Share

Bab. 5. Awal

Author: Sarangheo
last update Last Updated: 2023-07-18 04:30:25

"Apa? Maksud Kakak Ular Putih, Raja Ular suka pada wanita itu, mana mungkin, wanita itu begitu jelek, mana bisa dibandingkan dengan kita, mana mungkin Raja Ular bisa suka padanya."

"Iya, iya, mana mungkin Raja Ular bisa suka pada manusia yang rendah itu."

Kata para ular itu, mereka tidak percaya Raja Ular bisa suka pada seorang manusia.

"Kurasa Ular Putih ada benarnya juga, kita semua tahu bagaimana sifat Raja Ular, kalau dia tidak suka pada wanita itu, bagaimana mungkin dia tidak membunuhnya, malah membawanya pergi."

Kata Ular Belang menyetujui ucapan Ular Putih, pandangan matanya sangat dingin, ia menatap ke arah ular-ular betina lainnya, sekelompok ular-ular betina yang bodoh, wanita tidak cukup kalau hanya punya wajah yang cantik saja, yang paling penting harus punya otak.

"Kalau Raja Ular suka pada wanita itu, bukankah itu berarti kita sudah tak ada harapan lagi."

Yang mengatakan itu adalah seekor ular hijau, dia sama seperti ular-ular betina lainnya, ingin menjadi permaisuri Raja Ular, dan kalau sekarang Raja Ular suka pada wanita itu, mereka pasti tak akan bisa menjadi permaisuri, bukan hanya Ular Hijau yang berpikir seperti itu, semua ular betina pun berpikir demikian.

"Iya, iya, kalau Raja Ular suka pada wanita itu, kita harus bagaimana?"

"Iya, kita harus bagaimana?"

Kemudian, hutan itu pun dipenuhi dengan suara-suara para ular betina itu, suara mereka terdengar sangat marah dan kesal, ingin sekali rasanya mereka menelan wanita itu hidup-hidup, siapa yang tidak ingin menjadi wanita kesayangan Raja Ular, menikmati kekayaan yang berlimpah, kemunculan wanita itu menjadi sebuah bahaya besar yang mengancam ular-ular itu.

"Tutup mulut kalian."

Kata Ular Kuning dengan dingin, dasar ular-ular tak berotak, manusia jelek saja sudah membuat mereka ribut-ribut seperti ini, benar-benar payah.

Ular-ular itu pun terdiam, menunggu Ular Kuning membuka mulutnya dengan tenang, Ular Kuning adalah kepala mereka.

"Menurut Kakak Mei, apa yang harus kita lakukan?"

Tanya Ular Belang dengan hati-hati, kalau Ular Kuning bukan kepala mereka, ia juga tidak harus menuruti semua keputusan yang dibuat oleh si Ular Kuning.

Kalian harus tahu, mereka semua sangat suka pada Raja Ular, dan siapapun tak ada yang mau orang lain memusuhi diri sendiri.

"Tak usah melakukan apa-apa, kembali ke istana dulu dan tunggu Raja Ular pulang."

Setelah mengatakannya, Ular Kuning pun menghilang di kegelapan.

"Kakak Hua, apa maksud Kakak Mei?"

Tanya ular-ular lain, Raja Ular sudah membawa seorang wanita pergi, untuk apa lagi mereka kembali ke istana.

Ular Belang tak berkata apa-apa, ia pun juga pergi dari sana.

"Kenapa mereka pergi?"

Setelah Ular Kuning dan Ular Belang pergi, yang tersisa hanyalah Ular Putih dan ular-ular betina cantik lainnya.

"Kakak Mei menyuruh kita kembali ke istana dan menunggu di sana pasti ada maksudnya, Raja Ular sudah mengetahui keberadaan kita, kalau kita tetap saja mengikuti Raja Ular terus, Raja Ular pasti akan sangat marah dan kesal pada kita, bahkan mungkin kita juga bisa kehilangan nyawa kita, lebih baik kita tunggu saja Raja Ular di istana, soal masalah Raja Ular suka pada wanita itu atau tidak, kita akan mengetahuinya kelak."

Sambil berkata, Ular Putih pun menghilang dari sana.

"Benar yang dikatakan Ular Putih, kenapa kita tak bisa berpikir sampai ke sana ya."

Setelah mendengar perkataan si Ular Putih, para ular betina itu pun mengerti, dan mereka pun menghilang dari hutan itu juga.

