Share

176. Mulai Terkuak

last update Last Updated: 2023-07-27 03:23:27

**

"Sayang?"

Carissa bergeming ketika suara familiar itu menyeruak masuk bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka.

"Sayang? Kamu tidur?"

Masih bergeming. Carissa tidak sedikitpun bergerak. Ia diam dengan posisi membelakangi pintu, sehingga Gara tidak bisa melihat wajahnya. Ia tidak tidur, tentu saja. Hanya berbaring.

Gara mendekat, kemudian mendudukkan diri di samping perempuan itu. Harus terima meski sang istri memunggunginya seperti itu.

"Aku kangen pengen lihat wajah kamu, Sayang. Hadap sini dong, please." Gara mencoba merayu. Tidak peduli dengan respon apa yang akan ia dapatkan nanti, yang jelas ia sudah berusaha.

"Sayang, masa kamu sama Abian bisa ngobrol, bisa senyum, tapi sama aku nggak mau begitu? Aku suami kamu, kan? Seharusnya aku yang kamu senyumin, bukan Abian."

Nah, ini efektif. Mendengar kata-kata tersebut, Carissa menengok sedikit ke arah sang suami yang berada di belakang punggungnya.

"Apa maksudmu?"

"Kamu tahu apa maksudku."

"Dari mana kamu tahu kalau aku ngobrol
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Amelia Setyawaty
semoga Rissa gak keguguran huhuhu...
goodnovel comment avatar
Dhivia Rifki
ada apa dgn Rissa thor ada penyusup kah?? Garra sih emosi aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bukan Pernikahan Palsu   177. Mission Completed

    **"Sialan! Mereka udah tahu semuanya?"Savina menelan ludah. Panik merambati seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki ketika ia perlahan menarik diri setelah cukup lama menguping pembicaraan pasangan majikannya dari balik pintu kamar."Pak Gara curiga sama aku. Nona Rissa di luar dugaan, ternyata pintar juga bisa nebak apa yang terjadi. Gawat ini, gawat! Aku bisa mati kalau sampai mereka berdua bener-bener tahu kalo aku orang suruhan Nona Tamara!" Perempuan itu berjalan mondar-mandir di depan pintu. Selama beberapa saat, kebingungan dengan apa yang semestinya ia lakukan."Sebaiknya aku sudahin aja ini semua! Aku kabur ajalah. Persetan sama lima ratus juta, sebelum nyawaku sendiri yang terancam!"Savina lantas bergegas mengayun langkah menuju ruangan yang beberapa waktu terakhir ia tempati sebagai kamarnya. Dengan tergesa-gesa memasukkan barang-barang ke dalam koper besar di sudut ruangan. Napasnya memburu, berpacu dengan waktu. Ketakutan itu terasa memburunya seperti hantu tak keliha

    Last Updated : 2023-07-27
  • Bukan Pernikahan Palsu   178. Tragedi

    **"Carissa, tolong bertahan, Sayang. Tolong ... tolong tetap bertahan buat aku." Sagara membiarkan air mata itu terus berjatuhan, menimpa wajah pucat sang istri. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya, ia dilanda ketakutan akan kehilangan sesuatu yang begitu besar. Sebelum ini, Gara sama sekali tidak takut kehilangan apapun, sebab ia merasa tidak akan pernah kehilangan apapun."Bisa cepat sedikit, kau? Berhenti saja jadi supirku kalau kau tidak becus bekerja!" Pria itu menyalak keras saat ia rasa laju mobilnya agak melambat."Lampu lalu lintasnya masih merah, Tuan.""Persetan sama lampu lalu lintas! Jalan, cepat!"Dan bersamaan dengan itu, padam pula akal sehat Sagara. Ia lupa bahwa mobilnya ini mobil pribadi, bukannya ambulans yang memiliki sirine. Jika nekat menerabas, maka bisa-bisa ketiga-tiganya menjadi pasien semua. Maka, driver malang itu hanya bisa menekan klakson berkali-kali dan rela hati menerima makian pengguna jalan yang lain."Kita segera sampai, Tuan," tutur sang drive

