Home / Romansa / C E O Dingin itu Mantan - Ku / BAB 4 : Mengenang Masa Lalu

Share

BAB 4 : Mengenang Masa Lalu

Author: Parikesit70
last update Last Updated: 2022-12-02 12:42:32

Reynaldi keluar kantor dengan seorang sopir menuju sebuah restoran seafood untuk bertemu dengan kedua orang tua angkatnya. Di sepanjang jalan menuju restoran tersebut, lamunan dan bayangan atas sosok Meytha di masa lampau, berhamburan keluar dalam pikirannya. Selama sembilan tahun berada di Jerman tidak membuatnya mampu mengikhlaskan semua yang telah terjadi diantara mereka.

~ FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI~

“Kamu itu..! Kalau mau menikah sama anak saya, harus punya modal! Masak anak saya mau kamu nikahi cuman di KUA aja? Kamu pikir Meytha nggak punya keluarga, macam kamu? Hah!” sengit Bimantoro, bapaknya Meytha kala Utomo mengatakan niatnya untuk menikahi Meytha, saat mereka telah menjalin kasih selama lima tahun.

“Maaf Pak.., untuk acara besar-besarannya saya belom ada dana. Tapi kalau untuk acara syukuran dan makan bersama keluarga besar bapak saya punya sedikit tabungan, Pak,” sahut Utomo yang tak gentar mendengar penolakan atas dirinya.

Dikeluarkan uang sejumlah dua puluh lima juta yang selama ini ditabungnya. Itu pun Utomo mencari tambahan dengan menjadi sopir pada sebuah Travel agent di saat libur kantor, hari Sabtu dan minggu.

Terlihat Meytha duduk disebelah Utomo menemani sang kekasih yang sejak awal sudah membicarakan perihal keinginan hatinya untuk melamar secara langsung pada Bimantoro tanpa ada acara seserahan yang biasa dilakukan sebagian orang.

Hal itu disepakati Meytha, mengingat usia mereka yang akan menginjak dua puluh lima tahun dan mereka takut khilaf dan melakukan perbuatan terlarang diantara mereka.

Bimantoro dan sang istri melihat uang sebesar dua puluh lima juta dikeluarkan dari tas selempang yang digunakan Utomo, tertawa lepas seraya menghina pemuda itu.

“Hahahhahaha..., Kamu pikir, saya membesarkan Meytha hingga dia lulus kuliah dan sudah bekerja itu cuman cukup dua puluh lima juta rupiah ?! Otak kamu itu sesekali di pakai..! Mana ada orang tua yang tega melepas anak gadisnya sama orang yang cuman punya uang segitu?!” ujarnya dengan sengit seraya menunjuk ke arah uang yang diletakkan di meja tersebut.

Meytha yang melihat bapak dan ibunya menghina Utomo bereaksi atas apa yang dikatakannya, “Bapak..! Jangan terlalu menghina seperti itu. Saya dan Utomo saling mencintai, dan bagi kami itu cukup sebagai modal untuk kami menikah.”

“Masalah Rejeki, kekayaan itu besok kita bisa cari berdua. Kami memang, saat ini kerja di perusahaan kecil. Kami bekerja di oerusahaan Finance itu untuk mencari pengalaman. Besok kami akan cari pekerjaan di perusahaan yang lebih besar, Pak!” seru Meytha membela Utomo.

“Kamu itu.., Mey.., pikir dikepalamu.., kamu pikir bapakmu berbicara seperti ini untuk kepentingan dia? Sudah dari lama.., ibu, bapak sama sekali nggak setuju kamu berhubungan sama Utomo...!”

“Maaf aja.., ya Tomo.., kami nggak setuju dengan niat kamu.., apalagi silsilah keluarga kamu aja nggak jelas. Dan kami nggak mau keturunan kami berasal dari seorang penjahat atau..., Hmmm.., kamu seharusnya tau apa maksud kami,” ujar Wulandari berbicara terus terang pada Utomo.

