Share

Bos Besar Di Balik Meja Kuliah
Bos Besar Di Balik Meja Kuliah
Penulis: Allina

1. HARI PERTAMA

Penulis: Allina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 16:25:34

“Ahhh! Sungguh melelahkan!” Reagan turun dari kereta cepat yang dia tumpangi, meregangkan pinggangnya untuk memulai hari barunya di kota besar New York.

Setelah mengatur perasaannya, Reagan bersiap untuk pergi meninggalkan stasiun. Namun, betapa kagetnya karena tiba-tiba pinggangnya dipeluk oleh seorang wanita.

Yang pertama dia lihat adalah dada yang besar, pantat yang montok, wajah oval yang imut dan menarik, serta rambut pirang khas gadis Eropa.

Prince Reagan Maverick, pria 20 tahun yang sudah menginjak dewasa, tentu saja merasa pemandangan di depannya cukup menarik.

“Nona, apakah kamu ingin memelukku seperti ini terus?” tanya Reagan penuh seringai jahat.

Claire Cecilia Delaney, memandang Reagan dengan tatapan menjijikkan. Selain tampan, bahkan tidak ada yang menarik dari penampilan pria itu.

Eeemmm ... selain tampan, tubuhnya juga kekar dan berotot, itu bisa Claire rasakan saat memeluk tubuh Reagan tadi.

Sayangnya, pakaian lusuh yang Reagan kenakan, menandakan dia tidak berasal dari keluarga yang kaya.

Namun saat ini, jika Reagan mau bekerja sama, Claire berjanji akan memberikan Reagan sejumlah uang untuk merubah penampilannya.

“Bantu aku berakting, dan aku akan memberikanmu sejumlah uang!” kata Claire penuh harapan. Dia menjijitkan sedikit tumitnya dan mencium Reagan, keduanya bahkan terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.

“Nona, sebaiknya anda jangan mempersulit kami. Tuan akan sangat marah jika Nona tidak mau mendengarkannya.”

Belasan orang berjas hitam menghampiri Claire dan Reagan, lalu salah seorang berkata dengan hormat.

“Katakan pada tuan kalian, aku sedang menjemput pria yang aku cintai.” Claire langsung menyandarkan tubuhnya pada tubuh Reagan, tanpa sengaja menggesekkan bagian dadanya yang menyembul keluar pada lengan pria itu.

Reagan tidak bisa menyembunyikan sesuatu di bawah sana yang sudah terasa sesak.

Tapi, lebih daripada keinginannya untuk menerkam gadis cantik ini. Reagan justru ingin segera pergi dari tempat ini karena tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain.

“Nona, pria ini bahkan tidak bisa menandingi pria pilihan tuan besar.” Sambil berkata, salah satu bodyguard itu melirik Reagan dengan pandangan jijik.

Tanpa mereka sadari, ucapan bodyguard itu telah menaikkan amarah Reagan. Dia kemudian menurunkan tangan Claire dari lengannya, lalu memegangnya di telapak tangannya yang besar.

“Kekasihku menyuruh kalian untuk pulang, apa kalian tidak mendengarnya?”

Reagan berbicara dengan suara rendah, tapi mampu membuat belasan orang yang mengelilingi mereka merasa terintimidasi.

Claire memandang pria asing di sampingnya, ucapan pria ini benar-benar membuatnya merasa aman. Tidak sombong tapi juga rendah hati, siapa sebenarnya dia?

“Hei, anak muda. Sejak tadi kami tidak punya urusan denganmu, tapi karena kamu sudah menantang kami, maka kamu akan menjadi bagian dari urusan kami.”

“Cepat katakan, jangan membuang waktuku!” Benar saja, gara-gara gadis asing di sampingnya ini, waktunya untuk bertemu rektor kampus tertunda.

Pria berjas itu lalu mengeluarkan kartu berlogo platinum dari saku jasnya, “Dalam kartu ini ada sejumlah uang, bahkan bisa untuk kamu hidup dan pergi dari kota ini selama beberapa tahun.” Pria itu melempar kartu ini pada Reagan, kemudian berkata lagi, “Segera tinggalkan nona Claire!”

