Share

8. MEMBANTU KAMU?

Penulis: Allina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 22:36:08

Namun belum sempat Reagan menjawab, Claire yang berdiri di samping mobil menjadi sedikit pusing, dan kakinya terasa lemas saat terkena angin.

Reagan merasa kesal, langsung meraih ponsel gadis itu dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu menggendongnya dan pergi ke sisi lain mobil.

Claire terkejut saat merasakan tubuhnya diangkat, dia buru-buru meraih kemeja pria itu dengan satu tangan dan wajahnya semakin pucat.

“Reagan, turunkan aku!” Ada banyak mahasiswa yang melihatnya.

Reagan mengabaikannya dan membuka pintu penumpang, lalu mendorong Claire masuk ke dalam.

“Reagan, kamu gak dengar ya?” Claire berkata dengan dingin saat melihat pria itu memakai sabuk pengaman, “Aku bisa cari sopir dan kamu gak perlu khawatir. Kamu pulang saja dan persiapkan diri kamu untuk besok!”

Reagan menatap wajahnya yang penuh kesedihan tapi tetap keras kepala, hal ini membuat ada debaran halus di dalam jantungnya, “Cuaca sedang sangat buruk, kalau mau memanggil sopir juga tidak bisa datang dengan cepat. Kamu saat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Komang Ariawan
Semangat Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   9. JALAN UNTUK HIDUPKU

    Keesokan harinya, Claire menjemput Reagan di kontrakan kecilnya, mereka lantas bersama2 menuju mansion mewah milik keluarga Delaney.Mansion keluarga Delaney terletak di tengah-tengah gunung buatan. Mansion ini memiliki 3 lantai dan dekorasinya sangat mewah.Halamannya sendiri berukuran sebesar lapangan sepak bola Real Madrid. Di kota besar seperti New York, rumah mewah seperti ini cukup lumrah, namun yang memiliki rumah seluas ini mungkin tidak banyak.Dilihat dari sini, jelas, Claire adalah orang kaya.Mobil mendekat dan semakin dekat.“Claire, berhentilah sebentar.” Reagan menghentikan laju mobilnya dan membuat Claire kesal.“Ada apa?” tanya Claire.“Aku lupa membawa hadiah.”“Keluargaku tidak membutuhkan apapun, jika kamu ingin membawa sedikit hadiah, kamu cukup membeli buah-buahan.”“Oh, kalau begitu kita berhenti di mini market sana!” Reagan menunjuk ke arah mini market dekat mansion mewah itu, yang dia tidak tahu bahwa di sebelahnya adalah rumah Claire.Claire tidak banyak bica

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   10. BAYANGAN BERHUBUNGAN INTIM

    Claire bahkan lebih bahagia, menahan tawanya dan memberikan kode pada Reagan untuk berhenti berakting. Lalu dia maju selangkah dan berkata dengan serius, “Ma, Pa, aku mengenal Reagan di kampus. Kami berada di vakultas yang sama, kami saling jatuh cinta. Reagan memang bukan orang kaya, tapi dia pria yang tulus.”“Claire, apa yang kamu ucapkan?” Nyonya Delanny langsung berteriak, “Jangan berbohong padaku dan papamu. Bahkan jika kamu tidak setuju untuk menikah dengan Elenio, kamu juga tidak bisa sembarangan menarik orang di jalan.”“Ma, kapan kamu pernah mengajarkan aku berbohong. Mama paling tahu aku sejak kecil, apa aku pernah membohongi kalian?”Putri mereka benar-benar sudah gila dan dibutakan cinta, bisa dikatakan dia adalah gadis paling bodoh yang menolak Elenio.“Anak muda, siapa namamu?” tanya tuan Delanny. Karena putrinya mengatakan mereka saling mencintai, paling tidak dia perlu tahu latar belakang Reagan.Reagan menoleh ke arah Claire sebelum menjawab, mungkin gadis cantik itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   11. MEMBUAT DARAH BERDESIR

    Dia lalu menyeret Reagan untuk pergi.Sesampainya di mobil, Reagan melajukan mobil itu dengan tenang.Dia berhenti di sebuah taman, kemudian bertanya lagi pada Claire, “Masalah keluargamu sudah selesai, lalu ada masalah apa lagi yang butuh bantuanku?”Claire terkekeh sinis, sorot matanya menajam, “Kamu serius mau aku jadi kekasihmu? Oke, anggaplah masalah hari ini selesai. Anggap juga aku sudah gila karena menarikmu untuk menjadi pacar pura-pura.”“Lalu, kalau rencana selanjutnya adalah mengambil akta nikah, kamu mau kasih aku makan pakai apa? Pakai uang dari kiriman orang tuamu yang tidak seberapa itu?”Reagan tetap teguh dan tersenyum, “Pertama, yang dikirimkan oleh orang tuaku bukan uang mereka, tapi uangku pribadi. Kedua, aku gak seburuk yang kamu bayangkan.”Claire bertanya lagi dengan ekspresi tak percaya bertanya, “Apa yang membuatmu yakin bahwa aku memang serius mengajakmu mengambil akta nikah? Apa kamu percaya aku akan mengorbankan segalanya untukmu yang miskin dan mempertaru

