Share

Bos Besar Di Balik Meja Kuliah
Bos Besar Di Balik Meja Kuliah
Penulis: Allina

1. HARI PERTAMA

Penulis: Allina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 16:25:34

“Ahhh! Sungguh melelahkan!” Reagan turun dari kereta cepat yang dia tumpangi, meregangkan pinggangnya untuk memulai hari barunya di kota besar New York.

Setelah mengatur perasaannya, Reagan bersiap untuk pergi meninggalkan stasiun. Namun, betapa kagetnya karena tiba-tiba pinggangnya dipeluk oleh seorang wanita.

Yang pertama dia lihat adalah dada yang besar, pantat yang montok, wajah oval yang imut dan menarik, serta rambut pirang khas gadis Eropa.

Prince Reagan Maverick, pria 20 tahun yang sudah menginjak dewasa, tentu saja merasa pemandangan di depannya cukup menarik.

“Nona, apakah kamu ingin memelukku seperti ini terus?” tanya Reagan penuh seringai jahat.

Claire Cecilia Delaney, memandang Reagan dengan tatapan menjijikkan. Selain tampan, bahkan tidak ada yang menarik dari penampilan pria itu.

Eeemmm ... selain tampan, tubuhnya juga kekar dan berotot, itu bisa Claire rasakan saat memeluk tubuh Reagan tadi.

Sayangnya, pakaian lusuh yang Reagan kenakan, menandakan dia tidak berasal dari keluarga yang kaya.

Namun saat ini, jika Reagan mau bekerja sama, Claire berjanji akan memberikan Reagan sejumlah uang untuk merubah penampilannya.

“Bantu aku berakting, dan aku akan memberikanmu sejumlah uang!” kata Claire penuh harapan. Dia menjijitkan sedikit tumitnya dan mencium Reagan, keduanya bahkan terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.

“Nona, sebaiknya anda jangan mempersulit kami. Tuan akan sangat marah jika Nona tidak mau mendengarkannya.”

Belasan orang berjas hitam menghampiri Claire dan Reagan, lalu salah seorang berkata dengan hormat.

“Katakan pada tuan kalian, aku sedang menjemput pria yang aku cintai.” Claire langsung menyandarkan tubuhnya pada tubuh Reagan, tanpa sengaja menggesekkan bagian dadanya yang menyembul keluar pada lengan pria itu.

Reagan tidak bisa menyembunyikan sesuatu di bawah sana yang sudah terasa sesak.

Tapi, lebih daripada keinginannya untuk menerkam gadis cantik ini. Reagan justru ingin segera pergi dari tempat ini karena tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain.

“Nona, pria ini bahkan tidak bisa menandingi pria pilihan tuan besar.” Sambil berkata, salah satu bodyguard itu melirik Reagan dengan pandangan jijik.

Tanpa mereka sadari, ucapan bodyguard itu telah menaikkan amarah Reagan. Dia kemudian menurunkan tangan Claire dari lengannya, lalu memegangnya di telapak tangannya yang besar.

“Kekasihku menyuruh kalian untuk pulang, apa kalian tidak mendengarnya?”

Reagan berbicara dengan suara rendah, tapi mampu membuat belasan orang yang mengelilingi mereka merasa terintimidasi.

Claire memandang pria asing di sampingnya, ucapan pria ini benar-benar membuatnya merasa aman. Tidak sombong tapi juga rendah hati, siapa sebenarnya dia?

“Hei, anak muda. Sejak tadi kami tidak punya urusan denganmu, tapi karena kamu sudah menantang kami, maka kamu akan menjadi bagian dari urusan kami.”

“Cepat katakan, jangan membuang waktuku!” Benar saja, gara-gara gadis asing di sampingnya ini, waktunya untuk bertemu rektor kampus tertunda.

Pria berjas itu lalu mengeluarkan kartu berlogo platinum dari saku jasnya, “Dalam kartu ini ada sejumlah uang, bahkan bisa untuk kamu hidup dan pergi dari kota ini selama beberapa tahun.” Pria itu melempar kartu ini pada Reagan, kemudian berkata lagi, “Segera tinggalkan nona Claire!”