Reagan kembali menatap tubuh indah Claire, gadis di depannya layaknya bidadari yang dikirim Tuhan saat dia turun dari kereta tadi.

Dibandingkan dengan uang di kartu itu, dia tentu lebih ingin menikmati tubuh Claire di atas ranjangnya.

“Maaf, aku tidak butuh uang kalian!” ujar Reagan lalu menarik Claire untuk pergi.

Hingga tahap ini, Reagan benar-benar ingin membuat Claire simpati dan dengan rela memberikan tubuhnya.

Tanpa disangka, pria berjas hitam itu seketika marah, “Halangi dia, aku sudah memberimu kesempatan sebelumnya, jangan salahkan aku jika bersikap tidak sungkan padamu!”

Tinjuan pria berjas hitam itu seketika datang. Reagan memicingkan matanya dan langsung menebak trik tinjuannya. Reagan adalah pelatih bela diri di kampungnya.

Tepat sebelum tinjuannya hendak mengenai pelipisnya, Reagan dengan cepat menggunakan telapak tangannya menepis pergelangan tangan pria berjas hitam itu.

Terdengar suara ‘kraakk’, tulang pergelangan tangan pria berjas hitam itu pun patah.

“Aaaahhh!!!!” Terdengar teriakan yang keras.

“Aku masih menghormatimu sehingga tidak sekalian mematahkan kakimu!” kata Reagan.

Namun, Reagan masih tetap menendangnya sekali lagi sehingga pria berjas itu tidak bisa bangkit berdiri.

“Sayang, maaf sudah membuatmu takut. Ayo pergi!” Reagan tanpa malu merangkul pundak Claire dan merasakan tubuh gadis itu sudah menegang.

Reagan menggunakan kesempatan ini untuk pergi bersama dengan Claire. Mereka memanggil taxi dan akhirnya bernapas lega.

“Nona cantik, kamu sudah membuat pakaianku kotor. Sudut bibirku juga berdarah.”

Claire mengerti, dia mengeluarkan beberapa lembar uang dolar dari tasnya. “Ini biaya pengobatan dan uang untuk membeli pakaian ganti.”

Reagan berpikir sejenak, identitasnya sebagai hacker kaya akan terungkap jika tidak menerima uang receh ini.

Dia kemudian mengambil uang itu dan meminta sopir untuk menghentikan mobil. Meski tubuh wanita ini sangat sulit dilupakan, namun Reagan tidak ingin berurusan dengan orang kaya seperti mereka. Dia hanya ingin menjalani studynya dengan baik dan terus mengembangkan jaringannya.

“Hei, namamu siapa?” tanya Claire.

Namun Claire hanya melihat Reagan menjauh dan melambaikan tangannya.

Reagan tiba di New York University, dia merapikan pakaiannya yang kotor karena sempat terguling di lantai.

Saat memasuki lobi kampus, Reagan disuguhkan dengan lingkungan yang mewah berarsitektur kelas atas. Tidak hanya itu, ada puluhan gadis cantik dengan bentuk tubuh yang beragam sedang memanjakan matanya.

Reagan melebarkan matanya, “Ini benar-benar seperti surga dunia.”

Pada saat ini, pandangan Reagan baru saja melihat dua orang yang berdiri di sisi kiri eskalator. Kalau dilihat, usia mereka tidak beda jauh dengannya. Dua orang itu hanya memakai riasan ringan dan memberikan orang perasaan yang segar.

Mengenai trik merayu wanita, tentu saja Reagan adalah ahlinya. Dia berjalan mendekati dua gadis cantik itu, dengan kepala tertunduk sambil tersenyum menyapa, “Hallo, Nona cantik, bolehkah aku tahu dimana ruang rektor?”

“Ruang rektor? Siapa kamu? Mahasiswa baru ya?”

Satu gadis lainnya memandang Reagan dengan pandangan menjijikkan dan menutup hidungnya.

Reagan tidak serta merta menjawab pertanyaan gadis di depannya, matanya sibuk melihat dua kancing kemeja dari gadis itu yang terbuka dan garis tubuhnya sudah terekspose di mata Reagan.

