Setelah makan, Rania pun pamit pada ibunya untuk pergi ke rumah ibu RT melamar kerja sekalian mengantarkan adiknya ke sekolah walau Tania sudah kelas dua SD tapi Rania setiap hari selalu mengantar adiknya ke sekolah.
"Ibu, Rania dan adik pamit ya mau ke luar rumah. Doakan Rania diterima kerja di rumah ibu RT serta doakan juga adik biar hari ini sekolahnya lancar," ucap Rania yang mencium tangan ibunya diikutin dengan adiknya.
"Iya nak, ibu selalu berdoa buat kamu berdua anak ibu," jawab ibu sambil mengelus rambut anak-anaknya.
"Assalamualaikum," salam Rania dan Tania bersamaan.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati di jalan ya nak," jawab ibunya.
"Iya ibu," ucap Rania.
Rania dan Tania pun keluar dari rumah dimana terlebih dahulu Rania mengantar adiknya ke sekolah lalu ke rumah ibu RT.
Sepanjang jalan ke rumah ibu RT dimana Rania terus berdoa pada Allah agar dia diterima kerja di rumah ibu RT jadi buruh cuci agar ibunya senang.
Sebelum sampai di rumah ibu RT lagi-lagi Putra hampir menabrak dia lagi padahal Rania sudah berjalan di pinggir.
"Ting ting ting," bunyi klakson mobil.
Rania yang kaget hampir ditabrak hanya beristigfar karena dia tidak mau mencari ribut di pagi ini.
"Astagfirullah," ucap Rania dalan hati.
"Maaf kamu tidak apa-apa?" Tanya Putra dengan gugup sambil melihat mobilnya dan tidak melihat ke arah Rania.
"Iya saya tidak apa-apa mas," jawab Rania dengan tenang.
Saat Putra melihat Rania, dia kaget karena dia bertemu lagi setelah semalam kejadian dia juga hampir menabraknya.
"Kamu lagi," ucap Putra dengan heran.
"Iya mas, maafin saya kalau saya ada salah," jawab Rania dengan gugup dan ketakutan.
"Kamu kenapa sih selalu menghalangi jalanku?" Tanya Putra yang sudah mulai emosi dengan Rania.
"Saya tidak pernah menghalangi jalannya mas," jawab Rania yang masih gugup dan ketakutan sambil menunduk.
"Ah, awas saja kalau besok kamu halangi jalan saya lagi. Kamu akan saya masukin penjara," ancam Putra dengan emosi.
Mendengar ancaman Putra, Rania menjadi takut dan menangis dan bermohon pada Putra untuk tidak memasukkannya ke dalam penjara.
"Saya mohon mas, jangan masukin saya penjara. Kasihan ibu dan adik saya kalau saya di penjara nanti mereka makan apa," ucap Rania yang terus bermohon pada Putra di hadapannya.
"Makanya jalan itu yang benar jangan asal jalan saja," jawab Putra yang masih emosi.
"Iya mas, Rania janji akan jalan yang benar dan tidak mau mencari ribut sama masnya," ucap Rania yang masih gugup.
Putra pun masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Rania sendirian di jalan. Rania pun terus memangis sepanjang jalan ke rumah ibu RT. Dia meratapi nasibnya yang miskin yang selalu direndahin sama orang padahal di mata Allah manusia itu sama.
Rania pun melanjutkan perjalanannya ke rumah ibu RT. Tak lama kemudian, tibalah Rania di rumah ibu RT. Dia pun mengetuk pintu rumahnya dan mengucapkan salam.
"Tok tok tok" bunyi ketukan pintu.
"Assalamualaikum," salam Rania.
Tak beberapa lama pintu rumah ibu RT pun di buka dan yang membukakan yaitu ibu RT sendiri.
"Wa'alaikumsalam," jawab ibu RT.
"Maaf saya mengganggu ibu RT pagi-pagi," ucap Rania dengan menundukkan kepalanya.
"Iya tidak apa-apa Rania. Mari silahkan masuk dan duduk!" Perintah ibu RT
Rania pun masuk ke dalam rumah ibu RT dan duduk di sofa empuknya.
"Memangnya ada perlu apa ke rumah saya?" Tanya ibu RT dengan menatap Rania sambil senyum.
"Maaf ibu RT, saya mau melamar kerja jadi buruh cuci di sini," jawab Rania dengan gugup sambil menundukkan kepalanya karena malu.