Reagan kembali menatap tubuh indah Claire, gadis di depannya layaknya bidadari yang dikirim Tuhan saat dia turun dari kereta tadi.

Dibandingkan dengan uang di kartu itu, dia tentu lebih ingin menikmati tubuh Claire di atas ranjangnya.

“Maaf, aku tidak butuh uang kalian!” ujar Reagan lalu menarik Claire untuk pergi.

Hingga tahap ini, Reagan benar-benar ingin membuat Claire simpati dan dengan rela memberikan tubuhnya.

Tanpa disangka, pria berjas hitam itu seketika marah, “Halangi dia, aku sudah memberimu kesempatan sebelumnya, jangan salahkan aku jika bersikap tidak sungkan padamu!”

Tinjuan pria berjas hitam itu seketika datang. Reagan memicingkan matanya dan langsung menebak trik tinjuannya. Reagan adalah pelatih bela diri di kampungnya.

Tepat sebelum tinjuannya hendak mengenai pelipisnya, Reagan dengan cepat menggunakan telapak tangannya menepis pergelangan tangan pria berjas hitam itu.

Terdengar suara ‘kraakk’, tulang pergelangan tangan pria berjas hitam itu pun patah.

“Aaaahhh!!!!” Terdengar teriakan yang keras.

“Aku masih menghormatimu sehingga tidak sekalian mematahkan kakimu!” kata Reagan.

Namun, Reagan masih tetap menendangnya sekali lagi sehingga pria berjas itu tidak bisa bangkit berdiri.

“Sayang, maaf sudah membuatmu takut. Ayo pergi!” Reagan tanpa malu merangkul pundak Claire dan merasakan tubuh gadis itu sudah menegang.

Reagan menggunakan kesempatan ini untuk pergi bersama dengan Claire. Mereka memanggil taxi dan akhirnya bernapas lega.

“Nona cantik, kamu sudah membuat pakaianku kotor. Sudut bibirku juga berdarah.”

Claire mengerti, dia mengeluarkan beberapa lembar uang dolar dari tasnya. “Ini biaya pengobatan dan uang untuk membeli pakaian ganti.”

Reagan berpikir sejenak, identitasnya sebagai hacker kaya akan terungkap jika tidak menerima uang receh ini.

Dia kemudian mengambil uang itu dan meminta sopir untuk menghentikan mobil. Meski tubuh wanita ini sangat sulit dilupakan, namun Reagan tidak ingin berurusan dengan orang kaya seperti mereka. Dia hanya ingin menjalani studynya dengan baik dan terus mengembangkan jaringannya.

“Hei, namamu siapa?” tanya Claire.

Namun Claire hanya melihat Reagan menjauh dan melambaikan tangannya.

Reagan tiba di New York University, dia merapikan pakaiannya yang kotor karena sempat terguling di lantai.

Saat memasuki lobi kampus, Reagan disuguhkan dengan lingkungan yang mewah berarsitektur kelas atas. Tidak hanya itu, ada puluhan gadis cantik dengan bentuk tubuh yang beragam sedang memanjakan matanya.

Reagan melebarkan matanya, “Ini benar-benar seperti surga dunia.”

Pada saat ini, pandangan Reagan baru saja melihat dua orang yang berdiri di sisi kiri eskalator. Kalau dilihat, usia mereka tidak beda jauh dengannya. Dua orang itu hanya memakai riasan ringan dan memberikan orang perasaan yang segar.

Mengenai trik merayu wanita, tentu saja Reagan adalah ahlinya. Dia berjalan mendekati dua gadis cantik itu, dengan kepala tertunduk sambil tersenyum menyapa, “Hallo, Nona cantik, bolehkah aku tahu dimana ruang rektor?”

“Ruang rektor? Siapa kamu? Mahasiswa baru ya?”

Satu gadis lainnya memandang Reagan dengan pandangan menjijikkan dan menutup hidungnya.

Reagan tidak serta merta menjawab pertanyaan gadis di depannya, matanya sibuk melihat dua kancing kemeja dari gadis itu yang terbuka dan garis tubuhnya sudah terekspose di mata Reagan.

Mulut Reagan terbuka lebar hingga sebutir telur seperti bisa ditelan mentah-mentah olehnya.

Tampaknya wanita memang dilahirkan dengan Indera keenam, apalagi ketika mata lawan jenis terfokus pada tempat-tempat penting di tubuh mereka.

Mahasiswi yang tadinya sibuk dengan ponselnya, langsung mengangkat kepala, kemudian menyadari kalau pria dihadapannya ini sedang menatap bagian penting di tubuhnya.

Dia langsung melayangkan tangannya dan menampar Reagan.

“Apa yang kamu lihat? Dasar pria sinting!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kamila Maharani
Bener2 novelnya di luar ekspektasi kak Lin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   2. PRIA KURANG AJAR

    Suara tamparan dan teriakan wanita itu menimbulkan kegaduhan di sekitar lobi lantai 1, seorang pria bergegas menghampiri wanita itu dan bertanya, “Nay, apa yang terjadi?”“Orang ini, dia ingin bersikap kurang ajar padaku!” seru wanita itu sambil menunjuk ke arah Reagan.“Nona, sejak tadi aku hanya diam dan bertanya ruangan rektor padamu. Kamu bukannya memberitahuku tapi malah menuduhku yang tidak-tidak.” Reagan menaikkan kedua alisnya.Seorang wanita pun maju selangkah dan bertanya pada Reagan, “Tuan, kamu mahasiswa baru? Kebetulan Nayla juga mahasiswa baru di sini, jadi dia masih belum tahu ruang rektor.”Wanita itu berkata sambil tersenyum, dia hanya memakai riasan tipis. Dia cantik secara alami, senyumnya membuat orang merasa betah.“Aku akan mengantarmu ke sana,” tambah wanita itu lagi.Namun, detik berikutnya, Reagan berkata, “Tidak usah, aku akan menghubunginya untuk datang menjemputku.”“Apa menjemputmu?” Wanita itu terkejut ketika mendengar Reagan menyuruh rektor kampus ternam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   3. TIDAK PUNYA BUKTI

    “Rektor?”“Rektor!”Beberapa mahasiswa menunduk hormat dengan berbagai ekspresi rumit di wajahnya, pun dengan Nayla dan Delia, kaki Nayla seperti sudah enggan untuk berpijak. Wajahnya pucat pasi, namun harga diri terakhirnya masih tidak bisa dibiarkan jatuh.“Rektor, ada keperluan apa Anda menghampiri kami?” tanya Delia penuh hormat.“Aku ingin menjemput mahasiswa baru, Reagan Prince Maverik,” jawab pria dengan rambut yang sudah memutih itu.“Saya, saya orangnya!” jawab Reagan sambil tersenyum menatap Nayla yang masih berdiri mematung.“Tidak mungkin, ini tidak mungkin, kan?” Nayla menggunjang tubuh Delia, “Delia, tolong katakan padaku bahwa ini tidak benar, tolong katakan bahwa aku sedang bermimpi!”Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di wajah Nayla. “Sekarang kamu merasa sakit, kan? Kamu percaya kan bahwa kamu tidak sedang bermimpi?” ujar gadis itu lagi.“Nona, urusan kita belum selesai. Aku akan menemuimu nanti siang.” Reagan berkata penuh seringai licik, sementara Nayla langsung mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   4. MENJEBAK REAGAN

    “Kalau begitu ambil buktinya!” Nayla berpikir jika Delia tidak mungkin akan mengkhianatinya.“Bukti apa lagi yang kamu punya, hah?” Nayla kembali menantang.“Aku dari awal sudah menebak bahwa kamu akan mengelak dan menjadikanku kambing hitam. Jadi ….” Reagan mengeluarkan benda usang yang luarnya sudah berkarat. Ternyata itu adalah alat perekam berbentuk bolpoin.Sungguh, tampilannya saja sudah menjijikkan. Namun, tak ada yang tahu bahwa benda itu mampu merekam percakapan dalam radius 500 meter. Reagan biasanya menggunakan alat itu untuk merekam percakapan lawan dari klien-kliennya.Reagan kemudian menyambungkan alat perekam itu pada ponselnya, dan apa yang terjadi? Suara Nayla jelas terdengar di sana, tidak hanya suara Nayla, bahkan suara Delia yang berusaha mencegah Nayla pun terdengar nyaring.Setelah rekaman suara selesai berputar, Reagan lantas maju selangkah dan kini dia berdiri tepat di depan wanita itu.“Nona manis, sudah waktunya kamu mengakuinya, kan?” Reagan berkata sambil t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   5. GADIS PERAWAN

    Delia merasa bingung, tidak bisa hanya menonton dan menunggu, dia lalu berkata pada Reagan, “Minumanku sudah habis, bisakah aku meminta minumanmu?”“Oh, sure, ambillah!” ucap Reagan tanpa pinggir panjang.Delia mengangkat tangannya dan menuangkan susu milik Reagan ke dalam gelasnya. Dan apa yang terjadi? Susu itu terasa menyengat di tenggorokannya, tidak hanya itu, perutnya sudah mulas dan tidak bisa tertahankan.Ekspresi Delia sangat lucu sekali, dan Reagan tidak bisa menahan senyum liciknya.“Delia, ada apa denganmu?” Reagan berpura-pura terkejut, padahal dalam hati dia sudah bisa menebak hasilnya.Sejak tadi perutnya juga ingin meledak, tidak hanya itu, rasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Namun Reagan menahannya sejak tadi, hanya agar Delia beranggapan bahwa rencananya telah gagal.“Reagan, Reagan, apa kamu baik-baik saja?” tanya Delia sambil meringis.“Kenapa? Aku baik-baik saja, apa yang bisa terjadi padaku?”“Kamu! Kamu! Pergilah!” Delia langsung berlari meninggalkan Reagan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   5. GADIS PERAWAN

    Delia merasa bingung, tidak bisa hanya menonton dan menunggu, dia lalu berkata pada Reagan, “Minumanku sudah habis, bisakah aku meminta minumanmu?”“Oh, sure, ambillah!” ucap Reagan tanpa pinggir panjang.Delia mengangkat tangannya dan menuangkan susu milik Reagan ke dalam gelasnya. Dan apa yang terjadi? Susu itu terasa menyengat di tenggorokannya, tidak hanya itu, perutnya sudah mulas dan tidak bisa tertahankan.Ekspresi Delia sangat lucu sekali, dan Reagan tidak bisa menahan senyum liciknya.“Delia, ada apa denganmu?” Reagan berpura-pura terkejut, padahal dalam hati dia sudah bisa menebak hasilnya.Sejak tadi perutnya juga ingin meledak, tidak hanya itu, rasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Namun Reagan menahannya sejak tadi, hanya agar Delia beranggapan bahwa rencananya telah gagal.“Reagan, Reagan, apa kamu baik-baik saja?” tanya Delia sambil meringis.“Kenapa? Aku baik-baik saja, apa yang bisa terjadi padaku?”“Kamu! Kamu! Pergilah!” Delia langsung berlari meninggalkan Reagan

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   4. MENJEBAK REAGAN

    “Kalau begitu ambil buktinya!” Nayla berpikir jika Delia tidak mungkin akan mengkhianatinya.“Bukti apa lagi yang kamu punya, hah?” Nayla kembali menantang.“Aku dari awal sudah menebak bahwa kamu akan mengelak dan menjadikanku kambing hitam. Jadi ….” Reagan mengeluarkan benda usang yang luarnya sudah berkarat. Ternyata itu adalah alat perekam berbentuk bolpoin.Sungguh, tampilannya saja sudah menjijikkan. Namun, tak ada yang tahu bahwa benda itu mampu merekam percakapan dalam radius 500 meter. Reagan biasanya menggunakan alat itu untuk merekam percakapan lawan dari klien-kliennya.Reagan kemudian menyambungkan alat perekam itu pada ponselnya, dan apa yang terjadi? Suara Nayla jelas terdengar di sana, tidak hanya suara Nayla, bahkan suara Delia yang berusaha mencegah Nayla pun terdengar nyaring.Setelah rekaman suara selesai berputar, Reagan lantas maju selangkah dan kini dia berdiri tepat di depan wanita itu.“Nona manis, sudah waktunya kamu mengakuinya, kan?” Reagan berkata sambil t

