Sampai tengah malam mereka terus bercakap-cakap dan akhirnya mengulang lagi sampai subuh percintaan mereka.
Paginya Vanya yang terbiasa bangun subuh dan jarang meninggalkan sholat subuh, kaget karena hari ini hari kedua dia masuk kantor di PT Turangga, diapun buru-buru mandi.
Namun dia kebingungan, karena dia tak bawa baju kantor, sedangkan baju tadi malam masih basah dan teronggok di kamar mandi.
“Sayangg…bangunnn…!” Vanya mengguncang tubuh Salman, hingga terbangun dan kaget karena dia selama ini tak terbiasa bangun pagi, salah satu kebiasaannya yang selalu kena omelin ketiga Mami nya.
“Boro-boro belajar sholat subuh, bangun saja selalu kesiangan!” begitulah omelin Mami Priscilla, ibu kandungnya yang kini mulai religius dan tak pernah lagi meninggalkan kewajiban sholat 5 waktu.
“Kenapa sayang…ini masih subuh…ngantukkk banget!” Salman malas-malasan bangun.
“Aku harus masuk
Salman hanya berucap ohhh…karena dia sudah tahu cerita masalalu papinya terkait musuh-musuh keluarganya. Vanya terdiam mendengar hal ini, dia sebetulnya sudah tahu sedikit soal masalalu keluarganya dengan keluarga kekasihnya ini.Diam-diam kini dia mulai mengkeret, agaknya hubungan dia dengan Salman berat untuk di restui, Vanya hanya menghela nafas tanpa dia sadari.“Kenapa Vanya…kamu kok kayak sedih begitu…ingat ibu kamu yaa…?” Vanya kaget sendiri, helaan nafasnya tadi ternyata di dengar Radin.“E-ee ya Om…ingat Mama ajahh..!” sahut Vanya untuk meredakan hatinya yang tak enak, Vanya lupa, Radin memiliki mata batin yang kuat, dia merasakan kalau Vanya ini agaknya sangat mencintai puteranya.“Vanya…dulu Om ada kirim dana ke tante kamu…apakah tante kamu pernah cerita? Tadi kamu bilang kini tante kamu tinggal di kos sederhana…berarti...uang itu habis ya?”Vanya mengangguk pelan, dia pikir tak ada gunanya berbohong, dia takut bohong nanti seolah-olah ikut menghabiskan uang itu. Akhirnya V
Dimas langsung mengantar Rey ke sebuah apartemen mewah yang ada di jantung kota Paris. Menurut Dimas, apartemen ini milik ayahnya dan ada dua pelayan yang kerja di sana, karena apartemen ini lumayan luas dan juga ada 3 buah mobil mewah tersedia di garasi, sehingga Rey tinggal pakai saja, walaupun setirannya di kiri, tapi Rey tak masalah, karena dia sudah sering bawa mobil setiran kiri.Baru juga merebahkan badannya di kasur apartemennya, Rey sudah menerima vidcall dari kekasihnya di Jakarta, sang selebgram yang ternyata baru mau chek out dari hotel.“Lho kok kamu nginap lagi ya satu malam?” tanya Rey“Iyalah…kamunya ganas banget, masih berasa tau ga abis kamu kerjain dua malam nonstop!” kata Dea, sang selebgram cantik ini.Rey tertawa, setelah saling merayu di vidcall, Rey pun mandi-mandi membersihkan tubuh dan bermaksud cari makan malam. Dua pelayannya malah bingung mau siapkan apa, yang satu berasal dari Phillipina dan sat
“Kamu pasti punya pacar donkk…?” tanya Kirana langsung saja.“Di sini…ga ada…!” Kirana tertawa mendengar jawaban Rey. Baginya tak aneh lelaki macam Rey punya banyak pacar di Indonesia.“You're a crocodile…!” Kirana tergelak sendiri, Rey sampai melongo melihat Kirana tertawa, kok malah mirip Bella kalau lagi tertawa begini, pikirnya merasa aneh sendiri.“Buaya…tapi saya buaya bertanggung jawab…belum pernah hamilin anak orang lohhh!” sahut Rey, kini dia yang tertawa.“Crazyyyyy…kalau sampai hamil lo ga tanggung jawab, kalau gue jadi ceweknya, gue tembak pala lohh, enak ajahh udah bikin hamil langsung ngilang!” keduanya akhirnya tertawa berderai.Tak lama kemudian mereka sengaja jalan-jalan di pantai itu, sambil melihat banyaknya warga Perancis bahkan juga pelancong lainnya yang berlalu lalang.“Kapan terakhir kamu putus dengan boy