Meytha yang duduk disisi Utomo memandang kekasihnya dengan rasa kasihan dan malu atas perilaku kedua orang tuanya. Sementara Utomo dengan wajah merah padam dan hati yang remuk redam berpamitan pada kedua orang tua Meytha dengan suara bergetar.

“Baiklah.., Buu.., Pak.., saya permisi dulu. Mungkin memang saya nggak berjodoh dengan Meytha,” ucap Utomo menunduk dan berlalu meninggalkan Meytha yang menangis disisinya.

“Tomo...! Tunggu..!” panggil Meytha yang mengejar Utomo sampai diluar pagarnya.

Dipeluknya tubuh Utomo dari belakang saat lelaki itu mendekati motornya. Dan Utomo membiarkan air mata kekasih hatinya membasahi punggungnya. Utomo yang juga menangis, sama sekali tidak ingin memperlihatkan air matanya di hadapan Meytha.

Setelah itu, Utomo pun menaiki motornya menuju kos-kos’an nya dengan hati yang penuh luka. Sementara kedua orang tua Meytha memanggil putrinya yang masih berdiri di pintu pagar itu, melepas kepergian Utomo.

“Meytha..! Masuk kamu..!”

Meytha pun masuk dengan perasaan sangat sedih. Karena harapan dan impian yang sering mereka bicarakan seolah menguap bagaikan asap. Dan saat ia sampai di ruang tamu, Ibunya pun berbicara padanya.

“Ingat besok kamu kembalikan uang si kere itu! Dia pikir dengan meninggalkan uang segitu aja bisa buat hati kami bergeming!”

Dengan air mata berlinang Meytha merapikan uang Utomo yang ditolak oleh kedua orang tuanya, lalu ia pun berjalan ke kamarnya mendekap uang kekasih hatinya dengan air mata berlinang yang membasahi sebagian besar uang tersebut.

***

Di hari Minggu ini, Utomo yang biasanya melakukan aktivitas dengan berolah raga di pagi hari, sama sekali tidak ingin melakukan aktivitas apa pun. Bahkan tawaran untuk membawa tamu asing dari Travel yang biasa dilakukannya ditolak mentah-mentah.

“Meytha.., bagaimana mungkin kedua orang tuamu memisahkan cinta kita? Apa kelahiranku di dunia ini memang harus menangung dosa-dosa kedua orang tuaku?” ucap Utomo saat terbangun dan teringat atas kejadian semalam.

Lelaki mana pun pasti akan hancur hatinya bila ditolak mentah-mentah saat akan melamar wanita pujaan hatinya. Begitu pun dengan Utomo yang bersedih dan frustrasi atas penolalan semalam. Apalagi perjalanan cinta Utomo dan Meytha telah berjalan lima tahun.

Tok.. Tok.. Tok..

Utomo yang mendengar ketukan pada pintu kosnya dengan bermalas-malasan beranjak dari tempat tidur berjalan membukakan pintu.

Ceklek...!

“Meytha..!” panggil Utomo terkejut dengan kehadiran Meytha di pagi hari ini.

Wanita muda cantik yang kini ada di depan pintu kamarnya itu memeluk erat tubuhnya. Tangisannya masih sama terdengar seperti kemarin malam saat ia meninggalkan kekasih hatinya di pintu gerbang rumahnya.

“Utomo.., aku nggak mau kita putus.., aku nggak mau.., jangan tinggalkan aku seperti ini.., hiks.. hiks..,” tangis Meytha dalam pelukan kekasih hatinya.

Yang dilakukan oleh Utomo hanya memeluk tubuh Meytha, saat wanita cantik jelita yang dicintanya menangis sesenggukan dalam pelukannya.

Utomo menghapus air pada Meytha, dan berkata, “Sayang.., tenangkan hatimu.., kita akan cari jalan agar kedua orang tua kamu mengizinkan aku meminang kamu.”

Tatap Utomo pada Meytha usai kekasih hatinya bisa menenangkan diri. Lalu, mereka duduk dilantai keramik pada sebuah kamar kos berukuran 3meter x 4meter.

“Tadi aku beli sarapan buat kamu, sekarang kita makan yaa.., dan ini aku diminta kembalikan uang kamu,” ucap Meytha menaruh uang yang kemarin ditinggal oleh Utomo pada nakas samping tempat tidurnya, lalu kekasih hatinya mengambil sendok dan piring pada dapur yang berada di dalam kamar dan berhadapan dengan kamar mandi.

Sambil menikmati sarapan yang dibawa oleh Meytha, mereka pun saling bertukar pikiran atas apa yang kini mereka hadapi. Dan usai menikmati sarapan, Utomo pun izin untuk membersihkan diri. Karena sejak bangun pagi, sama sekali ia tidak beranjak dari tempat tidurnya.

“Aku mandi dulu yaa.., kalau gimana kita nonton film ke bioskop,” ujar Utomo tersenyum seraya mengecup pipi Meytha.

“Udah sana mandi dulu.., pantas aja bau asem, pakai acara cium pipiku segala,” rajuk Meytha tersenyum bahagia saat bersama kekasih hatinya.

Saat Utomo sedang membersihkan diri itu, Meytha yang sangat takut kehilangan kekasihnya memikirkan hal yang selama mereka berpacaran selalu dijaga dan selalu mengingatkan satu dan lainnya untuk berada dalam pacaran yang sehat.

Maka saat pikiran liar Meytha menjelajahi otaknya dan dibenturkan pada kenyataan yang dialaminya, maka Meytha dengan keyakinan dirinya, menutup dan mengunci pintu kos sang ke kasih dan menyalakan pendingin pada kamar itu.

Tanpa sepengetahuan Utomo, Meytha telah menanggalkan seluruh pakaiannya disaat Utomo tengah membersihkan diri. Lalu, Meytha pun beranjak ke tempat tidur dan sengaja ia menutupi tubuh polosnya dengan selimut tebal di kamar itu.

Dalam hati Meytha berbisik, ‘Baiklah.., akan aku serahkan kesucianku atas cinta yang telah aku jaga selama ini, agar Tomo tahu, betapa aku sangat mencintainya. Dan aku berharap lewat jalan ini aku akan hamil, hingga kedua orang tuaku tidak lagi menentang pernikahan kami. Aku pikir ini adalah jalan terbaik untuk masalah yang kami hadapi.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ela Ela
astaga, benar dugaaanku kan.ternyata anak so Meta benar2 ayahnya adalah di cEO itu
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Kenalkan saya Parikesit70(✷‿✷) Terima kasih untuk kakak semua yang sudah meluangkan waktu baca cerita ini⊂((・▽・))⊃ Mohon bantuan kakak, Abang, Mas, Uda, Uni, bunda untuk kasih 5 bintang, ulasan pada buku & tambahkan pada rak buku kakak\(^o^)/ sekali lagi makasih kakak(◍•ᴗ•◍)...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 5 : Kenekatan Meytha

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Utomo yang keluar dari kamar mandi dan telah memakai boxer serta membelitkan handuk pada bagian pinggangnya terbelalak kala dilihat pakaian Meytha, kekasih yang dicintanya telah berserakan di lantai keramik kamarnya. “Meytha..! Apa yang kamu lakukan? Gila kamu..!” pekik Utomo saat memunguti pakaian kekasihnya yang berserakan di lantai keramik. “Pakai lagi.., aku nggak akan merusak kamu, Mey..., Please.., pakai pakaianmu. Kalau mau.., sudah dari lama aku merusak dirimu. Jangan lakukan ini sayang..,” tuturnya lembut sembari memberikan pakaian Meytha yang saat ini menyelimuti tubuhnya dalam balutan selimut tebal di atas tempat tidur.Meytha yang mendapatkan penolakan, menatap kecewa pada Utomo dan membalikkan tubuhnya ke arah dinding pada sisi kiri tempat tidur itu. Utomo yang tahu Meytha kecewa dengan membalikkan tubuhnya ke arah dinding kala ia memberikan pakaiannya, berdiri dari sisi tempat tidur dan beranjak menuju lemari untuk mengambil pakaia

    Last Updated : 2022-12-19
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 6 : Kegalauan Utomo