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   3. TIDAK PUNYA BUKTI

    “Rektor?”“Rektor!”Beberapa mahasiswa menunduk hormat dengan berbagai ekspresi rumit di wajahnya, pun dengan Nayla dan Delia, kaki Nayla seperti sudah enggan untuk berpijak. Wajahnya pucat pasi, namun harga diri terakhirnya masih tidak bisa dibiarkan jatuh.“Rektor, ada keperluan apa Anda menghampiri kami?” tanya Delia penuh hormat.“Aku ingin menjemput mahasiswa baru, Reagan Prince Maverik,” jawab pria dengan rambut yang sudah memutih itu.“Saya, saya orangnya!” jawab Reagan sambil tersenyum menatap Nayla yang masih berdiri mematung.“Tidak mungkin, ini tidak mungkin, kan?” Nayla menggunjang tubuh Delia, “Delia, tolong katakan padaku bahwa ini tidak benar, tolong katakan bahwa aku sedang bermimpi!”Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di wajah Nayla. “Sekarang kamu merasa sakit, kan? Kamu percaya kan bahwa kamu tidak sedang bermimpi?” ujar gadis itu lagi.“Nona, urusan kita belum selesai. Aku akan menemuimu nanti siang.” Reagan berkata penuh seringai licik, sementara Nayla langsung mem

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   2. PRIA KURANG AJAR

    Suara tamparan dan teriakan wanita itu menimbulkan kegaduhan di sekitar lobi lantai 1, seorang pria bergegas menghampiri wanita itu dan bertanya, “Nay, apa yang terjadi?”“Orang ini, dia ingin bersikap kurang ajar padaku!” seru wanita itu sambil menunjuk ke arah Reagan.“Nona, sejak tadi aku hanya diam dan bertanya ruangan rektor padamu. Kamu bukannya memberitahuku tapi malah menuduhku yang tidak-tidak.” Reagan menaikkan kedua alisnya.Seorang wanita pun maju selangkah dan bertanya pada Reagan, “Tuan, kamu mahasiswa baru? Kebetulan Nayla juga mahasiswa baru di sini, jadi dia masih belum tahu ruang rektor.”Wanita itu berkata sambil tersenyum, dia hanya memakai riasan tipis. Dia cantik secara alami, senyumnya membuat orang merasa betah.“Aku akan mengantarmu ke sana,” tambah wanita itu lagi.Namun, detik berikutnya, Reagan berkata, “Tidak usah, aku akan menghubunginya untuk datang menjemputku.”“Apa menjemputmu?” Wanita itu terkejut ketika mendengar Reagan menyuruh rektor kampus ternam

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   1. HARI PERTAMA

    “Ahhh! Sungguh melelahkan!” Reagan turun dari kereta cepat yang dia tumpangi, meregangkan pinggangnya untuk memulai hari barunya di kota besar New York.Setelah mengatur perasaannya, Reagan bersiap untuk pergi meninggalkan stasiun. Namun, betapa kagetnya karena tiba-tiba pinggangnya dipeluk oleh seorang wanita.Yang pertama dia lihat adalah dada yang besar, pantat yang montok, wajah oval yang imut dan menarik, serta rambut pirang khas gadis Eropa.Prince Reagan Maverick, pria 20 tahun yang sudah menginjak dewasa, tentu saja merasa pemandangan di depannya cukup menarik.“Nona, apakah kamu ingin memelukku seperti ini terus?” tanya Reagan penuh seringai jahat.Claire Cecilia Delaney, memandang Reagan dengan tatapan menjijikkan. Selain tampan, bahkan tidak ada yang menarik dari penampilan pria itu.Eeemmm ... selain tampan, tubuhnya juga kekar dan berotot, itu bisa Claire rasakan saat memeluk tubuh Reagan tadi.Sayangnya, pakaian lusuh yang Reagan kenakan, menandakan dia tidak berasal dar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status