Share

78. Merana

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-03-08 16:00:03

Devran hanya diam sepanjang jalan setelah memutuskan untuk undur diri dari makan malam yang sungguh tak nyaman lagi itu.

Apalagi dia mendengar Nayra menemui Ananda.

Kesal karena gadis itu tadi mengaku menemui sahabatnya dan tidak mengatakan kalau sudah menemui Ananda.

Padahal Devran sudah sangat jelas mengancamnya kemarin. Masih bisa juga dia membohonginya?

Sejak kapan dia pandai berbohong?

Ada apa dia dengan Ananda?

Benar-benar minta dihukum!

“Mas?” panggil Nayra yang serba salah. Antara takut, cemas dan tidak ingin Devran salah paham.

Melihat Devran bergeming, Nayra tidak menganggunya dulu. Dia masih menyetir. Dia akan menunggu mereka sampai di apartemen dulu baru nanti mereka akan bicara.

Nayra akan menjelaskan tentang pertemuannya dengan Ananda dan mengapa dia tidak memberitahukan

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   79. Merana(2)

    “Oh, apa?”Nayra lagi-lagi terkejut Aulia membahas hal itu. Temannya ini memang sangat jeli sekali pada sebuah permasalahan. Padahal dia belum juga menceritakannya.Aulia pasti menebaknya karena kemarin Nayra menyampaikan Devran sama sekali tidak menceritakan tentang Dokter Ananda adalah sepupunya. Bisa saja dia menganggap Devran tidak suka dia lebih dekat dengan Ananda.“Masa hanya karena hal itu dia marah, Nay? Aku jadi heran deh, suamimu itu anak kecil atau gimana?”Aulia sama sekali belum bertemu dengan Devran. Dia hanya menyimpulkan bagaimana Devran dari sedikit hal yang dia ketahui.“B-bukan, Ul. Aku hanya tidak enak saja tidak memberitahunya kalau kami bertemu di sebuah kafe.” Nayra akhirnya mencuplik sedikit tentang masalahnya.“Ya sudah. Kalau dia tidak bertanya atau mengusiknya, jangan dipermasalahkan. Santa

    Last Updated : 2025-03-08
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   80. Menjenguk

    “Nay, kau dari mana saja?” Aulia terburu menghampir Nayra yang masih menggandeng keponakannya.“Ini Delia minta pipis. Dia nyari kamu tadi tapi kamunya masih asyik pilih-pilih baju. Jadi aku anterin saja,” tukas Nayra melihat temannya itu.Heran, hal apa yang membuatnya seolah ada yang hendak di sampaikannya?“Ada ap, Ul?”“Kamu tidak lihat di GC kelas kita, ada kabar Dokter Ananda digebukin orang. Sekarang katanya di rawat di Rumah Sakit!”“Oh, apa?”Nayra sampai menutup mulutnya. Sedih saja kalau Ananda yang baik padanya kini terkena musibah.Nayra dengan tergesa mengambil ponselnya. Hendak menghubungi Ananda. Tapi dia juga penasaran berita yang di share di grup chat kelas mereka. Jadinya jemarinya mengusap grup chat kelasnya dan mendapati beberapa video rek

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   81. Hanya Pelayan

    “Kami tidak seperti itu, Tante! Saya bertemu Dokter Devran juga sebagai sepupu!”“Cih! Sepupu katamu? Sepupu Ananda itu Devran bukan kamu. Siapa kamu sok jadi sepupu? Pernikahan siri juga!”Deg!Nayra tampak sekali tertampar dengan ucapan Rosa yang tak ada bedanya dengan Tamara. Mereka dengan kompak sekali menolak mengakui dirinya.“Tidak sudi ya keluarga kami menerima gadis hina tak jelas sepertimu. Keluar dan jangan muncul di hadapanku lagi!” Rosa dengan marah mengusir Nayra.Nayra yang terhina itu hanya menganguk dan berbalik badan untuk pergi dari hadapan Rosa. Perasaannya begitu meradang diusir dan dimaki-maki seperti itu.Namun baru beberapa langkah, dia menabrak tubuh seorang pria.“Mas Devran?”Nayra mendongakan kepalanya dan mendapati Devran sudah berdiri di depannya.Pria itu menatap sang tante. Mendengar sendiri istrinya dimaki-maki dan sekarang melihatnya berkaca-kaca, Devran jadi kesal dan tidak terima.Kesal karena gadis ini tambeng sekali. Sudah tahu berkali-kali mendapa

