Share

16. SUASANA MENCEKAM

Author: Allina
last update Last Updated: 2025-02-19 20:24:54

Reagan memberikan pukulan ke salah satu anak buah si bos ketika mendengar seorang pria yang merupakan adik si bos kredit berkata dengan marah, dia begitu ingin membunuh Reagan dengan tangannya sendiri.

Namun, Reagan sama sekali tidak merasa takut. Dia malah tersenyum dan itu semakin membuat adik bos itu marah. "Membunuhku? Kamu yakin bisa membunuhku?" Senyum meledek Reagan adalah provokasi yang berhasil membuat adik bos itu menggeram marah.

"Kurang ajar!" Pria gemuk itu beralih pada anak buahnya yang masih tersisa, "Bunuh dia! Jangan biarkan dia hidup setelah hari ini!" perintah adik bos itu, dia kembali mengobarkan semangat membunuh di hati anak buahnya. Matanya menyala-nyala, siap untuk melenyapkan keberadaan Reagan.

Erik hanya berharap dirinya bisa menghilang dari tempat itu. Ketegangan masih terasa mencekam. Adik bos itu, dengan mata penuh amarah, bertekad membalaskan dendam kakaknya yang telah dilumpuhkan Reagan.

Pertarungan kembali terjadi, mereka menyerang Reagan dengan b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   17. DADA YANG RATA

    Wanita itu memiliki rekaman pembicaraan mereka saat di kantor dalam ponselnya. Awalnya dia merekam itu hanya untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu, tidak disangka dia akan mengeluarkan rekaman itu secepat ini.“Sejujurnya, wanita tua itu tidak terlalu cantik, tapi putrinya sangat cantik. Aku sedikit tidak tega saat memukulnya, aku sangat ingin membawanya ke kamar dan mencintainya dengan sekuat tenaga.”Setelah mendengarkan itu, Reagan langsung menolehkan kepalanya, dan berjalan ke arah pria gemuk satu langkah demi satu langkah.“Aku … aku hanya mengikuti perintah kakak dan istrinya. Mereka lah yang menyuruhku untuk melakukan ini!” Mereka saling menyalahkan seperti orang gila.“Tangan mana yang melakukannya? Aku yang potong atau kamu yang lakukan sendiri?”“Aku … aku lakukan sendiri.” Pria gemuk itu tahu dia tidak akan bisa kabur dari situasi ini. Dia dengan terpaksa memotong satu jarinya.“Aku bilang satu tangan.” Reagan bahkan tidak mengedipkan matanya, suara Reagan seperti raungan

    Last Updated : 2025-02-20
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   18. KASUS PENGANIAYAAN

    Tidak tahu hal apa yang membuat gadis yang berdiri di kasir itu tergila-gila kepada Reagan. Mangkuk yang dihidangkan di depan Reagan itu dipenuhi oleh daging sapi hingga membentuk kerucut dan mie yang ada di dalam mangkuk itu sangatlah sedikit.Wajah gadis itu memerah dan dia langsung berlari meninggalkan Reagan setelah menatapnya beberapa saat.Pembeli lain yang berada di sekeliling mereka juga merasa begitu terkejut akan hal ini.Erik tidak tahu harus berkata apa, “Wah, kenapa dagingmu begitu banyak dan aku hanya mendapat dua potong saja?”“Mungkin karena aku ganteng?” Reagan memegang dagunya dan menyantap daging itu sebagaimana mestinya.Erik hanya menatap mangkuknya yang dipenuhi oleh mie dan kembali menatap mangkuk Reagan yang dipenuhi oleh daging sapi. Amarah di dalam dirinya semakin membara.Pada akhirnya Erik menghela napas dan langsung merebut mangkuk milik Reagan, lalu menyantapnya tampa ragu.“Hei, kamu …”“Ada apa denganku? Bukankah kamu masih bisa memesan mie lagi, bukank

    Last Updated : 2025-02-21
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   19. CIUMAN SEPASANG KEKASIH

