"Aku nggak suka barang mewah. Tapi sore itu asistenku bilang, kemewahan adalah simbol para konglomerat. Jadi, aku cuma bisa ikutin sarannya untuk belanja beberapa barang mewah."Kevan mengusap pelan jam mewah di pergelangan tangan kanannya. Semua orang tahu jam tangan premium milik Kevan nyaris menyentuh harga Rp. 1 triliun."Hobiku bukan berburu barang mewah, tapi ngumpulin rupiah sampai nanti aku jadi seorang kuadriliuner." Sebagai orang terdekat, Ziyad tidak pernah menyangka Kevan akan mengakuinya di depan umum. Dia terharu. Kerena selama bekerja, baru kali ini ada bos yang memperlakukan Ziyad sebaik Kevan.Prabu menutupi jam tangannya yang terlihat. Dia malu. Bagaimana pun juga, Kevan memiliki jam tangan paling mahal di dunia."Jadi, sekarang Tuan Muda Kevan udah jadi pengoleksi barang mewah?" Itu adalah pertanyaan dari Jenna. Kevan tidak pernah menyukai seseorang yang menyela percakapan saat dirinya sedang berbicara. Karena itulah, Kevan memasang wajah datar.Sebagai seorang aya
"Kamu yakin, tua bangka itu ada di beach klub ini?"Sekarang, Kevan dan Angga sudah berada di dalam Avalon Beach Club. Yaitu beach klub terpopuler di kota Heavenly, King's Island.Kevan menyesuaikan dirinya dengan suasana bising, bau alkohol serta pemandangan wanita berbikini yang banyak berseliweran di dalam klub.Kevan memang menjalani hidup bebas sejak dulu. Namun dia tidak terbiasa pergi ke klub seperti ini, terkecuali Hamdi atau James memberinya tugas. Kevan terlalu risih karena banyak wanita menjajakan barang dagangan, yaitu tubuhnya sendiri. "Iya, Van. Aku udah liat sendiri tadi," jawab Angga sedikit berteriak. "Lagian kamu mau ngapain sih nyari Kendrick?"Kevan geleng-geleng. Dia tahu dengan sangat baik kehidupan di dalam klub. Kevan membalas pertanyaan Angga. "What's the hell, Angga?! Kamu ternyata tadi udah ke sini?!"Kevan mendapati banyaknya pasang mata milik kaum hawa memandangi dirinya. Namun, dia bertingkah seolah tidak melihatnya. Dia berjalan santai mengikuti Angga
"Bawa aja cewek-cewek itu ke sini! Tapi, aku cuma suka sama yang masih perawan."Angga terkesiap. Dia menyenggol pinggang Kevan. Angga berbisik, "Van, yang bener? Kamu serius?" Kevan melirik Angga. "Udah diem aja!" serunya.Kendrick sempat terdiam. Kemudian, pria tua itu tertawa. "Ha! Ha! Ha!"Kendrick menatap seorang LC. "Megan, panggil mereka! Bawa yang masih perawan aja 3 sampai 5 orang! Biar Tuan Kevan yang pilih sendiri nanti!" "Baik, Tuan."Megan pergi. Namun, masih ada seorang pelayan wanita yang setia melayani tamu di ruangan VIP. Lalu, Kendrick menatap Kevan lagi. Kendrick berkata, "Selera Anda boleh juga, Tuan." Tiba-tiba, Kendrick teringat sesuatu. "Anda mau minum apa, Tuan? Sekalian camilan juga boleh. Liat aja menunya dulu! Saya yang traktir."Kendrick memberikan daftar menu kepada Kevan. Seorang pelayan menghampiri mereka. "Hemm ...."Kevan melihat-lihat menu sambil merokok."Oke, udah lama nggak minum Macallan 18 Y.O. Iya nggak, Angga?"Kevan melirik Angga. Dia me
"Ah, nggak. Aku nggak lihat apa-apa."Nikola merasa wajahnya panas karena memerah. Dia malu. Karena ini adalah pekerjaan pertamanya. Dia meletakkan dasi Kevan di pinggir sofa. Kevan melirik Angga sedang asik memainkan tangannya menjamah paha mulus Alona. Tangan nakal Angga masuk ke rok mini Alona. "Aku mau nawarin bisnis."Kendrick hampir tersedak minumannya. Dia tidak ingin salah dengar karena terlalu percaya pada indera pendengarannya. "Apa saya nggak salah dengar? Anda nawarin saya bisnis, Tuan Muda?"Nikola menuangkan minuman untuk Kevan. Lalu, Kevan meminumnya dengan sekali teguk. Kevan menyeka sisa Macallan 18 Y.O di bibirnya. Kemudian, dia mengangguk. 'Nikola bener-bener cantik! Tapi, Cia-ku jauh lebih cantik. Aku nggak suka bandingin Cia dengan cewek lain. Apalagi Nikola cewek malem.'Jika memang begitu, lantas mengapa Kevan membandingkan Ciara dengan Nikola?"Jujur aja, Tuan Muda, saya baru akan nyari Anda besok. Saya mau nawarin kerja sama. Gimana kalo kita atur jadwal?