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   82. Seperti Binatang Piaraan

    Meja makan sudah penuh makanan saat Nayra hendak memasak. Apa pria itu sudah memesan makanan?Masih punya pikiran juga Devran memesankan makanan setelah semalam sudah menghajarnya hingga begitu lelah.Pagi ini, tubuh Nayra masih lemas. Jadi merasa senang kalau Devran tak memintanya memasak.“Duduklah, aku sudah menyiapkan banyak makanan untukmu!” Devran menarikan kursi untuk Nayra.“Terima kasih, Mas!” ujar Nayra dan duduk di kursi itu.Sikapnya yang masih perhatian itu membuat Nayra frustasi. Terkadang dingin, terkadang perhatian, terkadang begini, terkadang begitu. ‘Aaah. Tidak tahulah!’ Nayra bermonolog dalam hatinya.“Tumben Mas pesan makanan?”“Aku tidak pesan!”“Siapa yang masak?” Nayra heran.“Memangnya kau lihat orang lain di rumah ini?” Devran protes Nayra sama sekali tidak menyangka kalau dirinyalah yang memasak semua makanan ini.“Oh. Mas Devran bisa masak?” Nayra terkejut dan baru tahu kalau sebenarnya pria ini bisa masak beberapa jenis masakan.“Jangan heran begitu, ha

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   83. Rio Dipecat

    “Di mana ini, Mas?”Nayra menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tahu sebenarnya ini tempat apa?Mereka duduk di bantal kantong kacang di lantai, sembari melihat pemandangan kota Jakarta dari Jendela kaca besar di ruangan itu. Seorang pelayan datang menyuguhkan minuman dan camilan untuk mereka.“Mas tidak ke kantor, kah?” tanya Nayra sembari menyeruput minuman di gelas.Yang ditanya sibuk dengan ponselnya.Nayra mengerucutkan bibirnya.Kalau tidak niat mengajaknya keluar, tidak perlu juga melakukannya.Lihatlah, Devran tak lepas dari ponselnya. Itu ponsel baru lagi. Entah sudah ke berapa kali dia membanting ponselnya. Mentang-mentang bisa membeli lusinan ponsel setiap hari!“Ada apa?” Devran baru melirik Nayra yang cemberut itu.“Aku sejak tadi tanya, lho!”“Pertanyaanmu enggak penting juga, toh?”Nayra kembali sebal. Membiarkan pria itu masih memeriksa ponselnya.Entah apa saja yang dilakukan dengan ponselnya. Seberapa banyak pesan yang masuk dan butuh untuk dijawabnya.Jadi penasaran

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   84. Rio Dipecat(2)

    “Apa? Kau dipecat?!” Tamara sangat terkejut melihat Rio datang dan melapor atas pemecatan dirinya oleh Devran.“Benar Nyonya, Pak Devran sudah merekrut beberapa sekretaris barunya, juga asistennya. Jadi mulai hari ini saya dipecat!”“Devran keterlaluan! Apa-apa tanpa meminta pertimbanganku dulu,” tukas Tamara kesal.Apa tidak bisa putranya itu meminta pertimbangannya dulu mengingat yang memilih Rio adalah dirinya? Benar-benar anak itu!“Nyonya, saya menagih janji Nyonya. Semua ini karena saya menuruti perintah Nyonya.” Rio masih butuh pekerjaan, karenanya mengingatkan hal itu pada Tamara.“Tunggulah kabar dariku. Aku harus menemui anak bandel itu sekarang!” Tamara mengambil tasnya dan bergegas hendak ke kantor perusahaan.Damayanti yang sebenarnya ada di ruangan yang sama sejak Rio datang, ikut bangkit. “Ma, aku antar?”“Oh, ayo!” Tamara tak mau banyak berpikir. Inginnya cepat sampai kantor dan memarahi anaknya itu.“Coba telpon Devran dulu, Ma. Barangkali tidak sedang ada di kantor!”

