Share

26. Siapkan Amunisi Cinta

Penulis: malapalas
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-12 11:10:38

Dara cepat-cepat berbalik dan kembali naik ke lantai 3. Dari atas tangga, ia bisa melihat Ari, Kevan dan Alvin mulai memasuki kelas. Buru-buru ia menghubungi nomor telepon yang akan menjadi sang penyelamatnya.

Setelah panggilan tersambung, Dara menyapa dengan semangat membara.

"Halo, Tante Risa!" Belum juga penerima panggilan menjawab, Dara udah berseru layaknya burung gagak yang begitu nyaring dan tajam.

Risa menyahut sambil menampilkan raut bingung. "Ya? Ini siapa?"

"Saya Dara, Tante." Suaranya mulai diperlembut penuh dengan tipu daya.

"Dara ... siapa, ya?"

Gleg.

Dara menelan ludah. Apa suaranya nggak seterkenal itu? Padahal kan baru kemarin ia datang ke sana dan bertemu beliau.

"Eee, saya Dara yang kemarin main ke rumah Tante Risa. Dito juga sempat bilang rambut saya kayak ... Eee, medusa, Tan," tutur Dara dengan suara agak mencicit di akhir kalimat. Ia tersenyum kecut. Nggak bisa dipungkiri, ia sangat membenci sebutan itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   27. Bagi Tugas

    Selain terkenal dengan tingkahnya yang lebay, jangan lupa Dara juga ratunya drama. Maka untuk mencapai kesuksesannya, tatkala akan berganti mata pelajaran terakhir, ia berpura-pura memperagakan gaya orang yang lagi sakit perut beneran dan meminta izin pulang lebih awal.Dari kesekian banyaknya orang, jelas Frel dan Tomi yang paling tahu gelagat dari akal busuk Dara, walaupun Kenn pun juga tahu, hanya saja mana mau dia ikut campur masalah orang kalau nggak ada sangkut pautnya dengan dirinya."Lo ngerencanain apa lagi, Ra?" tanya Frel berbisik lirih, menatapnya curiga saat Dara udah siap-siap memasukkan semua buku pelajaran ke dalam tas.Belum juga Dara menjawab, gulungan buku paket Tomi udah mendarat di kepala cewek itu."Auw! Tom, sakit," keluh Dara sambil mengusap-usap kepalanya."Lo kalo nggak bilang, gue laporin ke guru sekarang," ancam Tomi dengan suara agak dikecilkan.Dara melirik Kenn yang diam dan cuek di bangkunya. Seolah masa

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-16
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   28. Sempurna

    Saat pintu kamar Dara terbuka, masuklah Mbak Dian dengan membawa dua pengikut di belakangnya. Yang membuat kaget, salah satunya adalah cowok yang sangat ia kenal. Dara melompat ke belakang beberapa langkah. Matanya melebar dan mulutnya ikut menganga. "Doni?" seru Dara sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah cowok tersebut. "Lho, kalian udah pada kenal?" tanya Mbak Dian sembari mengeluarkan peralatannya dibantu oleh seorang cewek bernama Tari. "Eee, kami pernah kenal, Mbak," jawab Dara, masih bingung atas kedatangan Doni. "Jadi rambut lo masih mirip singa kayak dulu?" celetuk Doni dengan pandangan mencemooh. Dara tertawa garing. Emang rambutnya akan gampang mengembang jika terkena air, apalagi setelah Dara tadi habis keramas. Rambutnya bakal mencuat ke mana-mana. Ia ingin percaya diri seperti biasa, tetapi tiba-tiba kepercayaan dirinya makin mengempis. Ada rasa malu dan juga sakit hati ketika cowok di depannya mengatakan itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-19
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   29. Bertemu Sang Pangeran

    Tepat pukul 2.00 siang Dara sampai di rumahnya Ari. Ia menelepon Risa dan memberikan info bahwa ia udah menunggu di luar pintu.Terdengar dari dalam Risa berteriak memanggil Ari untuk membukakan pintu. Ia tahu itu hanya akal-akalan Risa karena emang otak di balik perintahnya adalah ide dari Dara sendiri."Ma, ngapain aku yang diminta buka pintu, kan ada Bibi Pinem sama yang lain?" keluh Ari saat turun dari lantai atas dan mendapati mamanya lagi nonton televisi di ruang keluarga. "Mama juga ada di sini, lebih dekat kan sama pintu.""Anaknya mama, Sayaaang. Tau sendiri kan mama lagi apa? Tontonan seru mama sedang tayang, nggak boleh dong dilewatin. Bibi Pinem sama yang lain lagi kerja di belakang, nggak perlu ganggu mereka.""Biasanya juga manggil-manggil pembantu meski mereka lagi sibuk," gerutu Ari sembari mengacak rambutnya, walaupun ia tetap aja berjalan menuju pintu.Risa terkikik geli mendengar gerutuan putranya. Sementara Dara memencet-mencet

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   30. Menembak Gebetan

    Beberapa saat lalu serasa ada kebakaran dalam mobil. Duduk berdua di belakang dengan si cewek yang terus aja menunjukkan taringnya. Meskipun si cowok pantatnya udah ia geser terus-menerus sampai mentok di ujung jendela mobil, si cewek seakan nggak punya urat malu, tetap aja pengin nempel dan tangannya nggak mau diam menggaet lengan targetnya dan meraba-raba di bagian tertentu.Alhasil saat sang sopir memarkir mobil di suatu tempat, cowok berdagu belah itu langsung keluar detik itu juga. Keringat menetes dari dahi dan punggungnya walaupun AC mobil udah dinyalakan. Gerah dan panas mendominasi bak diserang si jago merah. Ada juga rasa takut dan panik yang menyerbu bersamaan.Kepalanya nyut-nyutan, ia bahkan berpikir tuh cewek lagi kesurupan."Oh, udah sampai, ya? Yuk, kita masuk," ucapnya, siapa lagi kalau bukan si Dara. Berlagak lupa adegan sesat yang sempat ia praktikkan di dalam mobil tadi."Lo duluan, Ra," ujar Ari, memilih waspada.Dara mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-25
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   31. Super Hero

    "Lo pasti bercanda? Cewek kayak dia mana ada cowok yang mau?" Kedua tangan Ari tanpa sadar terkepal erat. "Lo cowok brengsek macam apa yang tega mempermalukan mantannya sendiri di depan umum, hah?!" "Dia emang pantas diperlakukan seperti itu," jawabnya sambil menyeringai. Seketika Ari menarik kerah kemeja cowok sialan di depannya. "Lo hina cewek gue sekali lagi, lo harus berhadapan sama gue." Mata Dara membelalak, antara keterkejutan juga terharu akan pembelaan Ari padanya. Sementara pasangan kekasih di sekelilingnya mulai merangsek maju mengerubungi mereka. Cowok itu tiba-tiba tertawa keras. "Lo nggak salah belain dia? Dia itu nggak pantas dibela. Dia bisanya cuma malu-maluin orang. Tuh cewek cuma bikin sial!" Bugh! Ari menghantam keras hidung cowok berlesung pipi itu hingga berdarah. Emosinya memuncak. Terlepas dari apa pun, setiap cewek nggak pantas mendapat perlakuan seperti itu. Nggak pantas dihina di depan umum da

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   32. Peristiwa Dalam Perjalanan

    "Pak Komar, meluncur....!" seru Dara dengan semangat membara."B-baik, Non." jawab Pak Komar tergagap mendengar suara Dara yang kelewat berapi-api.Dari kaca spion tengah, beliau bisa melihat bagaimana centilnya anak majikannya terhadap pemuda itu. Memeluk erat lengan yang ada di sebelahnya, meski si pemuda sangat tegang dan tidak nyaman. Hanya saja ada yang aneh, padahal saat berangkat tadi di mobil dia terus menghindari Dara dan selalu berniat melarikan diri, sementara sekarang cowok tersebut seakan membiarkannya walaupun terlihat pasrah dan tak bisa berkutik.Pak Komar jadi berpikir, apa jangan-jangan rencana dari anak majikannya kali ini berhasil?"Non Dara kayaknya lagi seneng banget. Ada apa nih, Non?" pancing Pak Komar sembari menyetir."Kok, Pak Komar tau?" Dara sok kaget, kemudian menempelkan kepalanya pada pundak Ari. "Iya, nih, Pak, gue sekarang sama Kak Ari pacaran, kyaaaa...!"Dara kembali belingsatan hingga membuat Ari terkejut

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-04
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   33. Demi Menyambung Hidup