Mulut Reagan terbuka lebar hingga sebutir telur seperti bisa ditelan mentah-mentah olehnya.

Tampaknya wanita memang dilahirkan dengan Indera keenam, apalagi ketika mata lawan jenis terfokus pada tempat-tempat penting di tubuh mereka.

Mahasiswi yang tadinya sibuk dengan ponselnya, langsung mengangkat kepala, kemudian menyadari kalau pria dihadapannya ini sedang menatap bagian penting di tubuhnya.

Dia langsung melayangkan tangannya dan menampar Reagan.

“Apa yang kamu lihat? Dasar pria sinting!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Oei Monica
habis disayang2 malah digampar
goodnovel comment avatar
Kamila Maharani
Bener2 novelnya di luar ekspektasi kak Lin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   2. PRIA KURANG AJAR

    Suara tamparan dan teriakan wanita itu menimbulkan kegaduhan di sekitar lobi lantai 1, seorang pria bergegas menghampiri wanita itu dan bertanya, “Nay, apa yang terjadi?”“Orang ini, dia ingin bersikap kurang ajar padaku!” seru wanita itu sambil menunjuk ke arah Reagan.“Nona, sejak tadi aku hanya diam dan bertanya ruangan rektor padamu. Kamu bukannya memberitahuku tapi malah menuduhku yang tidak-tidak.” Reagan menaikkan kedua alisnya.Seorang wanita pun maju selangkah dan bertanya pada Reagan, “Tuan, kamu mahasiswa baru? Kebetulan Nayla juga mahasiswa baru di sini, jadi dia masih belum tahu ruang rektor.”Wanita itu berkata sambil tersenyum, dia hanya memakai riasan tipis. Dia cantik secara alami, senyumnya membuat orang merasa betah.“Aku akan mengantarmu ke sana,” tambah wanita itu lagi.Namun, detik berikutnya, Reagan berkata, “Tidak usah, aku akan menghubunginya untuk datang menjemputku.”“Apa menjemputmu?” Wanita itu terkejut ketika mendengar Reagan menyuruh rektor kampus ternam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   3. TIDAK PUNYA BUKTI

    “Rektor?”“Rektor!”Beberapa mahasiswa menunduk hormat dengan berbagai ekspresi rumit di wajahnya, pun dengan Nayla dan Delia, kaki Nayla seperti sudah enggan untuk berpijak. Wajahnya pucat pasi, namun harga diri terakhirnya masih tidak bisa dibiarkan jatuh.“Rektor, ada keperluan apa Anda menghampiri kami?” tanya Delia penuh hormat.“Aku ingin menjemput mahasiswa baru, Reagan Prince Maverik,” jawab pria dengan rambut yang sudah memutih itu.“Saya, saya orangnya!” jawab Reagan sambil tersenyum menatap Nayla yang masih berdiri mematung.“Tidak mungkin, ini tidak mungkin, kan?” Nayla menggunjang tubuh Delia, “Delia, tolong katakan padaku bahwa ini tidak benar, tolong katakan bahwa aku sedang bermimpi!”Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di wajah Nayla. “Sekarang kamu merasa sakit, kan? Kamu percaya kan bahwa kamu tidak sedang bermimpi?” ujar gadis itu lagi.“Nona, urusan kita belum selesai. Aku akan menemuimu nanti siang.” Reagan berkata penuh seringai licik, sementara Nayla langsung mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   4. MENJEBAK REAGAN

    “Kalau begitu ambil buktinya!” Nayla berpikir jika Delia tidak mungkin akan mengkhianatinya.“Bukti apa lagi yang kamu punya, hah?” Nayla kembali menantang.“Aku dari awal sudah menebak bahwa kamu akan mengelak dan menjadikanku kambing hitam. Jadi ….” Reagan mengeluarkan benda usang yang luarnya sudah berkarat. Ternyata itu adalah alat perekam berbentuk bolpoin.Sungguh, tampilannya saja sudah menjijikkan. Namun, tak ada yang tahu bahwa benda itu mampu merekam percakapan dalam radius 500 meter. Reagan biasanya menggunakan alat itu untuk merekam percakapan lawan dari klien-kliennya.Reagan kemudian menyambungkan alat perekam itu pada ponselnya, dan apa yang terjadi? Suara Nayla jelas terdengar di sana, tidak hanya suara Nayla, bahkan suara Delia yang berusaha mencegah Nayla pun terdengar nyaring.Setelah rekaman suara selesai berputar, Reagan lantas maju selangkah dan kini dia berdiri tepat di depan wanita itu.“Nona manis, sudah waktunya kamu mengakuinya, kan?” Reagan berkata sambil t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   5. GADIS PERAWAN