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   12. SI GENIUS TURUN GUNUNG

    Melihat ketegangan yang terus terjadi diantara Claire dan gadis itu, Reagan lantas menyeret Claire untuk pergi dari sana.“Siapa dia?” tanya Reagan setelah dia berhasil membawa Claire pergi.“Bukan urusan kamu!” Claire yang duduk di kursi kemudi langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.“Kamu gila? Kita bisa mati kalau kamu ugal-ugalan seperti ini!” seru Reagan dengan nada tinggi.“Sudah tahu rasanya mati?” tanya Claire sembari menurunkan laju mobilnya.“Akta nikah, bagaimana cara menghidupiku. Tuan Reagan harus memikirkan itu sesampainya di rumah.”Claire menurunkan Reagan di depan sebuah kontrakan kumuh, dia bergidik ngeri karena ternyata masih ada tempat seperti ini di New York. Sungguh pemandangan yang kontras dengan hiruk-pikuk kotanya yang ramai dan besar.“Sampai jumpa, Nona Claire,” ucap Reagan sambil memanyunkan bibirnya membentuk tanda kiss.Claire membuang wajahnya jijik, dan itu mampu membuat Reagan tertawa terbahak-bahak.Setelah kepergian Claire, Reagan Kembal

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   13. KONDISI NAYLA

    “Kamu hanya perlu mengikutinya.”“Siap, Bos!” Erik segera menganggukkan kepala.“Panggil aku Reagan saja, aku tidak suka mengintimidasi orang dan menggunakan kekayaan untuk mendapatkan hal yang tidak tulus.” Reagan berkata.“Baik, Reagan, aku tuangkan lagi teh untukmu.” Erik tersenyum gembira.Tengah malam, Reagan dan Erik pulang ke rumah. Tapi di Tengah jalan, mereka mendengar ada keributan dari salah satu rumah.Reagan masih membawa karakter orang desa-nya, yang selalu peduli pada lingkungan sekitar yang membutuhkan.“Bagaimana kalau kita lihat, barangkali mereka membutuhkan bantuan,” ucap Reagan pada Erik.“Ini kota besar, orang tidak suka jika urusannya dicampuri orang lain, apalagi orang asing seperti kita. Pulang saja!” Erik menarik tangan Reagan.Suara keributan semakin intens terdengar, Reagan tidak bisa pulang begitu saja.Dia semakin mendekat karena rasa penasaran yang membuncah. Saat tiba di depan pintu karena gerbang yang terbuka, Reagan semakin merasa ada yang tidak beres

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   14. KEBERANIAN REAGAN

    Mungkin ini hanya perasaannya saja, tapi dia merasa bahwa pria yang datang memiliki aura jahat, dia takut bahwa pria ini datang dengan maksud tidak baik.Reagan membuka pintu dan melirik beberapa pria yang merokok di atas sofa, dia tidak bertele-tele dan bertanya, “Siapa bos kalian?”“Siapa kamu? Untuk apa mencari bos kami?” Seorang pria berdiri tegak.“Aku hanya akan mengatakan sekali, suruh dia keluar!”“Sialan, kamu mau mencari masalah!” Pria itu mengayunkan kakinya ke arah Reagan.Reagan menangkap pergelangan kakinya dan meninju kakinya hingga tulang kaki pria itu patah.Pria berambut panjang itu jatuh ke lantai, dia memegangi kakinya yang sudah berubah bentuk dan menjerit seperti seekor anjing.“Siapa bos kalian?” Ekspresi wajah Reagan tidak berubah, dia meraih orang lain lagi sebagai mangsa jika salah satu dari mereka masih tidak mau bicara.“Aku … tidak … ah …”Reagan mematahkan salah satu jarinya, “Sekarang sudah bisa bicara belum?”“Itu … dia … iya benar dia!” Pria itu langsu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   15. KEMARAHAN REAGAN

