Share

Bab. 3. Ular

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-18 04:29:03

Tak tahu sudah tertidur berapa lama, aku merasa sedikit kedinginan, udara di sekitarku sungguh dingin, aku ingin menarik selimut untuk menutupi tubuhku, kedua tanganku terus meraba-raba untuk mencari letak selimutku, namun aku tak menemukan apa-apa, mungkinkah aku bukan tidur di atas ranjangku?

Aku segera membuka kedua mataku, tempat ini sedikit gelap, tapi aku masih bisa melihat keadaan sekitar dengan jelas, aku berbaring di atas batu hitam yang cukup besar, disekelilingku dipenuhi oleh pohon-pohon yang rimbun, daun-daun pohon itu tampak menutupi cahaya matahari yang masuk ke tempat itu sehingga tempat itu terlihat sangat gelap.

Di mana aku? Karena baru sadar, otakku terasa sedikit oleng, aku mencoba mengingat kejadian yang terjadi sebelumnya.

Aku didorong oleh pacar dan sahabatku ke jurang!

Seketika, kejadian-kejadian tadi pun terbesit dalam otakku seperti film di dalam bioskop.

Aku sangat kesal, jika sekarang ini aku sudah menjadi hantu, aku pasti akan membalas perbuatan mereka, aku akan membunuh pria dan wanita jalang itu.

Tapi apakah benar aku sudah mati? Aku berpikir sambil mencubit lenganku sendiri, dan rasa sakit ini memberitahuku, kalau aku belum mati.

Terjatuh dari jurang yang curam seperti ini dan tidak mati, rasanya tidak mungkin.

Dipikir-pikir, ketidakmatianku mungkin ada hubungannya dengan batu ini, karena batu ini sama sekali tidak keras, aku yang duduk di atasnya merasa jika batu ini agak sedikit kenyal dan empuk.

Jika berpikir lebih panjang lagi, mana mungkin benda yang kenyal dan empuk ini adalah batu?

Tapi sekarang aku sama sekali tidak ingin berpikir kenapa batu ini terasa begitu nyaman, aku hanya merasa perutku sedikit sakit dan serasa ada sesuatu yang hangat mengalir dari bawah tubuhku.

'Anak, anakku.'

Di saat aku menyadari jika anakku sudah tiada, hatiku terasa sakit seperti disayat-sayat.

Perasaanku jauh lebih sakit dibandingkan dengan kematianku sendiri, anakku, pacarku pun sudah tiada, aku tak punya siapa-siapa lagi, aku sudah kehilangan semuanya, lalu untuk apa aku hidup?

Ya Tuhan, kenapa Engkau tidak membiarkanku mati saja, aku sungguh tidak bisa menerima semua cobaan ini, di dalam hatiku kini hanya ada rasa benci dan rasa sakit, di saat-saat bahagia yang kami lewati bersama seakan hancur berkeping-keping, akhirnya aku tak kuasa menahan emosiku, aku pun menangis.

Aku sama sekali tidak merasakan adanya bahaya, aku hanya merasa hatiku semakin sedih dan hanya ingin terus menangis, sampai akhirnya aku pun merasakan kalau batu di bawahku ini mulai berubah.

Batu ini bergerak, aku yang duduk di atasnya pun mulai bergoncang-goncang.

Gempa?

Aku tak ingin menangis lagi, lalu mengusap air mataku dan melihat batu yang ada di bawahku itu.

Tidak mungkin, kenapa batu bisa bergerak! Dan kejadian yang kulihat setelah itu sungguh membuatku terkejut bukan kepalang!

Di dalam kegelapan. Seekor ular python yang tertidur selama beribu-ribu tahun tiba-tiba membuka matanya, ia masih belum cukup tidur, tapi malah dibangunkan oleh suara tangisan seorang wanita, dan wanita itu juga mengotori sekujur tubuhnya dengan darahnya, ingus lalu air matanya yang terus menetes di atas tubuhnya, ular python itu pun marah, kedua matanya yang bercahaya seketika menatapku dengan dingin. Sebuah kepala yang sungguh besar berdiri perlahan-lahan, kedua mata yang berkilauan itu menatap ke arahku.