    Awalnya ia ingin setegar batu karang yang akan selalu kuat kala diterjang ombak dan badai besar. Ia akan menjadi pemberani di tengah keramaian yang membuatnya terasing. Tidak menghiraukan segala hinaan yang datang padanya silih berganti. Pun tak mau terperosok dalam lubang yang ia ciptakan sendiri.Ia emang selalu mandiri sejak kecil. Tetapi ia tak tahu kemandirian yang ia dapatkan dari sang papa merupakan pertanda sebagai bekal masa depannya kelak yang jauh dari perkiraan.Ia masih ingat tatkala papanya dulu mengatakan, "Mandiri itu harus dimulai dari kecil, Nez, agar nanti saat dewasa kita tidak merepotkan banyak orang, juga tidak bergantung pada orang lain."Dan ketika ia menjawab, "Kan ada papa yang bantuin Inez.""Iya, kalau papa masih ada, Inez bisa ngandalin papa. Kalau papa udah nggak ada, gimana? Kan Inez harus melakukan apa-apa sendiri."Saat itu si Inez kecil menggeleng panik. "Enggak, Inez nggak mau papa pergi. Inez mau selalu bersama p

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   34. Mendapat Pekerjaan

    Perempuan cantik itu terus aja berjalan tak tentu arah. Mengabaikan berbagai macam kendaraan yang melewatinya. Memeluk tubuhnya dalam diam.Di sepanjang perjalanan ia menangis tanpa suara, melangkah tiada henti. Tanpa sang papa, ia merasa hidup sangatlah keras. Kehilangan papanya sama seperti kehilangan nakhoda. Ia seakan tak tahu arah dan hanya bisa mencoba bertahan waktu demi waktu.Ketika papanya meninggal—sebelum pindah ke luar kota—mamanya nekat menjual semua aset yang dimiliki keluarganya atas rayuan ayah tirinya. Semua raib tanpa bekas termasuk rumah mereka dan segala kekayaan itu ludes akibat lelaki bejat yang sukanya mabuk dan berjudi.Ia benci mamanya, tapi rasa benci itu terkalahkan tiap ia teringat janjinya pada sang papa. Ia nggak bisa meninggalkan mamanya begitu aja ketika ucapan papanya terus-menerus terngiang di kepalanya."Nez, kamu mau janji sama papa?"Tanpa bertanya dulu, Inez waktu itu mengangguk mantap."Pap

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12

Bab terbaru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   103. Kenyataan yang Telah Lama Disembunyikan

    Brak!Pintu itu dibuka agak kasar oleh seseorang hingga membuat Inez kaget dan terbangun dari tidurnya. Dan benar saja orang itu penculiknya, cowok brengsek yang juga adalah ayah tirinya Inez.Ari terdiam sejenak. Ia tidak boleh terlalu lama di satu titik jika tidak mau ketahuan, apalagi ada anak sekecil Tio dan Bella. Tempat persembunyian mereka terlalu berisiko dan ia tak mau terjadi sesuatu terhadap mereka semua.Setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan mengajak mereka menjauh dari gudang. Ia meminta Dara menghubungi Rian, juga polisi untuk menyergap si pelaku secepat mungkin.Sementara itu, Inez yang terbangun dari tidurnya menyipitkan mata tatkala sinar matahari pagi masuk melalui pintu yang dibuka dan tepat mengenai netranya."Selamat pagi, Sayang."Mendengar suara menjijikkan yang ia kenal tersebut, seketika Inez tersadar, lalu menoleh ke arah sumber suara. Netranya membelalak panik. Saat Inez hendak bergerak ia merasa tangan dan kakinya tak bisa berfungsi. Sehingga ia haru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   102. Penculikan

    Hari ini demi sang kakak, Dara terpaksa bolos sekolah. Mau bagaimana lagi, semalam kakaknya pulang larut malam dalam kondisi yang mengenaskan. Baju kantor yang kusut, bau dan kotor. Belum lagi rambut yang acak-acakan dan dengan wajahnya yang begitu menyedihkan.Saat ia menyerbu kamarnya dan memaksa Rian untuk bicara, ternyata hal yang mengejutkan terjadi. Calon kakak iparnya diculik.Oh, tidak! Itu memang hanya pemikiran Dara, akan tetapi begitu sang kakak menceritakan awal mula Inez menghilang, tentu saja semua berpusat pada kemungkinan tersebut. Dan Dara sangat yakin calon kakak iparnya yang cantik itu pasti diculik oleh pria brengsek yang telah memerkosanya dulu.Membayangkan kenangan buruk dari calon kakak iparnya itu lagi, Dara merasakan kesedihan yang mendalam. Menurutnya memori tersebut sangat kejam dan memilukan.Maka dari itu, pagi-pagi meski ia pamitnya pergi sekolah—saat ia tiba di depan gerbang dan setelah menyuruh sopir pribadinya pulang—nyatanya ia tidak masuk melainkan m