    “Kalian pihak kepolisian tidak akan karena aku tidak punya saksi lantas menuduh aku sebagai buronan, kan?” Reagan berkata dengan cemberut.“Tuan Reagan, jangan kamu pikir kami pihak kepolisian tidak tahu kota New York, kamu yang orang desa datang ke kota, jangan harap bisa mengelabui kami hanya dengan beberapa patah kata.” Kepala interogasi berkata dengan suara dingin.Reagan mengeluarkan ekspresi tidak mengerti, “Inspektur, aku tidak mengerti apa maksudmu?”Polisi lalu menceritakan bagaimana Reagan datang ke rumah Nayla, lalu beranjak ke rumah judi dan terakhir ke lembaga perkreditan.“Tidak heran kalian mencurigaiku, aku memang melakukan itu, tapi atas dasar kebenaran,” kata Reagan penuh percaya diri.Reagan lantas menceritakan duduk perkaranya, bahkan jika kasus ini harus berlanjut, dia sudah siap dengan konsekuensinya.Namun, pihak kepolisian hanya meminta keterangan darinya, lalu membiarkan dia pergi.Di luar kantor kepolisian, Claire menunggunya, sebenarnya Reagan tidak menyangk

    Last Updated : 2025-02-22
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   20. TINGGAL BERSAMA

    Pada saat itu, tiba-tiba muncul sepasang tangan yang mendorongnya dengan keras, untuk menghindari tabrakan mobil.Tidak terasa rasa sakit dari tabrakan yang sudah dia perkirakan, ini membuat Claire merasa ada yang aneh.Dia membuka matanya dan melihat seorang pria terbaring di atas lantai yang tidak jauh darinya, saat ini dia melihat dengan jelas siapa pria itu, seketika hatinya tertegun, ternyata Reagan.“Astaga, Reagan?!”“Kenapa dia?”Saat ini Reagan terbaring di atas lantai, entah hidup atau mati.Dua kali berturut-turut gagal menabrak, orang itu sama sekali tidak ingin menyerah begitu saja. Dia kembali menyalakan mobil, lalu mundur beberapa meter. Saat masih bersiap ingin menyerang kembali, datang beberapa satpam berjalan menghampiri ke samping mobil.Melihat pemandangan ini, orang itu dengan kasar memutar setir mobil, tidak lagi ada keinginan untuk kembali menyerang, menginjak pedal gas melajukan mobil dengan kencang.Claire saat ini baru seperti tersadar dari mimpi, berjalan de

    Last Updated : 2025-02-24
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   21. TATAPAN SEKRETARIS

    Claire membelalakkan matanya, dia memang menyanggupi untuk disampingnya merawat Reagan, tapi … sama sekali tidak menyanggupi untuk tinggal bersama sebelum mereka menikah.Reagan begitu melihat langsung mengetahui pikirannya, matanya berputar, menutupi lengannya dengan ekspresi kasihan melihat Claire, seperti sedang menyalahkan dia yang tidak punya hati.Erik melihat pemandangan ini, matanya berkedip, sembari menundukkan mata tidak tega melihatnya.Claire bertatapan dengan matanya, terakhir mengikuti hati nuraninya dan berkata, “Baiklah!”“Tapi, Reagan, aku tidak ingin tinggal di tempatmu yang kumuh itu. Aku terus terang saja, papa bisa marah besar jika tahu akan hal ini. Dan dia pasti akan menyuruh orang untuk selalu mengintai aku.”“Baiklah, tempatnya kamu yang pilih. Asal kamu suka, aku juga suka.”Claire melihat Reagan yang terlihat gembira, seperti ada perasaan ditipu, dia yang seperti ini mana mirip seperti orang yang terluka.Keesokan harinya.“Mengenai property, rumah seperti a

    Last Updated : 2025-02-25
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   22. AKAN DIPERMALUKAN

    Tergagap, si petugas keamanan pun mengubah sikapnya kepada Reagan, dari menghina jadi sangat hormat. Dia mengambil uang yang disodorkan Reagan dan langsung memasukkannya ke saku celananya.“Baik, Tuan. Mari ikut saya,” kata si satpam.Dengan senyum menyanjung, satpam itu mengulurkan tangan untuk memimpin jalan. Reagan menanggapinya dengan dingin.Si satpam berjalan di depan. Reagan dan sekretarisnya mengikutinya dengan jarak satu meter.Sesekali, si satpam menoleh dan tersenyum disertai anggukan. Sikapnya kali ini benar-benar jauh berbeda. Di detik dia tahu Reagan bisa memberinya uang ratusan dolar seolah-olah itu tak ada artinya baginya, di detik itu pula si satpam tahu kalau Reagan, meski penampilannya tak meyakinkan, sebenarnya adalah orang kaya.Kadang ada saja orang kaya yang memilih untuk tak berpenampilan mewah, dan Reagan mungkin saja salah satu di antaranya. Begitulah si satpam berpikir.Reagan sendiri menyadari perubaha

