Share

41. Timun Laut

Seorang pelayan datang membawa semangkuk air panas di hadapan Ahana. Dari tadi ia sudah menunggu Ibram. Setelah lelah memanggilnya turun dan selalu dibalas dengan jawaban ‘iya’ saja dari ruang bacanya di lantai yang tidak bersekat sama sekali. Lebih mirip lantai melayang yang menempel di salah satu dinding kamar yang luas ini.

Merasa suaminya tidak juga beranjak, Ahana pun tersenyum licik dengan menjalankan rencananya. Pelan-pelan ia berjalan menaiki anak tangga ke ruang kerja suaminya itu. Tapi saat masih berada di anak tangga keempat, ia pura terjatuh.

"Auuwwhhh!!!” teriaknya mengaduh kesakitan setelah menginjak papan anak tangga dengan keras lalu duduk bersimpuh. Ahana mulai memainkan sandiwaranya sambil memegangi pergelangan kakinya.

Langkah kaki Ibram yang berlari menuruni anak tangga mulai terdengar dan hal itu membuatnya tersenyum. Sambil terus menunduk memegangi kakinya dan bersembunyi di balik rambut panjangnya yang tergerai. Ahana mulai menghitung di dalam hatinya, “Satu,
Rat!hka saja

Thanks buat Bibi Kaluna, akhirnya ada pergerakan dari pangerannya. Teman-teman readers, silahkan kritik dan sarannya aku tunggu.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status