    Begitu semua orang keluar, seketika kedua kaki Erik gemetar. Tubuh-tubuh besar dengan tato naga dan hewan buas itu sungguh menakutkan. Siapa pun akan berpikir dua kali untuk berurusan dengan mereka. Entah keberanian apa yang dimiliki ibu Nayla sampai mau meminjam uang pada mereka, tapi seseorang yang sedang terdesak masalah keuangan, pasti akan mengesampingkan rasa takutnya."Reagan, lebih baik kita segera pergi sekarang," bisik Erik, tatapannya tidak lepas dari para pria bertubuh besar itu. "Kamu diam saja di sana. Biar aku yang mengurusnya." Seringai tipis muncul di wajah Reagan."Aku memang akan diam saja, tapi jika kamu mati, apa yang bisa kulakukan di tengah orang-orang menyeramkan ini?" Erik gemetar sampai rasanya tidak sanggup berdiri.Namun, bukannya mengikuti perkataan Erik, Reagan malah mengabaikannya. Dia berjalan mendekati pria yang tubuhnya lebih besar di antara yang lain. Terdapat sebuah tatto naga di lengan kanan dan kirinya. "Reagan," panggil Erik berbisik, set

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   16. SUASANA MENCEKAM

    Reagan memberikan pukulan ke salah satu anak buah si bos ketika mendengar seorang pria yang merupakan adik si bos kredit berkata dengan marah, dia begitu ingin membunuh Reagan dengan tangannya sendiri. Namun, Reagan sama sekali tidak merasa takut. Dia malah tersenyum dan itu semakin membuat adik bos itu marah. "Membunuhku? Kamu yakin bisa membunuhku?" Senyum meledek Reagan adalah provokasi yang berhasil membuat adik bos itu menggeram marah. "Kurang ajar!" Pria gemuk itu beralih pada anak buahnya yang masih tersisa, "Bunuh dia! Jangan biarkan dia hidup setelah hari ini!" perintah adik bos itu, dia kembali mengobarkan semangat membunuh di hati anak buahnya. Matanya menyala-nyala, siap untuk melenyapkan keberadaan Reagan.Erik hanya berharap dirinya bisa menghilang dari tempat itu. Ketegangan masih terasa mencekam. Adik bos itu, dengan mata penuh amarah, bertekad membalaskan dendam kakaknya yang telah dilumpuhkan Reagan.Pertarungan kembali terjadi, mereka menyerang Reagan dengan b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19

Bab terbaru

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   19. CIUMAN SEPASANG KEKASIH

    “Kalian pihak kepolisian tidak akan karena aku tidak punya saksi lantas menuduh aku sebagai buronan, kan?” Reagan berkata dengan cemberut.“Tuan Reagan, jangan kamu pikir kami pihak kepolisian tidak tahu kota New York, kamu yang orang desa datang ke kota, jangan harap bisa mengelabui kami hanya dengan beberapa patah kata.” Kepala interogasi berkata dengan suara dingin.Reagan mengeluarkan ekspresi tidak mengerti, “Inspektur, aku tidak mengerti apa maksudmu?”Polisi lalu menceritakan bagaimana Reagan datang ke rumah Nayla, lalu beranjak ke rumah judi dan terakhir ke lembaga perkreditan.“Tidak heran kalian mencurigaiku, aku memang melakukan itu, tapi atas dasar kebenaran,” kata Reagan penuh percaya diri.Reagan lantas menceritakan duduk perkaranya, bahkan jika kasus ini harus berlanjut, dia sudah siap dengan konsekuensinya.Namun, pihak kepolisian hanya meminta keterangan darinya, lalu membiarkan dia pergi.Di luar kantor kepolisian, Claire menunggunya, sebenarnya Reagan tidak menyangk

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   18. KASUS PENGANIAYAAN

    Tidak tahu hal apa yang membuat gadis yang berdiri di kasir itu tergila-gila kepada Reagan. Mangkuk yang dihidangkan di depan Reagan itu dipenuhi oleh daging sapi hingga membentuk kerucut dan mie yang ada di dalam mangkuk itu sangatlah sedikit.Wajah gadis itu memerah dan dia langsung berlari meninggalkan Reagan setelah menatapnya beberapa saat.Pembeli lain yang berada di sekeliling mereka juga merasa begitu terkejut akan hal ini.Erik tidak tahu harus berkata apa, “Wah, kenapa dagingmu begitu banyak dan aku hanya mendapat dua potong saja?”“Mungkin karena aku ganteng?” Reagan memegang dagunya dan menyantap daging itu sebagaimana mestinya.Erik hanya menatap mangkuknya yang dipenuhi oleh mie dan kembali menatap mangkuk Reagan yang dipenuhi oleh daging sapi. Amarah di dalam dirinya semakin membara.Pada akhirnya Erik menghela napas dan langsung merebut mangkuk milik Reagan, lalu menyantapnya tampa ragu.“Hei, kamu …”“Ada apa denganku? Bukankah kamu masih bisa memesan mie lagi, bukank

