Share

42. Prajurit Andalan

"Bisakah kamu menungguku di sana?" tanya Ibram menunjuk ke arah kedai yang semula mereka datangi. Terlihat di sana Hiswad sedang memakan rumput dalam keranjang.

Ahana mengangguk. “Baiklah, boleh aku memesan sesuatu di sana? Tidak akan ada yang mengenaliku dengan pakaian pelayan seperti ini. Justru akan terlihat mencurigakan jika aku hanya duduk tanpa memesan sesuatu bukan?” tanya Ahana menunggu keputusan suaminya. Wilayah ini asing baginya dan ia tidak ingin membuat masalah.

Kini gantian Ibram yang mengangguk. "Tentu. Bila pesanan itu ada serbuknya, jangan dimakan. Bila ada yang bicara padamu, abaikan dan tolak saja dengan halus."

"Aku tahu. Harus berapa kali lagi kamu akan mengatakannya. Tenanglah, aku ingat dengan jelas hal yang kamu katakan sebelum kita berangkat. Lagipula, siapa yang akan menggangguku?" ujar Ahana tenang. “Di sini tempat umum, ada banyak orang di sini dan jika ada yang berani macam-macam padaku, Hiswad akan menendang mereka seperti perintahku. Jika tetap di sini
Rat!hka saja

Ingat baik-baik namanya. Kalau kalian selalu ingat nama siapa?

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status