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI# Sejak saat itu, hubungan cinta kasih antara Utomo dan Meytha pun selalu diikuti dengan pergumulan penuh hasrat. Kini Utomo sudah tak segan lagi untuk meminta Meytha melakukan hubungan layaknya suami istri. Dan kejadian itu terjadi hingga empat bulan ke depan. Sampai akhirnya pada suatu hari, saat Utomo yang satu kantor dengan Meytha telah sampai dikantor terlebih dahulu, namun tak mendapati Meytha di kantor, membuat hatinya sangat gusar. Karena telepon Meytha tidak aktif. Walaupun sudah berulang kali Utomo dihubungi.“Napa elo..? Kayak orang bingung begitu,” tanya Rifai sahabat dan teman satu kantor Utomo. “Meytha belum sampai kantor, apa memang dia sakit yaa, sampai nggak kerja?” tanya Utomo bermonolog sembari memandang ke arah Rifai.“Laah.., elo tanya ke gue.., mana gue tahu. Bukannya elo yang jadi pacarnya..? Hehehehe.., dasar lelaki kagak punya tanggung jawab,” umpat Rifai seraya bercanda. “Udah elo fokus aja kerjain. Akhir bulan ini.., na

    Last Updated : 2023-01-04
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 7 : Tangisan Seorang Lelaki

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Sekitar jam sembilan malam Utomo ke kosnya, usai dia mencari penghasilan tambahan sebagai tukang ojek Online. Hal itu dilakukan semata-mata untuk menabung dan bertekad untuk bertanggung jawab sepenuhnya dari diri Meytha. Sering kali Utomo berkhayal suatu ketika Meytha mengatakan padanya kalau gadis itu hamil. Dan itu sudah menjadi mimpi dan harapannya setiap kali akan terlelap dari tidurnya. Seperti hari ini, saat Meytha tidak masuk kerja, Dia berpikir kalau kekasihnya enggak enak badan karena hamil. Tetapi, rekan kantornya yang dimintai tolong belum juga menghubunginya. Maka Utomo berpikir untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum dia menghubungi Rifai, rekan kerjanya. “Ya udahlah gue lebih baik mandi dulu aja. Apalagi ini badan pada lengket semuanya,” ucapnya pada diri sendiri seraya menaruh pakaian kotornya pada sebuah ember hitam. Selama ini Utomo mencuci pakaiannya sendiri. Biasanya sehabis mandi di pagi hari, pasti dia akan mencuci

    Last Updated : 2023-01-07
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 8 : Ingin Mati Saja

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI# “Fai.., gue harus denger sendiri penjelasan dari Meytha. Dia sama sekali nggak ngomong apa-apa sama gue. Pasti terjadi sesuatu sama Meytha. Buktinya dia nggak hubungi gue,” ungkap Utomo seraya mengambil celana panjangnya. “Tomo..! Tolong denger gue, Broo..! Sekarang udah jam sebelas lebih. Elo kesana dalam keadaan hati elo panas seperti ini, bisa-bisa malah jadi berat urusannya. Emang elo mau digebukin ramai-ramai di lingkungan rumahnya si Meytha!” cegah Rifai pada sahabat yang juga rekan kantornya. “Tapi.., gue harus minta kejelasan sama dia. Gue kagak terima kalau nikah sama lelaki lain. Padahal kemarin dia masih tidur bareng gue. Masa iya Meytha simpen lelaki lain. Gue kagak terima, Fai..,” ucap Utomo tetap ngotot pada Rifai. Rifai yang tahu kalau temannya bersikeras ingin menemui Meytha, akhirnya mengikuti keinginannya, asal Utomo mau terima sarannya. Rifai pun berkata, “Ok..! Gue kasih elo ke rumah Meytha. Tapi elo harus satu motor sama g

    Last Updated : 2023-01-08
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 9 : Plan Utomo