    Last Updated : 2023-07-28
  • Bukan Pernikahan Palsu   179. Rumah Sakit

    **"Gue nggak kepikiran." Gara menggeleng dengan lemas. "Pikiran gue langsung blank begitu ngeliat Rissa udah di lantai. Gue nggak bisa mikir apa-apa lagi."Abian memandang sekilas, mengangguk penuh pengertian sebelum kembali mengecek ponselnya. "Sial, kenapa nggak ada yang bales chat atau angkat telepon gue, sih?""Sambil nunggu, coba lo hubungin sekuriti di depan aja. Tanyain dulu apa mereka lihat Savina hari ini. Kalau dia ada di rumah. Suruh seseorang mantau terus supaya dia nggak ke mana-mana sebelum gue balik."Abian mengangguk. Pria itu beranjak menjauh untuk melakukan panggilan telepon, sementara Sagara kembali menyandarkan punggungnya di kursi besi yang dingin.Henry sedang mengurus perihal administrasi, sementara Yasmin keluar membelikan Gara makan malam dan baju baru. Kemeja putih yang Gara kenakan saat ini tampak mengerikan sebab setengahnya sudah berlumuran darah. Pria itu nyaris memejamkan mata karena lelah saat sang adik kembali mendekat dengan raut wajah luar biasa teg

    Last Updated : 2023-07-28
  • Bukan Pernikahan Palsu   180. Keajaiban Dalam Rencana Jahat

    **Yasmin menatap lekat kepada sang putra. Wajahnya tanpa ekspresi apa-apa, sehingga Gara tidak bisa menebak apa yang sedang ibunya pikirkan."Mami? Anak aku?"Apakah bayinya tidak selamat? Astaga! Satu kenyataan besar menghantam kepala Gara keras-keras. Teringat pernyataan dokter beberapa waktu lalu, bahwa mereka semua hanya bisa menyelamatkan salah satu. Jika Rissa sudah dipastikan selamat, maka ...."Mami, apa anakku nggak bisa diselamatkan?" Gara bertanya dengan suara berbisik yang seperti datang dari jauh."Mami?""Putrimu selamat, Gar."Lagi, hantaman kedua seperti menenggelamkan Gara dalam ilusi. Pria itu terbelalak memandang sang ibu, yang pelan-pelan mulai menyunggingkan senyum kecil."Pu-putri ....""Dokter bilang, bayinya perempuan. Entahlah, aku juga belum lihat. Aku harus pastikan keadaan Rissa dulu. Lagi pula, dia sekarang masih di dalam NICU dan belum boleh disentuh.""Ya Tuhan ...." Entah untuk keberapa kalinya hari ini, Sagara merosot jatuh ke atas lantai. Kembali ber

    Last Updated : 2023-07-29
  • Bukan Pernikahan Palsu   181. Almost Done

    **Nyaris jam empat dini hari, ketika Abian masih berada di dalam kantor polisi. Pria itu tampak menyimak baik-baik dengan wajah luar biasa tegang saat seorang agen kepolisian melapor melalui sambungan ponsel kepada komandan mereka yang saat itu tengah duduk di hadapan Abian."Dia di bandara," tutur sang komandan setelah menutup ponselnya. "Dalam perjalanan ke Singapura. Agen sedang bergerak untuk melakukan penangkapan. Anda tidak perlu khawatir lagi."Untuk pertama kalinya sejak beberapa jam belakangan ini, Abian menghela napas dengan lega. Ia melemparkan punggung ke sandaran kursi dingin di kantor kepolisian resort setempat yang lengang dini hari itu."Terimakasih banyak, Pak Polisi," ucap Abian dengan suara parau. "Dan maaf merepotkan anda selarut ini.""Memang sudah kewajiban kami, Pak." Polisi muda berwajah tampan itu menepuk lengan Abian pelan. "Beruntung anda melaporkannya segera, jadi kami tidak kehilangan jejak. Perempuan ini sebenarnya masuk dalam daftar pencarian orang kare