    Last Updated : 2025-02-26
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   23. TRANSAKSI GAGAL

    “Mungkin dia orang kaya baru yang tak tahu apa-apa soal properti. Kan banyak yang seperti itu. Mungkin dipikirnya, uang yang dia miliki itu cukup banyak untuk bisa membeli penthouse tadi. Aku berani bertaruh, dia salah menghitung angka nol di saldo tabungannya. Hahhaha…” lanjutnya.“Benar, benar! Pasti begitu! Dasar! Beda banget memang orang yang benar-benar kaya dengan orang yang sok kaya!” Wanita simpanan yang bersama Astor juga ikut berbicara sambil tersenyum.Jelas sekali orang-orang di sini tidak mempercayai ucapan Reagan. Terutama Astor, dia telah bertahun-tahun menerima pelayanan VIP di agent property ini, sama sekali tidak ingin ada orang lain yang mencuri pusat perhatiannya.Astor memasang ekspresi seperti seorang pengusaha senior, dengan ekspresi tenang dan tak terkendali, dia datang menghampiri Reagan.“Anak muda, sebagai manusia kita sebaiknya rendah hati. Ini adalah kota besar, ada ribuan pemuda sepertimu.

    Last Updated : 2025-02-27
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   24. ASTOR LEMAS DAN BERSUJUD

    Setelah puas tertawa, Astor menatap Reagan dengan tatapan jijik. Tiga wanita yang berdiri itu juga menunjukkan tatapan jijik. Reagan benar-benar menjadi bulan-bulanan mereka.Reagan mendengus, lalu berkata sambil menahan amarah, “Aku tidak pandai berbasa-basi, jika aku mampu membeli 1 rumah lagi dan membayar secara kontan hari ini, apa kamu akan meminta maaf padaku?”“Hahaha, bualan apa lagi ini? Kamu tidak ada kapoknya ya? Sekarang kamu bahkan berani menantangku? Kamu benar-benar ingin dipermalukan lebih jauh lagi, hah?” tanggap Astor.“Tuan Astor, apa yang bisa pria ini lakukan? Coba saja kamu taruhan dengannya, barangkali di dalam kartunya tiba-tiba ada uang. Dan apa itu mungkin? Tentu saja tidak, untuk apa takut? Permalukan saja dia, Tuan Astor. Bikin dia jera.” Wanita marketing itu ikut berkata.Astor mendesah pelan dan menjawab, “Baiklah, aku terima taruhanmu. Aku akan meminta maaf jika kamu mampu membeli 3 rumah secara kontan hari ini, tapi jika sekali lagi kamu membual kamu ha

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    93. HANCURNYA CROMA TECH

    Berita tentang pernikahan Claire dengan Reagan, serta tentang skandal panas itu masih menjadi tren topik pembicaraan warganet. Hal itu juga berpengaruh terhadap menurunnya harga saham Croma Tech belakangan ini. Berita beredar bahwa kini, perusahaan tambang itu sudah berada diambang kebangkrutan. Para investor menarik semua dana investasi mereka dari sana, hingga salah satu perusahaan yang dinobatkan sebagai perusahaan tambang batu bara terbesar itu, mulai goyah. Erik membaca setiap berita bisnis di ponselnya dengan seksama, sedangkan di sebelahnya, Reagan diam mematung. Dia menatap wanita yang berlalu lalang, sesekali mereka menggoda dan memuja tampang Regan kemudian menjadi semakin gila. “Kamu tampan, tapi kenapa kamu hanya datang berdua dengan pria ini?” ucap salah satu wanita yang kini berdiri di samping Reagan. Dia menunjuk Erik dengan ekspresi yang sulit diartikan.Dia memakai dres ketat dari bahan beludru warna marun. Polos tanpa hiasan apapun. Alih-alih menambah kesan seksi,

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    92. HUBUNGAN DI UJUNG TANDUK