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   85. Rio Dipecat(3)

    “Tarik kembali, Rio!” titah Tamara pada Devran. “Aku tidak akan mejilat ludahku sendiri. Lagi pula sudah ada penggantinya yang juga sudah bekerja per hari ini!” Devran secara tidak langsung menolaknya. “Aku melakukannya demi kebaikanmu, Devran!” Tamara meninggikan suaranya karena Devran tak mengindahkan perintahnya.“Bukan. Itu untuk kebaikan mama sendiri.” Masih dengan santai Devran menyahuti kemarahan sang mama.Tamara kesal dan frustasi. Lalu dia baru ingat sesuatu. Kemudian dia merogoh tasnya mengambil ponsel untuk menunjukan foto-foto yang diambil Rio saat Nayra bersama Ananda. Devran tidak suka penghianatan, jadi foto-foto itu pasti membuatnya berubah pikiran. “Lihat ini baik-baik, Dev! Ini salah satu alasan mengapa Rio aku minta mengawasi gerak-gerikmu dan Nayra. Gadis itu tidak bisa dipercaya!” Tamara mencoba membuka mata putranya itu agar bisa melihat bagaimana seorang Nayra di matanya. Devran mengernyitkan dahinya menatap foto itu. Mereka memang pernah menyinggung hal

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   86. Dibela

    “Damay, tolong ajak Mama pergi!”Devran meminta Damayanti membujuk mamanya agar bisa pergi dari tempat ini. Malu dengan para pegawai kalau dia sampai ngamuk-ngamuk di kantornya.“B-baik, Dev.”Wanita itu mengelus bahu Tamara dan menenangkannya. “Ayo, Ma. kita pergi dulu.”Tamara sadar dirinya sedang emosi dan itu pasti terlihat sangat kacau sekali. Apalagi gadis yang sangat menyebalkannya itu bermanja di pelukan putranya sembari menangis.Pasti dia melakukannya untuk mencari perhatian Devran dan meledeknya.Jadinya, dia lebih baik pergi sebelum malah menghancurkan kantor ini.“Apa yang mama lakukan?” Damayanti mencoba mengingatkannya saat Tamara sudah tenang.“Entahlah, aku juga kesal sekali. Itu spontanitas saja...” Tamara yang sudah tenang baru merasa dirinya sedikit berlebihan.“Ma, aku juga sangat tidak menyukai gadis centil itu. Tapi kalau aku pikir-pikir, yang mama lakukan seperti tadi justru membuat Devran lebih membela Nayra.”“Iya, kau benar, Damay.” Tamara membenarkan ucapan

    Last Updated : 2025-03-11

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   207.

    “Nayra?”Terdengar suara memanggil-manggil Nayra.Itu memang suara Devran.Nayra harusnya bahagia, sejak tadi dia berharap Devran cepat datang. Tapi kehadiran Devran di detik dia bisa membujuk Ananda dengan baik jadi merusak suasana lagi dan membuat pria ini kembali kalut. Sialnya, Ananda malah menyobek plastik kapsul itu dan mengeluarkannya.“Dokter?!”“Buka mulutmu!” Ananda menyodorkan kapsul itu pada mulut Nayra.Reflek Nayra menutup mulutnya dengan kedua tangannya rapat.“Jangan cemas, aku juga akan memasukannya kedalam mulutku setelah memastikanmu tertidur dengan tenang.”“Uhmmm!” Nayra menggelang-gelengkan kepala tidak mau. Dia sungguh takut.“Buka mulutmu!” bentak Ananda yang kini malah menjambak Nayra.Mungkin bentakan itu terdengar sampai luar, hingga pintu kamar itu didobrak.Terlihat Devran yang langsung berlari hendak menyerang Ananda namun tertahan karena pria itu mengancam Nayra.“Coba saja kau mendekat!” Ananda memecah vas dan mengarahkannya pada leher Nayra yang ket

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   206.

    Ananda tetap melajukan mobilnya ke arah puncak. Mereka menginap di sebuah vila. Ketika Ananda hendak memesan makanan, Nayra langsung menarik tasnya dan bergegas mengambil ponsel untuk menghubungi Devran.Sayangnya, dia tidak menemukan ponselnya. Nayra tidak ingat apakah menjatuhkan ponselnya di suatu tempat.Atau jangan-jangan...“Kau mencari ponselmu?” Ananda masuk dan mengetahui keresahan Nayra.“Dokter, aku...”“Kau mau menghubungi Devran? Kau bilang tidak akan menghubunginya lagi tadi. Apa kau lupa?!” Ananda kembali bersikap aneh.Nayra yang tadi masih mencoba bersikap tenang kini mulai tak tahan.“Apa kau lupa aku juga punya mama yang pasti saat ini mencemaskanku. Kenapa kau seegois ini!” Nayra malah berteriak balik pada Ananda.Mata pria itu melebar mendengar gadis yang lemah lembut itu pada akhirnya berteriak padanya. Membuat Nayra jadi serba salah.Tapi biarlah. Pria ini juga harus mendengarnya.“Aku juga sebentar lagi akan menjadi seorang mama. Pasti akan sangat sedih menge

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   205.

