Minho hanya ingin tau bagaimana rasanya jatuh cinta, ia ingin tau rasanya berpacaran. Namun ia salah dalam memilih keputusan hingga membuat reputasinya buruk, hanya.. sedikit. Karena, lebih banyak orang yang buta karena telah jatuh cinta padanya.
Lihat lebih banyak"Minho, Minho, Minho! Sini cepetan!" seru Jihan antusias."Kenapa?" Jihan menarik baju seragam Minho hingga membuat seragamnya sedikit berantakan, "Aku gak PD banget ini, tolong dong," rengek Jihan."Y-ya tolong gimana?""Aku lepas kacamatanya, boleh?" Minho menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Kenapa harus izin ke aku? 'kan kamu yang ada inisiatif sendiri mau pake kacamata itu." "Orang yang ngasih aku kacamata ini tuh nyuruh aku pake disini sekarang, tapi aku gak percaya diri," ucap Jihan. "Kenapa kamu nurut gitu aja? Emang tau siapa orangnya?" Jihan menggeleng sembari terkekeh polos. "Udah gitu aja, cantik kok. Kamu juga beda banget hari ini." Jihan meraba wajahnya lalu menatap M
"Shh, pelan dong sayang.." Bukannya memelankan, jihan semakin menekankan kapas yang ditetesi alkohol yang ia gunakan untuk mengobati luka Minho yang kini resmi menjadi kekasihnya. "Aw, aw! Sakit!" ringis Minho. "Ini gak sebanding sama apa yang udah lu lakuin!" sentak Jihan. "J-jangan segitunya juga, iya deh maaf.." ucap Minho yang sesekali meringis. "Bukan minta maaf, tapi tobat!" "Iya iya, aw! Pelan, please!" Dari kejauhan, Jisung dengan teman-temannya mengintip Minho dari jendela UKS. Lalu mereka saling bertatapan. "Si Minho ngapa ya?" "Bucin." ... "Lah, apa salahnya?" "Gak baik kalo makan mie terus, gue tau ya!" sen
"Jangan sekolah atau lo, gue kurung sebulan?" ancam Jisung. Namun tak sesuai ekspektasi Jisung, Jihan dengan mudahnya mengangguk mengikuti perintah kembarannya. Jisung mengernyit heran, "Bukannya kemarin lo gak mau ngikutin omongan gue?" tanya Jisung. "Emang. Tapi gue mau liat gimana reaksi dia kalo kali ini gue gak ngirim surat di lokernya," jawab Jihan lalu kembali meringkuk di balik selimut. Namun Jihan kembali duduk dan menatap Jisung lalu berkata, "Oh iya, jangan lupa kabarin gue tentang respon temen lo itu, oke?" "Hm... O-oke, gue berangkat dulu." "Sip, hati-hati dijalan." ... "Oi, Sung!" Jisung menoleh dan melihat Minho yang sama seperti dirinya, baru sampai di sekolah. "Oh,
"Gue punya ide! Sung, bantu gue ya?" Jisung menatap Jihan dengan malas, "Apa sih? Udah puas jadi orang gilanya?" tanya Jisung karena sedari tadi Jihan berbicara sendiri selama perjalanan menuju sekolah. "Serius, please! Gue butuh bantuan lo nanti," pinta Jihan saat kembarannya telah memarkirkan motornya dan bersiap turun. Jihan turun terlebih dahulu lalu memegang lengan Kakaknya sembari mengerucutkan bibirnya, "Please, Hannie-ku sayang!" Jisung yang acuh hanya menjawab, "Lo juga Hannie ya, bego." "Tapi panggilan gue Jihan, gak kayak lo yang dipanggil Hannie. Ayolah, mau ya?" "Ck, emang apa sih? Jangan sampe lo bikin pertemanan gue sama dia hancur." Jihan mengangguk lalu mengeluarkan sticky note di sakunya lalu ia tunjukkan pada Jisung. "Itu buat apaan?"
"Kak Minho! Anterin aku belanja, yuk!" seru seorang gadis yang berstatus sebagai kekasih Lee Minho. "Mau beli apalagi sih, hm? Kemarin udah belanja," sahut Minho. "Skincare 'ku abis, jadi harus beli, ayo!" Minho yang pasrah pun akhirnya mengantar kekasihnya menuju tempat tujuannya dan membeli semua keperluannya. "Ada lagi yang mau dibeli?" "Gak ada deh kayaknya." Minho mengangguk lalu kembali menggandeng tangan gadisnya dan berjalan menuju restoran terdekat, "Kita makan dulu yuk, aku traktir." "Makasih, sayang!" Dan tanpa diketahui siapapun, Minho tersenyum miring melihat gadisnya yang sangat antusias. ... "Enak banget ya sampe gak dikasih jeda dulu makannya," celetuk Minho yang gem
"Kak Minho! Anterin aku belanja, yuk!" seru seorang gadis yang berstatus sebagai kekasih Lee Minho. "Mau beli apalagi sih, hm? Kemarin udah belanja," sahut Minho. "Skincare 'ku abis, jadi harus beli, ayo!" Minho yang pasrah pun akhirnya mengantar kekasihnya menuju tempat tujuannya dan membeli semua keperluannya. "Ada lagi yang mau dibeli?" "Gak ada deh kayaknya." Minho mengangguk lalu kembali menggandeng tangan gadisnya dan berjalan menuju restoran terdekat, "Kita makan dulu yuk, aku traktir." "Makasih, sayang!" Dan tanpa diketahui siapapun, Minho tersenyum miring melihat gadisnya yang sangat antusias. ... "Enak banget ya sampe gak dikasih jeda dulu makannya," celetuk Minho yang gem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen