"Aku bukan Edna." Ana yang rambutnya sedang disisir oleh Patrik kemudian bicara dengan pelan. Ana hanya ingin mendapatkan keluarga yang menyayangi dia kok. Tapi kenapa sulit sekali ya? Disaat ada kesempatan seperti ini Ana malah merasa bahwa Jagad lah yang menghalangi segalanya. Seandainya tidak ada Jagad maka Ana akan bisa menjadi Edna dan melakukan apapun dia mau tanpa ada bayang-bayang dari Jagad. Patrik yang sudah tahu keadaan Edna dari dokter yang merawatnya berusaha tegar saat Edna kambuh lagi seperti ini. Baiklah, Patrik akan berusaha semaksimal mungkin agar Edna tidak lagi kambuh seperti ini. "Kalau kamu bukan Edna kamu siapa dong?" Patrik menanti jawaban dari Edna. Apakah Edna akan menyebut nama Ana lagi? Mendengar Patrik yang mau meladeni ucapannya membuat Ana merasa terharu dan langsung menuangkan apa yang mengganjal di hatinya. Walaupun Ana yakin bahwa Patrik tidak menganggap ucapannya sebagai kebenaran setidaknya Patrik sudah meladeni ucapannya dengan baik. "Aku itu An
Jagad masih saja terus menelpon Ana. Yang bisa Ana lakukan adalah memberlakukan mode silent pada ponselnya agar tidak ada dering panggilan yang menganggu. Demi apapun rasanya Ana benar-benar ingin lari dari sini saja."Ana, mas masuk dulu ya." Patrik mengetuk pintu bebarengan dengan panggilan dari Jagad. Tentu saja hal ini membuat Ana langsung mematikan panggilan tersebut. Ana tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan. "Iya, mas. Ana kemudian segera menonaktifkan ponselnya dan meletakkannya di kasur begitu saja. "Ini mas bawain nasi hainan buat kamu. Ini juga ada susu...eh ini bukan susu yang biasanya kamu minum. Ini...ini susu..." Patrik terlihat kesulitan untuk berbicara dan Ana paham betul apa yang membuat Patrik sampai seperti itu. "Susu ibu hamil kan?" Ana tersenyum menenangkan dan hal itu tentu saja membuat Patrik bisa bernafas lega. "Ah, iya. Mas bingung mau ngomong kayak gimana. Oh iya, kamu pengen sesuatu lagi kah? Ibu hamil tuh ngidam gitu kali ya?" Patrik terlihat c
"Akhirnya kamu mengangkat panggilan dari aku ya." Saat ini Jagad dan Ana bertemu di luar karena memang ingin bicara dua mata. Seandainya Jagad tahu betapa sulitnya untuk meminta izin agar bisa keluar sendiri saja. Lagi-lagi Ana menggunakan alasan kehamilan. "Kenapa kamu kayak perempuan gini?" Ana merasa terkejut ketika melihat Jagad yang berdandan seperti perempuan. Jika Ana tidak tahu bahwa Jagad adalah laki-laki dia pasti akan percaya kalau dibilang Jagad adalah perempuan. "Menurut kamu, keluarga kamu itu akan membiarkan begitu saja kamu keluar sendirian? Mereka pasti mengawasi kamu dan saat ini aku melihat ada beberapa orang yang mengawasi kamu dari kejauhan. Lain kali berpikir dengan baik, Ana. Edna adalah gadis yang pintar jadi sudah seharusnya kamu seperti dia. Jangan mempermalukan nama Edna selama kamu hidup menjadi dia." Jagad berucap dengan dingin dan itu tambah melukai harga diri Ana. "Aku hanya gadis pengganti. Gak penting kan aku bersikap seperti apa selama menjadi Edna