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Utomo dan Rifai akhirnya memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju kos Utomo. Tak ada percakapan yang terjadi dalam perjalanan itu. Kedua lelaki yang berboncengan itu, masing-masing berpikir dalam sudut pandang yang berbeda atas peristiwa yang terjadi hari ini. Hingga akhirnya, mereka sampai di rumah yang berisi sekitar sepuluh kamar kos, dan salah satunya adalah kamar kos Utomo.Sekitar jam satu malam mereka sampai di kos, usai memasukkan motor milik Rifai, mereka berdua masuk ke dalam kamar kos. Utomo masuk ke kamar mandi. Terdengar jelas dini hari ia membersihkan diri, sedangkan Rifai menunggu dengan duduk di lantai keramik kamar itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, Utomo keluar dari dalam kamar mandi dengan memegang handuk yang ia gosokan pada rambut dikepalanya yang basah. Kini giliran Rifai masuk ke dalam kamar mandi hanya untuk membasuh wajah dan mencuci tangan dan kakinya. Setelah itu menyeka wajahnya dengan handuk kecil.“Kagak di

    Last Updated : 2023-01-10
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 10 : Arti Persahabatan

    #FLASHBACK MASA LALU REYNALDI/UTOMO#Sekitar pukul sembilan kedua pemuda yang semalam mengalami peristiwa kesedihan atas nama cinta bangun dengan mengerjapkan matanya. Terlihat Utomo mengusap wajahnya sedangkan Rifai mengaruk-garuk kepalanya. Melihat kelakuan Rifai yang menggaruk-garuk kepalanya, Utomo menoleh ke arah sahabatnya dan berkata, “Aduh! Ketombe elo pada jatoh nih ke bantal. Jorok!” “Sana kek elo.., bau naga itu mulut elo,” balas Rifai seraya menutup hidungnya. “Ala elo ini lagunya. Mulut elo juga bau jigong..!” sergah Utomo tertawa lebar. Melihat tawa pada wajah Utomo, sahabatnya Rifai pun menggodanya, “Eh.., katanya mau mati. Sono sekarang elo ke jalan. Mumpung banyak banget mobil lewat jam segini.” “Hahahhahaha.., sialan elo. Udah nih gue mau ke warung depan dulu apa kita bareng sarapan di depan sembari minum kopi?” tanya Utomo yang telah terduduk di sisi tempat tidur. “Ya udah kita kesana aja sekarang, sembari ngopi. Di kos elo kagak ada kopi kan?” tanya Rifai yang

    Last Updated : 2023-01-10
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 11 : Wayan teman pertama Utomo

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/ REYNALDI#Pesawat yang membawa Utomo pun mendarat mulus di Bandara Ngurah Rai. Hatinya begitu bergetar saat untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di tanah Pulau Dewata. Pulau dengan seribu Dewa dan penuh mistis serta daya magis yang luar biasa. Utomo turun dari pesawat dengan mengucapkan Bismillah. Ia sangat yakin dan penuh harap, Pulau Dewata akan merubah nasibnya. Entah mengapa ada suara keras menggema ditelinganya yang menyatakan, kalau hidupnya akan berubah dari yang tak punya orang tua menjadi punya orang tua. Dari tak ada tempat bersandar jadi punya sandaran hidup. Dalam hati Utomo berbisik, ‘Kenapa gue merasa Pulau ini buat hati nyaman yaa.., padahal baru pertama kali, gue menginjakkan kaki di pulau ini.’ Selain angannya mengingini Meytha hamil ia juga sering mengkhayal, kalau ia akan bertemu orang tuanya agar tidak ada lagi hinaan yang ditujukan padanya. Walau itu sebuah angan-angan yang sangat sulit di raihnya, namun tiada henti Utomo selal

    Last Updated : 2023-01-12
  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 12 : Hari Pertama di Pulau Dewata