    Last Updated : 2023-07-30
  • Bukan Pernikahan Palsu   182. A Miracle

    **Seluruh isi bandara yang hening, pada tengah malam itu dihebohkan oleh penyergapan seorang wanita berusia tiga puluh enam tahun oleh sekelompok polisi tanpa seragam. Wanita yang hampir mendapatkan boarding pass itu meronta-ronta setelah beberapa pria berperawakan besar mencekal kedua lengannya."Apa salah saya?" Ia menjerit. "Lepaskan! Kalian ini siapa? Lepas! Lepaskan!"Ya, Savina. Meski sudah bisa menebak dengan sangat jelas, siapa manusia-manusia bertubuh kekar itu, ia tetap harus bersikap seolah-olah tidak melakukan kesalahan apapun, kan?"Jangan berisik, atau kutembak kakimu dua-duanya!"Barulah ketika ia mendapat bisikan seperti itu di telinga, ia benar-benar bisa diam. Savina tahu mereka serius, para agen kepolisian yang menyamar sebagai pengunjung bandara itu.Pada titik ini, Savina tahu bahwa dirinya sudah tamat."Pak, saya nggak bersalah," rengeknya, sementara kakinya tersaruk-saruk melangkah menuju SUV hitam di luar bandara. "S-saya cuma disuruh–""Bisa kamu jelaskan di

    Last Updated : 2023-07-30
  • Bukan Pernikahan Palsu   183. Awal Bahagia

    **"Cuma dua tahun kurungan penjara?"Sagara terbelalak. Pria itu nyaris melempar remote menghantam layar televisi jika saja sang istri tidak mendesis memperingatkannya."Ris, nggak bisa! Nggak adil namanya! Tamara dan Aldric itu otak kejahatannya, kenapa mereka berdua masing-masing cuma dijatuhi dua tahun kurungan?""Kak, sudahlah." Rissa memberi isyarat untuk mematikan televisi yang masih menyala, menampilkan berita infotainment. "Kita semua tahu, backing Tamara sama Aldric terlalu kuat.""Aku bisa aja suruh orang buat bongkar konspirasi busuk mereka itu!""Hei," tegur Carissa sekali lagi, kali ini dengan senyum mengembang. Ia mengulurkan tangan untuk meminta sang suami mendekat. Dan tentu saja Gara tidak membuang-buang waktu, ia segera mengayun langkah untuk menghampiri sang istri yang berada di atas ranjang rawat."Kita jadikan pelajaran, untuk lebih hati-hati dan nggak begitu aja percaya sama orang sesudah ini, oke?" Rissa menangkup pipi tirus sang suami dengan kedua tangan. Gara

    Last Updated : 2023-07-31
  • Bukan Pernikahan Palsu   184. Welcome Home

    SEASON 3***“Welcome home, Sayang.”Carissa tersenyum lebar setelah Gara membukakan pintu untuknya. Pria itu mendorong kursi roda dan membawa istri dan anaknya melewati pintu, sebelum kemudian berhenti sejenak di dalam foyer. Setelah melepas sepatu sang istri dan miliknya sendiri lalu menggantinya dengan sandal rumah, ia mendorong kembali kursi roda menuju ruang tamu.Rissa menyapukan pandang ke sekeliling ruangan tersebut dengan wajah terkesima.“Suka rumahnya?”“Kak, ini luar biasa!”“As your wish, rumah sederhana dengan ruangan lebar dan halaman luas. Lingkungan sekitar juga nggak ramai. Kamu suka yang begini, kan?” Carissa menatap suaminya dengan pandangan penuh rasa terimakasih. Meski ia tak mengucapkan apapun, namun lelaki itu mengerti sepenuhnya arti pandangan matanya.“You’re welcome, Sayang. Yang penting kamu nyaman, jadi bahagia ngerawat dan ngebesarin anak-anak kita nanti.”“Anak-anak, nih? Satu aja bisanya masih nangis sama tidur.” Carissa berjengit main-main.“Tentu saj

