Beranda / CEO / C E O Dingin itu Mantan - Ku / BAB 2 : Pertemuan Pertama

Share

BAB 2 : Pertemuan Pertama

Penulis: Parikesit70
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-26 00:46:35

Ceklek...!

Pintu ruangan kerja CEO itu pun terbuka. Ayunan langkah kaki Meyta beriringan dengan detak jantungnya yang kian berdetak lebih kuat saat jarak antara kakinya menuju meja kerja CEO tersebut semakin kian dekat.

Perlahan Meytha menarik napasnya lalu membasahi kerongkongannya yang terasa kering dengan salivanya. Entah mengapa kini pikirannya terasa buntu. Dan ia kini hanya memandangi sepatu pantofelnya yang tak terdengar saat ia menyentuh lantai di ruangan itu.

Terlihat hamparan permadani lembut berwarna merah menutupi lantai marmer pada ruang kerja sang CEO. Pada saat sepatu jenis pantofel dengan sedikit bukaan pada jemari kaki indah Meytha menyentuh sedikit permadani yang terasa empuk dan lembut pada bagian depan jemarinya.

Kini Meytha berdiri mematung persis di belakang kursi yang berada di hadapan Reynaldi.

“Duduk..! Kenapa kamu berdiri?!” tegas Reynaldi menatap wanita pemilik bola mata terindah yang kini berdiri di hadapannya.

Sebelum bertemu dengan Meytha, Reynaldi telah mempersiapkan mentalnya untuk bisa bertemu dan menatap sosok wanita yang dulu pernah membuatnya hampir mati, karena cinta.

Perlahan Meytha pun mengangkat wajahnya menatap dari jarak dekat lelaki yang dulu akan menikahinya. Meytha pun menelan salivanya untuk mengatasi kegugupan, saat bertemu dengan seorang lelaki yang dulu pernah menjadi bagian hidupnya.

Walau selama dua bulan ini telah ia kumpulkan keberaniannya untuk bertemu lelaki yang kini menjadi seorang CEO, namun rasa takutnya pada lelaki tampan nan dingin itu masih membuat nyalinya ciut untuk memandangnya.

Saat pandangannya beradu, sesaat kemudian Reynaldi membuang pandangannya ke sisi lain dari ruang itu seraya berkata, “Duduk..!”

Dalam hati Reynaldi pun mengutuk dirinya sendiri dan bergumam dalam hati, ‘Sialan..! Kenapa gue yang harus takut ketemu sama wanita ini? Rey.., elo sekarang ini CEO! Bukan si Utomo yang dulu miskin dan terhina. Catat!’

“Apa kabarmu? Bagaimana dengan suami pilihan orang tuamu? Apa dia lebih hebat dariku? Hmmm.., apa kedua orang tuamu yang sombong itu masih hidup?!” tanyanya tanpa ada rasa hormat.

Meytha yang tak menyangka kalau lelaki di hadapannya kini telah berubah, berusaha menahan rasa emosinya. Ia mengingatkan dirinya kalau saat ini ia memerlukan pekerjaan untuk biayai kehidupannya dan kedua anak kembarnya yang kini berusia sembilan tahun.

“Baik.., Pak Utomo. Apa bisa bapak nggak usah mengungkit masa lampau?” tanya Meytha menunduk sangat dalam dan suaranya pun nyaris tak terdengar.

“Tolong.., kamu ingat kembali! Aku bukan lagi Utomo yang dulu kamu sepelekan dan hina! Aku adalah Reynaldi Utomo Gerald Jr. Dan aku saat ini punya orang tua.., bukan anak yatim piatu yang pernah diinjak-injak oleh ayahmu itu! Dan.., aku berharap ayahmu...”

“Cukup..! Jangan hina orang yang telah berpulang. Maafkan dia, Pak,” pinta Meytha seraya menahan umpatannya dan memandang lelaki yang dulu punya sifat lembut berubah kasar.

“Hahahahahaha.., bagaimana? Kamu nggak terima atas hinaanku untuk ayahmu itu? Bukankah dia yang menjual kamu pada bandot tua agar menikahi kamu demi kekayaannya?!” senyum getir nan dingin menghias wajah tampannya.

“Boleh, saya keluar dari ruang ini? Masih banyak kerjaan yang belum saya selesaikan,” pinta Meytha dengan lembut dan berharap dengan kelembutannya ia mampu membuat hati Reynaldi tergerak melepaskannya.

“Kamu tahu sekarang ini sedang berhadapan dengan siapa? Hah!?” bentak Reynaldi yang kini berdiri dan berjalan menuju tempat duduk Meytha. Terlihat ia mengitari bagian belakang dan sisi kanan serta kiri tempat duduk Meytha.

“Jawab..!” serunya memegang sandaran kursi yang diduduk oleh Meytha.

“Yaa.., bapak saat ini CEO perusahaan ini,” sahutnya lemah.

Terlihat Reynaldi bertepuk tangan dan melangkah pada sebuah sofa panjang lalu duduk dengan kaki kanan yang bertumpu pada kaki kiri, ia memandangi Meytha dari jarak empat meter dari sofa ke meja yang didudukinya.

“Meytha..!” panggil Reynaldi dari sofa panjang tersebut.

Meytha pun menoleh kearah lelaki yang dulu pernah mengisi hari-hari indah dengannya yang kini berubah menjadi seorang lelaki yang menyebalkan dengan sikap dingin dan kasarnya.

“Pak..! Saya serius.., kalau pekerjaan saya masih sangat banyak dan saya harus membuat laporan ke cab...”

“Stop..! Kamu nggak usah mengatur perusahaan ini. Aku yang punya kendali,” potong Reynaldi dengan sorot mata penuh kebencian.

“Tapi Pak..! Izinkan saya..”

“Kalau aku bilang diam.., Diam! Ngerti kamu?!” potong Reynaldi berdiri dan berjalan serta menatap tajam ke arah Meytha yang memandangnya.

Dan kini Meytha sudah tidak bisa lagi melemparkan pandangannya pada sisi lainnya karena hal itu mungkin saja akan membuat mata Reynaldi, seorang CEO tempatnya bekerja akan semakin marah dan menganggapnya tidak menghargai lelaki yang dulu penuh kelembutan sekarang sekeras batu karang.

Diraih telepon direct yang berada pada meja kerjanya yang terlihat luas lalu, dihubunginya seseorang dari sambungan telepon direct tersebut.

“Bu Andini.. sekarang juga buat surat mutasi untuk Meytha Kasturi ke bagian sekretaris. Saya mau ada dua orang sekretaris di tempat saya!”

“Siap.., baik Pak..!” sahut Andini dari sambungan telepon direct.

Setelah itu Reynaldi pun tersenyum pada Meytha. Sebuah senyum kemenangan dan pembuktian kalau ia kini adalah seorang lelaki yang berkuasa.

“Bagaimana.., kamu masih mau membuat laporan di bagian accounting?” tanya Reynaldi dengan senyum mengejek.

Meytha yang telah sangat kesal dengan perilaku Utomo atau sekarang ia menyebutnya dengan nama Reynaldi hanya terdiam.

Namun Meytha tidak bisa gegabah untuk menangapi penghinaan yang ditujukan oleh mantan kekasihnya itu. Karena ia tidak ingin kehilangan pekerjaan.

Dalam hati Meytha pun bergumam, ‘Pasti.., Utomo sengaja buat gue kesel lalu keluar dari perusahaan ini dengan suka rela. Hmmm.., enak aja.., dia pikir gue akan keluar tanpa pesangon? Walau seperti apa pun hinaannya, gue kagak peduli, yang penting anak gue, si kembar bisa hidup.’

“Nggak.. Pak.., sekarang bisa saya ke ruangan saya?” tanya Meytha yang telah lelah mendengar hinaan dari sang CEO.

Reynaldi berjalan keluar dari meja kerjanya. Ia kembali berjalan menuju sofa panjang, duduk di bagian tengah dari sofa itu. Sesaat kemudian, ruangan itu hening tanpa suara. Kemudian ia pun berbicara dengan lugas.

“Meytha.., bisa kamu berjalan dari sana ke hadapanku dan berputar!” perintah Reynaldi.

“Maksud.. Bapak apa? Untuk apa saya harus berjalan dan membalikkan badan? Apa saya nggak salah dengar?” tanyanya dengan suara parau.

“Aku mau membayangkan bentuk tubuhmu saat berjalan. Hahahhahaha..., Walau hanya dengan berjalan aku masih mengingat dengan detail bagian tubuhmu, walau sudah sepuluh tahun lalu!” senyuman hina pada diri Meytha tersungging dari bibir tipisnya.

“Pak.., saat ini saya ibu dari dua orang anak. Tolong jangan hina dan ingatkan saya atas masa lampau kita. Saya sudah mengubur dalam kisah itu. Cukuplah itu jadi pelajaran berharga untuk kita,” tutur Meytha sengaja menyebutkan jumlah anak yang ia punya dengan menunduk dan terlihat menggelengkan kepalanya.

“WOW..! Dua anak., bagaimana kalau aku juga ingin punya dua orang anak? Hemmm.., hehehehe, apa masih bisa?” tanya Reynaldi yang kini menarik tangan Meytha.

“Pak..! Tolong lepaskan tangan saya. Jangan perlakukan saya seperti ini.., hiks.. hiks.. hiks,” tangis Meytha pun pecah karena telah tidak kuat menahan semua hinaan dari sang mantan.

“Pak.., saya juga sakit..! Sakit.., jangan hina saya seperti itu. Demi kedua anak saya,” pintanya.

Bulir air matanya pun jatuh menetes pada wajah putih bersihnya. Ia menangis karena mengingat dua anak kembarnya saat seorang yang pernah dicintainya menghina dan menyakiti hatinya.

Dalam hati Meytha pun berbisik, ‘Utomo.., kalau saja elo tahu kisah sebenarnya. Elo pasti menyesal menghina gue.’

“Ini tisu.., seka air matamu. Buatkan aku kopi..!” perintahnya usai memberikan tisu pada Meytha.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ela Ela
ok de.sya ks bintang 5 kl madih ada bintang yg diatasnya lagi.gue kasi ya.........
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Kenalkan saya Parikesit70(。♡‿♡。) Untuk kakak & Pembaca setia Good Novel, saya mohon dukungannya dengan bintang 5, komentar pada bagian depan serta tambahkan pada pustaka kakak yaa..\(^o^)/ Semoga kebaikan kakak dapat pahala Aamiin(♡ω♡ ) ~♪ Terima kasih(◕ᴗ◕✿)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 3 : Sikap kasar Reynaldi

    Meytha pun keluar dari ruangan Reynaldi dengan tisu yang masih di pegangnya. Dan ia menemui Dinda yang terbiasa melayani kebutuhan Reynaldi. Maka Meytha pun menemui Dinda di ruang kerjanya. “Mbak Dinda.., bapak minta dibuatkan kopi. Pantry yang dipakai itu yang di ujung sana ya?” tanya Meytha. “Bukan Buu.., sini biar aku aja yang buat. Karena aku tau takaran kopi buat bapak Rey. Hmmm.., barusan ibu Andini bilang, Bu Meytha jadi sekretaris juga?” tanya Dinda menggeser kursi kerjanya. Dinda berjalan keluar ruangannya dan masuk ke ruangan yang dekat dengan ruang kerja Reynaldi. Lalu ke bagian sisi kanan dari ke empat sofa besar itu berada. “Disini Bu Meytha pantry si Bos. Ini takaran untuk gulanya dua, kopinya satu dan panaskan dulu air di teko listrik ini, kita tunggu tiga menit.” Terlihat Dinda memasukkan air ke dalam teko listrik dan menekan tombol on lalu mengambil saru sendok teh kopi, dua sendok teh gula. Ia juga terlihat mengeluarkan susu cair rasa vanila dalam kemasan satu l

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 4 : Mengenang Masa Lalu

    Reynaldi keluar kantor dengan seorang sopir menuju sebuah restoran seafood untuk bertemu dengan kedua orang tua angkatnya. Di sepanjang jalan menuju restoran tersebut, lamunan dan bayangan atas sosok Meytha di masa lampau, berhamburan keluar dalam pikirannya. Selama sembilan tahun berada di Jerman tidak membuatnya mampu mengikhlaskan semua yang telah terjadi diantara mereka.~ FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI~ “Kamu itu..! Kalau mau menikah sama anak saya, harus punya modal! Masak anak saya mau kamu nikahi cuman di KUA aja? Kamu pikir Meytha nggak punya keluarga, macam kamu? Hah!” sengit Bimantoro, bapaknya Meytha kala Utomo mengatakan niatnya untuk menikahi Meytha, saat mereka telah menjalin kasih selama lima tahun. “Maaf Pak.., untuk acara besar-besarannya saya belom ada dana. Tapi kalau untuk acara syukuran dan makan bersama keluarga besar bapak saya punya sedikit tabungan, Pak,” sahut Utomo yang tak gentar mendengar penolakan atas dirinya. Dikeluarkan uang sejumlah dua puluh

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 5 : Kenekatan Meytha

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Utomo yang keluar dari kamar mandi dan telah memakai boxer serta membelitkan handuk pada bagian pinggangnya terbelalak kala dilihat pakaian Meytha, kekasih yang dicintanya telah berserakan di lantai keramik kamarnya. “Meytha..! Apa yang kamu lakukan? Gila kamu..!” pekik Utomo saat memunguti pakaian kekasihnya yang berserakan di lantai keramik. “Pakai lagi.., aku nggak akan merusak kamu, Mey..., Please.., pakai pakaianmu. Kalau mau.., sudah dari lama aku merusak dirimu. Jangan lakukan ini sayang..,” tuturnya lembut sembari memberikan pakaian Meytha yang saat ini menyelimuti tubuhnya dalam balutan selimut tebal di atas tempat tidur.Meytha yang mendapatkan penolakan, menatap kecewa pada Utomo dan membalikkan tubuhnya ke arah dinding pada sisi kiri tempat tidur itu. Utomo yang tahu Meytha kecewa dengan membalikkan tubuhnya ke arah dinding kala ia memberikan pakaiannya, berdiri dari sisi tempat tidur dan beranjak menuju lemari untuk mengambil pakaia

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 6 : Kegalauan Utomo

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI# Sejak saat itu, hubungan cinta kasih antara Utomo dan Meytha pun selalu diikuti dengan pergumulan penuh hasrat. Kini Utomo sudah tak segan lagi untuk meminta Meytha melakukan hubungan layaknya suami istri. Dan kejadian itu terjadi hingga empat bulan ke depan. Sampai akhirnya pada suatu hari, saat Utomo yang satu kantor dengan Meytha telah sampai dikantor terlebih dahulu, namun tak mendapati Meytha di kantor, membuat hatinya sangat gusar. Karena telepon Meytha tidak aktif. Walaupun sudah berulang kali Utomo dihubungi.“Napa elo..? Kayak orang bingung begitu,” tanya Rifai sahabat dan teman satu kantor Utomo. “Meytha belum sampai kantor, apa memang dia sakit yaa, sampai nggak kerja?” tanya Utomo bermonolog sembari memandang ke arah Rifai.“Laah.., elo tanya ke gue.., mana gue tahu. Bukannya elo yang jadi pacarnya..? Hehehehe.., dasar lelaki kagak punya tanggung jawab,” umpat Rifai seraya bercanda. “Udah elo fokus aja kerjain. Akhir bulan ini.., na

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 7 : Tangisan Seorang Lelaki

