Beranda / Fiksi Remaja / Cewek Agresif VS Cowok Polos / 32. Peristiwa Dalam Perjalanan

Share

32. Peristiwa Dalam Perjalanan

Penulis: malapalas
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-04 10:27:29

"Pak Komar, meluncur....!" seru Dara dengan semangat membara.

"B-baik, Non." jawab Pak Komar tergagap mendengar suara Dara yang kelewat berapi-api.

Dari kaca spion tengah, beliau bisa melihat bagaimana centilnya anak majikannya terhadap pemuda itu. Memeluk erat lengan yang ada di sebelahnya, meski si pemuda sangat tegang dan tidak nyaman. Hanya saja ada yang aneh, padahal saat berangkat tadi di mobil dia terus menghindari Dara dan selalu berniat melarikan diri, sementara sekarang cowok tersebut seakan membiarkannya walaupun terlihat pasrah dan tak bisa berkutik.

Pak Komar jadi berpikir, apa jangan-jangan rencana dari anak majikannya kali ini berhasil?

"Non Dara kayaknya lagi seneng banget. Ada apa nih, Non?" pancing Pak Komar sembari menyetir.

"Kok, Pak Komar tau?" Dara sok kaget, kemudian menempelkan kepalanya pada pundak Ari. "Iya, nih, Pak, gue sekarang sama Kak Ari pacaran, kyaaaa...!"

Dara kembali belingsatan hingga membuat Ari terkejut

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   33. Demi Menyambung Hidup

    Awalnya ia ingin setegar batu karang yang akan selalu kuat kala diterjang ombak dan badai besar. Ia akan menjadi pemberani di tengah keramaian yang membuatnya terasing. Tidak menghiraukan segala hinaan yang datang padanya silih berganti. Pun tak mau terperosok dalam lubang yang ia ciptakan sendiri.Ia emang selalu mandiri sejak kecil. Tetapi ia tak tahu kemandirian yang ia dapatkan dari sang papa merupakan pertanda sebagai bekal masa depannya kelak yang jauh dari perkiraan.Ia masih ingat tatkala papanya dulu mengatakan, "Mandiri itu harus dimulai dari kecil, Nez, agar nanti saat dewasa kita tidak merepotkan banyak orang, juga tidak bergantung pada orang lain."Dan ketika ia menjawab, "Kan ada papa yang bantuin Inez.""Iya, kalau papa masih ada, Inez bisa ngandalin papa. Kalau papa udah nggak ada, gimana? Kan Inez harus melakukan apa-apa sendiri."Saat itu si Inez kecil menggeleng panik. "Enggak, Inez nggak mau papa pergi. Inez mau selalu bersama p

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   34. Mendapat Pekerjaan

    Perempuan cantik itu terus aja berjalan tak tentu arah. Mengabaikan berbagai macam kendaraan yang melewatinya. Memeluk tubuhnya dalam diam.Di sepanjang perjalanan ia menangis tanpa suara, melangkah tiada henti. Tanpa sang papa, ia merasa hidup sangatlah keras. Kehilangan papanya sama seperti kehilangan nakhoda. Ia seakan tak tahu arah dan hanya bisa mencoba bertahan waktu demi waktu.Ketika papanya meninggal—sebelum pindah ke luar kota—mamanya nekat menjual semua aset yang dimiliki keluarganya atas rayuan ayah tirinya. Semua raib tanpa bekas termasuk rumah mereka dan segala kekayaan itu ludes akibat lelaki bejat yang sukanya mabuk dan berjudi.Ia benci mamanya, tapi rasa benci itu terkalahkan tiap ia teringat janjinya pada sang papa. Ia nggak bisa meninggalkan mamanya begitu aja ketika ucapan papanya terus-menerus terngiang di kepalanya."Nez, kamu mau janji sama papa?"Tanpa bertanya dulu, Inez waktu itu mengangguk mantap."Pap

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   35. Kabar Gembira

    "Ya, ampun, Kak, muka udah kayak nasi bungkus aja dibawa pulang," celetuk Dito begitu melihat kakaknya pulang bersama Dara—si medusa.Sialaaaan! Anak kecil brengsek! Seketika Dara mengumpat dalam hati."Hush, nggak boleh ngomong gitu," tegur Ari.Walaupun mukanya Dara menunjukkan biasa-biasa aja dan senyumnya dari tadi terus tersungging di bibirnya yang katanya semanis madu, tapi nggak ada yang tahu dalam hatinya rasanya udah kaya ada bunyi petasan yang meledak-ledak.Bocah kurang ajar. Apa pun yang keluar dari mulutnya benar-benar layaknya racun. Anak itu selalu aja menghinanya kapan pun dan di mana pun mereka bertemu."Nemu dari mana, tuh? Dari tempat sampah ya, Kak?"Nah, kan, mulai lagi! Emang mulut terlaknat nih anak. Udah kayak mulutnya alvin nih adiknya.Angin kebencian dari dua lubang di hidung Dara udah mendesak ke luar, sedangkan suara-suara di kepalanya pengin menyerbu dan melabrak tuh bocah. Tapi sebagai calon kakak