    Delia merasa bingung, tidak bisa hanya menonton dan menunggu, dia lalu berkata pada Reagan, “Minumanku sudah habis, bisakah aku meminta minumanmu?”“Oh, sure, ambillah!” ucap Reagan tanpa pinggir panjang.Delia mengangkat tangannya dan menuangkan susu milik Reagan ke dalam gelasnya. Dan apa yang terjadi? Susu itu terasa menyengat di tenggorokannya, tidak hanya itu, perutnya sudah mulas dan tidak bisa tertahankan.Ekspresi Delia sangat lucu sekali, dan Reagan tidak bisa menahan senyum liciknya.“Delia, ada apa denganmu?” Reagan berpura-pura terkejut, padahal dalam hati dia sudah bisa menebak hasilnya.Sejak tadi perutnya juga ingin meledak, tidak hanya itu, rasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Namun Reagan menahannya sejak tadi, hanya agar Delia beranggapan bahwa rencananya telah gagal.“Reagan, Reagan, apa kamu baik-baik saja?” tanya Delia sambil meringis.“Kenapa? Aku baik-baik saja, apa yang bisa terjadi padaku?”“Kamu! Kamu! Pergilah!” Delia langsung berlari meninggalkan Reagan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   6. MELEWATI MALAM PERTAMA

    Reagan tersenyum puas ketika baru saja tiba di sebuah kafe yang dia pilih secara asal di pinggir jalan. Setelah keluar dari hotel, dia tidak punya tujuan. Dia duduk di salah satu kursi di sudut kafe, bersama segelas Americano panas dengan uap yang mengudara. Sekilas, dibalik gayanya yang terlihat santai, pikirannya jauh lebih berantakan. “Hmm, setelah bercinta, hal yang paling menyenangkan adalah istirahat sejenak sambil minum kopi.” Reagan sedang berpikir dengan tenang, tapi dalam sekejap ketenangannya hilang. Pikirannya dipenuhi dengan bayang wajah gadis polos kemarin. Dia menyesap kopinya dari bibir gelas, dengan hati-hati. “Delia, bagaimana gadis polos nan lembut seperti kamu bisa melakukan hal bodoh seperti ini?” gumam Reagan dalam hatinya. Setelahnya dia terkekeh geli. “Wajah polos tidak menjamin tingkah seseorang sejalan dengan penampilannya.” Kali ini Reagan mencibir. Perkenalannya di hari pertama kuliah tidak semulus yang Reagan kira. Banyak wanita yang membuatnya tergoda

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   7. GADIS JALANG

    Hari ini harga diri Elenio jatuh di depan banyak orang. Dia yang biasanya terlihat mempesona dengan segala kharisma dan kekuasaan di tangannya, jatuh tersungkur dengan cara konyol. Sialnya, orang yang menyebabkan Elenio pulang membawa beban malu yang besar adalah pria dari kalangan biasa. “Dia pikir, dia bisa berlaku semaunya di kampus, huh? Dari bagaimana caranya berpenampilan saja, aku tahu dia tidak selevel denganku.” Sepanjang jalan pulang ke rumah, dia terus menggerutu. Wajah tampan Elenio berubah kusut. Mobil yang dia tumpangi memasuki area mansion pribadi kelas atas. Di sebuah pintu gerbang bergaya Eropa, berdiri belasan pengawal profesional berjaga. Melihat mobil Elenio berjalan masuk, para pengawal itu langsung menegakkan postur tubuh berdiri, ingin menunjukkan yang terbaik dihadapan bosnya.Supir perlahan menghentikan laju mobil, segera turun dari mobil dan membuka pintu penumpang belakang, Elenio dengan wajah suram berjalan keluar.Dia tidak berucap sepatah kata pun berja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   8. MEMBANTU KAMU?