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Sekitar jam sembilan malam Utomo ke kosnya, usai dia mencari penghasilan tambahan sebagai tukang ojek Online. Hal itu dilakukan semata-mata untuk menabung dan bertekad untuk bertanggung jawab sepenuhnya dari diri Meytha. Sering kali Utomo berkhayal suatu ketika Meytha mengatakan padanya kalau gadis itu hamil. Dan itu sudah menjadi mimpi dan harapannya setiap kali akan terlelap dari tidurnya. Seperti hari ini, saat Meytha tidak masuk kerja, Dia berpikir kalau kekasihnya enggak enak badan karena hamil. Tetapi, rekan kantornya yang dimintai tolong belum juga menghubunginya. Maka Utomo berpikir untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum dia menghubungi Rifai, rekan kerjanya. “Ya udahlah gue lebih baik mandi dulu aja. Apalagi ini badan pada lengket semuanya,” ucapnya pada diri sendiri seraya menaruh pakaian kotornya pada sebuah ember hitam. Selama ini Utomo mencuci pakaiannya sendiri. Biasanya sehabis mandi di pagi hari, pasti dia akan mencuci

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 8 : Ingin Mati Saja

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI# “Fai.., gue harus denger sendiri penjelasan dari Meytha. Dia sama sekali nggak ngomong apa-apa sama gue. Pasti terjadi sesuatu sama Meytha. Buktinya dia nggak hubungi gue,” ungkap Utomo seraya mengambil celana panjangnya. “Tomo..! Tolong denger gue, Broo..! Sekarang udah jam sebelas lebih. Elo kesana dalam keadaan hati elo panas seperti ini, bisa-bisa malah jadi berat urusannya. Emang elo mau digebukin ramai-ramai di lingkungan rumahnya si Meytha!” cegah Rifai pada sahabat yang juga rekan kantornya. “Tapi.., gue harus minta kejelasan sama dia. Gue kagak terima kalau nikah sama lelaki lain. Padahal kemarin dia masih tidur bareng gue. Masa iya Meytha simpen lelaki lain. Gue kagak terima, Fai..,” ucap Utomo tetap ngotot pada Rifai. Rifai yang tahu kalau temannya bersikeras ingin menemui Meytha, akhirnya mengikuti keinginannya, asal Utomo mau terima sarannya. Rifai pun berkata, “Ok..! Gue kasih elo ke rumah Meytha. Tapi elo harus satu motor sama g

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 9 : Plan Utomo

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Utomo dan Rifai akhirnya memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju kos Utomo. Tak ada percakapan yang terjadi dalam perjalanan itu. Kedua lelaki yang berboncengan itu, masing-masing berpikir dalam sudut pandang yang berbeda atas peristiwa yang terjadi hari ini. Hingga akhirnya, mereka sampai di rumah yang berisi sekitar sepuluh kamar kos, dan salah satunya adalah kamar kos Utomo.Sekitar jam satu malam mereka sampai di kos, usai memasukkan motor milik Rifai, mereka berdua masuk ke dalam kamar kos. Utomo masuk ke kamar mandi. Terdengar jelas dini hari ia membersihkan diri, sedangkan Rifai menunggu dengan duduk di lantai keramik kamar itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, Utomo keluar dari dalam kamar mandi dengan memegang handuk yang ia gosokan pada rambut dikepalanya yang basah. Kini giliran Rifai masuk ke dalam kamar mandi hanya untuk membasuh wajah dan mencuci tangan dan kakinya. Setelah itu menyeka wajahnya dengan handuk kecil.“Kagak di

