Share

Sidang Kecil

Bu Farah harus menunggu sekitar sepuluh menit, sebelum akhirnya Viana mengetuk ruang kerja Bu Farah dan Viana masuk dengan sikap yang rileks, senyumnya terkembang sempurna. Viana menyangka dia terpilih untuk mengemban tugas baru, yang berarti itu adalah sebuah prestasi kehormatan.

“Maaf, Bu, saya baru keluar dari kelas, sehingga perlu bersiap sebentar,” kata Viana memberi alasan.

Bu Farah menyipit. Dia tahu pasti, kelas Viana sudah bubar sekitar lima belas menit yang lalu.

“Tadi saya perlu menunggui siswa yang masih ingin bermain di kelas, Bu,” lanjut Viana. Dia seakan mengerti arti gerakan mata atasannya, sehingga buru-buru melengkapi alasannya.

Bu Farah menghela napas, lalu menyuruh Viana duduk. Viana pun duduk. Senyum lebarnya kembali muncul.

“Viana, tadi pagi kamu melaporkan kepada saya tentang berita Naomi yang akan pindah sekolah. Sebenarnya kamu mendapat berita itu dari mana?” tandas Bu Farah.

Wajah Viana seketika memerah. Bias gelisah terpancar dari sorot matanya yang meredup.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status