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   17. DADA YANG RATA

    Wanita itu memiliki rekaman pembicaraan mereka saat di kantor dalam ponselnya. Awalnya dia merekam itu hanya untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu, tidak disangka dia akan mengeluarkan rekaman itu secepat ini.“Sejujurnya, wanita tua itu tidak terlalu cantik, tapi putrinya sangat cantik. Aku sedikit tidak tega saat memukulnya, aku sangat ingin membawanya ke kamar dan mencintainya dengan sekuat tenaga.”Setelah mendengarkan itu, Reagan langsung menolehkan kepalanya, dan berjalan ke arah pria gemuk satu langkah demi satu langkah.“Aku … aku hanya mengikuti perintah kakak dan istrinya. Mereka lah yang menyuruhku untuk melakukan ini!” Mereka saling menyalahkan seperti orang gila.“Tangan mana yang melakukannya? Aku yang potong atau kamu yang lakukan sendiri?”“Aku … aku lakukan sendiri.” Pria gemuk itu tahu dia tidak akan bisa kabur dari situasi ini. Dia dengan terpaksa memotong satu jarinya.“Aku bilang satu tangan.” Reagan bahkan tidak mengedipkan matanya, suara Reagan seperti raungan

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   16. SUASANA MENCEKAM

    Reagan memberikan pukulan ke salah satu anak buah si bos ketika mendengar seorang pria yang merupakan adik si bos kredit berkata dengan marah, dia begitu ingin membunuh Reagan dengan tangannya sendiri. Namun, Reagan sama sekali tidak merasa takut. Dia malah tersenyum dan itu semakin membuat adik bos itu marah. "Membunuhku? Kamu yakin bisa membunuhku?" Senyum meledek Reagan adalah provokasi yang berhasil membuat adik bos itu menggeram marah. "Kurang ajar!" Pria gemuk itu beralih pada anak buahnya yang masih tersisa, "Bunuh dia! Jangan biarkan dia hidup setelah hari ini!" perintah adik bos itu, dia kembali mengobarkan semangat membunuh di hati anak buahnya. Matanya menyala-nyala, siap untuk melenyapkan keberadaan Reagan.Erik hanya berharap dirinya bisa menghilang dari tempat itu. Ketegangan masih terasa mencekam. Adik bos itu, dengan mata penuh amarah, bertekad membalaskan dendam kakaknya yang telah dilumpuhkan Reagan.Pertarungan kembali terjadi, mereka menyerang Reagan dengan b

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   15. KEMARAHAN REAGAN

    Begitu semua orang keluar, seketika kedua kaki Erik gemetar. Tubuh-tubuh besar dengan tato naga dan hewan buas itu sungguh menakutkan. Siapa pun akan berpikir dua kali untuk berurusan dengan mereka. Entah keberanian apa yang dimiliki ibu Nayla sampai mau meminjam uang pada mereka, tapi seseorang yang sedang terdesak masalah keuangan, pasti akan mengesampingkan rasa takutnya."Reagan, lebih baik kita segera pergi sekarang," bisik Erik, tatapannya tidak lepas dari para pria bertubuh besar itu. "Kamu diam saja di sana. Biar aku yang mengurusnya." Seringai tipis muncul di wajah Reagan."Aku memang akan diam saja, tapi jika kamu mati, apa yang bisa kulakukan di tengah orang-orang menyeramkan ini?" Erik gemetar sampai rasanya tidak sanggup berdiri.Namun, bukannya mengikuti perkataan Erik, Reagan malah mengabaikannya. Dia berjalan mendekati pria yang tubuhnya lebih besar di antara yang lain. Terdapat sebuah tatto naga di lengan kanan dan kirinya. "Reagan," panggil Erik berbisik, set