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 10 : Arti Persahabatan

    #FLASHBACK MASA LALU REYNALDI/UTOMO#Sekitar pukul sembilan kedua pemuda yang semalam mengalami peristiwa kesedihan atas nama cinta bangun dengan mengerjapkan matanya. Terlihat Utomo mengusap wajahnya sedangkan Rifai mengaruk-garuk kepalanya. Melihat kelakuan Rifai yang menggaruk-garuk kepalanya, Utomo menoleh ke arah sahabatnya dan berkata, “Aduh! Ketombe elo pada jatoh nih ke bantal. Jorok!” “Sana kek elo.., bau naga itu mulut elo,” balas Rifai seraya menutup hidungnya. “Ala elo ini lagunya. Mulut elo juga bau jigong..!” sergah Utomo tertawa lebar. Melihat tawa pada wajah Utomo, sahabatnya Rifai pun menggodanya, “Eh.., katanya mau mati. Sono sekarang elo ke jalan. Mumpung banyak banget mobil lewat jam segini.” “Hahahhahaha.., sialan elo. Udah nih gue mau ke warung depan dulu apa kita bareng sarapan di depan sembari minum kopi?” tanya Utomo yang telah terduduk di sisi tempat tidur. “Ya udah kita kesana aja sekarang, sembari ngopi. Di kos elo kagak ada kopi kan?” tanya Rifai yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10

Bab terbaru

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 91 : SAH..! (THE END / TAMAT)

    Tepat pukul delapan pagi suasana rumah Meytha telah ramai. Tenda telah di pasang di depan rumah dan di depan rumah tetangganya. Suasana hari ini berbeda dengan suasana sepuluh tahun lalu, dimana semua serba mendadak. Bahkan beberapa kerabat Wulandari dan almarhum Bimantoro tidak ke Jakarta, karena acara pernikahan Meytha yang dianggap terlalu tergesa-gesa.Hiasan Janur kuning dipasang di depan pintu pagar kanan dan kiri yang dibuka lebar. Ruang tamu disulap dengan sentuhan permadani berwarna biru. Disediakan dua kursi untuk mempelai, dua kursi untuk saksi dan wali serta dua kursi untuk orang tua. Untuk kerabat dekat semua berkumpul di ruang keluarga, dimana seluruh sofa diletakan diluar rumah menyatu dengan kursi plastik yang di pinjam di kantor RW, tempat duduk beberapa tetangga kanan kiri dan samping kanan dan kiri pula. Hari ini, Meytha menggunakan pakaian kebaya putih dan kain batik berwarna coklat dengan rambut disanggul modern. Tampak wajah Meytha sangat cantik, sampai Bula

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 90 : Meytha menikah, Elmira melahirkan

    Satu hari sebelum hari bersejarah bagi Reynaldi dan Meytha akan dilakukan, tampak kesibukan terlihat di rumah Meytha Kasturi. Ibu-ibu pengajian dekat kompleks perumahan tempat tinggal mereka, datang ke rumah, melakukan doa bersama untuk kelancaran ijab kabul yang akan dilakukan esok hari dan atas permintaan Wulandari, pernikahan pun akan dilakukan di rumah itu, karena wanita itu merasa almarhum suaminya akan hadir dan melihat kalau putrinya menikah dengan orang yang dicintainya.Sementara itu, Reynaldi yang mengikuti tradisi dan aturan yang diberlakukan oleh Widyawati, tidak diperbolehkan bertemu dengan mempelai wanita selama tujuh hari sebelum hari pernikahan. Maka, ia pun wajib mengikuti tradisi dari keluarga Widyawati. Bahkan, untuk menanyakan kabar Meytha lewat ponsel saja, dilarang oleh Widyawati dan itu membuat Reynaldi menjadi uring-uringan.“Mami.., boleh ya Rey hubungi Meytha.., juga besok kami udah bertemu.., yaa.., Mii,” rajuk Reynaldi layaknya seorang anak kecil.“Rey..

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 89 : Gerakan Bayi Elmira

    Kedua anak kembar mereka banyak bertanya tentang rumah yang akan mereka tempati dan Meytha pun menjelaskan hal yang tidak terlalu mendetail pada si kembar yang selalu bertanya banyak hal.Untuk rumah yang pernah ditempati sampai dua puluh lima tahun itu tidak mengalami perubahan, walaupun pada bagian dalamnya, telah banyak yang direnovasi mengikuti gaya dapur atau pun kamar mandi jaman sekarang, namun pada setiap bagian kamarnya tidak diubah oleh Reynaldi. Bulan menempati kamar yang dulu ditempati oleh Meytha, dan Bintang menempati kamar yang di tempati oleh almarhum adiknya Meytha. Kedua kamar itu berada di depan ruang keluarga. Untuk Wulandari menempati kamarnya yang dulu, sedangkan kamar khusua untuk tamu yang berada di depan ruang tamu, menjadi kamar Meytha. Untuk Siti, pembantu rumah tangga yang telah ada di rumah itu, rencananya akan tidur bersama Wulandari. “Buu.., rencananya saya mau buat satu kamar lagi di dekat halaman belakang untuk Siti, hanya saja saya mau minta pendapat