Di Jakarta, Radin bergegas kembali pulang ke rumahnya batinnya benar-benar tak tenang dan dia perlu mediasi di rumah untuk menenangkan hatinya.Sejak Kakek Zainul meninggal dunia 15 tahunan yang lalu, dia kini selalu jalin komunikasi secara batin dengan ayah angkatnya, Marhan yang tinggal di pedalaman Kalimantan yang juga makin renta, karena usianya kini sudah hampir 90 tahunan lebih.“Kenapa Radin…pikiranmu agaknya lagi kusut!” ujar kakek Marhan.“Iya Bah…entah kenapa sejak siang tadi pikiranku benar-benar ga focus, seakan ada masalah berat yang akan terjadi dalam beberapa hari atau beberapa bulan ke depan!” terdengar helaan nafas berat Marhan, dia seakan tahu akan ada kembali masalah berat menimpa anak angkat dan keluarganyanya ini.“Iya Radin…agaknya masalah kali ini lebih berat…dan akan melibatkan anak-anak kamu…!”“Anak-anak memang sudah dewasa semua…!” s
“Ayo nona, masuk ke mobil…kita ke kantor polisi sebentar!” Rey menarik tangan gadis cantik ini dan diapun mengikuti dan duduk di depan di samping Rey.“Siapa nama kamu…agaknya kamu dari Korea atau Tiongkok yaa?” Rey berbasa-basi dalam Bahasa Inggris sambil terus konsen ke setiran dan mengikuti mobil patrol polisi di depan mereka.“Aku Viola…dari Indonesia!” sahut gadis ini sambil menatap wajah Rey.“Indonesia…ha-ha-ha…sama kita…aku juga dari sana, tinggal di Jakarta, kamu tinggal di Jakarta jua Viola!” Rey kini tertawa kecil dan Viola yang awalnya tegang kini mulai berubah roman wajahnya, terlebih Rey malah menggunakan Bahasa Indonesia tidak lagi bahasa Prancis campur Inggris seperti tadi, sehingga dia mulai rileks.“Iya…aku tinggal di Jakarta!” jawab Viola singkat, dia agaknya masih agak nervous dengan kejadian barusan, apalagi saat dia ingat bagaimana Rey tanpa ampun menghajar dua penjahat itu hingga pingsan.“Kenapa kamu sampai berurusan dengan dua penjahat itu?”“Tadi sepulang kul
Tak lama kemudian, datang sepupu Viola, badannya agak subur dan mulutnya selalu mengemil makanan ringan.“Heiii Viola…eh ada tamu…!”“Wini kamu baru datang…iya nih kenalkan temanku, namanya Rey, dari Jakarta juga, sama kayak kita!”“Wowww…gantengnya kayak pemain Hollywood ajah, si bintang Aquaman hehehe, cieee udah bawa cowok nihhh, ini pacar kamu yaaa Viola!” Wini pun menyodorkan tangannya yang masih memegang makanan ringan.“Opss…soryyy…makanannya lupa naruh, laper sihh, mana cuaca dingin lagi!” Wini tertawa dan Rey ikutan tersenyum melihat kelakuan sepupu Viola yang berbadan agak subur ini, matanya lebih sipit dari Viola.Viola lalu menceritakan secara singkat peristiwa yang baru saja di alaminya dan Rey lah penolongnya, Wini akhirnya maklum sambil menganggukan kepala, mulutnya terus saja ngemil tiada henti.Setelah agak malam, Rey pun permisi pulang
“Papi…kok papi ada di sini!” Rey makin kaget karena Papinyalah ternyata orang yang menahan tangan Kirana.Radin tak menanggapi ucapan Rey, dia menatap wajah Kirana yang terlihat sangat emosi tersebut.“Nona…kenapa sampai emosi begitu…kenalkan saya Radin Durangga, papinya Rey, kalau ada masalah, selesaikan dengan baik-baik ya…!”Orang yang ternyata Radin ini melepaskan tangan Kirana dan menatap dengan tersenyum wajah Kirana yang cantik ini.Sementara Viola yang shock dengan kedatangan Kirana serta Radin, kini terdiam dengan wajah makin pucat pasi.“Hemmm…bagus…Om…aku adalah Kirana, kekasih anak Om…dan aku sedang mengandung anak dia, dia kini malah aseek dengan pacar barunya, agaknya dia ingin lepas tanggung jawab!” Kirana yang terlanjur emosi akhirnya bicara blakan-blakan di hadapan Radin, Rey dan juga Viola, hingga Viola makin pucat saja wajahnya.Rey
“Istri Om ada tiga…yang tadi namanya Cynthia, itu ibu kandungnya Rey, yang nomor dua Priscilla, ibunya Salman, dan yang nomor tiga Sherin, maminya Bella si bungsu yang Om bilang mirip kamu tadi?” kata Radin menjelaskan.Pantesss…papanya aja punya tiga istri dan tak segan nyuruh Rey nikahin aku sama si Viola, batin Kirana.“Berarti papa kamu dulu orang Indonesia yaa?” Radin menatap wajah Kirana.“Iya om…Mami juga orang Indonesia…mendiang papi kata Mami juga Indonesia!”“Hmmm pantesss….!” sahut Radin lagi.“Pantes kenapa Om?”“Wajah kamu itu sangat Indonesia, walaupun agak blasteran gitu!” kata Radin lagi.“Wajah Om juga kayak bukan asli Indonesia…dan Om masih sangat ganteng, kalau mami sehat pasti mami naksir sama Om!” sahut Kirana tersenyum. Radin ikut tersenyum mendengar pujian sekaligus candaan Kirana ini.