"U-U-Ular!"

Saat ini, aku hanya bisa memikirkan kata itu. Ternyata aku terjatuh ke atas tubuh seekor ular python raksasa, itulah alasan yang membuatku tidak mati!

Kepala ular itu mendekat ke arahku, aku bisa merasakan nafas ular itu yang dihembuskan ke wajahku. Aku sungguh ketakutan, bulu kudukku berdiri tegak, dan masih ada yang lebih menakutkan lagi di belakangnya.

Ular itu membuka mulutnya lebar-lebar di hadapanku, orang bodoh pun tahu kalau sebentar lagi ia pasti akan dilahap habis.

'Ya Tuhan! Bisakah tidak seekstrim ini, jantungku bisa melompat keluar kalau seperti ini.'

"Tolong! Ada ular!"

Akhirnya aku berteriak, tapi sayangnya aku tidak langsung pingsan, jika saja aku dimakan ular saat aku pingsan, rasanya pasti akan lebih baik daripada melihat dengan mata kepala sendiri dan ketakutan seperti ini, apa aku tidak bisa diberikan pilihan lain sebelum aku mati?

Aku pun berguling turun dari tubuh ular itu, lalu berguling menuruni pegunungan, sampai akhirnya pandanganku menggelap.

'Terima kasih Tuhan, akhirnya aku pingsan juga!'

Tubuh ular raksasa itu bergerak dengan cepat menuruni pengunungan itu juga, kecepatannya sungguh mengejutkan, sekejap mata saja, bayangannya langsung menghilang.

"Kakak Mei, cepat bangun."

Kata seekor ular belang betina di dalam kegelapan, ia sedang tertidur dengan nyenyak di sebelah sang raja ular, namun entah kenapa sang raja ular tiba-tiba pergi, oleh karena itu ia pun terbangun.

"Ada apa Adik Hua? Aku masih belum cukup tidur!"

Seekor ular besar berwarna kuning dibangunkan oleh seekor ular belang, ia sangat tidak suka diganggu saat ia tertidur, oleh karena itu nada bicaranya agak sedikit tidak enak didengar.

"Raja Ular pergi."

Sang ular belang itulah yang pertama kalinya menyadari kalau sang raja ular pergi, dan dia juga tahu, kalau raja ular itu pergi karena seorang wanita.

"Apa?"

Perkataan ular belang sungguh menggugah kesadaran, ular kuning yang tadinya masih setengah mengantuk pun terbangun, kenapa Raja Ular bisa tiba-tiba pergi, ini masih belum waktunya bangun.

Tidak hanya ular kuning, ular-ular betina lain yang mendengar kepergian raja ular pun terbangun, siapa yang tidak ingin bersama dengan Raja Ular, siapa yang tidak ingin mendapatkan hatinya dan menjadi permaisurinya, ini adalah hal yang paling diimpikan oleh para ular betina.

"Tak tahu diri! Berani-beraninya dia membangunkan tidur Raja Ular, akhirnya dia ketakutan sampai berguling ke bawah gunung, Raja Ular pasti mengejarnya untuk menghukum wanita itu."

Perkataan ular belang membuat seluruh ular betina terkejut, karena sudah mengganggu tidur Raja Ular, sepertinya wanita itu pasti akan ditelan hidup-hidup oleh Raja Ular.

"Ayo kita lihat ke bawah."

Usul ular kuning yang dipanggil Kakak Mei itu.

Ular-ular betina yang lain pun menganggukkan kepala, mereka semua ingin mengejar Raja Ular.

Di dalam kegelapan, segerombolan ular besar menggerakkan kepala dan ekornya menuju ke dalam hutan, kalau ada orang yang melihat kejadian itu, orang itu pasti bisa mati terkejut.

Lagipula, setelah aku menggelinding dari tubuh ular dan gunung itu, aku pingsan kembali, dan saat aku terbangun, aku sudah tak tahu sudah berapa lama aku tak sadarkan diri, dan berada di mana.

"Ular, ada ular."