    “Brengsek suamimu itu, Nay! Kau bukalah matamu dan lihat seberapa brengsek dia. Bodoh kamu!” Ananda mengumpat sembari sesekali memukul setir yang dipegangnya.Nayra hanya terdiam. Seorang Ananda yang santun dan selalu bersikap elegan, nyatanya bisa juga mencecarnya dengan sedikit kasar.Dia sudah bisa menilai karakter pria ini sejak saat para perampok itu mencegat. Sekarang melirik Ananda yang terus mengumpati keburukan suaminya, dia hanya diam saja. Takut malah akan membuat kondisi mental Ananda lebih buruk.Dia ingat, kakak kelas SMA-nya dulu yang nekat meminum racun serangga hanya karena gagal dalam seleksi SPMB dan dinyatakan tidak lolos sementara teman-temannya yang lain yang bahkan sama sekali tidak pernah mendapat peringkat di kelas selama SMA, justru lolos begitu saja.Merasa malu dan kecewa habis, nekat dia hendak mengakhiri hidupnya. Untungnya masih tertolong.Bisa jadi, Ananda tipikal yang seperti itu. Selama hidupnya dikelilingi keberuntungan, dipuja-puja secara fisik da

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   204.

    Nayra sudah diantar pulang oleh Yas karena Devran harus bicara dengan Ananda.Sungguh kesal kalau pria ini selalu mengganggu kebersamaannya dengan Nayra. Tapi, lebih baik diselesaikan dengan segera.Devran ingin setelah ini Nayra menjalani masa-masa kehamilannya dengan nyaman tanpa ada gangguan lagi.“Ada apa, bro?” Devran dengan santai menanyai pria yang masih tampak gusar itu.“Urusan tes DNA itu valid atau tidak bukanlah tanggung jawabku. Kau tidak bisa menjadikan ini sebagai sebuah alasan untuk menyingkirkanku dari dunia yang selama ini kutekuni!” Ananda berteriak marah tahu bahwa Devranlahh yang mengadukannya ke dewan kedokteran.Dia tentu tidak mau begitu saja menjadi konyol begini. Bahkan kuliahnya yang mengambil sub-spesialis sudah selesai tinggal menunggu lulus, malah gelar dokternya terancam dicopot. Ananda tidak akan terima hal itu.“Jangan mengelak lagi, kau pasti mensabotasenya.”“Apa? Apa buktinya? Hah!” Ananda berang.Devran jadi ikutan terpancing. Dia bahkan menendang

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   203.

    “Ikut aku, Nay!” Devran menarik lengan Nayra. Padahal masih ada Ludwig dan Farah di sana.“Mas?” Nayra hendak protes walau dia tidak berdaya hanya bisa mengikuti Devran.“Sudah jangan bawel!” Devran langsung meminta Nayra masuk mobil yang diparkirnya tak jauh dari tempat itu lalu segera dilajukannya pergi.Sedangkan di sana, Ludwig dan Farah hanya menatap tanpa bisa menahan seorang Devran.“Maaf, kalau sikap Devran seperti itu.” Ludwig sampai meminta maaf pada Farah.Setahunya Devran pria yang dingin dan sedikit kasar, bahkan pada mamanya sendiri. Tidak berlebihan kalau dia sampai berpikir Devran juga seperti itu ke semua orang. “Ah, Devran memang kelihatannya dingin. Tapi aku tahu kok, dia baik.” Farah menyampaikannya, sekedar mengoreksi pemikiran Ludwig.“Oh, maaf, aku tidak banyak tahu tentang dia.”Farah melirik pria itu dan baru menyadari bahwa Ludwig tampak sedih melihat sikap putranya yang tidak pernah mau sekedar duduk menikmati kopi bersama. Farah jadi kasihan.“Jangan m

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   202.

