Share

34. Pesan Terakhir

Sabir meminta Alina mengajak Ahana ke ruang makan lebih dulu. Sementara mereka bertiga akan menyusul. Ibram mengangguk setuju dan kedua wanita itu patuh dan beranjak. Setelah keduanya cukup jauh, Samir mengguncang lengan kedua kakak laki-lakinya.

“Apa yang kamu lihat di gerbang sampai ketakutan seperti ini?” tanya Ibram mengernyit memperhatikan keringat dingin di seluruh wajah adiknya.

“Pri-pria yang a-aku temui beberapa ha-hari lalu di gerbang istana, di-dia tewas dengan ba-banyak luka gigitan di tu-tubuhnya,” jawab Samir terbata sembari menutup sebelah matanya dengan telapak tangan.

“Maksudmu pria paruh baya yang mengalami kebutaan di mata kirinya?” tanya Sabir dan Samir langsung mengangguk kencang.

Kini giliran Sabir yang terhenyak. Saking terkejutnya ia merasa kakinya lemas dan tangan kirinya berpegang di bahu kanan Ibram. “Kau mengenal pria itu?” tanya Ibram dan Sabir mengangguk.

“Dia adalah mata-mataku yang selama beberapa waktu ini menghilang. Dia sempat mengirimkan pesan j
Rat!hka saja

Maaf ya baru bisa update lagi....

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status