Share

122. Satu Tahun Setelahnya

"Lo nggak harus ngerawat tu anak selamanya, Ann," ucap Danisha dengan pandangan haru ke arah kakak iparnya.

Ann tersenyum getir, ia embuskan asap rokok yang tengah diisapnya ke udara, "Lo takut gue jadi sayang sama anak itu?" tanyanya.

"Sebenernya iya. Perlu lo tau, kita ngebesarin dia bukan kayak orang tua pada umumnya. Kelak, dia disiapin buat balas dendam. Kalau lo terlanjur sayang sama tu anak, apa lo bakalan tega ngelepas dia?" tanya Danisha serius.

"Gue juga nggak tau. Kenyataan gue nggak bisa punya anak lagi ngebikin gue nggak ngerasa kesepian dengan adanya dia," tandas Ann. "Christ cukup manis kan?"

"Gue udah ngebatin, untuk ukuran anak Eriska, wajahnya sama sekali nggak mirip sama emaknya," sahut Danisha. "Gue takut lo lemah sama tu anak, Ann. Ini bakalan nggak bagus kan?"

"Seiring waktu, siapa yang nggak lemah sama sikapnya? Christ senyum aja gue udah hampir meleleh, Sha. Satu tahun belakangan ini, gue yang nyiapin semua kebutuhannya, seiring waktu, gue mengakui perasaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status