    Ananda anak pintar dan kutu buku sejak kecil. Dia selalu mendapat prestasi di sekolah karena memang dia tipikal anak yang tidak mau terlihat buruk.Pernah ada anak baru yang lebih menonjol mengalahkan Ananda, hal itu saja sudah membuat anak itu mengurung diri sepanjang waktu di kamarnya.“Bujuklah Ananda agar mau makan. Kasihan sepupumu, Dev!” Rosa waktu itu meminta Devran membantunya.Dengan sedikit usaha, Devran bisa masuk dari jendela, Ananda malah melemparinya dengan benda-benda yang ada di dekatnya.“Keluar! Kalau aku bilang tidak mau makan bukan urusanmu!” Ananda meneriaki Devran.“Ayolah, bro. Itu hanya tentang nilai. Kau bisa mengejarnya lain waktu.” Devran menghibur sepupunya.“Kau tak tahu apa-apa, Dev! Kau tak tahu rasanya belajar sampai tengah malam dan begitu keesokan harinya kau ujian, CBT komputermu tak berjalan. Waktu habis dan aku tertinggal. Enak saja mereka bilang aku tidak bisa mengulang ujian itu hanya karena tidak ada jadwa ujian susulan. Lebih enak lagi, anak

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   201.

    Perasaan Nayra sepagi ini sudah terasa manis. Nenek Renata menelpon dan bermimpi bahwa anak yang dikandung Nayra berjenis kelamin perempuan. Nayra suka sekali anak perempuan.Nanti kalau memang anak perempuan yang dilahirkannya, dia sudah tidak sabar menguncir rambutnya, membuatkannya baju rajut yang cantik, juga menghias kuku-kukunya.Mudah-mudahan mimpi Nenek Renata bisa terwujud.“Jangan terus tersenyum begitu, aku memang pandai memuaskanmu, tapi tak perlu juga mendeklarasikannya dengan senyuman sepanjang hari,” tukas Devran sembari memakai kemejanya. Dia harus segera berangkat kerja. Ada banyak agenda hari ini.Mendengar Devran mengatakan demikian Nayra langsung melototinya. “Besar kepala sekali Anda? Siapa juga yang senyum-senyum untuk Anda?”“Oh. Bukan senyum-senyum untukku? Atau senyum itu untuk....”“Jangan mulai deh, Mas. Mau kita bertengkar lagi sepagi ini?” Nayra mengingatkan.Jadi malah terbalik begini. Biasanya dialah yang suka memulai sebuah pertengkaran.“Emang kau piki

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   200.

    “Ouuuh, Mas!” Nayra sampai terlihat tak berdaya. Menggapai-gapai sesuatu di sekitarnya sekedar untuk diremasnya sebagi buncahan rasa itu.“Mas???” jeritnya tapi dia begitu menikmatinya.Peluh dikeningnya bercucuran dan tubuhnya benar-benar bergetar. Entah bagaiamana bisa pria itu tanpa memasukinya dengan sebagaimana mestinya, sudah membuat Nayra gelonjotan seperti ini.Nayra bahkan sudah mencambaki rambut kepala yang menyerusuk di sela kedua kakinya itu, namun Devran tak berhenti. Dia juga mau Nayra merasakan sensasi yang sama saat barusan tadi dirinya terpuaskan.“Sudah, Mas. Jangan heboh-heboh...”Devran baru mengurangi usahanya itu saat teringat istrinya sedang hamil dan tak boleh terlalu heboh. Takut mengusik janin yang anteng di dalam sana.Keduanya kembali terkulai di atas ranjang itu sambil saling memeluk dan tak rela terpisahkan.Devran juga tak mau Nayra sampai kelaparan, jadinya sembari menunggu Nayra selesai mandi, Devran memesankan makanan untuknya.Selesai memesan, dia

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   199.

    Devran sudah lama tidak memukuli orang. Sekarang mumpung ada mangsa dan juga suasana hatinya yang mendukung adrenalinnya naik, Devran tampak kesetanan menghajar tiga cecunguk itu satu persatu sampai mereka ampun-ampun dan mencium sepatu Devran.“Ampun, bos, ampun! Kita cuma cari sesuap nasi untuk anak istri kita!” salah satu pria yang sudah babak belur memohon-mohon.“Kembalikan barang istriku!” Devran merebut tas dan jam tangan Nayra.Tidak sulit membelikan lagi Nayra barang-barang mahal untuknya. Tapi tindakan mencuri atau merampok tentu tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan begitu saja.Tapi, kali ini Devran bermurah hati. Dia tidak berlanjut mempolisikan mereka. “Pergi sebelum aku berubah pikiran!” ketusnya pada mereka.Sedikit tergesa sembari menyeret teman yang pingsan mereka pun langsung masuk ke dalam mobil dan meluncur menghilang.Saat itu Devran berbalik dan melihat Nayra berlari kecil untuk melihat Devran. Namun Ananda masih mempengaruhi Nayra.“Devran tidak kenapa-kenap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status