Beranda / Pernikahan / CEO Galak itu Suamiku / 1. Kesalahan Semalam

Share

CEO Galak itu Suamiku
CEO Galak itu Suamiku
Penulis: Skuka_V

1. Kesalahan Semalam

Dentuman musik mengalun begitu indah mengiringi tubuh seorang wanita yang sedang menari— menyatu dengan irama musik.

"Key, naik yuk!"

"Aku belum selesai, kamu duluan saja."

Keyla Nathania memejamkan matanya sembari melenggak-lenggokkan tubuhnya melepaskan semua beban pikiran yang mengganggu kinerja otaknya.

Bagaimana bisa berteman sejak lama tapi baru menyadari perasaannya begitu dalam pada sosok pria yang akan segera menikah dengan wanita lain.

Kesal, marah, sekaligus kecewa terus bergemuruh di hatinya. Meski saat ini Keyla sudah memiliki kekasih tapi hatinya hanya untuk satu orang pria yaitu Adrian Pratama Putra.

Setelah lelah menari Keyla pun berjalan ke meja bartender dengan langkah yang sempoyongan.

"Vodka satu," ucapnya lalu menurunkan bokongnya di atas kursi.

"Cheers ...."

Keyla menoleh ke sumber suara yang terdengar ramai mengalahkan suara Dj yang bersiap memainkan musik. Matanya memicing di tengah lampu temaram untuk melihat wajah orang-orang yang ada di sana.

"Bukannya itu Adrian," gumam Keyla. "Kenapa dia ada di sini, bukannya dia nggak bisa minum alkohol?"

"Permisi, ini minumannya," ucap Bartender menyajikan minuman yang Keyla pesan.

"Hm, terima kasih. Oh ya, meja yang berisik itu ada acara apa?"

Bartender itu menoleh ke arah telunjuk Keyla lalu berkata, "Pesta lepas lajang. Aku dengar penyewa akan segera menikah."

"Lepas lajang?" Bartender itu hanya mengangguk dan kembali berkerja.

Keyla penasaran dengan sosok pria yang dia kenal. Dia pun mencoba mendekat ke meja mereka untuk memastikan jika dia tidak salah lihat sambil membawa segelas Vodka ditangannya.

"Adrian, kamu ada di sini?"

Sosok pria itu pun terlihat panik lalu berdiri menatap Keyla. "Ke-kenapa kamu ada di sini?"

"Wah, benar itu kamu. Apa Tante Rani dan Om Toni tau kelakukan kamu saat ini?"

Adrian pun berjalan mendekati Keyla kemudian berbisik, "Aku akan melakukan apa saja asalkan kamu nggak ngasih tau Mamah dan Papah soal ini."

Sudut bibir Keyla terangkat— dia berjalan melewati Adrian begitu saja lalu ikut bergabung dengan teman-temannya.

"Aku sahabat Adrian, jadi kita lanjutkan acara ini!"

"Cheers!"

Semua yang ada di meja bersorak sembari meminum wiski yang ada di gelas mereka. Sementara Adrian terlihat bingung karena ini kali pertama dia berada di klub malam.

"Minum, minum, minum ...." Salah seorang teman Adrian menyodorkan segelas wiski menyuruhnya untuk minum. Namun, Keyla yang tahu Adrian tak pernah minum alkohol pun merebut gelas yang ada di tangannya.

"Biar aku saja yang menggantikan Adrian." Keyla pun meneguk wiski dalam sekali teguk membuat orang yang ada di sana kegirangan.

"Lagi, lagi, lagi ...."

Mereka memberi Keyla segelas wiski lagi, menyuruhnya untuk menghabiskan minuman itu.

"Apa kamu mau coba?" tanya Keyla melihat Adrian yang terus menatapnya. "Rasa manis dan nggak akan bikin kamu mabuk. Oops, aku lupa anak mami sepertimu mana bisa minum alkohol," cibir Keyla memprovokasi.

Teriakan serta dukungan dari teman-teman Adrian meluluhkan sedikit rasa takutnya akan alkohol. Dia pun merebut gelas yang ada di tangan Keyla.

"Minum sekali teguk agar tenggorokanmu baik-baik saja," bisik Keyla.

Adrian pun mengangkat gelasnya lalu meminum wiski hanya sekali teguk. Hal itu makin membuat teman-temannya semakin menyuruhnya menghabiskan beberapa gelas.

Keyla yang tau kalau Adrian tak bisa minum pun hanya diam membiarkan teman-temannya mengerjainya.

Dentuman musik pun semakin kencang, teman-teman Adrian satu persatu pergi meninggalkannya begitu saja tergeletak di sofa.

"Adrian apa kamu masih sadar?" tanya Keyla.

"Hm."

Adrian hanya bergumam, dia terlihat begitu mabuk membuat Keyla merasa iba. Namun, dia menggelengkan kepalanya saat sadar jika pria itulah yang sudah membuatnya patah hati.

"Aku pulang dulu. Bersenang-senanglah dengan teman-temanmu."

Namun, baru saja Keyla melangkah, sebuah tangan mencekal lengannya. Sontak hal itu membuat Keyla menoleh ke arah tangan yang tak lain milik Adrian.

"Tolong aku, bawa aku pergi dari sini Keyla."

Melihat Adrian yang begitu payah, Keyla pun akhirnya membantunya untuk berdiri. "Aku akan membantumu tapi semua itu nggak gratis," desisnya.

Adrian yang sudah mabuk pun tak merespon apa-apa saat Keyla menyuruh sekuriti membantu membawanya ke dalam mobil.

Dua puluh menit berlalu mobil yang dikemudikan Keyla dengan pelan itu pun akhirnya sampai di hotel. Dia tak mungkin membawa Adrian ke rumah orang tuanya dalam keadaan mabuk yang ada mereka akan menuduh Keyla sebagai pengaruh buruk.

Dengan susah payah Keyla membawa Adrian sampai ke hotel. Segera saja dia membawa tubuh Adrian ke dalam kamar yang sudah dia sewa.

"Argh, sial kenapa tubuhmu berat sekali!" Kesal Keyla sembari menyeret tubuh Adrian ke atas ranjang.

Keyla pun merebahkan tubuhnya di samping Adrian, merasakan napas yang tersengal-sengal setelah berhasil membawa pria yang beratnya dua kali lipat darinya.

"Adrian, apa kamu dengar aku. Kirim cek senilai 200 juta karena aku sudah menyelamatkan kamu dari orang tuamu dan untuk membayar rasa sakit hatiku."

Adrian tak bergeming, Keyla pun beranjak dari ranjang lalu menyibak selimut untuk menutup tubuh Adrian. Namun, mendadak pria itu membuka matanya dan menatap Keyla begitu dalam.

"Keyla," desisnya.

Mendengar namanya di sebut, Keyla pun berbalik menatapnya. Entah mengapa, Keyla merasa aliran darahnya mengalir begitu cepat.

Namun, segera dia menyingkirkan pikiran kotornya— hendak pergi, tetapi Adrian justru mendadak menarik tangan Keyla.

“Jangan pergi!” pinta Adrian memelas.

Kedua mata mereka saling bertatapan sebelum akhirnya Adrian mendekati Keyla.

Jantung Keyla pun berdegup dengan kencang seraya Adrian mendekatkan wajahnya dan—

Hal yang tak semestinya itu pun terjadi. Keyla hanya diam menatap wajah pria yang sudah pergi ke alam mimpi.

"Setelah ini, apakah Adrian akan ingat apa yang sudah terjadi malam ini?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status