Share

33. Rumor Pertama

“Katakan saja pada mereka kalau Ibram Al-Ikram tidak pernah lupa dengan hukumannya. Aku sudah berjanji dan akan aku tepati. Kami berdua mohon diri,” kata Ibram pamit.

“Istirahatlah, kalau bisa buat yang banyak,” kata Ibu Suri Sanjana saat menatap Ahana yang melongo mendengarnya. Wanita paruh baya itu turut serta dengan gurauan anak-anaknya.

Sepanjang langkahnya menyusuri koridor istana, Ibram hanya diam saja. Ahana terusik dengan perubahan raut wajah suaminya ketika membalas ucapan Raja Abram. Tadinya Ibram terlihat malas dan tiba-tiba menjadi tegang.

Sudah beberapa pintu kamar mereka lalui dan langkah Ibram belum juga berhenti. Istana ini jauh lebih besar dibanding istana Kerajaan Dharmajaya. Dirinya tidak tahu, kamar mana yang mereka tuju. Ahana diam-diam melirik suaminya yang tampak sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba ia tersentak kala menabrak punggung suaminya.

Ahana meringis karena tanpa sadar dirinya turut melamun. “Kamu penasaran dengan ucapa

Rat!hka saja

Yang tanya kisahnya Pangeran Sabir sama Putri Alina seperti apa, sabar ya. Lagi cari rumah yang tepat.

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status