Share

233. Serbuan Anak Panah

Pendekar kampak itu langsung menyerang Bimantara dengan jurus kampaknya. Bimantara pun melawannya dengan pedang cahaya merah. Kampak dan pedang itu akhirnya beradu hingga terdengar suara besi yang beradu. Tak lama kemudian para perajurit berdatangan mengelilingi mereka berdua.

Bimantara terus saja mengeluarkan jurus-jurus pedangnya melawan pendekar kampak itu. Tak lama kemudian kampak di tangan musuhnya itu terhempas dari tangannya. Bimantara pun menendang perut pendekar itu hingga dia terpelanting jauh ke belakang.

Para prajurit mengarahkan anak panah masing-masing ke Bimantara yang berdiri di tengah-tengah mereka.

“Lepaskan pedangmu dan menyerahlah!” teriak salah satu Panglima yang berdiri di antara barisan para prajurit itu.

“Aku tidak akan menyerah!” tegas Bimantara. “Aku bukan penjahat seperti yang kalian kira! Aku bukan perompak! Aku difitnah Datuk Margi! Aku menumpang di kapal layarnya dengan membawa pelakat perak. Kalau kalian tidak percaya, silahkan saja kalian surati kerajaa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Youe
lapar sekali yaaaa ...
goodnovel comment avatar
Rafah Keysa
tetap semangat dan sehat selalu Kaka Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status