Share

BAB 22 : Kekhawatiran Satya

"Maaf ... maaf." Hanya itu yang bisa Satya katakan tanpa berbalik sedikitpun untuk melirik orang yang baru saja ia tabrak. Bisik-bisik sekumpulan manusia yang mengenalinya tidak menjadi penghalang, bahkan beberapa orang yang ingin meminta foto terpaksa dengan tegas Satya tolak. 

Hingga Satya tiba di depan ruang rawat. Bunda keluar dari balik pintu dengan wajah cemas yang kentara. 

"Medina gimana, Bun?" tanya Satya cepat. 

"Baik-baik aja. Kamu nggak usah terlalu khawatir." Bunda mengatakan hal tersebut dengan senyum menenangkan, tetapi wajahnya tetap tidak menghilangkan raut khawatir. 

"Dia baik-baik aja, kok, Satya. Cuman kepalanya dijahit dikit." Amira yang berada di belakang punggung Bunda menyahut. 

"Kamu masuk, gih. Bunda mau temani Amira pulang dulu." Kalimat tersebut diakhiri dengan Bunda menepuk pundak Satya dua kali. "Assalamualaikum."

&nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status