Ana merebahkan dirinya di atas kasur kamarnya. Demi apapun hari ini melelahkan sekali. Ana pikir setelah jadi Edna hidupnya akan damai dan menyenangkan. Rupanya kenyataan tidak sebaik ekspetasi yang ada. Yang Ana rasakan sekarang adalah perasaan tertekan. "Edna, ayo keluar dulu. Papa mau ngomong di ruang keluarga." Dari luar kamar Claudia memberikan Ana instruksi agar keluar dari kamar. Ana sebenarnya ingin menolak permintaan itu tapi merasa tak tega. Bisa-bisa nanti semuanya akan jadi kacau balau karena Ana kebanyakan bertingkah. "Edna, kamu tidur atau gimana? Mama ke kamar kamu ya?" Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Ana, Claudia berniat untuk masuk ke dalam kamarnya saja. Ana langsung gelagapan dan segera menyahut. "Aku gak tidur kok, ma. Ini aku mau keluar jadi mama gak usah masuk ke dalam kamar." Saat ini Ana tidak ingin wilayahnya dimasuki oleh siapapun. "Oke kalau gitu. Kamu langsung keluar kamar ya karena papa mau ngobrol penting dengan kita semua." Claudia mengu
"Kenapa papa yang memusuhi kamu malah mau menerima kamu disini? Kamu bahkan diajak ke perkampungan mawar. Trik apa yang kamu pakai Jagad?" Wajah Ana saat ini menunjukkan betapa geramnya dia. Tentu saja Ana merasa geram karena dia pikir dia tidak akan perlu bertemu dengan Jagad sampai nanti dia memutuskan untuk menerima lamaran Jagad. "Trik? Kamu selalu berprasangka buruk padaku, Ana. Tidak ada satupun trik yang aku lakukan sehingga bisa pergi denganmu ke perkampungan mawar. Lagipula bagus juga kan kalau aku ikut. Mulut orang-orang disana sangat liar dan dengan penampilan kamu sekarang maka tentu saja orang-orang tersebut akan heboh sendiri. Nah jadi apa kamu berpikir bahwa lebih aku tidak ikut?" Berbeda dengan Ana yang dengan terang-terangan menunjukkan bahwa dia tidak suka dengan kenyataan bahwa Jagad ikut ke perkampungan mawar, Jagad justru terlihat sangat santai. Jagad menunjukkan sikap tenang yang membuat Ana semakin muak. "Aku bisa mengatasi masalahku sendiri. Dengan adanya kam
Ana tahu benar siapa yang menamparnya. Itu adalah Rita, ibu tirinya. Hanya saja Ana tidak menyangka Rita akan punya nyali sebesar ini untuk menamparnya. Lalu bukankah jenazah Edna harusnya sudah dilihat oleh Rita? Mengapa sekarang Rita malah mengatakan bahwa Ana melarikan diri. Patrik langsung menarik Ana ke belakang dan kemudian bertanya pada Rita dengan suara yang tegas. Tentu saja sebenarnya keinginan Patrik adalah menampar ibu paruh baya ini. Berani sekali dia mengatakan hal yang kotor mengenai Edna. "Ibu, apa yang anda lakukan pada adik saya? Anda pikir anda siapa sampai bisa memperlakukan adik saya dengan kasar seperti itu?" Sungguh saat ini Patrik ingin mencabik-cabik wajah orang lancang ini. Saat ini pun mata itu masih menampilkan kesombongan. Sungguh luar biasa manusia di depannya ini. "Dia anak tiri saya! Sejak kapan jalang itu jadi orang kaya begini hah?! Apa kamu membuka selangkanganmu untuk para pria ini?!" Rita berkata dengan murka kepada Ana. Ana sendiri hanya bisa m
Bagaimana ini? Sudah di kampus seperti ini pun pikiran Ana benar-benar tidak tenang. Padahal ini adalah kesempatan yang benar-benar dia nantikan. Dari dulu Ana sangat ingin untuk bisa berkuliah namun tentu saja keadaan hidupnya yang sudah sulit telah membuatnya membuang jauh-jauh impian seperti itu. "Edna, kamu masih sakit ya? Kalau sakit harusnya gak usah ke kampus lho." Marchelia, salah satu teman Edna. Sebenarnya sih kalau kata Jagad, Marchelia ini adalah sahabat Edna. Yah untung saja semasa hidupnya Edna adalah orang yang menceritakan segala hal kepada Jagad sehingga saat ini Ana bisa menempatkan diri untuk bersikap layaknya Edna asli di depan Marchelia. Jagad juga sudah mencarikan info yang diperlukan untuk membuat Ana lebih siap lagi ketika berinteraksi dengan Marchelia. "Gak kok. Aku cuma pusing sedikit tapi masih baik-baik saja. Kamu habis ini mau pulang atau kemana gitu nggak?" Kata Jagad, Marchelia ini adalah tipe orang yang akan dengan senang hati untuk nongkrong kesana k
