Namun Erlan tidak percaya begitu saja kepada Dio. Dengan kasar dia menepis tangan sang asisten. Lalu melangkah dengan cepat menuju ke halaman belakang kastil itu.Saking kuatnya Erlan menepis tangan Dio, membuatnya hampir terjatuh dan tersungkur mencium lantai marmer itu. Untung saja dengan cekatan dia mengeluarkan satu kuda-kuda bela diri yang dirinya kuasai, sehingga tubuh tegapnya tidak terkena benturan keras lantai bangunan tua itu."Sial nih, Bos Erlan! Hampir saja badan gue otw cacat!" gerutu Dio. "Shit!" umpatnya, saat melihat sang atasan yang mulai melangkah ke halaman belakang vila itu. Dia pun segera berdiri tegak dari posisinya yang sedang berbaring di lantai. Lalu dengan cepat berlari, dan mencoba untuk mencegat Erlan."Bos, saya mohon. Anda jangan ke sana!" teriak, Dio kepada Erlan.Mendengar teriakan Dio itu, membuat Erlan semakin penasaran ada apa sebenarnya yang terjadi, di halaman belakang vila.Erlan pun terus melangkah. Bahkan dia berjalan dengan setengah berlari m
Erlan terus menyeret Mitha menuju ke kamar mereka. Dia tidak mempedulikan jerit kesakitan dari sang istri karena tangan Mitha dicengkeram kuat oleh suaminya.“Mas, pelan jalannya, Mas! Tanganku sakit!” jerit Mitha sambil meringis sakit.“Diam kamu, Mitha! Kamu tidak berhak protes tentang apapun juga saat ini!” hardik Erlan kepada istrinya.Untung saja, tidak ada orang di sekitar vila itu sehingga Erlan bebas melakukan apapun kepada istrinya. Sesampai di di depan kamar, Erlan pun membuka pintu kamar lalu menarik tubuh Mitha untuk masuk ke dalam setelah itu sang pria membanting pintu kamar itu dengan sangat keras.Setelah itu Erlan menatap ke arah istrinya dengan sangat tajam. Mitha hanya bisa menangis saat ini. Sekujur tubuhnya terasa kaku dia hanya mampu berdiri terpaku di sudut kamar itu.Erlan seketika mengamuk. Dia menghancurkan semua barang-barang yang ada di dalam kamar itu. Koper-koper yang mahal, baju-baju mereka serta alat kosmetik milik Mitha berjatuhan di bawah lantai. Yang
Setelah berjuang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Akhirnya Keluarga Levin sampai juga di sana. Dengan cepat Asisten Dio membuka pintu mobil dan memberi jalan untuk Erlan membawa Mitha keluar dari mobil dan menggendongnya kembali apa bridal style menuju ke unit gawat darurat. “Dokter, Suster, tolong istri saya!” serunya histeris. Dokter dan suster segera menangani Mitha dan menyuruh seluruh keluarga besar untuk duduk di ruang tunggu yang telah disediakan. Erlan dan kedua orang tuanya, beserta Asisten Dio segera duduk di ruang tunggu. “Mami! Aku tidak mau sesuatu terjadi kepada istriku!” serunya sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya menandakan jika Erlan sedang frustasi saat ini. “Berdoalah dan mohon ampun kepada Tuhan atas perbuatanmu kepada Mitha. Kita hanya dapat berharap semua baik-baik saja!” ucap Mami Anisa kepada putranya. Sementara Tuan Fred Levin, ayahandanya tetap memilih diam. Pria tua itu ingin sekali menghajar putranya saat ini karena perbuatannya
“Memangnya kamu ingin mengatakan apa, Mitha?” tanya Mami Anisa sambil menggenggam erat tangan menantunya.“Mami, Papi, Oma, dan Opa, sebelum aku mengatakan apa yang ada di dalam hatiku, aku berharap keluarga semua, mau mengabulkan keinginanku ini,” harap Mitha kepada keluarga semuanya.“Mitha, kamu tidak perlu ragu begitu, Sayang. Sepanjang yang kamu inginkan demi kebaikanmu maka keluarga semua, pasti akan senantiasa mendukungmu,” ucap Oma Rini kepada cucu menantunya.“Iya, Oma. Aku percaya keluarga akan mendukung keinginanku ini,” ucap Mitha lagi.Setelah menenangkan dirinya sejenak, Mitha pun mengatakan keinginannya untuk pergi ke Bandung dalam rangka mencari keberadaan kedua orang tuanya yang tidak ada kabarnya sampai sekarang. Terlihat keraguan dari wajahnya saat mengatakan semua itu. Tapi Mitha harus mengatakannya.Namun tanpa diduga, semua anggota Keluarga Levin menyetujui keinginan Mitha.“Kami sangat setuju dengan semua yang kamu katakan, Sayang. Tapi Oma dan Opa akan mendampi