    #FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#Utomo yang menunggu Teja di Gazebo akhirnya tertidur lelap usai menikmati makan siangnya. Terlihat Teja telah berada di depan Gazebo memandang Utomo dalam dengkur dengan tas gendong sebagai bantalnya. “Tomo.., Tomo.., bangun..,” Teja menepuk-nepuk betis Utomo dan duduk di sisi Gazebo. Utomo mengerjapkan mata, mengusap kasar wajah dan menggeliatkan tubuhnya. Ia terdiam sejenak, memandang ke langit-langit bangunan Gazebo lalu beralih memandang Teja yang duduk di pinggir Gazebo. “Eehh.., Iya. Maaf Teja.., kok saya jadi sedikit bingung. Hehehehehe.., udah selesai kerjanya?” tanya Utomo bangun dari tidurnya dengan meregangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. “Iya udah.., Ayo ikut saya ke rumah,” ajak Teja pada Utomo. Utomo pun memakai lagi sepatu sport dan meraih tas gendongnya. Terlihat Teja menarik kopernya berjalan di depan Utomo sampai akhirnya Utomo melangkah panjang dan kini berjalan sejajar dengan Teja. “Jauh dari sini rumahnya?” tanya Utomo

    Last Updated : 2023-01-14

Latest chapter

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 91 : SAH..! (THE END / TAMAT)

    Tepat pukul delapan pagi suasana rumah Meytha telah ramai. Tenda telah di pasang di depan rumah dan di depan rumah tetangganya. Suasana hari ini berbeda dengan suasana sepuluh tahun lalu, dimana semua serba mendadak. Bahkan beberapa kerabat Wulandari dan almarhum Bimantoro tidak ke Jakarta, karena acara pernikahan Meytha yang dianggap terlalu tergesa-gesa.Hiasan Janur kuning dipasang di depan pintu pagar kanan dan kiri yang dibuka lebar. Ruang tamu disulap dengan sentuhan permadani berwarna biru. Disediakan dua kursi untuk mempelai, dua kursi untuk saksi dan wali serta dua kursi untuk orang tua. Untuk kerabat dekat semua berkumpul di ruang keluarga, dimana seluruh sofa diletakan diluar rumah menyatu dengan kursi plastik yang di pinjam di kantor RW, tempat duduk beberapa tetangga kanan kiri dan samping kanan dan kiri pula. Hari ini, Meytha menggunakan pakaian kebaya putih dan kain batik berwarna coklat dengan rambut disanggul modern. Tampak wajah Meytha sangat cantik, sampai Bula

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 90 : Meytha menikah, Elmira melahirkan

    Satu hari sebelum hari bersejarah bagi Reynaldi dan Meytha akan dilakukan, tampak kesibukan terlihat di rumah Meytha Kasturi. Ibu-ibu pengajian dekat kompleks perumahan tempat tinggal mereka, datang ke rumah, melakukan doa bersama untuk kelancaran ijab kabul yang akan dilakukan esok hari dan atas permintaan Wulandari, pernikahan pun akan dilakukan di rumah itu, karena wanita itu merasa almarhum suaminya akan hadir dan melihat kalau putrinya menikah dengan orang yang dicintainya.Sementara itu, Reynaldi yang mengikuti tradisi dan aturan yang diberlakukan oleh Widyawati, tidak diperbolehkan bertemu dengan mempelai wanita selama tujuh hari sebelum hari pernikahan. Maka, ia pun wajib mengikuti tradisi dari keluarga Widyawati. Bahkan, untuk menanyakan kabar Meytha lewat ponsel saja, dilarang oleh Widyawati dan itu membuat Reynaldi menjadi uring-uringan.“Mami.., boleh ya Rey hubungi Meytha.., juga besok kami udah bertemu.., yaa.., Mii,” rajuk Reynaldi layaknya seorang anak kecil.“Rey..

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 89 : Gerakan Bayi Elmira

    Kedua anak kembar mereka banyak bertanya tentang rumah yang akan mereka tempati dan Meytha pun menjelaskan hal yang tidak terlalu mendetail pada si kembar yang selalu bertanya banyak hal.Untuk rumah yang pernah ditempati sampai dua puluh lima tahun itu tidak mengalami perubahan, walaupun pada bagian dalamnya, telah banyak yang direnovasi mengikuti gaya dapur atau pun kamar mandi jaman sekarang, namun pada setiap bagian kamarnya tidak diubah oleh Reynaldi. Bulan menempati kamar yang dulu ditempati oleh Meytha, dan Bintang menempati kamar yang di tempati oleh almarhum adiknya Meytha. Kedua kamar itu berada di depan ruang keluarga. Untuk Wulandari menempati kamarnya yang dulu, sedangkan kamar khusua untuk tamu yang berada di depan ruang tamu, menjadi kamar Meytha. Untuk Siti, pembantu rumah tangga yang telah ada di rumah itu, rencananya akan tidur bersama Wulandari. “Buu.., rencananya saya mau buat satu kamar lagi di dekat halaman belakang untuk Siti, hanya saja saya mau minta pendapat