"Oh mau melamar kerja di rumah saya ya. Tapi kok sampai malu-malu segala kamu nak Rania," ucap ibu RT sambil senyum ke Rania.
"Iya ibu RT," jawab Rania yang masih gugup.
"Kasih saya waktu dua hari ya untuk menjawab pertanyaan kamu tadi karena saya harus menanyakan hal ini pada suami saya dulu," ucap ibu RT dengan serius.
"Baik ibu RT. Kalau begitu saya pamit pulang ke rumah," jawab Rania yang senyum ke ibu RT.
"Eh tunggu dulu nak Rania, saya mau kasihkan kamu sesuatu buat ibu dan adikmu," ucap ibu RT yang langsung masuk ke dalam untuk mengambil sembako yang akan dia berikan pada Rania.
Rania pun menunggu ibu RT yang masuk ke dalam sambil dia melihat isi rumah ibu RT yang sangat bagus dan barang-barangnya juga bagus. Beda dengan rumah dia yang hanya ada tikar sebagai alas duduk sekalian sebagai alas tidur kalau malam bersama adik dan ibunya. Saat Rania memperhatikan rumah ibu RT, tiba-tiba ibu RT datang dan mengagetkan Rania.
"Maaf sudah lama menunggu ya nak Rania," ucap ibu RT.
"Tidak apa-apa ibu RT," jawab Rania.
"Ini ada sedikit sembako buat ibumu dari kelurahan, kemarin saya mau bawakan tapi sering lupa jadi mumpung kamu ke sini sekalian saya kasihkan ke kamu," ucap ibu RT yang memberikan sembako pada Rania.
"Terimakasih ibu RT, kebetulan di rumah saya juga berasnya sudah habis," jawab Rania dengan menerima pemberian dari ibu RT.
"Sama-sama nak," ucap ibu RT dengan senyum pada Rania.
"Saya pamit pulang ya ibu RT, sekali lagi terimakasih sembakonya," jawab Rania yang senyum pada ibu RT.
"Iya nak," ucap ibu RT.
"Assalamualaikum," salam Rania.
"Wa'alaikumsalam," jawab ibu RT.
Rania pun pulang ke rumahnya dalam perjalanan pulang Rania selalu mengucapkan syukur pada Allah karena mendapat rezki berupa sembako karena beras di rumahnya sudah habis.
Rania mempercepat langkah jalannya agar cepat sampai di rumah dan memasak nasi buat makan siang ibu dan adiknya. Tak lama kemudian Rania pun sampai di rumahnya.
Dan Rania pun tiba di rumahnya dia langsung membuka pintu rumahnya lalu mengucapkan salam.
"Assalamualaikum ibu," salam Rania.
"Wa'alaikumsalam nak", jawab ibunya di atas tempat tidur.
"Ibu ini ada sembako dari ibu RT", ucap Rania dengan senang sambil senyum ke ibunya.
"Alhamdulillah nak", jawab ibunya yang juga enang dan senyum ke Rania.
"Tadi Rania dari rumah ibu RT untuk melamar kerja jadi saat Rania mau pulang ibu RT mengasihkan sembako ini," ucap Rania yang duduk di samping ibunya sambil memperlihatkan isi sembakonya.
"Ibu RT bilang apa nak sama kamu lamar kerja di rumahnya?" Tanya ibunya dengan serius.
Rania yang membuka sembako dari ibu RT kaget mendengar pertanyaan ibunya.
"Oh, itu tadi ibu RT bilangnya nunggu dia bilang sama suaminya dulu soal Rania diterima atau tidak ketja di sana," jawab Rania.
"Ya sudah kita berdoa saja nak, semoga pak RT dan ibu RT mau menerima kamu kerja di rumahnya," ucap ibunya.
"Aamiin," jawab Rania.
Rania pun membawa sembako itu ke dalam dapur dan menyimpannya di tempatnya secara rapi. Dan Rania pun langsung memasak nasi dari beras pemberian ibu RT dan memasak mie instan buat makan siang ibu dan adiknya serta dia.
