Share

2. PRIA KURANG AJAR

Author: Allina
last update Last Updated: 2025-01-30 16:29:01

Suara tamparan dan teriakan wanita itu menimbulkan kegaduhan di sekitar lobi lantai 1, seorang pria bergegas menghampiri wanita itu dan bertanya, “Nay, apa yang terjadi?”

“Orang ini, dia ingin bersikap kurang ajar padaku!” seru wanita itu sambil menunjuk ke arah Reagan.

“Nona, sejak tadi aku hanya diam dan bertanya ruangan rektor padamu. Kamu bukannya memberitahuku tapi malah menuduhku yang tidak-tidak.” Reagan menaikkan kedua alisnya.

Seorang wanita pun maju selangkah dan bertanya pada Reagan, “Tuan, kamu mahasiswa baru? Kebetulan Nayla juga mahasiswa baru di sini, jadi dia masih belum tahu ruang rektor.”

Wanita itu berkata sambil tersenyum, dia hanya memakai riasan tipis. Dia cantik secara alami, senyumnya membuat orang merasa betah.

“Aku akan mengantarmu ke sana,” tambah wanita itu lagi.

Namun, detik berikutnya, Reagan berkata, “Tidak usah, aku akan menghubunginya untuk datang menjemputku.”

“Apa menjemputmu?” Wanita itu terkejut ketika mendengar Reagan menyuruh rektor kampus ternama untuk datang menjemput mahasiswa baru.

“Sepertinya dia akan bersedia menjemputku, bukankah aku ini ….” Reagan tidak melanjutkan ucapannya, karena apapun yang dia katakan saat ini, orang-orang di dekatnya tidak akan pernah percaya.

“Kalian lihat kan, orang ini memang sinting! Dia datang untuk membuat masalah, hanya orang gila yang menyuruh rektor untuk datang menjemputnya.”

“Sayang, tolong bantu aku panggil satpam dan usir dia keluar!” ujar wanita bernama Nayla itu dengan marah. Dia masih belum lupa akan sikap pria itu padanya tadi.

“Ekhm ... jadi begini, kami tidak tahu kamu pindahan dari kampus mana. Seorang mahasiswa baru yang sudah mendaftar sebelumnya, tidak perlu menemui rektor kampus, jadi kamu bisa langsung mengikuti mata kuliah di hari tersebut.”

Gadis cantik yang terlihat ramah tadi pun menjelaskan.

“Oh begitu, tapi beliau sendiri yang menyuruhku untuk menemuinya dulu. Kalau begitu aku akan menghubunginya saja.” Reagan lantas mengambil ponsel keluaran lama dari saku celananya.

Nayla memandang Reagan dari atas hingga bawah, pria ini memang cukup tampan, kulitnya putih, lengan ototnya berisi, namun sayang sekali, pakaian yang dikenakannya sangat kotor, ditambah dengan badannya yang bau keringat.

Nayla kembali memandang Reagan dengan pandangan menjijikkan.

“Hallo?” Pria di ujung sana menerima panggilan Reagan.

“Hallo, Rektor Alex. Saya sudah berada di lobi universitas, tapi saya tidak tahu di mana ruang rektorat, apakah Anda bisa datang menjemput saya?” Reagan berbicara sambil menatap orang-orang yang memandang curiga kepadanya.

“Oh, Prince Reagan Maverick, aku akan datang menemuimu.” Sang rektor berkata dengan penuh semangat, mahasiswa-mahasiswi berbakat adalah orang-orang yang patut dihormati, karena mereka bisa saja mengharumkan nama universitas kedepannya.

“Baik, aku akan menunggumu di sini,” ucap Reagan kembali.

Setelah menutup ponselnya, dia kemudian berkata pada orang-orang yang sedang mengerumuninya.

“Teman-teman, kalian pergilah, sepertinya urusan kita sudah berakhir sampai di sini. Rektor Alex akan datang menemuiku, jadi aku akan menunggunya di sini.” Reagan menyandarkan tubuhnya di tembok.

Beberapa gadis kampus mulai berbisik, pasalnya, tubuh Reagan yang tinggi besar dengan otot lengan yang meliuk-liuk terlihat sangat gagah ketika dia berdiri dengan satu kaki diangkat ke tembok. Bahkan tidak ada yang percaya dia adalah pria cabul.