    Namun belum sempat Reagan menjawab, Claire yang berdiri di samping mobil menjadi sedikit pusing, dan kakinya terasa lemas saat terkena angin.Reagan merasa kesal, langsung meraih ponsel gadis itu dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu menggendongnya dan pergi ke sisi lain mobil.Claire terkejut saat merasakan tubuhnya diangkat, dia buru-buru meraih kemeja pria itu dengan satu tangan dan wajahnya semakin pucat.“Reagan, turunkan aku!” Ada banyak mahasiswa yang melihatnya.Reagan mengabaikannya dan membuka pintu penumpang, lalu mendorong Claire masuk ke dalam.“Reagan, kamu gak dengar ya?” Claire berkata dengan dingin saat melihat pria itu memakai sabuk pengaman, “Aku bisa cari sopir dan kamu gak perlu khawatir. Kamu pulang saja dan persiapkan diri kamu untuk besok!”Reagan menatap wajahnya yang penuh kesedihan tapi tetap keras kepala, hal ini membuat ada debaran halus di dalam jantungnya, “Cuaca sedang sangat buruk, kalau mau memanggil sopir juga tidak bisa datang dengan cepat. Kamu saat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   9. JALAN UNTUK HIDUPKU

    Keesokan harinya, Claire menjemput Reagan di kontrakan kecilnya, mereka lantas bersama-sama menuju mansion mewah milik keluarga Delaney.Mansion keluarga Delaney terletak di tengah-tengah gunung buatan. Mansion ini memiliki 3 lantai dan dekorasinya sangat mewah.Halamannya sendiri berukuran sebesar lapangan sepak bola Real Madrid. Di kota besar seperti New York, rumah mewah seperti ini cukup lumrah, namun yang memiliki rumah seluas ini mungkin tidak banyak.Dilihat dari sini, jelas, Claire adalah orang kaya.Mobil mendekat dan semakin dekat.“Claire, berhentilah sebentar.” Reagan menghentikan laju mobilnya dan membuat Claire kesal.“Ada apa?” tanya Claire.“Aku lupa membawa hadiah.”“Keluargaku tidak membutuhkan apapun, jika kamu ingin membawa sedikit hadiah, kamu cukup membeli buah-buahan.”“Oh, kalau begitu kita berhenti di mini market sana!” Reagan menunjuk ke arah mini market dekat mansion mewah itu, yang dia tidak tahu bahwa di sebelahnya adalah rumah Claire.Claire tidak banyak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10

Bab terbaru

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    93. HANCURNYA CROMA TECH

    Berita tentang pernikahan Claire dengan Reagan, serta tentang skandal panas itu masih menjadi tren topik pembicaraan warganet. Hal itu juga berpengaruh terhadap menurunnya harga saham Croma Tech belakangan ini. Berita beredar bahwa kini, perusahaan tambang itu sudah berada diambang kebangkrutan. Para investor menarik semua dana investasi mereka dari sana, hingga salah satu perusahaan yang dinobatkan sebagai perusahaan tambang batu bara terbesar itu, mulai goyah. Erik membaca setiap berita bisnis di ponselnya dengan seksama, sedangkan di sebelahnya, Reagan diam mematung. Dia menatap wanita yang berlalu lalang, sesekali mereka menggoda dan memuja tampang Regan kemudian menjadi semakin gila. “Kamu tampan, tapi kenapa kamu hanya datang berdua dengan pria ini?” ucap salah satu wanita yang kini berdiri di samping Reagan. Dia menunjuk Erik dengan ekspresi yang sulit diartikan.Dia memakai dres ketat dari bahan beludru warna marun. Polos tanpa hiasan apapun. Alih-alih menambah kesan seksi,

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    92. HUBUNGAN DI UJUNG TANDUK