Aku pun segera tersadar dari rasa kantukku, seisi kepalaku penuh dengan ular, ular dan ular.

Aku melihat sekelilingku, hutan yang tak berujung, langit yang gelap tertutup oleh dedaunan rimbun yang tebal, rasanya aku tak akan pernah melihat cahaya matahari lagi.

Aku di mana ini? Mengingat setelah didorong pacarku, aku terjatuh di atas tubuh seekor python raksasa, bulu kudukku pun berdiri, seluruh ingatanku terpusat pada ular python raksasa yang sangat besar dan panjang tadi, aku takut dia bersembunyi di dalam kegelapan, lalu tiba-tiba membuka mulutnya dan menakutiku.

Aku melihat ke sekelilingku, selain hutan yang penuh dengan pohon, aku tak bisa melihat apa-apa lagi, tak tahu apa ular mengerikan itu sedang bersembunyi di balik pohon-pohon itu sambil memandangiku, aku sungguh sangat takut, rasa takut yang tak pernah kurasakan sebelumnya menyelubungi sekujur tubuhku.

"Huhuhu."

Aku sudah hampir dibunuh oleh pacar dan sahabatku sendiri, lalu aku terjatuh di sebuah tempat asing dan bertemu dengan seekor ular python raksasa yang menakutkan, aku sangat sedih dan ketakutan, apa ada orang yang lebih menyedihkan lagi dariku di dunia ini, seharusnya aku mati bersama anakku, mengingat anakku, aku pun meraba-raba perutku, hatiku terasa semakin sakit.

'Anakku, maafkan aku, maafkan aku tidak bisa melindungimu.' Dan perutku terasa sakit.

Aku tak tahu jika aku membangunkan seekor ular python raksasa dan saat ini ular python itu sedang mencari cara untuk menjebakku.

Di tempat yang tak jauh dari tempatku berdiri, ada sebuah pohon besar yang berdiri tegak, ular python hitam itu sedang bergelantungan di atas pohon besar itu, kedua matanya menyorotkan pandangan yang sadis, berani-beraninya ada wanita yang mengganggu tidurnya, lalu mengotori tubuhnya dengan air mata dan ingus, serta darah yang sangat amis, ular python itu sungguh marah, tidak enak rasanya kalau ia tak memberi hukuman.

Kedatangan ular itu kini mengubah suasana di dalam hutan tersebut, suara-suara aneh juga mulai terdengar dari balik hutan.

Bab terkait

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 4. Apa yang Terjadi?

    Akupun mengusap air mataku, mengumpat dalam hati, 'Isabelle, Isabelle, apa gunanya kau menangis, lebih baik kau segera pikirkan cara untuk lari dari sini, kau tak boleh mati begini saja, kau tak boleh membiarkan pria dan wanita bajingan itu hidup dengan tenang.'Awalnya aku ingin meminta pertolongan dengan teleponku, tapi sepertinya handphoneku terjatuh saat aku terjatuh dari jurang tadi, pokoknya aku tak punya handphone sekarang, bagaimana lagi, aku terpaksa bangkit berdiri, menebas-nebaskan debu yang ada di sekujur tubuhku, lalu berjalan menuju ke dalam hutan yang gelap.Kalau ingin hidup, aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri.Hutan ini sangat dalam dan gelap, aku berjalan dengan meraba-raba di dalam kegelapan, di dalam hutan yang dalam seperti ini, aku sangat takut kalau ada hewan buas yang bersembunyi di dalam kegelapan, lalu menjadi santapan mereka saat aku tidak sadar, dan ular python raksasa tadi itu, ya Tuhan, sudah hidup berapa lama dia sampai tumbuh sebesar dan sepanjan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 5. Awal