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 88 : Rumah Kenangan untuk Meytha

    Hubungan yang berlanjut antara Meytha dan Reynaldi lewat LDR selama dua bulan ini kian bertambah mesra, hingga akhirnya kenaikan kelas si kembar menjadi satu jalan menuju jarak antara keduanya kian mendekat. Seperti saat ini, Reynaldi datang pada hari kenaikan kelas si kembar. Meytha mengambil rapor Bintang Hutama Putra dan Reynaldi mengambil rapor Bulan Hutami Putri. Selama enam bulan berada dalam lingkungan pedesaan membuat si kembar sangat mengerti, arti sebuah kesederhanaan dari teman-teman sekelasnya yang mayoritas orang tuanya menjadi petani dan pedagang. Reynaldi mengabadikan perpisahan si kembar bersama temen sekelasnya dengan berfoto dan memvideokan kebersamaan mereka. Sementara, Reynaldi sendiri cukup dikenal oleh kepala sekolah dan semua guru, setelah melakukan perbaikan halaman sekolah anaknya, yang awalnya hanya berupa tanah berwarna merahan, kini berisi paving dan di tata juga bagian tamannya.Bukan hanya itu, Reynaldi pun memperbaiki ruang UKS dan tiga kamar mandi untu

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 87 : Cemburu tapi Malu

    Kehamilan Elmira membuat Widyawati dan Richard memiliki rasa kasihan pada gadis muda nan cantik jelita itu. Walaupun Elmira pernah melakukan sebuah kesalahan, namun bagi Richard kesempatan kedua untuk menjadi pribadi yang baik diberikan olehnya. Dan keputusan Reynaldi untuk mengambil bayi yang sedang dikandung oleh Elmira disetujui oleh kedua orang tuanya serta mendapat dukungan penuh dari Meytha. Bagi Meytha keadaan buruk yang dialaminya dulu, lebih buruk yang dialami Elmira, karena itu membuat hati Meytha tergerak untuk mengambil bayi yang dikandung Elmira saat bayi itu dilahirkannya. Dan atas permintaan Elmira, ia ingin Reynaldi bisa mengantarkannya ke dokter kandungan ketika akan memeriksa kehamilannya.Hingga jadwal seminggu sekali Reynaldi untuk menemui kedua anak kembarnya pun pastinya, akan menjadi berubah akibat kewajibannya mengantar Elmira ke dokter kandungan. Seperti pada hari ini, putrinya mengeluh saat Reynaldi membatalkan kepulangannya pada minggu pertama ke Surabaya, s

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 86 : Solusi untuk Elmira

    Widyawati yang mendengar ucapan Richard jelas sangat terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya. Richard pun tersenyum lebar melihat raut wajah Widyawati yang tampak tersenyum kecut. “Emang Papi punya niat untuk nikah lagi?” tanya Widyawati serius. “Sayang.., bukannya kamu ingin kita membantu Elmira untuk mencari ayah dari bayi yang dikandungnya?” tanya Richard masih tersenyum lebar. “Nggak lucu..! Kenapa Papi yang harus maju? Maksud Mami kan.., Rey bisa minta izin sama Meytha.., siapa tahu dia setuju,” ucap Widyawati tetap ada keinginannya karena kasihan pada Elmira. “Sayang.., sekarang coba kamu tempatkan dirimu menjadi Meytha.., kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Apa lagi Elmira berperilaku tidak baik. Apa kamu pikir, Meytha akan mau terima usulan itu?” tanya Richard memandang Widyawati yang terlihat baru menyadari kesalahannya. “Hmm.., gimana dong Pii.., aku kasihan sama Elmira. Aku takut dia stress dan akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya,” tutur Widyawati dengan

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 85 : Elmira Hamil..?