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 88 : Rumah Kenangan untuk Meytha

    Hubungan yang berlanjut antara Meytha dan Reynaldi lewat LDR selama dua bulan ini kian bertambah mesra, hingga akhirnya kenaikan kelas si kembar menjadi satu jalan menuju jarak antara keduanya kian mendekat. Seperti saat ini, Reynaldi datang pada hari kenaikan kelas si kembar. Meytha mengambil rapor Bintang Hutama Putra dan Reynaldi mengambil rapor Bulan Hutami Putri. Selama enam bulan berada dalam lingkungan pedesaan membuat si kembar sangat mengerti, arti sebuah kesederhanaan dari teman-teman sekelasnya yang mayoritas orang tuanya menjadi petani dan pedagang. Reynaldi mengabadikan perpisahan si kembar bersama temen sekelasnya dengan berfoto dan memvideokan kebersamaan mereka. Sementara, Reynaldi sendiri cukup dikenal oleh kepala sekolah dan semua guru, setelah melakukan perbaikan halaman sekolah anaknya, yang awalnya hanya berupa tanah berwarna merahan, kini berisi paving dan di tata juga bagian tamannya.Bukan hanya itu, Reynaldi pun memperbaiki ruang UKS dan tiga kamar mandi untu

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 87 : Cemburu tapi Malu

    Kehamilan Elmira membuat Widyawati dan Richard memiliki rasa kasihan pada gadis muda nan cantik jelita itu. Walaupun Elmira pernah melakukan sebuah kesalahan, namun bagi Richard kesempatan kedua untuk menjadi pribadi yang baik diberikan olehnya. Dan keputusan Reynaldi untuk mengambil bayi yang sedang dikandung oleh Elmira disetujui oleh kedua orang tuanya serta mendapat dukungan penuh dari Meytha. Bagi Meytha keadaan buruk yang dialaminya dulu, lebih buruk yang dialami Elmira, karena itu membuat hati Meytha tergerak untuk mengambil bayi yang dikandung Elmira saat bayi itu dilahirkannya. Dan atas permintaan Elmira, ia ingin Reynaldi bisa mengantarkannya ke dokter kandungan ketika akan memeriksa kehamilannya.Hingga jadwal seminggu sekali Reynaldi untuk menemui kedua anak kembarnya pun pastinya, akan menjadi berubah akibat kewajibannya mengantar Elmira ke dokter kandungan. Seperti pada hari ini, putrinya mengeluh saat Reynaldi membatalkan kepulangannya pada minggu pertama ke Surabaya, s

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 86 : Solusi untuk Elmira

    Widyawati yang mendengar ucapan Richard jelas sangat terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya. Richard pun tersenyum lebar melihat raut wajah Widyawati yang tampak tersenyum kecut. “Emang Papi punya niat untuk nikah lagi?” tanya Widyawati serius. “Sayang.., bukannya kamu ingin kita membantu Elmira untuk mencari ayah dari bayi yang dikandungnya?” tanya Richard masih tersenyum lebar. “Nggak lucu..! Kenapa Papi yang harus maju? Maksud Mami kan.., Rey bisa minta izin sama Meytha.., siapa tahu dia setuju,” ucap Widyawati tetap ada keinginannya karena kasihan pada Elmira. “Sayang.., sekarang coba kamu tempatkan dirimu menjadi Meytha.., kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Apa lagi Elmira berperilaku tidak baik. Apa kamu pikir, Meytha akan mau terima usulan itu?” tanya Richard memandang Widyawati yang terlihat baru menyadari kesalahannya. “Hmm.., gimana dong Pii.., aku kasihan sama Elmira. Aku takut dia stress dan akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya,” tutur Widyawati dengan

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 85 : Elmira Hamil..?