    "Apa? Maksud Kakak Ular Putih, Raja Ular suka pada wanita itu, mana mungkin, wanita itu begitu jelek, mana bisa dibandingkan dengan kita, mana mungkin Raja Ular bisa suka padanya.""Iya, iya, mana mungkin Raja Ular bisa suka pada manusia yang rendah itu."Kata para ular itu, mereka tidak percaya Raja Ular bisa suka pada seorang manusia."Kurasa Ular Putih ada benarnya juga, kita semua tahu bagaimana sifat Raja Ular, kalau dia tidak suka pada wanita itu, bagaimana mungkin dia tidak membunuhnya, malah membawanya pergi."Kata Ular Belang menyetujui ucapan Ular Putih, pandangan matanya sangat dingin, ia menatap ke arah ular-ular betina lainnya, sekelompok ular-ular betina yang bodoh, wanita tidak cukup kalau hanya punya wajah yang cantik saja, yang paling penting harus punya otak."Kalau Raja Ular suka pada wanita itu, bukankah itu berarti kita sudah tak ada harapan lagi."Yang mengatakan itu adalah seekor ular hijau, dia sama seperti ular-ular betina lainnya, ingin menjadi permaisuri Raja

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 6. Apa Yang Kau Sembunyikan

    Aku mengelap-elapkan tangan kotor ku di bajuku dengan sekuat tenaga, barulah aku mengulurkan tanganku dan bersalaman dengan tangan putih itu dengan hormat.Saat menyentuh tangannya, rasanya seperti tersetrum aliran listrik, aku pun segera menarik tanganku kembali, wajahku memerah seketika.'Isabelle, Isabelle, pantas saja kau dibohongi oleh laki-laki, kau sama sekali tidak tegar, benar-benar payah.'"Namaku Isabelle, itu, kalau kuceritakan kau juga pasti tak akan percaya, aku terjatuh dari jurang, lalu aku terjatuh ke atas tubuh seekor ular python hitam raksasa, kau tak tahu ular itu sebesar dan sepanjang apa, dia juga membuka mulutnya lebar-lebar dan akan memakanku."Untuk menutupi wajah merahku, aku menceritakan semua yang kualami padanya, aku mengatakannya sambil menggambarkannya dengan tanganku, aku takut dia tidak tahu ular itu sebesar apa.Lalu, aku meliriknya sejenak, pria itu hanya tersenyum saja."Itu semua benar, kau jangan tak percaya padaku."Aku tak mengerti apa arti senyu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 7. Rumah Mewah

    “Raja.”Beberapa wanita cantik menunggu dengan hormat di dalam kamar, memberikan salam kepada Austin Ye.“Kakinya terluka, oleskan obat untuknya, lalu bantu dia mandi dan gantikan pakaiannya, layani dia dengan baik.”Austin Ye akhirnya menurunkanku, dan membiarkanku duduk di atas sebuah kursi sandar yang nyaman, kemudian memberikan perintah kepada beberapa pendamping wanita cantik itu, nada bicaranya terdengar sedikit dingin.“Baiklah, raja.”Beberapa pendamping wanita cantik itu menjawab dengan penuh hormat, meskipun mereka tidak tahu mengapa seorang raja setan bisa membawa pulang seorang wanita seperti ini, dan masih memperlakukannya sebaik itu, para pendamping wanita itu hanya berani mematuhinya, tidak ada satupun yang berani bertanya.“Aku akan menemuimu sebentar lagi, kamu istirahat dulu sebentar dengan baik.”Austin Ye berbicara kepadaku dengan nada bicara yang berbeda, perkataannya menjadi lembut, wajahnya menampakkan sedikit seyum tipis, senyum yang akan menjadikan wanita manap

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 8. Sang Raja

    “Tidak perlu mengurusi mereka, kita makan saja.”Ucap Austin Ye datar sambil mengambiliku semangkuk sayur.“Kamu terlihat cukup cantik berdandan seperti ini.”Lalu dia lagi-lagi berkata seperti itu sambil memandangku, bibirnya memperlihatkan sebuat senyuman yang memikat orang, bagaikan matahari yang bersinar terang, seperti seorang anak lelaki yang dewasa, menurutku dia seharusnya lebih kecil dariku beberapa tahun.Keringat, wajahku lagi-lagi tiba-tiba memanas, lupakan mengenai pujian itu, tetapi bisa tidak jangan menoleh ke arahku ketika memuji? Dia menangkap aku yang membuang pandanganku dan tidak ada sedikitpun maksud untuk mengembalikan pandanganku.“Sebenarnya, disini bisa sedikit lebih terbuka lagi.”Ucapnya sambil menunjuk ke bagian dari diriku yang penuh itu, tawanya berubah nakal.“Hei, anak kecil tidak boleh asal berbicara.”Tidak peduli seberapa kaya dan tampan dirinya, singkatnya, aku hanya bisa menganggapnya sebagai seorang anak kecil, dengan begitu aku lebih mudah untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 9. Pemilihan