"Mama yakin Edna tidak akan mampu untuk bertahan di kos murah dan kumuh seperti itu selama tujuh hari. Kamu juga tahu sendiri kan Patrik kalau selama ini adik kamu itu dibesarkan dalam keluarga yang seperti apa. Apa mama salah ya tidak mencegah papa untuk menyuruh Edna tinggal di tempat yang tidak layak? Edna hamil dan selama ini dia dimanja dengan kekayaan." Walaupun kemarin Claudia menunjukkan raut wajah yang dingin dan kecewa kepada Edna nyatanya siang ini saat Edna sudah tidak ada disini dia tetap merasa cemas dan merasakan sedikit penyesalan karena tidak mencegah Harjokusumo untuk menyuruh Edna tinggal di kos murah itu. "Ma, Edna memang harus dikasih pelajaran sekali-sekali. Anak itu harus belajar kalau gak semua apa yang ada di semesta ini selalu berjalan sesuai dengan keinginan dia. Aku rasa pilihan untuk menyuruh dia tinggal di kos murah itu adalah pilihan yang tepat. "Tapi, Patrik. Adik kamu itu gak pernah betah tinggal di lingkungan seperti itu. Kamu ingat waktu kita terpa
Tidak ada tanda-tanda bahwa Ana akan diapa-apakan oleh Leo. Sepertinya itu hanyalah ketakutan Patrik saja. Ana juga tak bisa berlama-lama dikurung seperti ini karena dia juga harus mulai bekerja keras untuk mengumpulkan harta atas namanya sendiri. Ana tidak ingin dirinya terlunta-lunta saat hidup sendirian di luaran sana. Ana tahu entah kapan yang jelas identitas palsunya pasti akan segera ketahuan. Sebelum itu terjadi tentu saja Ana harus mengumpulkan uang. "Bu, apa anda ingin mencoba kuliah lagi tahun depan?" Beberapa hari ini Leona melihat bosnya ini sangat rajin dalam belajar materi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri. Apakah keluarga Hariman mengalami kesulitan ekonomi sehingga bosnya ini harus mengejar kampus negeri? Ya walaupun kampus negeri pun sekarang mahal dan mencakup semua kalangan. Apalagi jika kampusnya itu adalah top 3."Iya. Kuliah kedokteran kemarin membuat saya sadar bahwa saya tidak mampu di bidang itu. Kedokteran itu kan taruhannya nyawa. Akan sangat berbahaya ka
Jagad telah dibunuh kah? Apa iya semudah ini dalam menyingkirkan Jagad? Entah mengapa Ana merasa tak yakin dan merasa bahwa sebentar lagi pasti ada bom yang tidak dia duga. Apakah bekerja sama dengan Leo memang bisa mendapatkan hasil yang secepat ini? "Leona, ayo kita pulang ke rumah saya. Saya harus mengambil barang-barang yang masih tertinggal di sana. Tolong kamu panggilkan mobil pengangkut barang karena ada banyak barang milik saya yang ada disana." Ana akan mengecek sendiri apakah Jagad memang benar-benar sudah tidak ada atau itu hanya karangan Leo saja. "Berarti kita berangkat terlebih dahulu atau bareng dengan pengangkut barang, bu?" Leona dengan segera menelpon pengangkut barang yang terpercaya karena pasti barang-barang milik bosnya ini adalah barang-barang yang mahal. "Kita bareng pengangkut barang itu saja. Sekarang masih ada yang perlu saya kerjakan. Kamu juga bisa kembali ke ruangan kamu saja, Leona. Apa yang perlu saya kerjakan ini tidak memerlukan bantuan kamu kok."