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   101. Rahasia Terungkap

    Rian segera memarkirkan mobilnya di depan minimarket begitu melihat mobil yang ditumpangi Desi dan Dina telah berjalan menjauh. Cowok itu sontak berlari mengejar Devita yang berjalan tak seberapa jauh darinya.Rian sengaja menunggu sampai Devita berbelok, di sebuah gang yang cukup sepi ia memanggil Devita yang kini menoleh ke arahnya."Tante, selamat malam," sapa Rian dengan sopan saat sudah tepat di depan Devita, dan memang saat ini waktu menunjukkan pukul 6.00 malam."Nak Rian? Malam juga. Ada apa kok malam-malam ke sini?" jawab Devita, dahinya berkerut bingung."Begini, Tante. Saya cuma mau tanya, apa ... Inez sudah pulang ke rumah?"Ada sekilas kilatan kaget terlintas di mata itu. "Bukannya Inez bersama Nak Rian?" tanya balik Devita. Tiba-tiba pandangannya meredup dan berubah sedih. "Semenjak Inez memutuskan pergi dari rumah, sampai sekarang dia nggak pernah pulang, Nak," lanjutnya, lalu berubah panik. "Katakan sama tante, apa terjadi sesuatu dengan Inez?"Sejenak Rian terlihat rag

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   100. Inez Menghilang

    Sore hari sekitar pukul 16.45 Rian tiba di depan rumah kontrakan yang bergaya minimalis, tentu saja menemui pujaan hatinya. Ia buru-buru memarkir mobil dan turun sambil membawa dua buket bunga yaitu mawar merah dan bunga tulip putih. Inilah alasan mengapa ia telat datang. Sepulang kerja bukannya langsung menemui sang pacar sesuai janjinya, ia malah mendatangi toko bunga terlebih dahulu.Cowok itu tak tahu pacarnya menyukai bunga apa, karena ia takut salah sehingga ia memilih dua macam bunga sekaligus agar nanti sang kekasih bisa memilih sendiri di antara kedua bunga tersebut. Setahu Rian dari pengalaman dia sebagai playboy selama ini—dari banyaknya cewek yang ia kencani—mereka lebih dominan menyukai bunga mawar dan tulip putih. Tapi jika nanti Inez tidak menyukai keduanya, ia akan dengan senang hati mengantar cewek yang dicintainya itu langsung ke toko bunga untuk memilih bunga kesukaannya secara langsung. Jangan lupa ia juga membelikan cokelat berbentuk hati untuk Inez dan berharap g

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   99. Teror Beruntun

    Menilik raut wajah dan gelagat aneh dari kekasihnya, membuat Rian tak kuasa menahan rasa penasarannya."Siapa, Sayang?" tanya Rian.Inez tersentak."Oh, nggak siapa-siapa kok." Gugup menghinggapi. Ia menggenggam ponselnya kuat-kuat. "Cuma iklan nggak penting," lanjutnya sembari berusaha tersenyum senatural mungkin.Inez tak mau memberitahukan kepada Rian, bukan bermaksud apa-apa, ia hanya tak ingin membuatnya khawatir. Ia sudah terlalu banyak membebani dan merepotkan Rian.Meski Inez berusaha keras menampilkan wajah senormal apa pun, tetap saja senyum kaku dan gestur tubuhnya tak bisa membohongi Rian. Lelaki itu hanya tersenyum tipis, mencoba mengerti dan tak mau memaksa kekasihnya untuk jujur padanya. Ia yakin Inez mempunyai alasan sendiri, ketika saatnya tiba ia percaya bahwa kekasihnya akan mengutarakan semuanya."Ya udah gue cabut dulu," ujar Rian, berdiri seraya merapikan kemejanya."Kok cepat banget?" Inez berkata cepat seraya ikut berdiri, menatap kecewa ke arah cowok yang dici

