Share

179. Sebuah Kecerobohan

Pangeran Sakai dan Kancil masih sedang mengendap-endap di dekat pagar padepokan sisi barat. Tak lama kemudian burung merpati datang menjatuhkan surat di hadapan mereka. Kancil langsung meraihnya dan membacanya.

“Apa kata Sanum dan Welas?” tanya Pangeran Sakai yang sudah tahu itu kiriman dari dua pendekar perempuan itu.

“Katanya di sisi pagar barat ini tak ada yang menjaga, kita bisa masuk dari arah mana saja,” jawab Kancil.

Pangeran Sakai langsung mengintip ke dalam pagar melalui celah-celahnya. Dia tidak melihat siapapun yang berjaga.

“Sanum dan Welas benar,” jawab Pangeran Sakai.

“Ingat, tujuan pertama kita dalam pengintaiannya ini untuk mengetahui di mana keberadaan Kepala Guruan berada, karena Bimantara ingin kita langsung menyerangnya terlebih dahulu. Jangan sampai para muridnya tahu, jika tidak, kita akan kewalahan menghadapi muridnya yang banyak,” ucap Kancil mengingatkannya.

“Tak perlu kau ingatkan, aku sudah tahu,” kesal Pangeran Sakai.

“Aku hanya mengingatkan saja, khawatir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status