Share

Chapter 46

"Kakek?" Aku menyentuh bahunya dengan tangan yang bergetar hebat. Dia tidak membalasku yang memanggil namanya.

Kulihat wajahnya yang pucat pasi dan berlumuran darah yang mengucur keluar dari hidung dan mulutnya. Kedua matanya tertutup rapat seperti tertidur nyenyak untuk selama-lamanya.

Aku mengguncang-guncangkan bahunya dan terus memanggil namanya dengan setengah berteriak. "Buka matamu, Kakek Fero!" raungku sambil memeluk badannya yang dingin.

Aku berteriak sejadi-jadinya dan mempererat pelukanku pada tubuh yang tak bernyawa ini. "Kenapa kalian harus mati di tanganku? Kenapa?!" raungku dengan pedih. "Kalau saja aku tidak kembali ke Custodia ... mungkin kalian tidak akan menghadapi akhir seperti ini!"

Kulepaskan pelukanku darinya dan menurunkan tubuhnya ke permukaan jalanan yang digenangi oleh cairan merah. "Menangisi kematian orang lain tidak akan membawa mereka kembali hidup. Aku harus berhenti terpuruk seperti ini, tapi ...."

Aku menundukkan ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status