Oh, jika benar dia adalah pria tak bermoral, maka para gadis-gadis ini merasa ingin dirayu oleh Reagan yang perkasa ini.

“Omong kosong! Rektor Alex mana ada waktu untuk meladeni orang gila dan kampungan ini, kalau kamu pergi sekarang, mungkin sedikit menghilangkan rasa malumu. Kalau tidak, maka seluruh wajahmu akan malu seumur hidup!”

“Hem, aku lupa, bajingan sepertimu mana punya malu!” Nayla terus berbicara dengan memprovokasi.

“Nayla, kamu jangan terlalu kejam. Lagian pria ini juga tidak ada menyentuhmu, hanya memandangmu saja, bukankah itu masih dibilang wajar?” Gadis cantik yang tadi membela Reagan pun kembali berkata.

“Iya benar, Nayla.”

“Benar.”

Yang lain pun ikut berbicara.

Reagan merasa senang, karena akhirnya ada juga yang membelanya. Sepertinya dia harus mencari waktu untuk berterima kasih pada gadis cantik ini.

“Kamu orang sinting, tunggu saja aku akan melihat bagaimana kamu menarik omong kosongmu itu!” Nayla menatap Reagan dengan tatapan membunuh, bahkan jika itu sebuah pisau, maka Reagan sudah ditusuk beratus kali olehnya.

“Nay, sudahlah, mata kuliah pertama akan segera dimulai, ayo kita pergi saja!” Gadis cantik itu menarik temannya untuk pergi.

“Delia, kamu tidak mungkin percaya bahwa rektor akan menjemput pria ini, kan?” Nayla menggoyang tubuh gadis cantik bernama Delia itu.

“Nay, percaya tidak percaya itu juga bukan urusan kita. Urusan kita di sini untuk belajar, jadi kita tinggalkan pria ini.”

“Baiklah, aku akan tunggu di sini sampai rektor Alex benar-benar datang. Jika dia benar datang, maka aku akan bersujud sebanyak 10 kali pada pria ini.”

Nayla adalah gadis yang terkenal kaya dan perfeksionis di kampusnya, jangankan untuk bersujud, bahkan untuk sekedar meminta maaf saja dia tidak akan pernah sudi melakukannya.

Sungguh, Nayla seperti sudah membenci Reagan hingga ke ubun-ubun.

“Nona, ini terlalu berlebihan, bukan? Kamu tidak perlu bersujud.” Reagan menaikkan sudut bibirnya, “Eemm ... bagaimana kalau kamu cium aku sekali saja?”

Gadis bernama Nayla itu di mata Reagan tidak terlalu cantik jika dibandingkan dengan Delia dan Claire wanita yang ditemuinya di stasiun. Namun, sejak tadi Reagan selalu memperhatikan bibir Nayla yang pink merekah dan seksi tanpa polesan lipstick yang berlebihan. Jadi, dia juga ingin merasakan bibir itu menyesap lembut pada bibirnya.

“Baik, aku akan bertaruh denganmu!” Tanpa berpikir panjang, Nayla langsung setuju. Namun, detik berikutnya sang kekasih yang sejak tadi berdiri disampingnya langsung marah.

“Nayla, apa kamu sudah gila? Kamu bahkan berani ingin mencium pria lain di depanku?”

“Omong kosong! Kamu juga percaya bahwa rektor Alex akan menemuinya? Kamu pikir siapa dia? Apa kamu percaya aku akan kalah?” Nayla berbicara dengan nada keras.

“Tapi bagaimana jika rektor memang datang?” Pria itu bicara kembali.

“Maka, jangankan untuk menciumnya, bahkan aku akan menidurinya 7 hari 7 malam!” Ucapan Nayla semakin menggila.

Kekasihnya semakin marah, dia membuang tangan Nayla ke udara dan pergi meninggalkan gadis yang menurutnya sudah tidak waras itu. Tapi Nayla tidak peduli, dia hanya ingin menyelamatkan harga dirinya di depan Reagan.

“Jika rektor tidak datang menemuimu, mulai hari ini, kamu harus menjadi kacungku! Bagaimana?”

Reagan mengangguk setuju, maka kesepakatan ini pun disetujui oleh kedua belah pihak dan disaksikan oleh beberapa mahasiswa, termasuk Delia.

Namun, ada perasaan tidak rela dalam diri Delia jika Reagan harus tidur dengan Nayla.

Detik berikutnya, eskalator mulai berjalan turun. Beberapa orang mulai membuka mulut dan matanya lebar-lebar karena rektor Alex turun menggunakan eskalator.

“Ini tidak mungkin rektor turun untuk menemui pria ini, kan?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ekavira Devi
duuhh blm apa2 udah remehin reagan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   3. TIDAK PUNYA BUKTI

    “Rektor?”“Rektor!”Beberapa mahasiswa menunduk hormat dengan berbagai ekspresi rumit di wajahnya, pun dengan Nayla dan Delia, kaki Nayla seperti sudah enggan untuk berpijak. Wajahnya pucat pasi, namun harga diri terakhirnya masih tidak bisa dibiarkan jatuh.“Rektor, ada keperluan apa Anda menghampiri kami?” tanya Delia penuh hormat.“Aku ingin menjemput mahasiswa baru, Reagan Prince Maverik,” jawab pria dengan rambut yang sudah memutih itu.“Saya, saya orangnya!” jawab Reagan sambil tersenyum menatap Nayla yang masih berdiri mematung.“Tidak mungkin, ini tidak mungkin, kan?” Nayla menggunjang tubuh Delia, “Delia, tolong katakan padaku bahwa ini tidak benar, tolong katakan bahwa aku sedang bermimpi!”Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di wajah Nayla. “Sekarang kamu merasa sakit, kan? Kamu percaya kan bahwa kamu tidak sedang bermimpi?” ujar gadis itu lagi.“Nona, urusan kita belum selesai. Aku akan menemuimu nanti siang.” Reagan berkata penuh seringai licik, sementara Nayla langsung mem

    Last Updated : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   4. MENJEBAK REAGAN

    “Kalau begitu ambil buktinya!” Nayla berpikir jika Delia tidak mungkin akan mengkhianatinya.“Bukti apa lagi yang kamu punya, hah?” Nayla kembali menantang.“Aku dari awal sudah menebak bahwa kamu akan mengelak dan menjadikanku kambing hitam. Jadi ….” Reagan mengeluarkan benda usang yang luarnya sudah berkarat. Ternyata itu adalah alat perekam berbentuk bolpoin.Sungguh, tampilannya saja sudah menjijikkan. Namun, tak ada yang tahu bahwa benda itu mampu merekam percakapan dalam radius 500 meter. Reagan biasanya menggunakan alat itu untuk merekam percakapan lawan dari klien-kliennya.Reagan kemudian menyambungkan alat perekam itu pada ponselnya, dan apa yang terjadi? Suara Nayla jelas terdengar di sana, tidak hanya suara Nayla, bahkan suara Delia yang berusaha mencegah Nayla pun terdengar nyaring.Setelah rekaman suara selesai berputar, Reagan lantas maju selangkah dan kini dia berdiri tepat di depan wanita itu.“Nona manis, sudah waktunya kamu mengakuinya, kan?” Reagan berkata sambil t

    Last Updated : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   5. GADIS PERAWAN

    Delia merasa bingung, tidak bisa hanya menonton dan menunggu, dia lalu berkata pada Reagan, “Minumanku sudah habis, bisakah aku meminta minumanmu?”“Oh, sure, ambillah!” ucap Reagan tanpa pinggir panjang.Delia mengangkat tangannya dan menuangkan susu milik Reagan ke dalam gelasnya. Dan apa yang terjadi? Susu itu terasa menyengat di tenggorokannya, tidak hanya itu, perutnya sudah mulas dan tidak bisa tertahankan.Ekspresi Delia sangat lucu sekali, dan Reagan tidak bisa menahan senyum liciknya.“Delia, ada apa denganmu?” Reagan berpura-pura terkejut, padahal dalam hati dia sudah bisa menebak hasilnya.Sejak tadi perutnya juga ingin meledak, tidak hanya itu, rasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya. Namun Reagan menahannya sejak tadi, hanya agar Delia beranggapan bahwa rencananya telah gagal.“Reagan, Reagan, apa kamu baik-baik saja?” tanya Delia sambil meringis.“Kenapa? Aku baik-baik saja, apa yang bisa terjadi padaku?”“Kamu! Kamu! Pergilah!” Delia langsung berlari meninggalkan Reagan

    Last Updated : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   6. MELEWATI MALAM PERTAMA

    Reagan tersenyum puas ketika baru saja tiba di sebuah kafe yang dia pilih secara asal di pinggir jalan. Setelah keluar dari hotel, dia tidak punya tujuan. Dia duduk di salah satu kursi di sudut kafe, bersama segelas Americano panas dengan uap yang mengudara. Sekilas, dibalik gayanya yang terlihat santai, pikirannya jauh lebih berantakan. “Hmm, setelah bercinta, hal yang paling menyenangkan adalah istirahat sejenak sambil minum kopi.” Reagan sedang berpikir dengan tenang, tapi dalam sekejap ketenangannya hilang. Pikirannya dipenuhi dengan bayang wajah gadis polos kemarin. Dia menyesap kopinya dari bibir gelas, dengan hati-hati. “Delia, bagaimana gadis polos nan lembut seperti kamu bisa melakukan hal bodoh seperti ini?” gumam Reagan dalam hatinya. Setelahnya dia terkekeh geli. “Wajah polos tidak menjamin tingkah seseorang sejalan dengan penampilannya.” Kali ini Reagan mencibir. Perkenalannya di hari pertama kuliah tidak semulus yang Reagan kira. Banyak wanita yang membuatnya tergoda

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   7. GADIS JALANG

    Hari ini harga diri Elenio jatuh di depan banyak orang. Dia yang biasanya terlihat mempesona dengan segala kharisma dan kekuasaan di tangannya, jatuh tersungkur dengan cara konyol. Sialnya, orang yang menyebabkan Elenio pulang membawa beban malu yang besar adalah pria dari kalangan biasa. “Dia pikir, dia bisa berlaku semaunya di kampus, huh? Dari bagaimana caranya berpenampilan saja, aku tahu dia tidak selevel denganku.” Sepanjang jalan pulang ke rumah, dia terus menggerutu. Wajah tampan Elenio berubah kusut. Mobil yang dia tumpangi memasuki area mansion pribadi kelas atas. Di sebuah pintu gerbang bergaya Eropa, berdiri belasan pengawal profesional berjaga. Melihat mobil Elenio berjalan masuk, para pengawal itu langsung menegakkan postur tubuh berdiri, ingin menunjukkan yang terbaik dihadapan bosnya.Supir perlahan menghentikan laju mobil, segera turun dari mobil dan membuka pintu penumpang belakang, Elenio dengan wajah suram berjalan keluar.Dia tidak berucap sepatah kata pun berja

    Last Updated : 2025-02-08
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   8. MEMBANTU KAMU?

    Namun belum sempat Reagan menjawab, Claire yang berdiri di samping mobil menjadi sedikit pusing, dan kakinya terasa lemas saat terkena angin.Reagan merasa kesal, langsung meraih ponsel gadis itu dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu menggendongnya dan pergi ke sisi lain mobil.Claire terkejut saat merasakan tubuhnya diangkat, dia buru-buru meraih kemeja pria itu dengan satu tangan dan wajahnya semakin pucat.“Reagan, turunkan aku!” Ada banyak mahasiswa yang melihatnya.Reagan mengabaikannya dan membuka pintu penumpang, lalu mendorong Claire masuk ke dalam.“Reagan, kamu gak dengar ya?” Claire berkata dengan dingin saat melihat pria itu memakai sabuk pengaman, “Aku bisa cari sopir dan kamu gak perlu khawatir. Kamu pulang saja dan persiapkan diri kamu untuk besok!”Reagan menatap wajahnya yang penuh kesedihan tapi tetap keras kepala, hal ini membuat ada debaran halus di dalam jantungnya, “Cuaca sedang sangat buruk, kalau mau memanggil sopir juga tidak bisa datang dengan cepat. Kamu saat