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   14. KEBERANIAN REAGAN

    Mungkin ini hanya perasaannya saja, tapi dia merasa bahwa pria yang datang memiliki aura jahat, dia takut bahwa pria ini datang dengan maksud tidak baik.Reagan membuka pintu dan melirik beberapa pria yang merokok di atas sofa, dia tidak bertele-tele dan bertanya, “Siapa bos kalian?”“Siapa kamu? Untuk apa mencari bos kami?” Seorang pria berdiri tegak.“Aku hanya akan mengatakan sekali, suruh dia keluar!”“Sialan, kamu mau mencari masalah!” Pria itu mengayunkan kakinya ke arah Reagan.Reagan menangkap pergelangan kakinya dan meninju kakinya hingga tulang kaki pria itu patah.Pria berambut panjang itu jatuh ke lantai, dia memegangi kakinya yang sudah berubah bentuk dan menjerit seperti seekor anjing.“Siapa bos kalian?” Ekspresi wajah Reagan tidak berubah, dia meraih orang lain lagi sebagai mangsa jika salah satu dari mereka masih tidak mau bicara.“Aku … tidak … ah …”Reagan mematahkan salah satu jarinya, “Sekarang sudah bisa bicara belum?”“Itu … dia … iya benar dia!” Pria itu langsu

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   13. KONDISI NAYLA

    “Kamu hanya perlu mengikutinya.”“Siap, Bos!” Erik segera menganggukkan kepala.“Panggil aku Reagan saja, aku tidak suka mengintimidasi orang dan menggunakan kekayaan untuk mendapatkan hal yang tidak tulus.” Reagan berkata.“Baik, Reagan, aku tuangkan lagi teh untukmu.” Erik tersenyum gembira.Tengah malam, Reagan dan Erik pulang ke rumah. Tapi di Tengah jalan, mereka mendengar ada keributan dari salah satu rumah.Reagan masih membawa karakter orang desa-nya, yang selalu peduli pada lingkungan sekitar yang membutuhkan.“Bagaimana kalau kita lihat, barangkali mereka membutuhkan bantuan,” ucap Reagan pada Erik.“Ini kota besar, orang tidak suka jika urusannya dicampuri orang lain, apalagi orang asing seperti kita. Pulang saja!” Erik menarik tangan Reagan.Suara keributan semakin intens terdengar, Reagan tidak bisa pulang begitu saja.Dia semakin mendekat karena rasa penasaran yang membuncah. Saat tiba di depan pintu karena gerbang yang terbuka, Reagan semakin merasa ada yang tidak beres

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   12. SI GENIUS TURUN GUNUNG

    Melihat ketegangan yang terus terjadi diantara Claire dan gadis itu, Reagan lantas menyeret Claire untuk pergi dari sana.“Siapa dia?” tanya Reagan setelah dia berhasil membawa Claire pergi.“Bukan urusan kamu!” Claire yang duduk di kursi kemudi langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.“Kamu gila? Kita bisa mati kalau kamu ugal-ugalan seperti ini!” seru Reagan dengan nada tinggi.“Sudah tahu rasanya mati?” tanya Claire sembari menurunkan laju mobilnya.“Akta nikah, bagaimana cara menghidupiku. Tuan Reagan harus memikirkan itu sesampainya di rumah.”Claire menurunkan Reagan di depan sebuah kontrakan kumuh, dia bergidik ngeri karena ternyata masih ada tempat seperti ini di New York. Sungguh pemandangan yang kontras dengan hiruk-pikuk kotanya yang ramai dan besar.“Sampai jumpa, Nona Claire,” ucap Reagan sambil memanyunkan bibirnya membentuk tanda kiss.Claire membuang wajahnya jijik, dan itu mampu membuat Reagan tertawa terbahak-bahak.Setelah kepergian Claire, Reagan Kembal

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   11. MEMBUAT DARAH BERDESIR

    Dia lalu menyeret Reagan untuk pergi.Sesampainya di mobil, Reagan melajukan mobil itu dengan tenang.Dia berhenti di sebuah taman, kemudian bertanya lagi pada Claire, “Masalah keluargamu sudah selesai, lalu ada masalah apa lagi yang butuh bantuanku?”Claire terkekeh sinis, sorot matanya menajam, “Kamu serius mau aku jadi kekasihmu? Oke, anggaplah masalah hari ini selesai. Anggap juga aku sudah gila karena menarikmu untuk menjadi pacar pura-pura.”“Lalu, kalau rencana selanjutnya adalah mengambil akta nikah, kamu mau kasih aku makan pakai apa? Pakai uang dari kiriman orang tuamu yang tidak seberapa itu?”Reagan tetap teguh dan tersenyum, “Pertama, yang dikirimkan oleh orang tuaku bukan uang mereka, tapi uangku pribadi. Kedua, aku gak seburuk yang kamu bayangkan.”Claire bertanya lagi dengan ekspresi tak percaya bertanya, “Apa yang membuatmu yakin bahwa aku memang serius mengajakmu mengambil akta nikah? Apa kamu percaya aku akan mengorbankan segalanya untukmu yang miskin dan mempertaru

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status