Di sebuah gudang tua di pinggiran Kota Jakarta, suasana tegang menyelimuti udara. Anak buah Arjuna, yang terdiri dari beberapa pria berotot dengan tatapan tajam, berkumpul di sekitar pintu masuk gedung tua itu. Mereka telah bekerja keras selama berhari-hari, melakukan pengejaran tanpa henti untuk menyelamatkan Niken, sahabat Mitha yang diculik oleh Jordan, pesaing bisnis Erlan. Untuk menyelamatkan Niken, kali ini, mereka bekerja sama dengan beberapa detektif rahasia yang memiliki keterampilan dan pengalaman dalam menangani kasus-kasus rumit seperti ini.Di dalam gudang yang gelap dan berdebu, Niken duduk terikat di kursi dengan wajah yang penuh luka dan kelelahan. Matanya terlihat sayu, namun masih memancarkan harapan. Dia tahu bahwa Arjuna dan anak buahnya tidak akan berhenti sampai mereka berhasil menyelamatkannya. Di luar gudang, pemimpin tim penyelamat, seorang detektif bernama Damar, memberi instruksi terakhir kepada timnya. "Kita harus bergerak cepat dan hati-hati. Jangan sa
Kejatuhan Bisnis Brandon yang dulunya berjaya kini berada di ambang kehancuran. Semua orang di industri tahu bahwa kejatuhan ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari rencana licik yang dirancang oleh Erlan dan dua sepupunya, Vito dan Bara. Ketiganya adalah pengusaha sukses dengan pengaruh besar dan kekuatan yang tak terhitung di dunia bisnis.Di sebuah ruang rapat besar di kantor pusat perusahaan Erlan, ketiga sepupu itu duduk bersama, merayakan kemenangan mereka dengan senyum terbaik. Di tengah ruangan, layar besar menampilkan berita terbaru tentang kebangkrutan perusahaan Brandon."Erlan, Bro! Lo benar-benar luar biasa," ucap Vito sambil mengangkat gelasnya. "Gue tidak percaya kita akhirnya bisa menghancurkan Brandon."Erlan tersenyum penuh kemenangan. "Semua ini karena kerja sama kita. Brandon tidak akan pernah tahu apa yang menimpanya."Bara, yang duduk di ujung meja, menatap layar dengan puas. "Brandon pantas mendapatkannya. Ingat malam itu? Ketika dia menjebakmu da
Kehebohan hari berikutnya,Bisnis Jordan dan ayahnya, Tuan Baldi, yang dulu berjaya, kini berada di ambang kehancuran. Kejatuhan mereka adalah hasil dari rencana teliti yang dirancang oleh Arjuna, seorang ahli strategi bisnis yang bertekad membantu sepupunya, Erlan. Arjuna tak memberi ampun kepada Jordan dan Tuan Baldi setelah mengetahui bahwa mereka berani mengusik rumah tangga Erlan dan Mitha.Di kantor pusat perusahaan Arjuna, sebuah pertemuan penting sedang berlangsung. Setelah pulih dari rumah sakit, pria tampan itu memutuskan untuk segera masuk kantor dan menyelesaikannya semuanya.Arjuna duduk di ujung meja, memimpin rapat dengan kehadiran tim intinya."Seperti yang kalian tahu, kita telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk melemahkan posisi bisnis Tuan Jordan dan Tuan Baldi," seru Arjuna dengan suara tegas. "Sekarang, kita akan memastikan mereka tidak bisa bangkit lagi."Salah satu eksekutif, seorang pria bernama Raka, mengangguk. "Pak Bos, Anda tidak perlu khawati
Berita kejatuhan bisnis Jordan dan Tuan Baldi tersebar luas, dan kabar itu akhirnya sampai ke telinga Erlan. Saat itu, Erlan sedang duduk di kantornya, mendiskusikan strategi bisnis terbaru dengan kedua sepupunya, Vito dan Bara."Bro Erlan, Lo sudah dengar tentang Jordan dan Tuan Baldi?" tanya Vito sambil menyandarkan diri di kursinya.Erlan mengangguk."Ya, gue sudah dengar. Apa mereka benar-benar telah jatuh?"Bara tersenyum penuh arti."Itu semua karena Arjuna. Dia yang merancang rencana untuk menjatuhkan mereka."Apa?”Erlan terkejut mendengar ini. Perasaannya seketika menjadi campur aduk, antara rasa terima kasih dan rasa bersalah. Arjuna telah banyak membantunya, namun dia juga ingat saat-saat marahnya kepada Arjuna.Vito melihat perubahan ekspresi Erlan dan menepuk pundaknya. "Bro Erlan, gue pikir ini saatnya Lo menemui Arjuna. Ucapkan terima kasih padanya dan mungkin ... meminta maaf."Erlan menarik napas dalam. "Kalian benar. Gue sudah terlalu lama menyimpan perasaan bersal