Setelah masak Rania langsung menyajikannya di atas meja. Dan tak lama kemudian Tania sudah pulang sekolah lalu mengucapkan salam. "Assalamualaikum," salam Tania. Rania yang masih di dapur mendengar salam adiknya dari luar. Dia pun langsung ke depan menyambut adiknya yang sudah pulang sekolah. "Wa'alaikumsalam adik kesayangan kakak," jawab Rania dengan senyum ke adiknya. "Iya kak," ucap Rania yang menyalim tangan kakaknya. "Ya sudah kamu ganti baju dan cuci kaki dan tangan baru kita makan siang bersama ya!" Perintah Rania. "Ok kak," jawab Rania yang langsung mengganti bajunya. Mereka pun makan bersama dengan lahap. Dan setelah makan Rania pun membersihkan sisa makannya lalu mengantarnya dan beristirahat dekat ibunya. Saat Rania beristirahat, ibunya bertanya padanya. "Rania ibu mau nanya sesuatu sama kamu nak," ucap ibunya. "Ibu mau nanya apa sama Rania?" Tanya Rania. "Ibu cuman mau bilang, kalau b
Saat Rania lagi serius mengambil botol bekas di tempat sampah, tiba-tiba Putra membunyikan klakson mobilnya dengan keras yang membuat Rania kaget. "Ting ting" bunyi klakson mobil. "Hei minggir jangan mehalangi jalan orang," ucap Putri pacar dari Putra. Rania hanya melihat lalu berusaha untuk minggir ke pinggir jalan. "Maaf," jawab Rania. Putra pun memasukkan mobilnya ke dalam garasi rumahnya dan melihat pemulung itu karena dia seperti mengenalnya. Sedangkan Putri langsung masuk ke dalam rumah Putra. "Tunggu, kamu kayak saya kenal," ucap Putra heran. Rania pun melihat ke arah Putra, dan betapa kagetnya Rania mengetahui kalau yang panggil dia adalah cowok yang mau memasukkannya ke dalam penjara. Rania langsung pura-pura tidak mengenalnya dan tetap berjalan dengan cepat sedangkan Putra terus saja memanggilnya. "Hei tunggu, kamu mau kemana," panggil Putra. Rania tetap berjalan terus dan tidak menghiraukan pa
Keesokan harinya, setelah sarapan Rania pun pamit pada ibunya untuk berangkat kerja di rumah ibu RT. "Ibu, Rania berangkat kerja ya. Doakan Rania agar semangat kerja hari ini," ucapnya dengan senyum. "Iya nak, ibu akan selalu mendoakan kamu," jawab ibunya. "Assalamualaikum ibu," salam Rania sambil mencium tangan ibunya dengan takzim. "Wa'alaikumsalam nak, hati-hati di jalan," ucap ibunya. "Iya ibu," jawab Rania. Rania pun keluar dari rumahnya dengan hati yang senang dan semangat. Tiba-tiba adiknya memanggilnya. "Kak, tungguin," teriak adiknya. "Ada apa Tania?" Tanya Tania. "Kakak semangat kerja ya. Dan mulai hari ini kakak juga tidak usah antar adik ke sekolah," jawab adiknya dengan senyum di bibir mungilnya. "Iya adikku sayang," ucap Rania mencubit pipi adiknya. Rania pun melanjutkan jalannya ke rumah ibu RT. Dan tak lama kemudian Rania tiba di rumah ibu RT, dia langsung mengetuk pintu dan mengu
Cintaku sama seorang pria yang tampan dan kaya hanya sebatas materai saja bukan cinta yang tulus seperti sepasang ke kasih yang sudah menikah. Perkenalkan namaku Rania gadis muda yang cantik berumur sembilan belas tahun yang hidup dari keluarga biasa. Sedangkan suamiku bernama Putra berumur dua puluh enam tahun yang berasal dari keluarga kaya. Awal mula perkenalanku dengan suamiku gara-gara saat aku menangis di tengah jalan dan saat itu juga suamiku dengan pacarnya hampir menabrakku. Dimana pacar dari suamiku memarahiku karena saya tidak melihat jalan, tapi saya terus meminta maaf padanya atas kejadian ini. Sedangkan suamiku hanya memandangku terus bukan kasihan padaku tapi hanya memandangku dan diam. "Maafin saya mas dan mbak," ucapku gugup dan gemetar meminta maaf pada mereka. "Kamu ya punya mata itu dipakai untuk melihat," jawabnya wanita itu dengan keras. "Sekali lagi saya minta maaf mas dan mbaknya," ucap Rania yang bermohon pad