    Keputusan yang baru saja Reagan dengar bagaikan sebuah petir yang menghantamnya di siang bolong. Hal yang paling Reagan hindari kini mengancamnya di depan mata. Dia melihat Claire yang mengeluarkan pakaiannya dari lemari beserta sebuah koper besar. “Claire, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Aku bisa menjelaskannya. Tapi, tolong dengarkan aku dan jangan pergi.” Reagan berusaha menahan langkah sang istri, tetapi, Claire cukup keras kepala. Dia enyahkan seluruh sentuhan Reagan dengan kasar. Perlakuan itu nyaris membuat mental Reagan jatuh. “Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, semuanya sudah jelas aku lihat. Minggir!” Setelah memastikan semua barangnya masuk ke dalm koper, Claire melangkah menuju pintu utama. “Claire, kumohon. Kita baru saja membangun rumah tangga ini bersama, tolong jangan pergi.” Claire mendengus kesal. Kesabarannya bena-benar diuji oleh sikap Reagan. Dia berbalik, menghadap Reagan untuk terakhir kalinya. Suaminya kinni terlihat begitu menyedihkan. Matanya merah

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    91. KEPERCAYAAN YANG HILANG

    “Ternyata kamu di sini? Apa yang sedang kamu lakukan?” Reagan menoleh ketika mendengar suara Erik mengisi lorong kosong tempatnya berdiri sejak tadi. Ekspresi Reagan benar-benar tegang. Dia seperti menyimpan api bara yang siap berkobar di kepalanya. Ketika menatap Erik, pandangannya meneduh. “Aku baru selesai mengenyahkan sampah. Ayo, kita pulang.” Reagan melangkah mendekati Erik, membiarkan sahabatnya itu tenggelam dalam berbagai pertanyaan di benaknya. Ketika sampai di parkiran, Reagan tidak menemukan mobil mewah yang ditumpangi Theodore di sana. Dia pun kembali berkata pada Erik, “Apa mereka sudah pulang?” Erik mengangguk. “Ya, semuanya berakhir sesuai dengan dugaan kita.” Mereka berdua masuk ke dalam mobil dengan Erik yang bertugas untuk mengendara. Sedangkan Reagan, dia mengambil sebuah obat merah dari dalam dashboard. Erik melirik sekilas apa yang Reagan lakukan kemudian ternganga. “Kamu terluka?! Apa yang sebenarnya terjadi selama aku tidak ada?” “Hanya hal kecil. Sampah

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    90. BUKTI YANG HILANG

    “Reagan! Kamu mau kemana? Hei!”Setelah Reagan menghilang dari pandangan, hanya ada Erik yang diam mematung di tempatnya sekarang. .Disaat yang sama, pintu ruang VIP terbuka. Theodore dan Pricilla keluar dari sana, dengan gestur yang berbeda. Erik kembali ke mejanya, saat ini posisi duduknya membelakangi dua orang itu. Dari pantulan layar laptop yang gelap, Erik memantau setiap pergerakan Theodore dan Pricilla. “Terima kasih sudah mengundangku, Tuan Theo. Sebuah kehormatan bagiku bisa makan siang denganmu.” Suara Pricilla terdengar. Disusul tawa berwibawa dari Theodore. “Nona Pricilla, jangan sungkan seperti itu. Bagaimanapun kita adalah relasi bisnis. Sudah sepantasnya aku menjamu dengan baik.” Pricilla menyunggingkan senyum tipis. Dari sorot matanya jelas Erik bisa melihat ada ketertarikan yang begitu besar di sana terhadap Theodore. “Selain pembelot, mereka juga pandai berakting,” gerutu Erik di depan layar laptopnya. Dia masih ingat jelas, adegan panas mereka yang desahann

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    89. SELIR TURUN RANJANG

    “Ah, Theo… Lebih dalam lagi..”“Kamu sungguh nikmat, Cilla.”Meski tatapan mata Reagan tertuju pada layar laptop milik Erik, diam-diam dia menelan ludah berat.“Apakah kita datang kemari untuk memergoki dua orang yang bersenggama?” cibir Reagan. Akibat mendengar desahan itu, sudah sepuluh menit lamanya tubuh Reagan menegang.“Kamu pikir, ini bagian dari rencanaku, huh?” balas Erik sengit. Dia merasa tersudutkan.“Mana aku tahu kalau dua orang itu memiliki hubungan khusus.”“Aku sudah menyuruhmu un