    Last Updated : 2023-08-02

Latest chapter

  • Bukan Pernikahan Palsu   Extra Part 2

    **Sagara berlari kencang menyusuri deretan kursi-kursi ruang tunggu bandara. Ia menerabas palang pintu dan tiba tepat sebelum gate keberangkatan akan ditutup. Dengan napas memburu, pria itu menyerahkan boarding pass-nya kepada pramugari yang menatap tak habis pikir. Meski demikian, pramugari cantik itu tidak mengatakan apapun dan memilih bekerja dalam diam sebab tahu bahwa penumpang yang ini bukanlah orang sembarangan. Ia hanya menampakkan seulas senyum kecut.“Silakan duduk di tempat yang sudah anda reservasi, Pak,” ucap si pramugari, mempersilahkan Gara masuk, sebelum kemudian menyudahi proses check-in terakhir. Menghela napas lega, Gara kemudian melangkah masuk dan menghempaskan tubuh berkeringatnya di kursi penumpang yang berada di samping jendela pesawat. Menata napasnya yang tadi sempat terputus-putus.“Rissa, tunggu sebentar ya, Sayang. Aku pulang,” bisiknya sembari memejamkan mata. Jantungnya menderu seperti suara mesin pesawat yang sudah menyala. Ia merapalkan doa, semoga ma

  • Bukan Pernikahan Palsu   Extra Part

    **Abian tersenyum saat meletakkan sebuah foto ke dalam kotak besar bersama bermacam-macam benda lain di dalamnya. Boneka, buku diary, baju, dan semacam itu. Ia pandangi baik-baik foto tersebut dengan senyum yang belum lindap.“Maaf dan terimakasih,” bisiknya bermonolog sementara masih menatap lekat fotonya. “Kamu selalu akan jadi kenangan indah buat aku, Ris. Kamu perempuan terbaik yang pernah aku miliki, tapi Sagara adalah pria terbaik yang dipilihkan Tuhan untukmu.” Abian mengusap foto dirinya dan Rissa itu dengan sayang. “Berbahagialah selalu. Terimakasih masih menjadi bagian dari keluargaku meski kamu nggak bersamaku. Tetaplah hidup bahagia, menjadi pendamping kakakku, ya. Aku tahu dengan lembutnya tutur kata dan tindakanmu, hati batu manusia satu itu pasti bisa meleleh.”Abian menutup kotak tersebut. Kotak yang berisi barang-barang kenangannya dengan sang mantan kekasih.“Nggak ada lagi yang perlu disesalkan sesudah ini. Aku dan Rissa sudah hidup sendiri-sendiri dengan baik. Dia

  • Bukan Pernikahan Palsu   233. Everything's Gonna Be Okay

    **Matahari bersinar dengan cerah saat Rissa menarik terbuka tirai tebal yang menutupi jendela kamarnya. Pemandangan di balik kaca jendela itu membuatnya tersenyum. Para maid berlalu lalang di bawah, menata meja dan kursi serta dekorasi cantik di tengah halaman belakang mansion. Sepertinya akan ada acara di sana.Suara derit pintu yang terbuka membuat Rissa mengalihkan atensi. Sagara datang sembari menggendong putri kecilnya.“Good morning, Mama,” ucapnya disertai senyum manis. Sementara Stella seketika mengoceh sembari menggapai-gapaikan tangan mungilnya begitu melihat sang ibu.“Good morning my angels.” Rissa melangkah mendekat. Ia ulurkan tangan, menyambut putri kecilnya yang melonjak-lonjak senang.“Tidur nyenyak, Sayang?” Gara memberikan kening istrinya kecupan kecil.“Banget. Maaf kamu jadi bangun duluan dan ngurus Stella pagi-pagi ya, Kak?”“Aku kan ayahnya Stella, jadi ya memang sudah kewajibanku ngurus dia. She is our child, not only yours or mine, Rissa. Kita bikin berdua, j