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-16
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   36. Informasi yang Diharapkan

    Usai mengantar adiknya ke sekolah, lalu pergi ke kantor yang hanya setengah jam stay di sana untuk menandatangani berkas dan laporan anak buahnya, Rian buru-buru turun ke beberapa tempat proyek pembangunan untuk memantau keadaan.Bukan berarti ia tidak percaya kepada anak buahnya, hanya saja dengan adanya proyek sepenting ini ia tidak mau cuma mengandalkan laporan semata, tetapi ia akan lebih yakin jika secara langsung turun dan melihat perkembangan pekerjaan mereka dengan kepala sendiri.Ia sengaja mengecek proses pembangunan yang lagi berjalan di atas 50%. Dari sekian banyaknya proyek, ia jelas harus mengambil dua tim yang nilai perkembangannya di atas semuanya.Beruntung salah satunya ada yang jalannya searah dengan rumah cewek yang kini menjadi tujuan utamanya. Dan setelah beberapa tempat ia cek, akhirnya Rian sampailah di tempat yang ia tuju karena rencana dari tempat ini ia akan mampir ke rumah Inez. Cewek yang selama tujuh tahun masih mendekam di relung h

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   37. Adegan Panas

    Malam hari begini—meski badannya capek nggak ketulungan, bahkan baru dua jam yang lalu ia pulang kerja—Rian tetap keluar memenuhi janjinya pada Beni. Ia bela-belain datang demi Inez.Tatkala memasuki club malam, selain hentakan musik DJ yang begitu keras menyambutnya, Beni pun entah datang dari mana tiba-tiba udah muncul di depannya layaknya pocong dan langsung membawanya ke sebuah meja yang udah ia booking beberapa jam yang lalu. Seperti biasa ia selalu memesan VIP room bila bersama teman-temannya.Rian dan Beni gabung di sofa dengan Yoyok yang tengah asyik bersama cewek seksi di sebelahnya. Tampak Yoyok mencium hingga meraba-raba cewek yang bertelanjang dada tersebut.Beni terkekeh geli, sementara Rian hanya menggelengkan kepalanya."Lo ngapain ajak anak satu ini?" gerutu Rian."Gue nggak ngajak, dia sendiri yang minta ikutan." Beni mengedikkan bahunya sembari menuangkan sebotol minuman beralkohol di gelas Rian dan untuknya.Ri

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   38. Info Tentang Inez

    "Oke, kita kembali ke Inez, ya, Yan," ujar Beni berusaha membujuk.Rian yang baru aja berdiri akhirnya kembali duduk. "Langsung ke intinya," ucapnya tegas.Tatapan cowok itu berganti dari Yoyok yang merapikan baju serta celananya, lalu berpindah ke arah Beni yang tengah cengar-cengir sembari menyisir rambut dengan tangannya."Lo mau info tentang Inez kan, Yan?" tanya Yoyok dengan muka polosnya."Masih nanya?!" jawab Rian ketus. Kali ini ia rasanya ingin membenturkan dua cowok yang mengaku sahabatnya itu.Emang nggak tahu apa, ini tubuh udah mau tepar ke kasur."Lo bodoh banget sih, Yok. Malu-maluin," celetuk Beni sambil melempar kunci mobilnya ke arah jidat Yoyok."Asem! Sakit, woy!!" teriak Yoyok sambil mengelus-elus dahinya. Ia menunduk untuk mengambil kunci tersebut yang jatuh ke lantai, kemudian ia letakkan di atas meja. "Bukan gitu, Ben. Gue cuma mencoba buat kembali ke jalur awal biar nanti pembicaraan nggak melenceng ke mana-ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   39. Janjian