Hah? Janji apa? Ana tidak merasa telah menjanjikan apapun untuk Leo. "Kalau yang kamu maksud itu adalah rekaman pengakuan Afandi maka bukankah memang belum waktunya? Pengadilannya kan tidak jadi dilaksanakan. Jadi untuk apa kamu tahu tentang hal itu?" Apakah Ana yang salah sangka kalau pengadilannya tidak jadi diadakan tapi sebenarnya pengadilan itu tetap berjalan? Kenapa ada banyak salah paham seperti ini? "Pengadilannya memang tidak jadi dilaksanakan tapi bukankah harusnya rekaman itu tetap tersebar ke khalayak luas di hari itu? Apa menurutmu hanya pengadilan yang bisa menyebarkan rekaman itu?" Wajah licik Leo terlihat menyeringai dan meremehkan Ana. Tentu saja Ana tidak terima namun dirinya bisa melakukan apa memangnya. "Maksudnya apa? Bukankah memang hanya pengadilan yang bisa menyebarkan hal itu? Kamu mau membuat skandal baru atau bagaimana?" Ana ingin agar Leo tidak bicara yang bertele-tele karena dia tidak bisa keluar terlalu lama dari acara ini. Ana adalah keluarga dari ora
"Hah? Leo yang itu ma? Masa iya dia nyariin aku." Ana berusaha sebisa mungkin untuk menyangkal. Ana tidak ingin siapapun termasuk Claudia tahu transaksi apa yang dia lakukan dengan Leo. "Ya Leo yang itu lah. Lagian Leo yang mana lagi sih, Edna. Tadi di luar mama sama papa sempat ngobrol sama dia karena ya dia ngajak ngobrol. Tapi ternyata dia malah ngomongin kamu. Leo bilang pengen ketemu sama kamu buat nanyain soal Jagad. Tapi mama gak yakin soal itu. Kan semua orang juga sudah tahu kalau hubungan Leo dan Jagad itu gak baik. Jadi untuk apa Leo nanyain soal Jagad ke kamu. Makanya mama nanya ke kamu, kamu gak lagi melakukan hubungan atau transaksi yang aneh-aneh kan dengan Leo? Leo itu berbahaya, Edna. Semua orang tahu kalau keluarga Lazuardi itu berbahaya.""Tapi dulu kan kita pernah berbinis bareng. Waktu itu aku juga nolongin Jagad kan." Sebenarnya Ana penasaran kenapa keluarga yang awalnya berbisnis bersama tiba-tiba memiliki hubungan yang renggang seperti ini. "Sudah, gak perlu
Kedatangan Leo jelas mencuri perhatian. Resepsi mewah yang dihadiri oleh banyak orang ini pun tidak bisa mengalihkan perhatian dari Leo. Keluarga Sastrawidjaja memang mengundang keluarga Lazuardi untuk hadir dalam resepsi ini. Namun tidak ada yang berharap kalau ada anggota keluarga Lazuardi yang datang karena keluarga itu adalah keluarga yang seolah punya dunianya sendiri. Tentu saja kedatangan Leo tidak pernah diperkirakan oleh siapapun termasuk Ana. Kata Leona, Leo datang untuk menemui dirinya. Itu hanya asumsi Leona atau memang sebelumnya Leona telah berbicara dengan Leo ya? Ana tak sempat untuk menanyakan hal tersebut karena Leona sudah keburu pergi untuk mengobrol dengan orang lain. "Orang itu padahal diperhatikan oleh banyak orang tapi dia kelihatan biasa saja. Bagaimana orang yang menjauhi perhatian orang lain malah terlihat biasa saja ketika mendapat perhatian sebesar ini?" Ratih yang berbicara. Ucapannya yang mempromosikan anaknya untuk menjadi pengantin Ana pun teralihkan
Ana tidak tahu apakah pengadilan berjalan dengan semestinya. Tidak ada tanda-tanda Leo menghubungi dirinya. Ana merasa cemas. Seharusnya Leo merasa murka saat ini dan terus mencari Ana. Apakah Leo membuat rencana yang amat spektakuler hingga membuat Ana benar-benar hancur? Ah, walaupun sekarang Ana selamat dari Clathria tapi dirinya tidak akan bisa selamat dari Leo."Ini adalah pernikahan kakakmu sendiri lho. Kenapa wajah kamu kelihatan banyak pikiran begitu?" Salah satu kerabat dari Marchelia datang menghampiri Ana yang sedang makan cemilan di pernikahan Patrik. Ana tidak mengenal orang ini sama sekali tapi tentu saja dia harus mengerti sopan santun bukan. "Saya gak lagi banyak pikiran kok. Saya cuma masih lelah saja karena kemarin terjadi hal yang gak menyenangkan pada saya. Ibu juga ayo dinikmati makanannya." Ana berharap sikap yang dia tunjukkan ini sudah merupakan sikap yang ramah dan tidak akan menghasilkan gunjingan baru. Baik saat menjadi Ana maupun Edna rasanya tidak ada tin