Tak tahu berselang berapa lama, aku pun terbangun, mungkin karena terlalu lama mendekap di dalam hutan, saat aku membuka mataku, aku sedikit tidak terbiasa dengan cahaya yang sangat terang yang menyoroti mataku, beberapa saat kemudian, barulah aku terbiasa.

Udara di sini sangat bagus, di telingaku terdengar suara-suara aliran air dan kicauan-kicauan burung, aku melihat keadaan di sekelilingku sejenak, aku sedang terbaring di atas rerumputan, banyak bunga bermekaran di sekitarku, banyak kupu-kupu yang beterbangan, pemandangan di sini sungguh cantik bak surga.

"Di mana aku ini? Di mana ular-ular itu? Kok tidak kelihatan?"

Waktu itu aku terjatuh dari jurang dan jatuh ke tubuh ular python raksasa, makanya aku tidak mati, tapi kali ini? Aku ini masih hidup, atau sudah mati dan naik ke surga, karena pemandangan di sini sungguh cantik seperti di gambar-gambar, neraka pasti tak mungkin seperti ini.

Aku mencubit lenganku sendiri dengan keras lagi, ini adalah cara terbaik untuk membuktikan aku masih hidup atau sudah mati.

Kalau bukan karena rasa sakit yang kurasakan dari lenganku, aku sendiri tidak akan percaya kalau nyawaku ini benar-benar masih ada.

Bukankah seharusnya aku sudah ditelan habis oleh ular python raksasa itu? Bagaimana mungkin aku masih hidup?

Aku membelalakkan mataku dan melihat sekelilingku dengan bingung, aku takut ada sesuatu yang terlewatkan, atau mungkin ular-ular itu masih ada di sana.

Mengingat ular-ular tadi, jantungku pun berdegup kencang, aku membuka mataku lebar-lebar dan melihat ke semua arah, tanganku pun juga mengepal dengan sendirinya, aku berpikir, kalau sampai ular-ular itu datang lagi, aku pasti akan melawannya.

Haha, kalau benar-benar ada ular yang datang, mana mungkin seorang wanita lemah bisa mengalahkan ular itu dengan kepalan tangan yang kosong itu saja?

Tengok kiri, tengok kanan, hadap depan, hadap belakang, sama sekali tidak ada ular, kejadian tadi malam terasa seperti mimpi buruk saja.

Aku tahu mimpi ini pasti bukan mimpi biasa, mungkin saja malam nanti ular-ular itu akan bermunculan kembali, mati sekarang atau mati nanti, tetap saja pada akhirnya aku harus mati.

Ingin mencari jalan keluar, tapi aku sudah capek dan kakiku terluka parah, sulit rasanya untuk melangkahkan kaki, apa aku hanya bisa berdiam diri dan menunggu mati di sini? Meskipun surga itu indah, tapi aku tetap saja tak ingin mati secepat ini, kalau aku mati begini saja, bukankah semua keinginan pasangan pria dan wanita brengsek itu malah terkabul, aku tak rela, aku mau balas dendam.

"Aku tidak mau mati, tolong, apa ada orang di sini yang bisa menolongku, aku akan membalasnya dengan apapun.."

Setelah meneriakkannya, hidungku pun terasa gatal, lalu air mataku mengalir deras.

Mana ku tahu, sebenarnya saat ini ada dua orang yang berdiri di balik semak-semak, lebih tepatnya dua orang pria, lebih tepatnya lagi dua orang pria tampan, salah satunya mengenakan jubah panjang, pria itu tidak hanya terlihat sangat tampan, dia juga memiliki sebuah aura yang tak biasa, tak semua orang memiliki aura itu, dan satu pria yang lain berdiri di belakang pria tadi, sikapnya terlihat sangat menghormati pria tadi, kalau dibandingkan, pria ini kedudukannya terlihat lebih rendah daripada pria tadi, sepertinya mereka adalah seorang majikan dan bawahannya.

"Raja Ular, apa Anda benar-benar tidak ingin membunuhnya?" Tanya pria yang berdiri di belakang dengan penuh hormat pada pria tampan yang berdiri di depan.

Pria yang dipanggil dengan sebutan Raja Ular itu tidak berkata apa-apa, kedua matanya memandangi wanita yang sedang menangis tersedu-sedu di atas rerumputan itu, ujung bibirnya terangkat ke atas, lalu ia pun berjalan keluar dari semak-semak itu menuju ke arah sang wanita.