    Widyawati dan Reynaldi pun menemui Imelda bersama putrinya di ruang tamu. Reynaldi langsung duduk di sofa panjang dan Richard duduk pada sofa tunggal di bagian tengah. Sedangkan Elmira dan Imelda duduk pada sofa tunggal yang berdampingan. Terlihat Widyawati berjalan menuju sofa yang di duduki Imelda dan wanita paruh baya itu mendekati Imelda dan membungkuk untuk melihat kaki palsu Imelda. “Mel.., apa terasa sakit waktu kamu pakai?” tanya Widyawati mengamati kaki palsu yang digunakan Imelda. “Yaa agak sakit. Tapi, hatiku ini lebih sakit.., Wid,” ucapnya dengan kelopak mata yang telah basah. Melihat sahabatnya menangis tanpa bersuara, Widyawati pun terkejut dan memegang tangannya dan berucap, “Ada apa Mel..? Apa ada masalah?” Mendengar pertanyaan sahabatnya, isak tangis Imelda pun semakin kuat. Dan Elmira yang melihat Imelda menangis tanpa mampu mengatakan tujuan mereka ke rumah itu, bersimpuh di hadapan Widyawati. Gadis cantik itu memegang kaki Widyawati dan menangis pula. “Hey..,

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 84 : Kedatangan Imelda & Elmira

    Kepergian Reynaldi kali ini berbeda dari biasanya. Hari ini kedua anaknya melepas kepergian Reynaldi dengan memeluk dan menyampaikan pesan untuk seorang papa yang kini hadir dalam kehidupan mereka. “Papa ingat ya, sampai Jakarta telepon kakak sama adek..,” pinta Bintang saat memeluk Reynaldi. “Iyaa.., nanti sampai di bandara Surabaya aja udah Papa telepon. Gitu juga waktu di Bandara Jakarta Papa akan telepon lagi,” janji Reynaldi dengan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya. “Papa.., bisa setiap hari telepon Bulan? Kalau bisa Papa teleponnya pagi sebelum Papa kerja, kalau siangnya waktu Papa makan siang dan malamnya waktu Bulan lagi belajar. Biar Bulan bisa denger suara Papa tiap hari,” tutur putri cantik Reynaldi dengan manjanya. “Yaa, sayang Papa akan telepon setiap nggak sibuk. Papa juga pastinya kangen sama kalian semua,” ucap Reynaldi memandang putri kecilnya, mencium pipinya dan memandang mesra ke arah Meytha. Setelah itu, Meytha mencium punggung tangan Reynaldi. Lalu, tanp

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 83: Lamaran

    Satu hari sebelum acara seserahan, Widyawati yang meminta tolong kakak sepupunya untuk membawakan kebaya berwarna jingga berikut aksesoris serta lengkap dengan selop dan make up yang akan dipakai acara seserahan pun datang. “Widya.., apa cukup ukuran tubuhnya ‘L’? Katamu kan udah pernah punya anak, 2 pula,” tanya Pipit kakak sepupu Widyawati kala ia telah berada di kamar hotel. “Badannya masih bagus.., nggak melar kayak Mbak Pipit.., hehehehe,” canda Widyawati ada saudara sepupunya. Lalu, mereka mengobrol tentang Reynaldi dan kondisi perusahaannya di Jakarta. Kemudian, Pipit pun meminta pada Widyawati untuk memperkenalkan Meytha padanya. “Kenalkan aku sama calon menantumu, sekalian coba kebaya yang aku bawa ini..,” pinta pipit. Sesaat Widyawati melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ia pun berucap, “Sore aja sekalian liat kedua cucuku. Soalnya kalau gini hari kita kesana.., calon menantuku baru pulang dari pasar. Kasihan kalau kita ganggu. Apa lagi dia tiap ha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status