  • Bukan Pernikahan Palsu   232. Prasangka Yang Salah

    **Carissa sudah tenang saat Sagara kembali ke ruangan di mana ia dirawat. Seorang suster yang menemani mohon diri untuk keluar dengan menyembunyikan pipinya yang merona begitu pria rupawan itu masuk. Benar, walau kini Gara sudah bukan lagi bujangan, sudah memiliki seorang istri dan putri kecil yang cantik, namun pesonanya justru bertambah-tambah. Seringkali membuat Rissa jengkel sebab para perempuan itu seperti tak sungkan-sungkan menunjukkan rasa ketertarikan mereka kepada suaminya.“Jangan cemberut begitu, Sayang,” kata Gara, yang seperti biasa, sangat peka melihat perubahan raut wajah istrinya.“Makanya kamu biasa aja, nggak usah seramah itu,” cetus Rissa, semakin cemberut.Gara terkekeh pelan sembari melangkah mendekat kepada wanitanya yang duduk di atas ranjang. “Ya masa orang senyum nggak disenyumin balik. Itu namanya kan sombong.”“Mending dianggap sombong daripada kamu baperin anak orang begitu. Pura-pura nggak tahu apa gimana kalau pemilik sahnya ada di sini?”Tawa Gara kian

  • Bukan Pernikahan Palsu   231. Freddy Fernandez

    **Freddy Fernandez.Carissa belum pernah bertemu muka dengan orang ini, jadi ia tidak tahu siapakah gerangan pria berusia sekitar lima atau enam puluh tahun yang memiliki paras begitu menawan itu. Hanya saja dari gerak-geriknya, bisa ditebak bahwa pria itu bukanlah orang sembarangan. Terlebih ditinjau dari barang-barang branded mewah yang menempel di sekujur tubuhnya. Mulai dari suit berwarna abu-abu gelap yang ia kenakan, hingga jam tangan seharga sebuah unit apartemen eksklusif di ibukota. Golongan old money yang mungkin berada satu tingkat di atas strata sosial keluarga Aditama.Meski demikian, Sagara sama sekali tidak repot-repot menampakkan raut segan atau sesuatu. Ia justru melayangkan tatapan tajam kepada si pria setengah baya yang masih diam di ambang pintu. Dan saat itulah Rissa baru menyadari bahwa pria itu dikawal oleh banyak bodyguard di belakangnya.“Selamat sore, Sagara,” ucapnya dengan nada tegas. Suaranya dalam dan berwibawa, sangat mencerminkan sebesar apa dirinya be

  • Bukan Pernikahan Palsu   230. Rumah Sakit Lagi

    **Carissa merasa kesadarannya timbul dan tenggelam. Ia mengerjap perlahan, berusaha membuka kelopak matanya yang terasa perih sekali. Saat atensinya pelan-pelan mulai jelas, ia menyadari bahwa ini adalah tempat yang asing. Kembali, rasa trauma akan tempat asing seperti membuatnya nyaris kembali pingsan. Terlebih lagi, rasa sakit yang hebat di dada seperti mencekik lehernya saat ia bergerak. Pada saat-saat demikian, tanpa sadar perempuan itu menyebut nama satu-satunya sosok yang melekat dalam ingatannya.“Kak Gara ….”Carissa tidak berharap apapun sebab berpikir Aldric masih menyekap dirinya. Ya, itu adalah hal terakhir yang perempuan itu ingat. Namun kemudian, sebuah suara menjawab rintihannya, membuat kesadarannya seperti seketika dijejalkan dengan paksa ke dalam raganya yang remuk redam.“Sayang? Sayang, kamu bangun? Ini aku, aku. Kamu bisa lihat aku, kan?”Rissa menoleh dengan terkejut, mendapati wajah Sagara yang berada sangat dekat. Ia ingin mengulurkan tangan dan menyentuh waja

  • Bukan Pernikahan Palsu   229. Sudah Berakhir?