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   98. Pamer Kemesraan

    Andin terperangah mendengar Ari bertanya kepadanya bahwa siapa cewek yang pantas untuk menjadi pacarnya? Dan apakah itu dirinya?Andin terdiam sambil berpikir. Apakah ia harus mengiyakan?Tentu saja siapa cewek yang nggak ingin punya pacar sebaik Ari. Selain baik, cowok itu sangat setia.Sejak ia bertemu Ari di tempat karaoke yang dipesan Alvin dan menyuruhnya serta teman-temannya untuk menjebak Ari waktu itu, ia sudah sangat terkesan dengan kesetiaannya yang notabene tidak tergoda sama sekali atas rayuan mereka. Bahkan bisa dikatakan rencana mereka gagal total.Tapi bagi Andin, jarang ada cowok yang begitu setia akan pasangannya dan tidak tergoda satu pun oleh banyaknya cewek cantik yang mengelilinginya. Apalagi menurutnya, Ari terlihat tampan, kalem dan begitu menghargai cewek.Andin membasahi bibirnya gugup. "Ar, bukan gitu maksud gue—""Lalu apa?"Tatapan Ari masih begitu dingin. Ia sebenarnya tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadapnya, bahwa perubahan sikap Dara ada sangkut p

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   97. Membongkar Kedoknya

    Sejak Dara berani berkata jujur di depan Rian, Inez, dan Ari waktu itu, kini hubungan keduanya makin adem ayem dan sejahtera. Dara tak lagi menuntut Ari untuk menciumnya ataupun melakukan sesuatu yang nyeleneh, di mana Dara selalu ingin menerkam Ari dengan khayalan tingkat tingginya.Ari juga merasa aman tatkala melihat perubahan Dara sekarang. Sejujurnya inilah yang diinginkan Ari dalam sebuah hubungan. Seperti air mengalir, tak harus terburu-buru seolah dikejar sesuatu. Bahkan Ari sangat bersyukur karena kini ia tak pernah mengalami mimpi buruk lagi.Dara yang sekarang adalah cewek yang lumayan terkendali. Ia tak pernah lagi meminta hal-hal yang tak disukai Ari, tidak memaksa melakukan suatu hal yang berlebihan dalam berpacaran. Walaupun dalam mengungkapkan sesuatu masih dengan gaya lebay, tetapi itu tak membuat Ari muak atau menjauhinya. Bisa dibilang ia udah mulai terbiasa dengan tingkah absurd Dara. Selama itu masih dalam batas wajar, Ari rasa semua bisa diterima.Siang ini tampa

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   96. Tidak Tahan Lagi

    "Kamu nggak akan meninggalkanku kan, Sayang? Kamu nggak akan mengkhianatiku, kan?""Kenapa? Apa kamu takut aku akan mengkhianatimu seperti kamu mengkhianati suamimu yang dulu?"Devita terperangah. Hatinya mendadak getir. Ia meneguk ludahnya kasar, lalu mengangguk pelan.Fery mendengkus. Ia mengangkat tangannya, menjepit dagu Devita sambil tersenyum sinis. "Tenang saja. Aku nggak akan meninggalkanmu selama kamu menuruti semua yang aku mau."Setelahnya, ia beranjak keluar dari kamar, meninggalkan Devita yang menatapnya sedih.Melewati dapur, Fery melihat Inez sedang meraih teko di meja makan. Gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminumnya. Gerakan gadis itu sangat tenang dan terlihat tak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba Fery tertegun. Ia merasa leher jenjang itu sangat mulus, indah dan cantik. Setiap tegukan yang Inez minum, Fery merasa tubuhnya bereaksi tak normal.Ini adalah reaksi kesekian kalinya tiap ia menatap Inez. Dari dulu dan sampai sekarang, tidak pernah berubah.

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   95. Provokasi

    "Halo, Tante," sapa Rian ramah. "Halo juga, Nak Rian. Makasih sudah antar Inez pulang. Tante benar-benar khawatir, nggak biasanya Inez keluar pagi-pagi sekali." "Sama-sama. Apa tante nggak tau? Dalam minggu ini Inez mendapatkan shift pagi untuk menggantikan temannya yang lagi cuti kerja. Mungkin juga nanti bisa sampai lembur." "Benarkah? Inez belum mengatakannya pada Tante," kata Devita sambil menatap Inez yang saat ini tampak memalingkan mukanya ke arah lain, menghindari tatapan beliau. Dalam hal ini Rian sengaja berbohong untuk mengantisipasi Inez jika ingin keluar pagi lagi. Itu supaya kekasihnya mempunyai alasan kuat agar terhindar dari kecurigaan sang mama tentang rentetan pertanyaan yang tidak ingin didengar gadis itu. Tentu saja juga untuk mengurangi interaksi antara Inez dan ayah tiri brengseknya. "Melihat kini tante disibukkan oleh seseorang yang telah kembali ke rumah, mungkin Inez belum ada kesempatan untuk menyampaikannya sama tante." "Jadi begitu," balas Devita gugup

DMCA.com Protection Status