    Last Updated : 2025-02-09
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   9. JALAN UNTUK HIDUPKU

    Keesokan harinya, Claire menjemput Reagan di kontrakan kecilnya, mereka lantas bersama-sama menuju mansion mewah milik keluarga Delaney.Mansion keluarga Delaney terletak di tengah-tengah gunung buatan. Mansion ini memiliki 3 lantai dan dekorasinya sangat mewah.Halamannya sendiri berukuran sebesar lapangan sepak bola Real Madrid. Di kota besar seperti New York, rumah mewah seperti ini cukup lumrah, namun yang memiliki rumah seluas ini mungkin tidak banyak.Dilihat dari sini, jelas, Claire adalah orang kaya.Mobil mendekat dan semakin dekat.“Claire, berhentilah sebentar.” Reagan menghentikan laju mobilnya dan membuat Claire kesal.“Ada apa?” tanya Claire.“Aku lupa membawa hadiah.”“Keluargaku tidak membutuhkan apapun, jika kamu ingin membawa sedikit hadiah, kamu cukup membeli buah-buahan.”“Oh, kalau begitu kita berhenti di mini market sana!” Reagan menunjuk ke arah mini market dekat mansion mewah itu, yang dia tidak tahu bahwa di sebelahnya adalah rumah Claire.Claire tidak banyak

    Last Updated : 2025-02-10
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   10. BAYANGAN BERHUBUNGAN INTENS

    Claire bahkan lebih bahagia, menahan tawanya dan memberikan kode pada Reagan untuk berhenti berakting. Lalu dia maju selangkah dan berkata dengan serius, “Ma, Pa, aku mengenal Reagan di kampus. Kami berada di vakultas yang sama, kami saling jatuh cinta. Reagan memang bukan orang kaya, tapi dia pria yang tulus.”“Claire, apa yang kamu ucapkan?” Nyonya Delanny langsung berteriak, “Jangan berbohong padaku dan papamu. Bahkan jika kamu tidak setuju untuk menikah dengan Elenio, kamu juga tidak bisa sembarangan menarik orang di jalan.”“Ma, kapan kamu pernah mengajarkan aku berbohong. Mama paling tahu aku sejak kecil, apa aku pernah membohongi kalian?”Putri mereka benar-benar sudah gila dan dibutakan cinta, bisa dikatakan dia adalah gadis paling bodoh yang menolak Elenio.“Anak muda, siapa namamu?” tanya tuan Delanny. Karena putrinya mengatakan mereka saling mencintai, paling tidak dia perlu tahu latar belakang Reagan.Reagan menoleh ke arah Claire sebelum menjawab, mungkin gadis cantik itu

    Last Updated : 2025-02-11

Latest chapter

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    93. HANCURNYA CROMA TECH

    Berita tentang pernikahan Claire dengan Reagan, serta tentang skandal panas itu masih menjadi tren topik pembicaraan warganet. Hal itu juga berpengaruh terhadap menurunnya harga saham Croma Tech belakangan ini. Berita beredar bahwa kini, perusahaan tambang itu sudah berada diambang kebangkrutan. Para investor menarik semua dana investasi mereka dari sana, hingga salah satu perusahaan yang dinobatkan sebagai perusahaan tambang batu bara terbesar itu, mulai goyah. Erik membaca setiap berita bisnis di ponselnya dengan seksama, sedangkan di sebelahnya, Reagan diam mematung. Dia menatap wanita yang berlalu lalang, sesekali mereka menggoda dan memuja tampang Regan kemudian menjadi semakin gila. “Kamu tampan, tapi kenapa kamu hanya datang berdua dengan pria ini?” ucap salah satu wanita yang kini berdiri di samping Reagan. Dia menunjuk Erik dengan ekspresi yang sulit diartikan.Dia memakai dres ketat dari bahan beludru warna marun. Polos tanpa hiasan apapun. Alih-alih menambah kesan seksi,

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    92. HUBUNGAN DI UJUNG TANDUK

    Keputusan yang baru saja Reagan dengar bagaikan sebuah petir yang menghantamnya di siang bolong. Hal yang paling Reagan hindari kini mengancamnya di depan mata. Dia melihat Claire yang mengeluarkan pakaiannya dari lemari beserta sebuah koper besar. “Claire, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Aku bisa menjelaskannya. Tapi, tolong dengarkan aku dan jangan pergi.” Reagan berusaha menahan langkah sang istri, tetapi, Claire cukup keras kepala. Dia enyahkan seluruh sentuhan Reagan dengan kasar. Perlakuan itu nyaris membuat mental Reagan jatuh. “Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, semuanya sudah jelas aku lihat. Minggir!” Setelah memastikan semua barangnya masuk ke dalm koper, Claire melangkah menuju pintu utama. “Claire, kumohon. Kita baru saja membangun rumah tangga ini bersama, tolong jangan pergi.” Claire mendengus kesal. Kesabarannya bena-benar diuji oleh sikap Reagan. Dia berbalik, menghadap Reagan untuk terakhir kalinya. Suaminya kinni terlihat begitu menyedihkan. Matanya merah

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    91. KEPERCAYAAN YANG HILANG

    “Ternyata kamu di sini? Apa yang sedang kamu lakukan?” Reagan menoleh ketika mendengar suara Erik mengisi lorong kosong tempatnya berdiri sejak tadi. Ekspresi Reagan benar-benar tegang. Dia seperti menyimpan api bara yang siap berkobar di kepalanya. Ketika menatap Erik, pandangannya meneduh. “Aku baru selesai mengenyahkan sampah. Ayo, kita pulang.” Reagan melangkah mendekati Erik, membiarkan sahabatnya itu tenggelam dalam berbagai pertanyaan di benaknya. Ketika sampai di parkiran, Reagan tidak menemukan mobil mewah yang ditumpangi Theodore di sana. Dia pun kembali berkata pada Erik, “Apa mereka sudah pulang?” Erik mengangguk. “Ya, semuanya berakhir sesuai dengan dugaan kita.” Mereka berdua masuk ke dalam mobil dengan Erik yang bertugas untuk mengendara. Sedangkan Reagan, dia mengambil sebuah obat merah dari dalam dashboard. Erik melirik sekilas apa yang Reagan lakukan kemudian ternganga. “Kamu terluka?! Apa yang sebenarnya terjadi selama aku tidak ada?” “Hanya hal kecil. Sampah

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    90. BUKTI YANG HILANG

    “Reagan! Kamu mau kemana? Hei!”Setelah Reagan menghilang dari pandangan, hanya ada Erik yang diam mematung di tempatnya sekarang. .Disaat yang sama, pintu ruang VIP terbuka. Theodore dan Pricilla keluar dari sana, dengan gestur yang berbeda. Erik kembali ke mejanya, saat ini posisi duduknya membelakangi dua orang itu. Dari pantulan layar laptop yang gelap, Erik memantau setiap pergerakan Theodore dan Pricilla. “Terima kasih sudah mengundangku, Tuan Theo. Sebuah kehormatan bagiku bisa makan siang denganmu.” Suara Pricilla terdengar. Disusul tawa berwibawa dari Theodore. “Nona Pricilla, jangan sungkan seperti itu. Bagaimanapun kita adalah relasi bisnis. Sudah sepantasnya aku menjamu dengan baik.” Pricilla menyunggingkan senyum tipis. Dari sorot matanya jelas Erik bisa melihat ada ketertarikan yang begitu besar di sana terhadap Theodore. “Selain pembelot, mereka juga pandai berakting,” gerutu Erik di depan layar laptopnya. Dia masih ingat jelas, adegan panas mereka yang desahann

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    89. SELIR TURUN RANJANG

    “Ah, Theo… Lebih dalam lagi..”“Kamu sungguh nikmat, Cilla.”Meski tatapan mata Reagan tertuju pada layar laptop milik Erik, diam-diam dia menelan ludah berat.“Apakah kita datang kemari untuk memergoki dua orang yang bersenggama?” cibir Reagan. Akibat mendengar desahan itu, sudah sepuluh menit lamanya tubuh Reagan menegang.“Kamu pikir, ini bagian dari rencanaku, huh?” balas Erik sengit. Dia merasa tersudutkan.“Mana aku tahu kalau dua orang itu memiliki hubungan khusus.”“Aku sudah menyuruhmu un

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    88. RAHASIA JORDAN CONSISTO

    Claire berdiri di lobi dengan wajah tercengang. Sedang Reagan baru saja turun dari mobilnya dengan senyum hangat menyambut Claire. Dia melangkah menghampiri istrinya, meraih tangan mulus itu kemudian mencium punggung tangan Claire. Wanita di depan Reagan kini terperangah tak percaya melihat sepuluh orang pengawal dalam balutan jas serba hitam, kacamata yang dilengkapi kamera pengintai canggih, dan headphone radio yang melingkar di bagian belakang leher mereka, berdiri mengelilingi mobil Reagan. Mata Claire mengerjap, otaknya mendadak buntu. “Kenapa ada banyak sekali pengawal, Reagan?” tanyanya. “Mereka akan menjaga kita dari media, dan orang-orang yang berniat untuk meneror kamu lagi,” jawab Reagan. Senyumnya begitu tenang, tetapi dalam diam Reagan memantau setiap hal yang menyangkut keselamatan Claire. Reagan menarik tubuh Claire, posesif. Matanya awas mengintai. Disaat yang bersamaan, dia melihat satu sosok pria berdiri tak jauh dari area lobi, dengan kamera di tangannya. Papa

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   87. MENYUSUN STRATEGI

    Di dalam kamar itu, dua orang pria sedang menatap layar besar di depan mereka dengan serius. Reagan adalah yang paling fokus mengamati setiap detail pergerakan sistem operasi ponsel Pricilla yang diretas.Semua aktivitas benda itu, terpampang di layar. Termasuk percakapan rahasia antara wanita itu dengan Theodore Philips. Sosok yang sudah Reagan selidiki sebelumnya.“Apa kamu yakin Pricilla menjadi bagian dari mereka?” tanya Erik. Instingnya sebagai peretas belum setajam Reagan. Hingga mulutnya tidak berhenti bertanya ini dan itu.“Semua orang yang ada di sekeliling Theodore bisa menjadi orang-orang yang dicurigai terlibat dalam kasus ini. Aku harus mencari tahu motif mereka mempekerjakan kita.”

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    86. SERANGAN MEDIA

    Ketika Reagan sampai di unit penthousenya, dia menemukan Claire sudah duduk berhadapan dengan Tuan Delanney. Dua orang itu menoleh bersamaan.“Paman? Sejak kapan Paman sampai di sini?” tanya Reagan, dia mendekat, duduk di sofa tepat di samping Claire.Reagan tidak berharap mendapat sambutan ramah dari sang mertua, dia hanya berusaha menghormati paruh baya itu.Wajah Tuan Delanney tidak ada ramah-ramahnya. Tetapi, dia juga tidak menunjukkan amarah yang intens.“Aku datang kemari butuh penjelasan dari kalian berdua,” ucapnya. “Bagaimana bisa pernikahan kalian sampai tersebar di media?”Saat ini

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    85. MENJADI CANGGUNG

    Ekspresi Jonas saat ini sulit untuk digambarkan setelah Reagan membisikkan sebuah permintaan di telinganya. Dia mematung seperti bongkahan es. Tidak berkedip, pun mengatupkan mulutnya yang terbuka lebar. Reagan tersenyum miring, “Aku tahu ini akan sulit bagimu. Tapi, permintaan yang aku ajukan adalah bayaran paling rumah untuk misi ini,” ucap Reagan santai. Dia mengemas barang-barangnya ke dalam tas sambil kembali berkata, “Aku akan memberimu waktu dua hari untuk memutuskan. Jika kamu setuju, kita akan langsung eksekusi misi ini.” Tubuh Reagan kini menjulang tinggi di samping Jonas. Dalam posisi ini, Jonas terlihat seperti seorang kurcaci yang meringkuk penuh penderitaan. Reagan tidak bermaksud menambah beban Jonas, tetapi setiap misi apapun yang Reagan bereskan memiliki resiko yang teramat besar. “Kabari aku apapun keputusanmu. Aku pergi dulu.” Dirasa tidak ada hal penting lainnya yang harus dibahas, Reagan memutuskan pergi dari hadapan Jonas. Membiarkan teman barunya itu memutus

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status