Pria yang berdiri di belakang pun kebingungan, ia tak mengerti apa yang sedang dipikirkan Raja Ular, namun ia juga tak berani bertanya lagi, ia segera mengejar dan mengikuti Raja Ular, sepertinya, Raja Ular memperlakukan wanita ini dengan spesial.

"Nona, apa yang kau tangisi?"

Saat aku sedang sibuk menangis, tiba-tiba, aku mendengar suara seorang pria di telingaku.

Apa itu hanya imajinasiku saja, mana mungkin bisa ada orang di tempat terpencil seperti ini?

"Nona?"

Aku yakin aku tidak salah dengar, memang benar ada orang yang berbicara padaku, aku pun segera mengusap air mataku, lalu mengangkat kepalaku dan melihat ke arah suara itu berasal, wah, sosok pria tampan di depan mataku itu sungguh membuatku terpesona.

Ia mengenakan jubah panjang berwarna hijau abu-abu yang sangat elegan, lekuk tubuhnya terlihat sangat sempurna, wajahnya putih dan terlihat sedikit dingin, bagiku Jason sudah sangat tampan, tapi kalau dibandingkan dengan pria tampan di depan mataku ini, dia benar-benar bukan apa-apa, bagai bumi dan langit, sama sekali tidak bisa dibandingkan, aku yakin pria setampan ini pasti bukan berasal dari dunia manusia.

Apa mungkin karena Tuhan merasa kasihan padaku, Ia mengutus seorang bidadari pria untuk menolongku, pikirku dalam hati.

"Ka, kau siapa?"

Meskipun aku baru saja disakiti oleh seorang pria tampan, tapi melihat pria sempurna di depanku ini aku tetap tidak bisa menahan air liurku, aku memandanginya, wajahku memerah seketika, mulutku juga terbata-bata, entah dia berasal dari dunia manusia atau dari surga, aku tetap ingin mengetahui namanya.

'Isabelle, Isabelle, kau benar-benar tak berguna, pria itu semua sama, apalagi pria yang rupanya tampan, apa kau sudah lupa.'

Aku menampar wajahku sendiri dalam pikiranku, aku tak berani menatapnya langsung, sekarang aku hanya ingin keluar dari tempat ini, yang lainnya, lupakan saja.

"Namaku Austin, kalau kau? Kenapa kau bisa ada di sini?"

Austin mengulurkan tangan kanannya yang putih dan panjang, matanya terlihat seperti punya kekuatan tembus pandang, wajahnya tersenyum dengan sangat khas, semua wanita yang melihatnya pasti akan terpesona padanya, dia tidak percaya, wanita ini bisa menolaknya.

Related chapters

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 6. Apa Yang Kau Sembunyikan

    Aku mengelap-elapkan tangan kotor ku di bajuku dengan sekuat tenaga, barulah aku mengulurkan tanganku dan bersalaman dengan tangan putih itu dengan hormat.Saat menyentuh tangannya, rasanya seperti tersetrum aliran listrik, aku pun segera menarik tanganku kembali, wajahku memerah seketika.'Isabelle, Isabelle, pantas saja kau dibohongi oleh laki-laki, kau sama sekali tidak tegar, benar-benar payah.'"Namaku Isabelle, itu, kalau kuceritakan kau juga pasti tak akan percaya, aku terjatuh dari jurang, lalu aku terjatuh ke atas tubuh seekor ular python hitam raksasa, kau tak tahu ular itu sebesar dan sepanjang apa, dia juga membuka mulutnya lebar-lebar dan akan memakanku."Untuk menutupi wajah merahku, aku menceritakan semua yang kualami padanya, aku mengatakannya sambil menggambarkannya dengan tanganku, aku takut dia tidak tahu ular itu sebesar apa.Lalu, aku meliriknya sejenak, pria itu hanya tersenyum saja."Itu semua benar, kau jangan tak percaya padaku."Aku tak mengerti apa arti senyu

    Last Updated : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 7. Rumah Mewah