"Jagad? Suaminya Edna?" Marchelia terkejut mendengar nama itu lagi. Bukankah manusia itu sekarang sedang dalam masa penahanan? Lalu bagaimana dia bisa memberitahu keluarga Hariman kalau Edna dalam bahaya? Jagad juga berada dalam penahanan dan setahu Marchelia dia sudah tidak berhubungan dengan Edna lagi. "Iya. Jagad bilang dia masih mengawasi Edna lewat orang-orang suruhannya karena khawatir kalau Edna akan bunuh diri lagi. Awalnya aku benar-benar murka karena dia sudah dengan lancangnya menganggu privasi Edna. Tapi sekarang aku malah bersyukur karena hal tersebut Jagad jadi tahu kalau beberapa hari ini Edna berhubungan dengan Clathria dan bahkan katanya berhubungan juga dengan Leo yang merupakan kakak tiri Jagad. Jagad bilang tidak tahu apa saja pembicaraan mereka karena orang suruhannya hanya perlu memastikan bahwa Edna tidak melakukan tindakan bunuh diri sehingga tentu saja jarak keberadaan Edna tidak begitu dekat dengan orang suruhan tersebut.""Kalau begitu Jagad tahu dari mana
Ana tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi hingga keluarga Hariman datang untuk menyelamatkan dirinya. Yang Ana ketahui dengan jelas adalah dirinya bisa selamat karena Patrik yang menyelamatkan dirinya. Sungguh kalau bukan karena hal tersebut pasti saat ini Ana sudah mati. "Edna, mama tahu bahwa kamu menganggap bahwa Clathria adalah orang yang baik karena dia adalah keponakan ibu kandung kamu. Tapi yang jelas Clathria tidak sebaik itu. Hari ini saja kamu hampir gak ada, nak. Jangan sebaik itu pada orang lain. Jangan pernah berpikir terlalu positif seperti itu." Edna mendengarkan dengan seksama ucapan yang keluar dari mulut Claudia. Yang dikatakan Claudia tidak sepenuhnya salah. Clathria bukanlah orang yang sebaik itu tapi tanpa Claudia ketahui bahwa Clathria adalah orang yang baik pada Edna yang asli. Edna yang asli pasti tidak tahu dengan kebaikan Clathria karena pengaruh dari Claudia. Namun karena Edna bukanlah Edna yang asli maka Clathria menunjukkan bagaimana sisi dirinya
Clathria memicingkan matanya karena tak percaya dengan ucapan Ana. "Mengaku? Kamu bilang kamu akan mengaku? Apa jaminannya? Kamu pikir aku bisa dibodohi begitu saja? Kamu tidak belajar dari pengalaman ya." Clathria mengajukan pertanyaan beruntun kepada Ana sehingga Ana merasa posisi dirinya makin terpojok. Tapi Ana sudah berhasil berpikir dalam waktu secepat ini. Ana akan melakukan sebisa hal yang bisa dia usahakan semaksimal mungkin agar tetap bisa hidup damai dan nyaman sebagai Edna. "Kamu bilang tidak masalah kan kalau aku menipu semua orang selain ibu kandung Edna? Aku hanya akan mengaku ke beliau lalu semuanya akan berjalan seperti semula. Rencana awalku dengan Leo juga akan tetap berjalan." "Cewek gila ini! Kamu pikir tanteku itu manusia lemah yang terima begitu saja dengan kebohonganmu lalu diam gitu? Tentu saja tanteku akan memberitahu kepada semua orang bahwa kamu adalah Edna palsu. Ibu mana yang rela anaknya meninggal dengan nisan atas nama orang lain? Mungkin kamu berpiki