudah dewasa semua…!” s
“Ayo nona, masuk ke mobil…kita ke kantor polisi sebentar!” Rey menarik tangan gadis cantik ini dan diapun mengikuti dan duduk di depan di samping Rey.“Siapa nama kamu…agaknya kamu dari Korea atau Tiongkok yaa?” Rey berbasa-basi dalam Bahasa Inggris sambil terus konsen ke setiran dan mengikuti mobil patrol polisi di depan mereka.“Aku Viola…dari Indonesia!” sahut gadis ini sambil menatap wajah Rey.“Indonesia…ha-ha-ha…sama kita…aku juga dari sana, tinggal di Jakarta, kamu tinggal di Jakarta jua Viola!” Rey kini tertawa kecil dan Viola yang awalnya tegang kini mulai berubah roman wajahnya, terlebih Rey malah menggunakan Bahasa Indonesia tidak lagi bahasa Prancis campur Inggris seperti tadi, sehingga dia mulai rileks.“Iya…aku tinggal di Jakarta!” jawab Viola singkat, dia agaknya masih agak nervous dengan kejadian barusan, apalagi saat dia ingat bagaimana Rey tanpa ampun menghajar dua penjahat itu hingga pingsan.“Kenapa kamu sampai berurusan dengan dua penjahat itu?”“Tadi sepulang kul
Tak lama kemudian, datang sepupu Viola, badannya agak subur dan mulutnya selalu mengemil makanan ringan.“Heiii Viola…eh ada tamu…!”“Wini kamu baru datang…iya nih kenalkan temanku, namanya Rey, dari Jakarta juga, sama kayak kita!”“Wowww…gantengnya kayak pemain Hollywood ajah, si bintang Aquaman hehehe, cieee udah bawa cowok nihhh, ini pacar kamu yaaa Viola!” Wini pun menyodorkan tangannya yang masih memegang makanan ringan.“Opss…soryyy…makanannya lupa naruh, laper sihh, mana cuaca dingin lagi!” Wini tertawa dan Rey ikutan tersenyum melihat kelakuan sepupu Viola yang berbadan agak subur ini, matanya lebih sipit dari Viola.Viola lalu menceritakan secara singkat peristiwa yang baru saja di alaminya dan Rey lah penolongnya, Wini akhirnya maklum sambil menganggukan kepala, mulutnya terus saja ngemil tiada henti.Setelah agak malam, Rey pun permisi pulang
“Papi…kok papi ada di sini!” Rey makin kaget karena Papinyalah ternyata orang yang menahan tangan Kirana.Radin tak menanggapi ucapan Rey, dia menatap wajah Kirana yang terlihat sangat emosi tersebut.“Nona…kenapa sampai emosi begitu…kenalkan saya Radin Durangga, papinya Rey, kalau ada masalah, selesaikan dengan baik-baik ya…!”Orang yang ternyata Radin ini melepaskan tangan Kirana dan menatap dengan tersenyum wajah Kirana yang cantik ini.Sementara Viola yang shock dengan kedatangan Kirana serta Radin, kini terdiam dengan wajah makin pucat pasi.“Hemmm…bagus…Om…aku adalah Kirana, kekasih anak Om…dan aku sedang mengandung anak dia, dia kini malah aseek dengan pacar barunya, agaknya dia ingin lepas tanggung jawab!” Kirana yang terlanjur emosi akhirnya bicara blakan-blakan di hadapan Radin, Rey dan juga Viola, hingga Viola makin pucat saja wajahnya.Rey
“Istri Om ada tiga…yang tadi namanya Cynthia, itu ibu kandungnya Rey, yang nomor dua Priscilla, ibunya Salman, dan yang nomor tiga Sherin, maminya Bella si bungsu yang Om bilang mirip kamu tadi?” kata Radin menjelaskan.Pantesss…papanya aja punya tiga istri dan tak segan nyuruh Rey nikahin aku sama si Viola, batin Kirana.“Berarti papa kamu dulu orang Indonesia yaa?” Radin menatap wajah Kirana.“Iya om…Mami juga orang Indonesia…mendiang papi kata Mami juga Indonesia!”“Hmmm pantesss….!” sahut Radin lagi.“Pantes kenapa Om?”“Wajah kamu itu sangat Indonesia, walaupun agak blasteran gitu!” kata Radin lagi.“Wajah Om juga kayak bukan asli Indonesia…dan Om masih sangat ganteng, kalau mami sehat pasti mami naksir sama Om!” sahut Kirana tersenyum. Radin ikut tersenyum mendengar pujian sekaligus candaan Kirana ini.
“Maaf…kami sudah berusaha semampu kami…tapi Tuhan berkehendak lain, Madam Glasy telah menghembuskan nafasnya!” kata dokter itu dalam Bahasa Perancis.Kirana yang masih terguncang jiwanya, langsung pingsan dalam pelukan Radin mengetahui ibunya telah meninggal dunia.Radin pun memanggil perawat agar Kirana mendapatkan pertolongan, Kirana kini masuk ruang perawatan, Radin hanya melihat dari ruang kaca di mana jasad Madam Glasy atau Yeni Brono dipindahkan ke sebuah ruangan lain dan selanjutnya akan dirundingkan dengan pihak keluarga akan di makamkan di mana.Guncangan batin bertemu Radin dan mengetahui kenyataan kalau Rey dan Kirana bersaudara se ayah, membuat jantung Yeni Brono tak mampu bertahan.Diapun meninggal setelah membongkar jati dirinya serta Kirana di hadapan pria yang sempat dia cintai dan kemudian dia benci ini, juga pesan terakhirnya jangan sampai Rey dan Kirana menikah, karena mereka bersaudara beda ibu.Setelah
“Viola…dia ternyata anaknya mendiang Tom Atmajaja, orang yang dulu menculik dan hampir memperkosa Mami, aku tak sudi punya calon mantu yang orang tuanya sudah berbuat jahat padaku dulu!”Radin yang sedari tadi siang sudah terguncang batinnya, hanya bisa terdiam dan geleng-geleng kepala. Kenapa semuanya serba kebetulan, tadi siang jatidiri Madam Glasy terbongkar dan Kirana ternyata anak biologisnya, kini istrinya cerita kalau Viola anaknya Tom Atmajaja, pikir Radin.Cynthia pun bercerita, siang tadi dia sudah bertanya tentang siapa Viola sesungguhnya, alangkah kagetnya Cynthia saat tahu kalau orang tua Viola adalah mendiang Tom Atmajaja.Untung Cynthia bisa menguasai diri dan tidak terbawa emosi, karena dipikirnya Viola tak tahu apa-apa tentang masalalu orang tuanya.Setelah Viola selesai bercerita, Cynthia yang awalnya sudah suka dengan Viola berubah dingin, hingga gadis cantik itu heran sendiri.Karena sudah sore, Viola pu
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami