Share

2. PRIA KURANG AJAR

Author: Allina
last update Last Updated: 2025-01-30 16:29:01

Suara tamparan dan teriakan wanita itu menimbulkan kegaduhan di sekitar lobi lantai 1, seorang pria bergegas menghampiri wanita itu dan bertanya, “Nay, apa yang terjadi?”

“Orang ini, dia ingin bersikap kurang ajar padaku!” seru wanita itu sambil menunjuk ke arah Reagan.

“Nona, sejak tadi aku hanya diam dan bertanya ruangan rektor padamu. Kamu bukannya memberitahuku tapi malah menuduhku yang tidak-tidak.” Reagan menaikkan kedua alisnya.

Seorang wanita pun maju selangkah dan bertanya pada Reagan, “Tuan, kamu mahasiswa baru? Kebetulan Nayla juga mahasiswa baru di sini, jadi dia masih belum tahu ruang rektor.”

Wanita itu berkata sambil tersenyum, dia hanya memakai riasan tipis. Dia cantik secara alami, senyumnya membuat orang merasa betah.

“Aku akan mengantarmu ke sana,” tambah wanita itu lagi.

Namun, detik berikutnya, Reagan berkata, “Tidak usah, aku akan menghubunginya untuk datang menjemputku.”

“Apa menjemputmu?” Wanita itu terkejut ketika mendengar Reagan menyuruh rektor kampus ternama untuk datang menjemput mahasiswa baru.

“Sepertinya dia akan bersedia menjemputku, bukankah aku ini ….” Reagan tidak melanjutkan ucapannya, karena apapun yang dia katakan saat ini, orang-orang di dekatnya tidak akan pernah percaya.

“Kalian lihat kan, orang ini memang sinting! Dia datang untuk membuat masalah, hanya orang gila yang menyuruh rektor untuk datang menjemputnya.”

“Sayang, tolong bantu aku panggil satpam dan usir dia keluar!” ujar wanita bernama Nayla itu dengan marah. Dia masih belum lupa akan sikap pria itu padanya tadi.

“Ekhm ... jadi begini, kami tidak tahu kamu pindahan dari kampus mana. Seorang mahasiswa baru yang sudah mendaftar sebelumnya, tidak perlu menemui rektor kampus, jadi kamu bisa langsung mengikuti mata kuliah di hari tersebut.”

Gadis cantik yang terlihat ramah tadi pun menjelaskan.

“Oh begitu, tapi beliau sendiri yang menyuruhku untuk menemuinya dulu. Kalau begitu aku akan menghubunginya saja.” Reagan lantas mengambil ponsel keluaran lama dari saku celananya.

Nayla memandang Reagan dari atas hingga bawah, pria ini memang cukup tampan, kulitnya putih, lengan ototnya berisi, namun sayang sekali, pakaian yang dikenakannya sangat kotor, ditambah dengan badannya yang bau keringat.

Nayla kembali memandang Reagan dengan pandangan menjijikkan.

“Hallo?” Pria di ujung sana menerima panggilan Reagan.

“Hallo, Rektor Alex. Saya sudah berada di lobi universitas, tapi saya tidak tahu di mana ruang rektorat, apakah Anda bisa datang menjemput saya?” Reagan berbicara sambil menatap orang-orang yang memandang curiga kepadanya.

“Oh, Prince Reagan Maverick, aku akan datang menemuimu.” Sang rektor berkata dengan penuh semangat, mahasiswa-mahasiswi berbakat adalah orang-orang yang patut dihormati, karena mereka bisa saja mengharumkan nama universitas kedepannya.

“Baik, aku akan menunggumu di sini,” ucap Reagan kembali.

Setelah menutup ponselnya, dia kemudian berkata pada orang-orang yang sedang mengerumuninya.

“Teman-teman, kalian pergilah, sepertinya urusan kita sudah berakhir sampai di sini. Rektor Alex akan datang menemuiku, jadi aku akan menunggunya di sini.” Reagan menyandarkan tubuhnya di tembok.

Beberapa gadis kampus mulai berbisik, pasalnya, tubuh Reagan yang tinggi besar dengan otot lengan yang meliuk-liuk terlihat sangat gagah ketika dia berdiri dengan satu kaki diangkat ke tembok. Bahkan tidak ada yang percaya dia adalah pria cabul.

Oh, jika benar dia adalah pria tak bermoral, maka para gadis-gadis ini merasa ingin dirayu oleh Reagan yang perkasa ini.

“Omong kosong! Rektor Alex mana ada waktu untuk meladeni orang gila dan kampungan ini, kalau kamu pergi sekarang, mungkin sedikit menghilangkan rasa malumu. Kalau tidak, maka seluruh wajahmu akan malu seumur hidup!”

“Hem, aku lupa, bajingan sepertimu mana punya malu!” Nayla terus berbicara dengan memprovokasi.

“Nayla, kamu jangan terlalu kejam. Lagian pria ini juga tidak ada menyentuhmu, hanya memandangmu saja, bukankah itu masih dibilang wajar?” Gadis cantik yang tadi membela Reagan pun kembali berkata.

“Iya benar, Nayla.”

“Benar.”

Yang lain pun ikut berbicara.

Reagan merasa senang, karena akhirnya ada juga yang membelanya. Sepertinya dia harus mencari waktu untuk berterima kasih pada gadis cantik ini.

“Kamu orang sinting, tunggu saja aku akan melihat bagaimana kamu menarik omong kosongmu itu!” Nayla menatap Reagan dengan tatapan membunuh, bahkan jika itu sebuah pisau, maka Reagan sudah ditusuk beratus kali olehnya.

“Nay, sudahlah, mata kuliah pertama akan segera dimulai, ayo kita pergi saja!” Gadis cantik itu menarik temannya untuk pergi.

“Delia, kamu tidak mungkin percaya bahwa rektor akan menjemput pria ini, kan?” Nayla menggoyang tubuh gadis cantik bernama Delia itu.

“Nay, percaya tidak percaya itu juga bukan urusan kita. Urusan kita di sini untuk belajar, jadi kita tinggalkan pria ini.”

“Baiklah, aku akan tunggu di sini sampai rektor Alex benar-benar datang. Jika dia benar datang, maka aku akan bersujud sebanyak 10 kali pada pria ini.”

Nayla adalah gadis yang terkenal kaya dan perfeksionis di kampusnya, jangankan untuk bersujud, bahkan untuk sekedar meminta maaf saja dia tidak akan pernah sudi melakukannya.

Sungguh, Nayla seperti sudah membenci Reagan hingga ke ubun-ubun.

“Nona, ini terlalu berlebihan, bukan? Kamu tidak perlu bersujud.” Reagan menaikkan sudut bibirnya, “Eemm ... bagaimana kalau kamu cium aku sekali saja?”

Gadis bernama Nayla itu di mata Reagan tidak terlalu cantik jika dibandingkan dengan Delia dan Claire wanita yang ditemuinya di stasiun. Namun, sejak tadi Reagan selalu memperhatikan bibir Nayla yang pink merekah dan seksi tanpa polesan lipstick yang berlebihan. Jadi, dia juga ingin merasakan bibir itu menyesap lembut pada bibirnya.

“Baik, aku akan bertaruh denganmu!” Tanpa berpikir panjang, Nayla langsung setuju. Namun, detik berikutnya sang kekasih yang sejak tadi berdiri disampingnya langsung marah.

“Nayla, apa kamu sudah gila? Kamu bahkan berani ingin mencium pria lain di depanku?”

“Omong kosong! Kamu juga percaya bahwa rektor Alex akan menemuinya? Kamu pikir siapa dia? Apa kamu percaya aku akan kalah?” Nayla berbicara dengan nada keras.

“Tapi bagaimana jika rektor memang datang?” Pria itu bicara kembali.

“Maka, jangankan untuk menciumnya, bahkan aku akan menidurinya 7 hari 7 malam!” Ucapan Nayla semakin menggila.

Kekasihnya semakin marah, dia membuang tangan Nayla ke udara dan pergi meninggalkan gadis yang menurutnya sudah tidak waras itu. Tapi Nayla tidak peduli, dia hanya ingin menyelamatkan harga dirinya di depan Reagan.

“Jika rektor tidak datang menemuimu, mulai hari ini, kamu harus menjadi kacungku! Bagaimana?”

Reagan mengangguk setuju, maka kesepakatan ini pun disetujui oleh kedua belah pihak dan disaksikan oleh beberapa mahasiswa, termasuk Delia.

Namun, ada perasaan tidak rela dalam diri Delia jika Reagan harus tidur dengan Nayla.

Detik berikutnya, eskalator mulai berjalan turun. Beberapa orang mulai membuka mulut dan matanya lebar-lebar karena rektor Alex turun menggunakan eskalator.

“Ini tidak mungkin rektor turun untuk menemui pria ini, kan?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ekavira Devi
duuhh blm apa2 udah remehin reagan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   3. TIDAK PUNYA BUKTI

    “Rektor?”“Rektor!”Beberapa mahasiswa menunduk hormat dengan berbagai ekspresi rumit di wajahnya, pun dengan Nayla dan Delia, kaki Nayla seperti sudah enggan untuk berpijak. Wajahnya pucat pasi, namun harga diri terakhirnya masih tidak bisa dibiarkan jatuh.“Rektor, ada keperluan apa Anda menghampiri kami?” tanya Delia penuh hormat.“Aku ingin menjemput mahasiswa baru, Reagan Prince Maverik,” jawab pria dengan rambut yang sudah memutih itu.“Saya, saya orangnya!” jawab Reagan sambil tersenyum menatap Nayla yang masih berdiri mematung.“Tidak mungkin, ini tidak mungkin, kan?” Nayla menggunjang tubuh Delia, “Delia, tolong katakan padaku bahwa ini tidak benar, tolong katakan bahwa aku sedang bermimpi!”Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di wajah Nayla. “Sekarang kamu merasa sakit, kan? Kamu percaya kan bahwa kamu tidak sedang bermimpi?” ujar gadis itu lagi.“Nona, urusan kita belum selesai. Aku akan menemuimu nanti siang.” Reagan berkata penuh seringai licik, sementara Nayla langsung mem

    Last Updated : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   4. MENJEBAK REAGAN

    “Kalau begitu ambil buktinya!” Nayla berpikir jika Delia tidak mungkin akan mengkhianatinya.“Bukti apa lagi yang kamu punya, hah?” Nayla kembali menantang.“Aku dari awal sudah menebak bahwa kamu akan mengelak dan menjadikanku kambing hitam. Jadi ….” Reagan mengeluarkan benda usang yang luarnya sudah berkarat. Ternyata itu adalah alat perekam berbentuk bolpoin.Sungguh, tampilannya saja sudah menjijikkan. Namun, tak ada yang tahu bahwa benda itu mampu merekam percakapan dalam radius 500 meter. Reagan biasanya menggunakan alat itu untuk merekam percakapan lawan dari klien-kliennya.Reagan kemudian menyambungkan alat perekam itu pada ponselnya, dan apa yang terjadi? Suara Nayla jelas terdengar di sana, tidak hanya suara Nayla, bahkan suara Delia yang berusaha mencegah Nayla pun terdengar nyaring.Setelah rekaman suara selesai berputar, Reagan lantas maju selangkah dan kini dia berdiri tepat di depan wanita itu.“Nona manis, sudah waktunya kamu mengakuinya, kan?” Reagan berkata sambil t

    Last Updated : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   5. GADIS PERAWAN

    Delia merasa bingung, tidak bisa hanya menonton dan menunggu, dia lalu berkata pada Reagan, “Minumanku sudah habis, bisakah aku meminta minumanmu?”“Oh, sure, ambillah!” ucap Reagan tanpa pinggir panjang.Delia mengangkat tangannya dan menuangkan susu milik Reagan ke dalam gelasnya. Dan apa yang terjadi? Susu itu terasa menyengat di tenggorokannya, tidak hanya itu, perutnya sudah mulas dan tidak bisa tertahankan.Ekspresi Delia sangat lucu sekali, dan Reagan tidak bisa menahan senyum liciknya.“Delia, ada apa denganmu?” Reagan berpura-pura terkejut, padahal dalam hati dia sudah bisa menebak hasilnya.Sejak tadi perutnya juga ingin meledak, tidak hanya itu, rasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Namun Reagan menahannya sejak tadi, hanya agar Delia beranggapan bahwa rencananya telah gagal.“Reagan, Reagan, apa kamu baik-baik saja?” tanya Delia sambil meringis.“Kenapa? Aku baik-baik saja, apa yang bisa terjadi padaku?”“Kamu! Kamu! Pergilah!” Delia langsung berlari meninggalkan Reagan

    Last Updated : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   6. MELEWATI MALAM PERTAMA

    Dan Reagan saat ini sedang duduk minum kopi di sebuah coffee shop dengan gaya santai.“Hhhmm, setelah bercinta, hal yang paling menyenangkan adalah istirahat sejenak sambil minum kopi.” Reagan sedang berpikir dengan tenang, tapi dalam sekejap ketenangannya hilang.“Delia, bagaimana gadis polos nan lembut seperti kamu bisa melakukan hal tolol seperti ini?” gumam Reagan dalam hatinya.Baru setelah memikirkan hal yang mengecewakan ini, ponsel keluaran lama ditambah nama seseorang yang dicintainya muncul di situ.“Reagan, kamu sekarang di mana?” Suara yang sangat bermartabat itu terdengar, tidak perlu ditebak, dia adalah ayah Reagan yang saat ini menetap di Australia.Reagan berkata dengan pasrah, “Ayah, jangan menghubungiku jika masalah tambang itu belum ada kabar baiknya. Sebaiknya Ayah kembali ke New York dan aku akan menghidupi kalian di sini.”Anthony, ayah Reagan berkata, “Kamu bicara apa? Sebaiknya kamu yang pindah ke sini, tambang litium kita sudah menghasilkan dan ayah menduga ha

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   7. GADIS JALANG

    Sementara di sebuah pintu gerbang bergaya Eropa, berdiri belasan bodyguard. Melihat mobil Elenio berjalan masuk, langsung semuanya menegakkan postur tubuh berdiri, ingin menunjukkan yang terbaik dihadapan bosnya.Supir perlahan menghentikan laju mobil, segera cepat-cepat turun dari mobil dan membuka pintu penumpang belakang, Elenio dengan wajah suram berjalan keluar.Dia tidak berucap sepatah kata pun berjalan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba menghentikan langkahnya sejenak, memalingkan wajahnya ke belakang dan berkata kepada seorang bodyguard, “Hari ini perketat pengamanan, tanpa seijinku, seekor lalat pun tidak boleh sampai masuk, mengerti?”“Baik!” Bodyguard segera menjawab.Kembali ke kamar tidur, Elenio duduk di sofa, perlahan menghembuskan napasnya. Di dalam rumah yang dijaga dengan sangat ketat ini, dia barulah mendapatkan perasaan aman.Sejujurnya, waktu Elenio mendengar Claire bersama dengan seorang pria asing masuk ke dalam hotel, dia sangat terkejut.Tapi malam itu, Elenio l

    Last Updated : 2025-02-08
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   8. MEMBANTU KAMU?

    Namun belum sempat Reagan menjawab, Claire yang berdiri di samping mobil menjadi sedikit pusing, dan kakinya terasa lemas saat terkena angin.Reagan merasa kesal, langsung meraih ponsel gadis itu dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu menggendongnya dan pergi ke sisi lain mobil.Claire terkejut saat merasakan tubuhnya diangkat, dia buru-buru meraih kemeja pria itu dengan satu tangan dan wajahnya semakin pucat.“Reagan, turunkan aku!” Ada banyak mahasiswa yang melihatnya.Reagan mengabaikannya dan membuka pintu penumpang, lalu mendorong Claire masuk ke dalam.“Reagan, kamu gak dengar ya?” Claire berkata dengan dingin saat melihat pria itu memakai sabuk pengaman, “Aku bisa cari sopir dan kamu gak perlu khawatir. Kamu pulang saja dan persiapkan diri kamu untuk besok!”Reagan menatap wajahnya yang penuh kesedihan tapi tetap keras kepala, hal ini membuat ada debaran halus di dalam jantungnya, “Cuaca sedang sangat buruk, kalau mau memanggil sopir juga tidak bisa datang dengan cepat. Kamu saat

    Last Updated : 2025-02-09
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   9. JALAN UNTUK HIDUPKU

    Keesokan harinya, Claire menjemput Reagan di kontrakan kecilnya, mereka lantas bersama-sama menuju mansion mewah milik keluarga Delaney.Mansion keluarga Delaney terletak di tengah-tengah gunung buatan. Mansion ini memiliki 3 lantai dan dekorasinya sangat mewah.Halamannya sendiri berukuran sebesar lapangan sepak bola Real Madrid. Di kota besar seperti New York, rumah mewah seperti ini cukup lumrah, namun yang memiliki rumah seluas ini mungkin tidak banyak.Dilihat dari sini, jelas, Claire adalah orang kaya.Mobil mendekat dan semakin dekat.“Claire, berhentilah sebentar.” Reagan menghentikan laju mobilnya dan membuat Claire kesal.“Ada apa?” tanya Claire.“Aku lupa membawa hadiah.”“Keluargaku tidak membutuhkan apapun, jika kamu ingin membawa sedikit hadiah, kamu cukup membeli buah-buahan.”“Oh, kalau begitu kita berhenti di mini market sana!” Reagan menunjuk ke arah mini market dekat mansion mewah itu, yang dia tidak tahu bahwa di sebelahnya adalah rumah Claire.Claire tidak banyak

    Last Updated : 2025-02-10
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   10. BAYANGAN BERHUBUNGAN INTENS

    Claire bahkan lebih bahagia, menahan tawanya dan memberikan kode pada Reagan untuk berhenti berakting. Lalu dia maju selangkah dan berkata dengan serius, “Ma, Pa, aku mengenal Reagan di kampus. Kami berada di vakultas yang sama, kami saling jatuh cinta. Reagan memang bukan orang kaya, tapi dia pria yang tulus.”“Claire, apa yang kamu ucapkan?” Nyonya Delanny langsung berteriak, “Jangan berbohong padaku dan papamu. Bahkan jika kamu tidak setuju untuk menikah dengan Elenio, kamu juga tidak bisa sembarangan menarik orang di jalan.”“Ma, kapan kamu pernah mengajarkan aku berbohong. Mama paling tahu aku sejak kecil, apa aku pernah membohongi kalian?”Putri mereka benar-benar sudah gila dan dibutakan cinta, bisa dikatakan dia adalah gadis paling bodoh yang menolak Elenio.“Anak muda, siapa namamu?” tanya tuan Delanny. Karena putrinya mengatakan mereka saling mencintai, paling tidak dia perlu tahu latar belakang Reagan.Reagan menoleh ke arah Claire sebelum menjawab, mungkin gadis cantik itu

    Last Updated : 2025-02-11

Latest chapter

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   63. TEROR MISTERIUS

    Saat ini Reagan mengusap wajahnya frustasi. Di depannya, Delia menatapnya dengan penuh harap. “Bagaimana? Kamu mau ‘kan, Reagan?” Delia bertanya lagi. Dia meluruskan pandangannya pada Delia. Benar-benar serius. “Kita akan bahas masalah ini lain kali,” ujar Reagan dengan nada dingin. “Aku harus mencari seseorang.” Reagan hendak pergi, tetapi Delia menahannya, “Kamu mau cari Claire?” Niat Reagan tertahan. Raut wajah Delia kini berubah murung. “Apakah kamu… ada hubungan dengannya?” Kali ini dia terdengar sangat kecewa.Reagan menghela napas berat. Dia tidak merasa harus mengklarifikasi apapun pada siapapun. Delia bisa merasakan dinginnya sikap Reagan. Sesuatu yang tidak pernah dia temukan sebelumnya. “Tolong berhenti mencari tahu,” ucap Reagan. Dia hanya melontarkan beberapa kata, tetapi ucapannya cukup menusuk dada. Setelah mengatakan itu dan menyisakan kebekuan di hati Delia, Reagan pergi dengan cepat. Siapapun yang berpapasan dengannya, lekas menyingkir karena aura kuat yang pe

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    62. MOMEN GENTING DAN JEBAKAN

    Tidak hanya penonton dan tamu yang datang ke acara itu yang terkejut. Reagan juga diam mematung di tempatnya. “Delia! Penggemar rahasia wanita terbaik malam ini!” Suara pembawa acara semakin membuat kesadaran Reagan hilang.“Delia?” Reagan bergumam lirih. Terlalu terkejut untuk menerima kenyataan. Di tempatnya berdiri Delia melempar senyum tipis nan malu-malu ke arahnya. Dia bahkan tidak segan menghampiri Reagan dan meraih tangan pria itu. “Hai, Reagan! Aku tidak menyangka kamu yang akan menjadi pasangan penggemar rahasiaku,” ujar Delia girang. “Dan aku akan menjaga rahasia tentang kita,” ucap Delia. Dia kini sudah mendekatkan wajahnya ketika mengatakan itu. Tubuh Reagan langsung menegang, tetapi dia juga tidak ingin terlihat lemah di hadapan Delia. Detik itu juga Reagan menyadari, dia telah salah langkah. “Ikut aku,” ucap Reagan tegas. Dia meraih tangan Delia kemudian memboyong gadis itu meninggalkan bilik. Semua orang melempar pandang ke arah mereka, penuh tanya. Bisik-bisik

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    61. BILIK PENGGEMAR RAHASIA

    Bilik penggemar rahasia berisi dua pintu. Akan ada satu orang pria dan satu orang wanita yang dipilih secara acak dari nomor gelang yang mereka pasang dengan sistem. Saat ini, panitia sedang mempersiapkan dua orang yang akan masuk ke dalam bilik. Keduanya tidak akan mengetahui siapa yang akan keluar jadi pasangannya dari bilik itu. “Nomor gelang tiga belas!” Satu panitia laki-laki bertugas memanggil kandidat lelaki di barisan. Merasa nomornya dipanggil, Reagan mengangkat tangan. “Kamu nomor tiga belas? Kemarilah!” kata pria itu. Reagan menurut. Berjalan santai mendekatinya. Dia tahu ini terlalu beresiko. Apalagi dia membawa Claire bersamanya. Bagaimana jika nantinya bukan Claire yang ditemui di bilik itu? Dia cukup khawatir ketika memikirkannya, tetapi, di sinilah tantangannya. “Kamu siap untuk masuk ke bilik?” tanya sang panitia. Reagan mengangguk. “Semoga orang di balik bilik itu adalah orang yang memang kamu harapkan,” sambungnya lagi. Panitia menyuruh Reagan masuk ke dalam bi

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   60. PEMENANG TERKUAT

    “TRING”Tambahan angka seribu muncul di kredit salah satu finalis. Para penonton tercengang dengan hasil yang terpampang di layar besar.Terdengar wanita hologram bersuara lagi. “Selamat! Tambahan seribu poin untuk SpectraVant!”“SpectraVant, kamu telah memenangi kompetisi peretas internasional. Berikan ucapan selamat untuknya!”Kemenangan telak telah diumumkan. Suara pendukung Reagan mulai bergemuruh menyorakkan kemenangan. Sedang Reagan sendiri di balik topengnya tersenyum tipis.Dia tahu dia bisa mendapatkan nilai sempurna dalam lima tugas itu, tetapi dia tidak berniat untuk memamerkan kemampuan

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    59. PERTARUNGAN SEMAKIN SENGIT

    Poin diungguli oleh Black Code. Kompetisi menjadi semakin sengit. Hanya perlu menambahkan poin sempurna di tugas terakhir untuk Black Code, dia menjadi kandidat terkuat untuk menang saat ini.“Tidak masalah, SpectraVant. Sejauh ini Anda sudah melakukan yang terbaik. Selesaikan salah satu tugas untuk mendapatkan poin dan menyeimbangkan lawan!” Wanita hologram itu menyemangati Reagan yang masih berkutat dengan perintah di perangkat lunak.Saat ini kamera membidik Reagan. Menaruh fokus dunia padanya. Topeng anonim yang dia pakai semakin mempersulit massa untuk menduga, siapa sosok jenius di baliknya.Di tempat lain, di Universitas Georgia, para Mahasiswa membentuk beberapa kelompok. Mereka menatap layar laptop, sedang di kelas lain lebih kreatif me

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   58. KOMPETISI PERETASAN INTERNASIONAL

    “Permintaanmu tentang rekam jejak para pejabat? Tenang, aku sudah merangkumnya. Akan aku kirimkan padamu malam ini.”Erik terlihat bangga dengan usahanya. Semalaman suntuk dia habiskan untuk mengulik setiap profil pejabat dari berbagai situs media. Tetapi, pria di sampingnya malah menggeleng.“Bukan hanya itu,” kata Reagan sambil menggelengkan kepala. “Permintaanku tentang Claire.”Saat ini Erik menjelajah setiap sudut kepalanya. “Oh, permintaan itu.” Dia mengingat sesuatu. “Sudah aku siapkan. Kamu hanya perlu membuatnya merasa spesial di malam Valentine nanti.”Reagan mengangguk puas. Senyumnya mulai terbit membayangkan bagaimana ekspresi

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   57. UCAPAN TERIMA KASIH

    Di saat ini Reagan memasuki sebuah ruangan VIP yang berada tak jauh dari area lantai dansa. Dua orang penjaga yang sebelumnya mencegat Reagan di depan pintu ada di sana. Tambahan seorang pria mengenakan setelan jas rapi sedang menunduk malu di hadapan Erik. Dia juga memohon maaf pada wanita tadi. Berkali-kali seolah tahu jika tidak melakukan itu, dia akan kehilangan jabatan bahkan pekerjaannya.Ketika Reagan datang, semua orang menoleh padanya. Saat melewati dua pria bertubuh kekar, dia melengos tidak peduli. Kini Reagan menghampiri wanita itu, yang tertunduk lesu dengan pundak gemetar karena ketakutan.“Bagaimana keadaanmu?” tanyanya.Wanita itu mengangkat kepala. “Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menolongku.”

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   56. ADU JOTOS DENGAN PRIA PONGAH

    Madison Bar mendadak berubah menjadi ring tinju dimana semua orang yang sebelumnya sibuk menghibur diri kini saling berteriak memberikan dukungan. Dibandingkan dengan pendukung pria pongah, beberapa orang yang mendukung niat baik Reagan tentu kalah jumlah. Di saat ini, pria pongah itu masih mencengkram batang leher wanita tadi hingga jejak jemarinya membekas di kulit mulus itu. Reagan melihat itu dengan sorot benci yang begitu dalam. “Pria miskin memang selalu besar kepala. Kamulah salah satunya,” ujar pria pongah mengejek. Kini dia menarik tubuh wanita itu dengan sekali hentakan. “Kalau kamu cukup percaya diri, lepaskan dia. Lawan aku satu lawan satu.” Reagan mengikis jarak dengan pria pongah dan wanita tadi. Aura mencekam dalam dirinya menguar bebas di udara. “Heh, kamu pikir siapa dirimu beraninya mengaturku?”“Kenapa? Kamu takut?” Reagan bertanya balik, itu berhasil membuat si pongah menelan ludah berat. “Kalau kamu menghindar dari tantangan yang aku berikan, harga dirimu se

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    55. JADIKAN AKU WANITAMU!

    Wanita itu terus menggoda Reagan. Tidak peduli kini para tamu yang baru masuk ke dalam Madison Bar menatap aneh pada mereka. “Bisakah kamu menjauhkan tubuhmu?” kata reagan. Dia cukup kesulitan melepas pelukan di tubuhnya. Wanita itu cemberut. Wajahnya hanya berjarak lima senti dari wajah Reagan. Siap mencumbunya dengan pagutan paling memabukkan. Namun sebelum itu terjadi, Reagan akan mengasingkan diri lebih dulu. “Maafkan aku,” katanya. “Ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa menghubungi nomor ini.” Reagan mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku celananya. Kartu nama Erik yang baru jadi kemarin sore. Reagan tidak menunggu reaksi wanita penggoda ini. Dia lantas menjauhi dirinya, memberi jarak hingga bayangan tubuhnya tenggelam di balik riuh para tamu yang berjoget di lantai dansa. Sepeninggalan Reagan, wanita bertubuh molek itu tidak melepaskan pandangan dari titik terakhir kali Reagan terlihat. Hingga sebuah suara menginterupsi. “S

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status