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    88. RAHASIA JORDAN CONSISTO

    Claire berdiri di lobi dengan wajah tercengang. Sedang Reagan baru saja turun dari mobilnya dengan senyum hangat menyambut Claire. Dia melangkah menghampiri istrinya, meraih tangan mulus itu kemudian mencium punggung tangan Claire. Wanita di depan Reagan kini terperangah tak percaya melihat sepuluh orang pengawal dalam balutan jas serba hitam, kacamata yang dilengkapi kamera pengintai canggih, dan headphone radio yang melingkar di bagian belakang leher mereka, berdiri mengelilingi mobil Reagan. Mata Claire mengerjap, otaknya mendadak buntu. “Kenapa ada banyak sekali pengawal, Reagan?” tanyanya. “Mereka akan menjaga kita dari media, dan orang-orang yang berniat untuk meneror kamu lagi,” jawab Reagan. Senyumnya begitu tenang, tetapi dalam diam Reagan memantau setiap hal yang menyangkut keselamatan Claire. Reagan menarik tubuh Claire, posesif. Matanya awas mengintai. Disaat yang bersamaan, dia melihat satu sosok pria berdiri tak jauh dari area lobi, dengan kamera di tangannya. Papa

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   87. MENYUSUN STRATEGI

    Di dalam kamar itu, dua orang pria sedang menatap layar besar di depan mereka dengan serius. Reagan adalah yang paling fokus mengamati setiap detail pergerakan sistem operasi ponsel Pricilla yang diretas.Semua aktivitas benda itu, terpampang di layar. Termasuk percakapan rahasia antara wanita itu dengan Theodore Philips. Sosok yang sudah Reagan selidiki sebelumnya.“Apa kamu yakin Pricilla menjadi bagian dari mereka?” tanya Erik. Instingnya sebagai peretas belum setajam Reagan. Hingga mulutnya tidak berhenti bertanya ini dan itu.“Semua orang yang ada di sekeliling Theodore bisa menjadi orang-orang yang dicurigai terlibat dalam kasus ini. Aku harus mencari tahu motif mereka mempekerjakan kita.”

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    86. SERANGAN MEDIA

    Ketika Reagan sampai di unit penthousenya, dia menemukan Claire sudah duduk berhadapan dengan Tuan Delanney. Dua orang itu menoleh bersamaan.“Paman? Sejak kapan Paman sampai di sini?” tanya Reagan, dia mendekat, duduk di sofa tepat di samping Claire.Reagan tidak berharap mendapat sambutan ramah dari sang mertua, dia hanya berusaha menghormati paruh baya itu.Wajah Tuan Delanney tidak ada ramah-ramahnya. Tetapi, dia juga tidak menunjukkan amarah yang intens.“Aku datang kemari butuh penjelasan dari kalian berdua,” ucapnya. “Bagaimana bisa pernikahan kalian sampai tersebar di media?”Saat ini

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    85. MENJADI CANGGUNG

    Ekspresi Jonas saat ini sulit untuk digambarkan setelah Reagan membisikkan sebuah permintaan di telinganya. Dia mematung seperti bongkahan es. Tidak berkedip, pun mengatupkan mulutnya yang terbuka lebar. Reagan tersenyum miring, “Aku tahu ini akan sulit bagimu. Tapi, permintaan yang aku ajukan adalah bayaran paling rumah untuk misi ini,” ucap Reagan santai. Dia mengemas barang-barangnya ke dalam tas sambil kembali berkata, “Aku akan memberimu waktu dua hari untuk memutuskan. Jika kamu setuju, kita akan langsung eksekusi misi ini.” Tubuh Reagan kini menjulang tinggi di samping Jonas. Dalam posisi ini, Jonas terlihat seperti seorang kurcaci yang meringkuk penuh penderitaan. Reagan tidak bermaksud menambah beban Jonas, tetapi setiap misi apapun yang Reagan bereskan memiliki resiko yang teramat besar. “Kabari aku apapun keputusanmu. Aku pergi dulu.” Dirasa tidak ada hal penting lainnya yang harus dibahas, Reagan memutuskan pergi dari hadapan Jonas. Membiarkan teman barunya itu memutus

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status