    Keputusan yang baru saja Reagan dengar bagaikan sebuah petir yang menghantamnya di siang bolong. Hal yang paling Reagan hindari kini mengancamnya di depan mata. Dia melihat Claire yang mengeluarkan pakaiannya dari lemari beserta sebuah koper besar. “Claire, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Aku bisa menjelaskannya. Tapi, tolong dengarkan aku dan jangan pergi.” Reagan berusaha menahan langkah sang istri, tetapi, Claire cukup keras kepala. Dia enyahkan seluruh sentuhan Reagan dengan kasar. Perlakuan itu nyaris membuat mental Reagan jatuh. “Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, semuanya sudah jelas aku lihat. Minggir!” Setelah memastikan semua barangnya masuk ke dalm koper, Claire melangkah menuju pintu utama. “Claire, kumohon. Kita baru saja membangun rumah tangga ini bersama, tolong jangan pergi.” Claire mendengus kesal. Kesabarannya bena-benar diuji oleh sikap Reagan. Dia berbalik, menghadap Reagan untuk terakhir kalinya. Suaminya kinni terlihat begitu menyedihkan. Matanya merah

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    91. KEPERCAYAAN YANG HILANG

    “Ternyata kamu di sini? Apa yang sedang kamu lakukan?” Reagan menoleh ketika mendengar suara Erik mengisi lorong kosong tempatnya berdiri sejak tadi. Ekspresi Reagan benar-benar tegang. Dia seperti menyimpan api bara yang siap berkobar di kepalanya. Ketika menatap Erik, pandangannya meneduh. “Aku baru selesai mengenyahkan sampah. Ayo, kita pulang.” Reagan melangkah mendekati Erik, membiarkan sahabatnya itu tenggelam dalam berbagai pertanyaan di benaknya. Ketika sampai di parkiran, Reagan tidak menemukan mobil mewah yang ditumpangi Theodore di sana. Dia pun kembali berkata pada Erik, “Apa mereka sudah pulang?” Erik mengangguk. “Ya, semuanya berakhir sesuai dengan dugaan kita.” Mereka berdua masuk ke dalam mobil dengan Erik yang bertugas untuk mengendara. Sedangkan Reagan, dia mengambil sebuah obat merah dari dalam dashboard. Erik melirik sekilas apa yang Reagan lakukan kemudian ternganga. “Kamu terluka?! Apa yang sebenarnya terjadi selama aku tidak ada?” “Hanya hal kecil. Sampah

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    90. BUKTI YANG HILANG

    “Reagan! Kamu mau kemana? Hei!”Setelah Reagan menghilang dari pandangan, hanya ada Erik yang diam mematung di tempatnya sekarang. .Disaat yang sama, pintu ruang VIP terbuka. Theodore dan Pricilla keluar dari sana, dengan gestur yang berbeda. Erik kembali ke mejanya, saat ini posisi duduknya membelakangi dua orang itu. Dari pantulan layar laptop yang gelap, Erik memantau setiap pergerakan Theodore dan Pricilla. “Terima kasih sudah mengundangku, Tuan Theo. Sebuah kehormatan bagiku bisa makan siang denganmu.” Suara Pricilla terdengar. Disusul tawa berwibawa dari Theodore. “Nona Pricilla, jangan sungkan seperti itu. Bagaimanapun kita adalah relasi bisnis. Sudah sepantasnya aku menjamu dengan baik.” Pricilla menyunggingkan senyum tipis. Dari sorot matanya jelas Erik bisa melihat ada ketertarikan yang begitu besar di sana terhadap Theodore. “Selain pembelot, mereka juga pandai berakting,” gerutu Erik di depan layar laptopnya. Dia masih ingat jelas, adegan panas mereka yang desahann

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    89. SELIR TURUN RANJANG

    “Ah, Theo… Lebih dalam lagi..”“Kamu sungguh nikmat, Cilla.”Meski tatapan mata Reagan tertuju pada layar laptop milik Erik, diam-diam dia menelan ludah berat.“Apakah kita datang kemari untuk memergoki dua orang yang bersenggama?” cibir Reagan. Akibat mendengar desahan itu, sudah sepuluh menit lamanya tubuh Reagan menegang.“Kamu pikir, ini bagian dari rencanaku, huh?” balas Erik sengit. Dia merasa tersudutkan.“Mana aku tahu kalau dua orang itu memiliki hubungan khusus.”“Aku sudah menyuruhmu un