"Ya. Pengacaraku akan urus semuanya."Stephen melirik anaknya. Dia menyadari perubahan mood pada Jenna. "Carikan aku pulau terindah dengan pemandangan pantai yang menawan! Pasir pink pasti akan lebih cantik."Saat mengatakannya, dada Kevan bergemuruh. Dia membayangkan wajah Ciara sedang tersenyum padanya. "Tentu aja, Tuan Muda. Anda jangan cemas! Timothy Group udah lama berkecimpung di lingkaran bisnis kayak gini."Di sisi lain, Jenna terlihat kaget dengan rencana masa depan Kevan. Jika seorang laki-laki telah memiliki rencana masa depan, bukankah dia tergolong pria pekerja keras? 'Apa mungkin, Kak Kevan udah ada pacar? Nggak! Nggak boleh! Aku nggak mau dia nikah sama cewek lain,' pikir Jenna. 'Kurang ajar! Siapa yang nggak suka sama pria mapan kayak Kak Kevan? Wanita manapun pasti akan ngejar-ngejar dia!'Itu adalah sepotong pendapat Jenna yang dia simpan sendiri. Dia merasa Kevan adalah miliknya sejak pertama. Itulah sebabnya, dia emosi ketika mengetahui rencana pernikahan Kevan
"Tuan! Nyonya!" Kevan memanggil kedua majikannya. "Aku mau jelasin beberapa poin yang nanti akan dibahas di Rapat Umum Pemegang Saham."Kevan menyetujui keinginan Felicia untuk menemani suaminya menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham. Nantinya, Felicia akan ikut masuk ke ruangan meeting.Sekarang, Kevan berada di dalam mobil menuju kantor pusat Darwin Group. Kevan duduk di kursi belakang bersama Felicia dan Rudi. Ziyad menghentikan mobil ketika melihat lampu merah menyala. Angga duduk di samping Ziyad sambil memainkan ponsel. Dia mencari-cari berita yang beredar terkait keluarga Darwin."Iya, Van. Walaupun saya nggak ngerti, tapi saya ikutin alur jalannya rapat aja."Felicia duduk di samping Rudi dengan kursi yang berdempetan. Sedangkan Kevan duduk di kursi single yang masih sejajar dengan mereka."Aku harap, Tuan dan Nyonya nggak kaget sama apa yang mau aku sampaikan."Kevan cemas. Lebih tepatnya, cemas kalau-kalau kondisi Rudi memburuk dengan berita negatif tentang Darwin Group."Pert
Rinanto: Van, kamu jadi dateng nggak ke Darwin Group? Rudi gimana?Kevan membaca pesan masuk dari salah satu kawan akrab RudiーRinanto Murti. Dia segera membalasnya.Kevan: Iya, Pak. Tolong ulur waktu rapat. Kami terjebak macet.Tidak butuh waktu lama. Rinanto membalas chat Kevan.Rinanto: Oke.Setelah mendapatkan balasan pesan dari Rinanto, Kevan menghubungi seseorang melalui pesan singkat. Kevan: Pak, aku butuh bantuan kamu.Kevan terlihat harap-harap cemas. Sesekali dia melemparkan pandangan ke luar mobil demi menutupi perasaannya.Tidak lama kemudian, orang yang diharapkan Kevan pun membalas pesannya. Dia adalah HamdiHamdi: Apa yang bisa saya bantu, Van? Kalo bisa, saya pasti bantu. Kevan tersenyum tipis. 'Kalo aku ngomong jujur, apa Pak Hamdi akan bantu? Rasanya omong kosong dia mau bantu aku!' serunya dalam hati.Meskipun Kevan ragu, tetapi dia tetap membalas pesan Hamdi Umallーmantan Bos Kevan beberapa tahun silam.Kevan: Aku butuh suntikan saham Darwin Group dan alihkan ke aku
"Sial!" Miguel memaki. Dia kalang kabut. Raut wajahnya menunjukkan emosi yang tidak tertahankan.Kedua kaki Miguel seolah terpaku pada lantai yang dipijaknya. Dia tidak bisa beranjak dari podium. Dia juga tidak bisa mengalihkan pandangan dari Kevan dan Rudi.Miguel marah dan kecewa karena tidak ingin rencananya yang kesekian kalinya terancam gagal."Keーkenapa Mama Feli ikut ke sini?! Kenapa mereka dateng tepat waktu kayak gini?! Kenapa Kevan juga ikut?! Bukannya dia harus jaga Cia?! Dan, siapa orang-orang itu?!"Itu adalah berbagai pertanyaan yang berkecamuk di benak Miguel. Dia memelankan suaranya agar tidak ada satupun pihak Rudi yang mendengar."Pak Edy, sekarang gimana, nih? Bapak ada cara lain buat jatuhin Pak Rudi?" tanya Nulla. Dia mencoba untuk tenang. "Saya lagi mikir, Bu Nulla," jawab Edy. "Jangan kelamaan mikir, Pak! Nanti lawan kita keburu nyerang. Kamu kan mantan pengacara keluarga Darwin. Masa kamu nggak tau kelemahan mereka?!"Nulla dan Edy sama-sama kalang kabut. Mere