    Dara senyam-senyum di tempat duduknya. Beberapa menit kemudian ia bahkan cekikikan sendiri. Ia merasa puas. Puas karena kakak kelas nyebelin—si Alvin—sekarang nggak bisa berkutik di depannya.Semua bermula saat kemarin ia memberikan kejutan datang ke kelas Ari dan menggandeng tangan cowok itu dengan sengaja di depan Alvin. Jelas aja si kunyuk satu itu matanya seolah mau melompat ke luar.Jika memikirkan kejadian itu lagi, Dara rasanya pengin ketawa ngakak. Ia masih ingat bagaimana reaksi tuh cowok."Ar, lo nggak salah? Lo nggak katarak kan?"Sialan! Maksudnya apaan tuh bilang sang pacar katarak? Apa dirinya dikira jelek, gitu? Enak, aja!Meskipun saat itu ia ingin melabrak mulut busuk tuh cowok, untung aja Dara masih dalam mode kalem dan masih mempertahankan senyuman manis ala gula asli, tanpa pemanis buatan. Pun juga tidak peduli dengan reaksi kaget para kakak kelas yang ada di ruang kelas tersebut."Jangan bilang cewek yang tia

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-15
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   40. Celaka

    Ari keluar dari mobil dengan tampang lemas. Mendengar pertengkaran dua orang yang tidak ada yang mau mengalah, membuat telinganya seakan budek sejenak. Ia menghela napas lega ketika bertemu Kevan di lobi rumah sakit. "Sorry, Kev. Nunggu lama, ya?" "Nggak juga, Ar. Ayo, kita masuk." Mereka bertiga sama-sama mengangguk dan berjalan dalam diam. Alvin dan Dara tahu diri sedang ada di rumah sakit, jadi mereka puasa bertengkar untuk sementara. Lebih-lebih lagi Dara saat ini sangat cemas. Ingin sekali ia berlari dan segera bertemu sahabatnya. Ya. Sahabatnya kini ada di rumah sakit. Sebenarnya sejak dari kemarin, hanya saja baru hari ini Frel boleh dijenguk. Semua gara-gara Farah. Kakak kelas jahat yang begitu arogan dan buas. Sahabatnya kemarin di-bully tanpa sepengetahuannya di belakang gudang sekolah. Alasannya hanya karena Frel secara terang-terangan merayu Kevan di lapangan sekolah dan berhasil mengajak dinner sang Ketua OSIS ters

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18

Bab terbaru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   103. Kenyataan yang Telah Lama Disembunyikan

    Brak!Pintu itu dibuka agak kasar oleh seseorang hingga membuat Inez kaget dan terbangun dari tidurnya. Dan benar saja orang itu penculiknya, cowok brengsek yang juga adalah ayah tirinya Inez.Ari terdiam sejenak. Ia tidak boleh terlalu lama di satu titik jika tidak mau ketahuan, apalagi ada anak sekecil Tio dan Bella. Tempat persembunyian mereka terlalu berisiko dan ia tak mau terjadi sesuatu terhadap mereka semua.Setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan mengajak mereka menjauh dari gudang. Ia meminta Dara menghubungi Rian, juga polisi untuk menyergap si pelaku secepat mungkin.Sementara itu, Inez yang terbangun dari tidurnya menyipitkan mata tatkala sinar matahari pagi masuk melalui pintu yang dibuka dan tepat mengenai netranya."Selamat pagi, Sayang."Mendengar suara menjijikkan yang ia kenal tersebut, seketika Inez tersadar, lalu menoleh ke arah sumber suara. Netranya membelalak panik. Saat Inez hendak bergerak ia merasa tangan dan kakinya tak bisa berfungsi. Sehingga ia haru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   102. Penculikan

    Hari ini demi sang kakak, Dara terpaksa bolos sekolah. Mau bagaimana lagi, semalam kakaknya pulang larut malam dalam kondisi yang mengenaskan. Baju kantor yang kusut, bau dan kotor. Belum lagi rambut yang acak-acakan dan dengan wajahnya yang begitu menyedihkan.Saat ia menyerbu kamarnya dan memaksa Rian untuk bicara, ternyata hal yang mengejutkan terjadi. Calon kakak iparnya diculik.Oh, tidak! Itu memang hanya pemikiran Dara, akan tetapi begitu sang kakak menceritakan awal mula Inez menghilang, tentu saja semua berpusat pada kemungkinan tersebut. Dan Dara sangat yakin calon kakak iparnya yang cantik itu pasti diculik oleh pria brengsek yang telah memerkosanya dulu.Membayangkan kenangan buruk dari calon kakak iparnya itu lagi, Dara merasakan kesedihan yang mendalam. Menurutnya memori tersebut sangat kejam dan memilukan.Maka dari itu, pagi-pagi meski ia pamitnya pergi sekolah—saat ia tiba di depan gerbang dan setelah menyuruh sopir pribadinya pulang—nyatanya ia tidak masuk melainkan m

