Share

178. Pengintaian Malam

Sanum dan Welas tengah mengintai arena padepokan Perguruan Tengkorak di bawah sana. Dia melihat para pendekar masih berpesta minuman keras sambi bergoyang mengelilingi api unggun. Penjagaan di di gerbang padepokan tampak tidak begitu ketat. Padepokan itu tidak begitu luas, namun di belakang padepokan terlihat sebuah padang datar yang cukup luas. Padang di tengah bukit. Mereka tidak melihat siapapun di padang rumput itu.

“Sepertinya semua orang tengah berkumpul di dekat api unggun itu,” bisik Sanum pada Welas.

Namun welas melihat ada bebera pendekar yang berjaga di depan padepokan dan di dekat pagar padepokan bagian dalam.

“Masih ada yang berjaga di sekitar pagar,” sahut Welas.

Mereka pun kembali mengintai ke arah area padepokan. Tak lama kemudian Sanum meraih secarik kain lalu menuliskan sesuatu dengan arang di permukaan secarik kain itu. Bimantara telah meminta Sanum dan Welas untuk mengintai di sana lalu mengabarkan pada semua tentang apa yang dilihat mereka di dalam sana. Burung-bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status