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    88. RAHASIA JORDAN CONSISTO

    Claire berdiri di lobi dengan wajah tercengang. Sedang Reagan baru saja turun dari mobilnya dengan senyum hangat menyambut Claire. Dia melangkah menghampiri istrinya, meraih tangan mulus itu kemudian mencium punggung tangan Claire. Wanita di depan Reagan kini terperangah tak percaya melihat sepuluh orang pengawal dalam balutan jas serba hitam, kacamata yang dilengkapi kamera pengintai canggih, dan headphone radio yang melingkar di bagian belakang leher mereka, berdiri mengelilingi mobil Reagan. Mata Claire mengerjap, otaknya mendadak buntu. “Kenapa ada banyak sekali pengawal, Reagan?” tanyanya. “Mereka akan menjaga kita dari media, dan orang-orang yang berniat untuk meneror kamu lagi,” jawab Reagan. Senyumnya begitu tenang, tetapi dalam diam Reagan memantau setiap hal yang menyangkut keselamatan Claire. Reagan menarik tubuh Claire, posesif. Matanya awas mengintai. Disaat yang bersamaan, dia melihat satu sosok pria berdiri tak jauh dari area lobi, dengan kamera di tangannya. Papa

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   87. MENYUSUN STRATEGI

    Di dalam kamar itu, dua orang pria sedang menatap layar besar di depan mereka dengan serius. Reagan adalah yang paling fokus mengamati setiap detail pergerakan sistem operasi ponsel Pricilla yang diretas.Semua aktivitas benda itu, terpampang di layar. Termasuk percakapan rahasia antara wanita itu dengan Theodore Philips. Sosok yang sudah Reagan selidiki sebelumnya.“Apa kamu yakin Pricilla menjadi bagian dari mereka?” tanya Erik. Instingnya sebagai peretas belum setajam Reagan. Hingga mulutnya tidak berhenti bertanya ini dan itu.“Semua orang yang ada di sekeliling Theodore bisa menjadi orang-orang yang dicurigai terlibat dalam kasus ini. Aku harus mencari tahu motif mereka mempekerjakan kita.”

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    86. SERANGAN MEDIA

    Ketika Reagan sampai di unit penthousenya, dia menemukan Claire sudah duduk berhadapan dengan Tuan Delanney. Dua orang itu menoleh bersamaan.“Paman? Sejak kapan Paman sampai di sini?” tanya Reagan, dia mendekat, duduk di sofa tepat di samping Claire.Reagan tidak berharap mendapat sambutan ramah dari sang mertua, dia hanya berusaha menghormati paruh baya itu.Wajah Tuan Delanney tidak ada ramah-ramahnya. Tetapi, dia juga tidak menunjukkan amarah yang intens.“Aku datang kemari butuh penjelasan dari kalian berdua,” ucapnya. “Bagaimana bisa pernikahan kalian sampai tersebar di media?”Saat ini

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    85. MENJADI CANGGUNG

    Ekspresi Jonas saat ini sulit untuk digambarkan setelah Reagan membisikkan sebuah permintaan di telinganya. Dia mematung seperti bongkahan es. Tidak berkedip, pun mengatupkan mulutnya yang terbuka lebar. Reagan tersenyum miring, “Aku tahu ini akan sulit bagimu. Tapi, permintaan yang aku ajukan adalah bayaran paling rumah untuk misi ini,” ucap Reagan santai. Dia mengemas barang-barangnya ke dalam tas sambil kembali berkata, “Aku akan memberimu waktu dua hari untuk memutuskan. Jika kamu setuju, kita akan langsung eksekusi misi ini.” Tubuh Reagan kini menjulang tinggi di samping Jonas. Dalam posisi ini, Jonas terlihat seperti seorang kurcaci yang meringkuk penuh penderitaan. Reagan tidak bermaksud menambah beban Jonas, tetapi setiap misi apapun yang Reagan bereskan memiliki resiko yang teramat besar. “Kabari aku apapun keputusanmu. Aku pergi dulu.” Dirasa tidak ada hal penting lainnya yang harus dibahas, Reagan memutuskan pergi dari hadapan Jonas. Membiarkan teman barunya itu memutus

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status