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   101. Rahasia Terungkap

    Rian segera memarkirkan mobilnya di depan minimarket begitu melihat mobil yang ditumpangi Desi dan Dina telah berjalan menjauh. Cowok itu sontak berlari mengejar Devita yang berjalan tak seberapa jauh darinya.Rian sengaja menunggu sampai Devita berbelok, di sebuah gang yang cukup sepi ia memanggil Devita yang kini menoleh ke arahnya."Tante, selamat malam," sapa Rian dengan sopan saat sudah tepat di depan Devita, dan memang saat ini waktu menunjukkan pukul 6.00 malam."Nak Rian? Malam juga. Ada apa kok malam-malam ke sini?" jawab Devita, dahinya berkerut bingung."Begini, Tante. Saya cuma mau tanya, apa ... Inez sudah pulang ke rumah?"Ada sekilas kilatan kaget terlintas di mata itu. "Bukannya Inez bersama Nak Rian?" tanya balik Devita. Tiba-tiba pandangannya meredup dan berubah sedih. "Semenjak Inez memutuskan pergi dari rumah, sampai sekarang dia nggak pernah pulang, Nak," lanjutnya, lalu berubah panik. "Katakan sama tante, apa terjadi sesuatu dengan Inez?"Sejenak Rian terlihat rag

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   100. Inez Menghilang

    Sore hari sekitar pukul 16.45 Rian tiba di depan rumah kontrakan yang bergaya minimalis, tentu saja menemui pujaan hatinya. Ia buru-buru memarkir mobil dan turun sambil membawa dua buket bunga yaitu mawar merah dan bunga tulip putih. Inilah alasan mengapa ia telat datang. Sepulang kerja bukannya langsung menemui sang pacar sesuai janjinya, ia malah mendatangi toko bunga terlebih dahulu.Cowok itu tak tahu pacarnya menyukai bunga apa, karena ia takut salah sehingga ia memilih dua macam bunga sekaligus agar nanti sang kekasih bisa memilih sendiri di antara kedua bunga tersebut. Setahu Rian dari pengalaman dia sebagai playboy selama ini—dari banyaknya cewek yang ia kencani—mereka lebih dominan menyukai bunga mawar dan tulip putih. Tapi jika nanti Inez tidak menyukai keduanya, ia akan dengan senang hati mengantar cewek yang dicintainya itu langsung ke toko bunga untuk memilih bunga kesukaannya secara langsung. Jangan lupa ia juga membelikan cokelat berbentuk hati untuk Inez dan berharap g

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   99. Teror Beruntun

    Menilik raut wajah dan gelagat aneh dari kekasihnya, membuat Rian tak kuasa menahan rasa penasarannya."Siapa, Sayang?" tanya Rian.Inez tersentak."Oh, nggak siapa-siapa kok." Gugup menghinggapi. Ia menggenggam ponselnya kuat-kuat. "Cuma iklan nggak penting," lanjutnya sembari berusaha tersenyum senatural mungkin.Inez tak mau memberitahukan kepada Rian, bukan bermaksud apa-apa, ia hanya tak ingin membuatnya khawatir. Ia sudah terlalu banyak membebani dan merepotkan Rian.Meski Inez berusaha keras menampilkan wajah senormal apa pun, tetap saja senyum kaku dan gestur tubuhnya tak bisa membohongi Rian. Lelaki itu hanya tersenyum tipis, mencoba mengerti dan tak mau memaksa kekasihnya untuk jujur padanya. Ia yakin Inez mempunyai alasan sendiri, ketika saatnya tiba ia percaya bahwa kekasihnya akan mengutarakan semuanya."Ya udah gue cabut dulu," ujar Rian, berdiri seraya merapikan kemejanya."Kok cepat banget?" Inez berkata cepat seraya ikut berdiri, menatap kecewa ke arah cowok yang dici