    Widyawati dan Reynaldi pun menemui Imelda bersama putrinya di ruang tamu. Reynaldi langsung duduk di sofa panjang dan Richard duduk pada sofa tunggal di bagian tengah. Sedangkan Elmira dan Imelda duduk pada sofa tunggal yang berdampingan. Terlihat Widyawati berjalan menuju sofa yang di duduki Imelda dan wanita paruh baya itu mendekati Imelda dan membungkuk untuk melihat kaki palsu Imelda. “Mel.., apa terasa sakit waktu kamu pakai?” tanya Widyawati mengamati kaki palsu yang digunakan Imelda. “Yaa agak sakit. Tapi, hatiku ini lebih sakit.., Wid,” ucapnya dengan kelopak mata yang telah basah. Melihat sahabatnya menangis tanpa bersuara, Widyawati pun terkejut dan memegang tangannya dan berucap, “Ada apa Mel..? Apa ada masalah?” Mendengar pertanyaan sahabatnya, isak tangis Imelda pun semakin kuat. Dan Elmira yang melihat Imelda menangis tanpa mampu mengatakan tujuan mereka ke rumah itu, bersimpuh di hadapan Widyawati. Gadis cantik itu memegang kaki Widyawati dan menangis pula. “Hey..,

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 84 : Kedatangan Imelda & Elmira

    Kepergian Reynaldi kali ini berbeda dari biasanya. Hari ini kedua anaknya melepas kepergian Reynaldi dengan memeluk dan menyampaikan pesan untuk seorang papa yang kini hadir dalam kehidupan mereka. “Papa ingat ya, sampai Jakarta telepon kakak sama adek..,” pinta Bintang saat memeluk Reynaldi. “Iyaa.., nanti sampai di bandara Surabaya aja udah Papa telepon. Gitu juga waktu di Bandara Jakarta Papa akan telepon lagi,” janji Reynaldi dengan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya. “Papa.., bisa setiap hari telepon Bulan? Kalau bisa Papa teleponnya pagi sebelum Papa kerja, kalau siangnya waktu Papa makan siang dan malamnya waktu Bulan lagi belajar. Biar Bulan bisa denger suara Papa tiap hari,” tutur putri cantik Reynaldi dengan manjanya. “Yaa, sayang Papa akan telepon setiap nggak sibuk. Papa juga pastinya kangen sama kalian semua,” ucap Reynaldi memandang putri kecilnya, mencium pipinya dan memandang mesra ke arah Meytha. Setelah itu, Meytha mencium punggung tangan Reynaldi. Lalu, tanp

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 83: Lamaran

    Satu hari sebelum acara seserahan, Widyawati yang meminta tolong kakak sepupunya untuk membawakan kebaya berwarna jingga berikut aksesoris serta lengkap dengan selop dan make up yang akan dipakai acara seserahan pun datang. “Widya.., apa cukup ukuran tubuhnya ‘L’? Katamu kan udah pernah punya anak, 2 pula,” tanya Pipit kakak sepupu Widyawati kala ia telah berada di kamar hotel. “Badannya masih bagus.., nggak melar kayak Mbak Pipit.., hehehehe,” canda Widyawati ada saudara sepupunya. Lalu, mereka mengobrol tentang Reynaldi dan kondisi perusahaannya di Jakarta. Kemudian, Pipit pun meminta pada Widyawati untuk memperkenalkan Meytha padanya. “Kenalkan aku sama calon menantumu, sekalian coba kebaya yang aku bawa ini..,” pinta pipit. Sesaat Widyawati melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ia pun berucap, “Sore aja sekalian liat kedua cucuku. Soalnya kalau gini hari kita kesana.., calon menantuku baru pulang dari pasar. Kasihan kalau kita ganggu. Apa lagi dia tiap ha

DMCA.com Protection Status