    “Raja.”Beberapa wanita cantik menunggu dengan hormat di dalam kamar, memberikan salam kepada Austin Ye.“Kakinya terluka, oleskan obat untuknya, lalu bantu dia mandi dan gantikan pakaiannya, layani dia dengan baik.”Austin Ye akhirnya menurunkanku, dan membiarkanku duduk di atas sebuah kursi sandar yang nyaman, kemudian memberikan perintah kepada beberapa pendamping wanita cantik itu, nada bicaranya terdengar sedikit dingin.“Baiklah, raja.”Beberapa pendamping wanita cantik itu menjawab dengan penuh hormat, meskipun mereka tidak tahu mengapa seorang raja setan bisa membawa pulang seorang wanita seperti ini, dan masih memperlakukannya sebaik itu, para pendamping wanita itu hanya berani mematuhinya, tidak ada satupun yang berani bertanya.“Aku akan menemuimu sebentar lagi, kamu istirahat dulu sebentar dengan baik.”Austin Ye berbicara kepadaku dengan nada bicara yang berbeda, perkataannya menjadi lembut, wajahnya menampakkan sedikit seyum tipis, senyum yang akan menjadikan wanita manap

    Last Updated : 2023-08-03
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 8. Sang Raja

    “Tidak perlu mengurusi mereka, kita makan saja.”Ucap Austin Ye datar sambil mengambiliku semangkuk sayur.“Kamu terlihat cukup cantik berdandan seperti ini.”Lalu dia lagi-lagi berkata seperti itu sambil memandangku, bibirnya memperlihatkan sebuat senyuman yang memikat orang, bagaikan matahari yang bersinar terang, seperti seorang anak lelaki yang dewasa, menurutku dia seharusnya lebih kecil dariku beberapa tahun.Keringat, wajahku lagi-lagi tiba-tiba memanas, lupakan mengenai pujian itu, tetapi bisa tidak jangan menoleh ke arahku ketika memuji? Dia menangkap aku yang membuang pandanganku dan tidak ada sedikitpun maksud untuk mengembalikan pandanganku.“Sebenarnya, disini bisa sedikit lebih terbuka lagi.”Ucapnya sambil menunjuk ke bagian dari diriku yang penuh itu, tawanya berubah nakal.“Hei, anak kecil tidak boleh asal berbicara.”Tidak peduli seberapa kaya dan tampan dirinya, singkatnya, aku hanya bisa menganggapnya sebagai seorang anak kecil, dengan begitu aku lebih mudah untuk m

    Last Updated : 2023-08-04
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 9. Pemilihan

    “Pilih selir apa, tidak ada yang menarik sama sekali.”Nada bicara Austin Ye datar dengan sedikit sindiran.Dunia ular akan mengadakan pemilihan selir setiap lima ratus tahun sekali, dengan statusnya sebagai raja, dirinya harus memilih dari antara ular-ular cantik yang sudah disediakan itu, melihat pemilihan selir yang akan segera datang, itu jugalah yang membuat Austin Ye menjadi pusing.“Raja tidak suka memilih selir karena ingin memilih orang yang diri sendiri cintai.”Penjaga Bai mengerti kepahitan dengan menyandang status sebagai raja, dirinya mengerti bahwa Raja Ular sama sekali tidak menyukai wanita ular cantik yang telah dipilih itu.“Peraturan untuk memilih selir seperti ini, cepat atau lambat pasti akan ditentang.”Ucap pria cantik itu sambil berjalan ke depan jendela, satu tangannya mengangkat cangkir arak yang cantik itu, dan tangan yang lainnya memegangi bingkai jendela itu, wajah tampan dan cantik itu seperti pemandangan malam saat itu, dingin, dia menatap langit malam, s

    Last Updated : 2023-08-07
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 10. Pulang

    "Aku hendak membunuhmu, Siluman Ular, membalaskan dendam Austin."Lalu, aku sudah dililit oleh piton besar ini, seekor piton besar ini sedang memandangku dengan lembut.Pandangan ini sangat familiar."Bukankah aku sudah hidup dengan baik begini."Si ular besar akhirnya angkat bicara, suaranya persis seperti Austin.Mulai mempertanyakan apakah Austin adalah Siluman Ular yang dapat berubah? Bagaimanapun aku tidak berani mempertanyakan dan hanya menebak saja."Benar, ini aku."Ular itu kembali bicara, Tuhanku, lelaki tampan itu dan piton besar ini adalah satu sosok yang sama, aku pingsan seketika."Bertemu dengan Raja Ular."Dia berlutut, suaranya menggetarkan telinga."Berdirilah."Lelaki tampan itu memelukku, suaranya dingin. Selesai bicara, ia meninggalkan ruangan sambil menggendong dengan dinginnya, kembali ke ruangannya."Penjaga Andrew Bai, kelihatan jelas bahwa Raja Ular peduli dengan gadis itu, dia siapanya Raja Ular? "Raja Ular baru saja pergi, beberapa dayang wanita mulai menan