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   98. Pamer Kemesraan

    Andin terperangah mendengar Ari bertanya kepadanya bahwa siapa cewek yang pantas untuk menjadi pacarnya? Dan apakah itu dirinya?Andin terdiam sambil berpikir. Apakah ia harus mengiyakan?Tentu saja siapa cewek yang nggak ingin punya pacar sebaik Ari. Selain baik, cowok itu sangat setia.Sejak ia bertemu Ari di tempat karaoke yang dipesan Alvin dan menyuruhnya serta teman-temannya untuk menjebak Ari waktu itu, ia sudah sangat terkesan dengan kesetiaannya yang notabene tidak tergoda sama sekali atas rayuan mereka. Bahkan bisa dikatakan rencana mereka gagal total.Tapi bagi Andin, jarang ada cowok yang begitu setia akan pasangannya dan tidak tergoda satu pun oleh banyaknya cewek cantik yang mengelilinginya. Apalagi menurutnya, Ari terlihat tampan, kalem dan begitu menghargai cewek.Andin membasahi bibirnya gugup. "Ar, bukan gitu maksud gue—""Lalu apa?"Tatapan Ari masih begitu dingin. Ia sebenarnya tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadapnya, bahwa perubahan sikap Dara ada sangkut p

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   97. Membongkar Kedoknya

    Sejak Dara berani berkata jujur di depan Rian, Inez, dan Ari waktu itu, kini hubungan keduanya makin adem ayem dan sejahtera. Dara tak lagi menuntut Ari untuk menciumnya ataupun melakukan sesuatu yang nyeleneh, di mana Dara selalu ingin menerkam Ari dengan khayalan tingkat tingginya.Ari juga merasa aman tatkala melihat perubahan Dara sekarang. Sejujurnya inilah yang diinginkan Ari dalam sebuah hubungan. Seperti air mengalir, tak harus terburu-buru seolah dikejar sesuatu. Bahkan Ari sangat bersyukur karena kini ia tak pernah mengalami mimpi buruk lagi.Dara yang sekarang adalah cewek yang lumayan terkendali. Ia tak pernah lagi meminta hal-hal yang tak disukai Ari, tidak memaksa melakukan suatu hal yang berlebihan dalam berpacaran. Walaupun dalam mengungkapkan sesuatu masih dengan gaya lebay, tetapi itu tak membuat Ari muak atau menjauhinya. Bisa dibilang ia udah mulai terbiasa dengan tingkah absurd Dara. Selama itu masih dalam batas wajar, Ari rasa semua bisa diterima.Siang ini tampa

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   96. Tidak Tahan Lagi

    "Kamu nggak akan meninggalkanku kan, Sayang? Kamu nggak akan mengkhianatiku, kan?""Kenapa? Apa kamu takut aku akan mengkhianatimu seperti kamu mengkhianati suamimu yang dulu?"Devita terperangah. Hatinya mendadak getir. Ia meneguk ludahnya kasar, lalu mengangguk pelan.Fery mendengkus. Ia mengangkat tangannya, menjepit dagu Devita sambil tersenyum sinis. "Tenang saja. Aku nggak akan meninggalkanmu selama kamu menuruti semua yang aku mau."Setelahnya, ia beranjak keluar dari kamar, meninggalkan Devita yang menatapnya sedih.Melewati dapur, Fery melihat Inez sedang meraih teko di meja makan. Gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminumnya. Gerakan gadis itu sangat tenang dan terlihat tak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba Fery tertegun. Ia merasa leher jenjang itu sangat mulus, indah dan cantik. Setiap tegukan yang Inez minum, Fery merasa tubuhnya bereaksi tak normal.Ini adalah reaksi kesekian kalinya tiap ia menatap Inez. Dari dulu dan sampai sekarang, tidak pernah berubah.

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   95. Provokasi

    "Halo, Tante," sapa Rian ramah. "Halo juga, Nak Rian. Makasih sudah antar Inez pulang. Tante benar-benar khawatir, nggak biasanya Inez keluar pagi-pagi sekali." "Sama-sama. Apa tante nggak tau? Dalam minggu ini Inez mendapatkan shift pagi untuk menggantikan temannya yang lagi cuti kerja. Mungkin juga nanti bisa sampai lembur." "Benarkah? Inez belum mengatakannya pada Tante," kata Devita sambil menatap Inez yang saat ini tampak memalingkan mukanya ke arah lain, menghindari tatapan beliau. Dalam hal ini Rian sengaja berbohong untuk mengantisipasi Inez jika ingin keluar pagi lagi. Itu supaya kekasihnya mempunyai alasan kuat agar terhindar dari kecurigaan sang mama tentang rentetan pertanyaan yang tidak ingin didengar gadis itu. Tentu saja juga untuk mengurangi interaksi antara Inez dan ayah tiri brengseknya. "Melihat kini tante disibukkan oleh seseorang yang telah kembali ke rumah, mungkin Inez belum ada kesempatan untuk menyampaikannya sama tante." "Jadi begitu," balas Devita gugup

DMCA.com Protection Status