    “Pilih selir apa, tidak ada yang menarik sama sekali.”Nada bicara Austin Ye datar dengan sedikit sindiran.Dunia ular akan mengadakan pemilihan selir setiap lima ratus tahun sekali, dengan statusnya sebagai raja, dirinya harus memilih dari antara ular-ular cantik yang sudah disediakan itu, melihat pemilihan selir yang akan segera datang, itu jugalah yang membuat Austin Ye menjadi pusing.“Raja tidak suka memilih selir karena ingin memilih orang yang diri sendiri cintai.”Penjaga Bai mengerti kepahitan dengan menyandang status sebagai raja, dirinya mengerti bahwa Raja Ular sama sekali tidak menyukai wanita ular cantik yang telah dipilih itu.“Peraturan untuk memilih selir seperti ini, cepat atau lambat pasti akan ditentang.”Ucap pria cantik itu sambil berjalan ke depan jendela, satu tangannya mengangkat cangkir arak yang cantik itu, dan tangan yang lainnya memegangi bingkai jendela itu, wajah tampan dan cantik itu seperti pemandangan malam saat itu, dingin, dia menatap langit malam, s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-07
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 10. Pulang

    "Aku hendak membunuhmu, Siluman Ular, membalaskan dendam Austin."Lalu, aku sudah dililit oleh piton besar ini, seekor piton besar ini sedang memandangku dengan lembut.Pandangan ini sangat familiar."Bukankah aku sudah hidup dengan baik begini."Si ular besar akhirnya angkat bicara, suaranya persis seperti Austin.Mulai mempertanyakan apakah Austin adalah Siluman Ular yang dapat berubah? Bagaimanapun aku tidak berani mempertanyakan dan hanya menebak saja."Benar, ini aku."Ular itu kembali bicara, Tuhanku, lelaki tampan itu dan piton besar ini adalah satu sosok yang sama, aku pingsan seketika."Bertemu dengan Raja Ular."Dia berlutut, suaranya menggetarkan telinga."Berdirilah."Lelaki tampan itu memelukku, suaranya dingin. Selesai bicara, ia meninggalkan ruangan sambil menggendong dengan dinginnya, kembali ke ruangannya."Penjaga Andrew Bai, kelihatan jelas bahwa Raja Ular peduli dengan gadis itu, dia siapanya Raja Ular? "Raja Ular baru saja pergi, beberapa dayang wanita mulai menan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 11. Masih bisa selamat

    Menyesal sekarang apa gunanya, lebih baik aku di hutan dan terus berjalan.Daun berwarna kuning keemasan gugur ke pundakku, sehelai.. dua helai.. tiga empat helai...Selain suara langkah kakiku sendiri dan suara daun berguguran, aku mendengar suara lain yang membuatku tidak aman, menakutkan."Siapa?"Statis di hutan ini makin lama makin besar, jantungku dibuat berdegup makin kencang, seolah-olah aku merasa ada yang sedang mengepungku dari semua arah.Aku menyapu pandangan ke semua sudut, selain pohon yang tebal, tidak ada lagi yang terlihat.Aku menepuk-nepuk dada, menghela nafas dan melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, muncul kepala ular di antara dedaunan, mengagetkanku hingga aku tidak berani melanjutkan langkah. Jantungku seolah hendak melompat keluar dari mulutku.Macam-macam ular muncul menengadahkan kepalanya, dari mulutnya memuntahkan suara. Mereka mengerjapkan mata sambil memandangku, pandangan yang dingin itu menusuk ke hatiku. Memang hewan berdarah dingin, membuat siapapun yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status