    **Dua kali Sagara berada pada situasi seperti ini. Kalut, panik dan ketakutan menunggu dokter keluar membawa kabar tentang bagaimana kondisi istrinya. Dua kali pula Sagara merasa gagal menjadi suami yang bertanggung jawab, hingga lagi-lagi istri tercintanya harus berhadapan dengan maut. Sebuah kecelakaan bodoh yang seharusnya tidak perlu terjadi.“Kenapa lama banget?” Ia berdecak kesal, menatap dengki kepada pintu ruangan UGD yang tak kunjung membuka. “Sial! Gue dobrak juga lama-lama pintu sialan itu!”“Sabar sebentar, Pak. Pak Gara bisa duduk dulu, biar nggak terlalu tegang,” saran petugas kepolisian muda yang mendampingi dirinya hingga ke rumah sakit.“Menurutmu aku bisa tenang dalam keadaan seperti ini?” sahut Gara ketus. Membuat si petugas tidak lagi mengatakan kalimat penghiburan. Tuan muda yang satu ini sungguh tidak bisa diajak berbasa-basi. Hanya dengan istrinya seorang ia bisa bersikap seperti manusia biasa.Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka dengan seorang dokter

  • Bukan Pernikahan Palsu   228. Jatuh!

    **"Rissa!" Sagara mengguncang tubuh dalam pelukannya itu kuat-kuat. Rasa takut kembali menjalar di sepanjang aliran darahnya saat ia lihat wanitanya memejamkan mata tanpa bergerak. "Rissa, bangun Sayang! Rissa, jangan begini! Bangun!""Kita bawa ke rumah sakit saja, Pak," saran seorang petugas. Membuat Gara membatalkan niatnya untuk mengguncang kembali tubuh sang istri. Dengan bodoh ia menyadari, bahwa seharusnya memang melarikan Rissa ke rumah sakit segera, alih-alih memaksanya bangun seperti itu.Maka, pria itu segera membopong tubuh istrinya. Menjauh dari keramaian dan kerumunan orang-orang yang masih shock, menuju pintu lift yang terlihat berkilauan dari kejauhan. Seorang petugas kepolisian berlari-lari mengikuti dari belakang untuk membantunya membuka pintu lift."Gimana nasibnya Aldric?" desah Gara dengan risau, kepada petugas yang mengikutinya."Aldric?" Pria itu berkata dengan wajah ngeri. "Meninggal di tempat, tentu saja, Pak. Sudah pasti kan, Pak? Nggak ada orang yang bisa

  • Bukan Pernikahan Palsu   227. Misi Penyelamatan

    **Apakah ini mimpi buruk yang datang dari dasar neraka?Sagara hanya bisa terbelalak menyaksikan apa yang baru saja terjadi. Itu bukanlah potongan adegan film action. Manusia sakit jiwa bernama Aldric Fernandez itu menarik tubuh istrinya dan membawanya jungkir balik melewati tembok pembatas balkon. Terjun bebas lima belas lantai ke bawah sana.Lantas apa yang bisa Gara lakukan? Pria itu seketika jatuh berlutut. Kedua kakinya tak lagi mampu menopang berat tubuh. Dunia terasa berguncang dan hendak menimpanya sekaligus. Ia butuh seseorang untuk menampar pipinya keras-keras dan menyadarkannya dari ilusi ini.Ilusi?Bukan. Derap langkah para petugas yang berlarian melewatinya menuju balkon di seberang ruangan itu, bukanlah ilusi belaka. Namun sekali lagi, Gara merasa jiwanya melayang keluar, meninggalkan raganya yang mendadak lumpuh. Ia terlalu bingung dan shock untuk melakukan sesuatu.“Ya Tuhan, dia jatuh? Jatuh!” Seruan para petugas itu terdengar sayup-sayup, seperti datang dari kejauh

DMCA.com Protection Status