Share

98. Luka Sayat

Di sisi lain setelah kejadian itu.

Askara dan Kai tercengang mendapati cindaku itu bertengger, —lebih tepatnya menggelantung di atas dahan pohon tengkaras. Tentu saja posisinya di atas kepala mereka. Padahal dahannya kecil, namun ternyata si monster mampu menyeimbangkan diri sampai mahir bergelantungan di dahan kecil.

'Begitu ... Kuku-kukunya menancap ke dalam kulit kayu. Pantas saja dia mampu bergelantungan di dahan sekecil itu,' pikir Kai.

'E-eh ... Itu berarti, kecepatan memanjatnya cepat!' 

Kai sedikit gemetaran, cindaku yang dihadapi mereka adalah cindaku siluman.

"Apa-apaan ... Sejak kapan monster itu ada di sana?" Askara memaksakan senyum. Antara takjub dan ketakutan, semuanya bercampur menjadi satu kesatuan.

Grrr ...

Mata si monster mengeluarkan kilat, biru kekuning-kuningan dengan satu garis tegak lurus membent

Bill

Hai 👋 terimakasih banyak atas dukungan kalian. Silakan tinggalkan jejak jika kalian suka ceritanya 😉 Sekali lagi saya ucapkan terimakasih Salam, Author Bill 🤙

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status