    Last Updated : 2023-08-08
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 11. Masih bisa selamat

    Menyesal sekarang apa gunanya, lebih baik aku di hutan dan terus berjalan.Daun berwarna kuning keemasan gugur ke pundakku, sehelai.. dua helai.. tiga empat helai...Selain suara langkah kakiku sendiri dan suara daun berguguran, aku mendengar suara lain yang membuatku tidak aman, menakutkan."Siapa?"Statis di hutan ini makin lama makin besar, jantungku dibuat berdegup makin kencang, seolah-olah aku merasa ada yang sedang mengepungku dari semua arah.Aku menyapu pandangan ke semua sudut, selain pohon yang tebal, tidak ada lagi yang terlihat.Aku menepuk-nepuk dada, menghela nafas dan melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, muncul kepala ular di antara dedaunan, mengagetkanku hingga aku tidak berani melanjutkan langkah. Jantungku seolah hendak melompat keluar dari mulutku.Macam-macam ular muncul menengadahkan kepalanya, dari mulutnya memuntahkan suara. Mereka mengerjapkan mata sambil memandangku, pandangan yang dingin itu menusuk ke hatiku. Memang hewan berdarah dingin, membuat siapapun yan

    Last Updated : 2023-08-08
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 12. Heran

    Penjaga Andrew Bai seperti tidak menyangka aku bisa bertanya seperti ini kepadanya. Dalam sekejap dia tidak tahu harus bagaimana menjawab. Dia hanya bisa menatap Raja Ular.“Mereka pantas mati.”Austin menjawab dengan dingin. Pantas untuk mati jika tidak melakukan sesuatu dengan baik. Dia selalu seperti ini menyelesaikan masalah.“Apa karena aku kabur, makanya kamu membunuh mereka?”Perasaanku tiba-tiba merasa berat. Bagaimanapun juga, beberapa orang itu kehilangan nyawa karenaku.“Benar.”Dia menjawab tanpa ragu. Tidak ada perubahan perasaan karena sudah membunuh beberapa pelayan wanita.“Itu bukan salah mereka. Bagaimana bisa kamu membunuh mereka sesukamu.”Melihat sikpanya yang dingin, ada gejolak besar di dalam perasaanku. Dia membunuh orang dengan sesuka hati. Ini membuatku sangat marah. Terlebih, aku merasakan kesalahan yang mendalam terhadap beberapa pelayan wanita yang meninggal itu.Kalau bukan karena aku, mereka juga tidak akan meninggal.“Mereka pantas mati.”Dia masih menja

    Last Updated : 2023-08-08
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 13. Iri

    Sejak setelah kabur yang gagal, tidak pernah terpikirakan olehku untuk kabur. Pokoknya juga tidak bisa kabur, atau mungkin bisa melibatkan banyak orang lagi. Lagipula, sebutan Nona Kura-Kura yang bagus ini tidak cocok denganku, jadi aku memutuskan untuk tidak kabur lagi.Pemikiran untuk kabur tidak ada lagi, tapi bagaimana mungkin kebencianku terhadap Jason dan Lina hilang.Satunya pacar, satunya sahabat, yang dengan kejam ingin mencelakaiku agar meninggal. Siapa yang tidak akan benci. Tidak hanya aku yang mereka celakai, tapi janin yang tidak bersalah juga meninggal.“Nona Isabelle.”Saat aku sedang bersandar di meja melamun sendirian dan merasa bosan, suara berat seorang pria membuyarkan semua pikiranku.“Penjaga Andrew Bai, apa ada masalah?”Dengan segera aku menegakkan badan dari meja. Melihat orang yang merupakan penjaga di sisi Austin, aku bertanya kepadanya.Hari-hari dimana aku tinggal di istana ular, penjaga Andrew Bai hampir selalu menjagaku dengan baik. Dia mengatakan ini ad

    Last Updated : 2023-08-09

Latest chapter

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status